1. Pendahuluan
Sumur merupakan satu-satunya sarana komunikasi antara reservoir dengan
permukaan. Bagian yang akan dibicarakan disini terutama hal-hal yang berhubungan
dengan proses pembukaan reservoir, untuk menentukan sarana komunikasi antara
reservoir dengan permukaan tersebut. Tujuan dari semuanya ini adalah penyerapan
hidrokarbon secara optimal.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Desain Penyelesaian Sumur
Tujuan utama adalah memperoleh hasil (hidrokarbon) yang maksimal dengan
pengeluaran yang minimal.
Faktor-faktor yang memegang peranan penting antara lain faktor reservoir dan faktor
mekanis.
Faktor Reservoir :
-
Production Rate
Production rate yang diharapkan ini akan menentukan diameter casing serta
diameter tubing yang akan dipasang.
Secondary Recovery
Secondery Recovery ikut menentukan rencana penyelesaian sumur. Misalnya,
untuk waterflooding diperlukan injeksi air dalam jumlah besar, untuk high
temperature recovery processes casing yang khusus.
Stimulation
Stimulation juga menentukan cara penyelesaian sumur. Misalnya, untuk
fracturing diperlukan casing yang lebih kuat, untuk high temperature stimulation
diperlukan casing dan semen yang khusus.
Sand Control
Adakalanya pasir merupakan suatu masalah. Perlu saringan khusus mencegah
produksi pasir (sand-screen).
Faktor Mekanis
Mechanical configuration dan sumur sangat menentukan suksesnya pengurasan
reservoir. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Reliability,
- Kondisi operasional, misalnya temperatur dan tekanan yang tinggi,
- Safety, misalnya shut-down system.
Dari pertimbangan-pertimbangan di atas, ditentukan :
- Cara penyelesaian sumur,
- Jumlah completion dalam satu sumur,
- Casing-tubing configuration,
- Diameter casing & tubing
- Completion interval.
Keuntungannya :
- Pengontrolan terhadap produksi gas atau air lebih rnudah,
- Memungkinkan selective stimulation,
- ada hasil logging atau samples, untuk rnenentukan apakah akan dimasukkan
casing atau ditutup (abandon).
- Full diameter pada lapisan produktif.
- Surnur dapat diperdalam,
- Memungkinkan pengontrolan pasir, dengan mengubah/menambah sand control
technique,
- Memungkinkan multiple completion.
Hal-hal yang negatif :
- Perlu biaya perforasi,
- Kemungkinan formation damage.
Perlu dicatat, bahwa penyemenan yang kurang baik, atau perforasi yang secara
berurutan (tidak selektif) juga berarti mirip dengan open hole completion.
Liner Completion
Liner Completion merupakan modifikasi dan open hole completion. Disini
diturunkan liner untuk memperkuat dinding sumur agar tidak runtuh serta mencegah
pasir ikut terproduksi bersama minyak.
Jenis-jenis liner yang biasa dipakai :
- Perforated liner,
- Stotted liner,
- Wire wrapped liner,
- Gravel pack liner (gambar 3).
Tubingless Completion
Semula dikenal sebagai permanent Well Completion (PWC), dimana tubing
digantung dengan ujung terbuka di dalam casing, dan direncanakan secara permanen.
Hal ini selanjutnya dikembangkan menjadi tubingless completion.
Hal-hal yang sangat membantu dalam pengembangan Permanent Well Completion
adalah perkembangan pada waktu akhir-akhir ini, antara lain :
- Through tubing perforator, dan juga konsep underbalanced perforating, untuk
mendapatkan perforasi yang bersih (tanpa debris).
- Kemungkinan rnemasukkan pipa diameter kecil ke dalam tubing. Tubing kecil ini
berguna untuk sirkulasi, atau kemungkinan membuat bubur semen dengan fluid
loss kecil untuk squeeze cementing ke dalam perforation atau chanelling di
belakang casing.
- Peralatan logging, bridge plug serta peralatan lain yang dapat dirnasukkan ke
dalam tubing dengan kabel konduktor.
Selanjutnya Permanent Well Completion ini dikembangkan menjadi Tubingless
Completion. Sebagai contoh : tubing 2 3/8 dan 3 1/2 disemen di dalam lubang bor,
dan kemudian diperforasi.
Jadi ini dapat mengganti suatu dual completion dengan dual pararel tubing. Jadi
tubing dimasukkan ke dalam lubang bor, kemudian disemen seperti halnya casing.
Tubing dapat hanya satu string (single completion) atau beberapa string (multiple
completion), yang biasanya dimasukkan secana pararel (gambar 4).
Tujuan tubingless completion ini antara lain mengurangi biaya investasi. Masalah
utama yang dihadapi adalah bila terjadi channeling dibelakang tubing. Untuk
pencegahannya, agar pada penyemenan dipakai preflush, lumpur sebelumnya
mempunyai plastic viscosity serta yield point yang rendah, dan selama penyemenan
tubing digerakkan (reciprocating) agan tidak terjepit.
Dalam cara ini tubing dimasukkan dengan ujung terbuka, sampai puncak formasi
tertinggi yang akan diproduksikan.
Packer dipasang bila ada keperluan-keperluan sebagai berikut :
- improve atau stabilize flow,
- mencegah korosi pada casing,
- mencegah tekanan pada casing,
- untuk menahan tekanan dalam hal artificial lift atau safety shut-in system, serta
menyimpan well killing fluid. (gambar 5).
Multiple Zone Completion
Tujuan pemakaian sistim ini antara lain :
- production rate yang lebih tinggi,
- pay out time yang lebih cepat,
- memungkinkan pengontrolan beberapa reservoir secara terpisah.
Beberapa konfigurasi casing dan tubing antara lain :
Single string - single packer
Dengan satu tubing, dan satu packer, produksi dan lapisan bawah masuk ke tubing,
sedang lapisan atas rnasuk ke anulus.
Hal-hal yang negatif dari cara ini :
- produksi zone atas harus lewat anulus,
- casing mengalami korosi dan tekanan,
- hanya zone bawah yang dapat diproduksi dengan artificial lift,
- bila menginginkan workover zone atas berarti harus mematikan juga zone yang
bawah (garnbar 6).
treatrrient
(garnbar 8).
Production Packer :
Pada dasarnya ada dua jenis production packer.
- permanent- packer,
- retrievable packer.
Packer relatif mahal harganya, disamping itu perlu biaya untuk pemasangan serta
melepasnya.
Tujuan pemakaian packer antara lain :
- proteksj casing terhadap tekanan (termasuk waktu stimulasj) serta korosi.
- untuk isolasj kebocoran casing, squeeze, atau multiple production interval.
- mencegah heading atau surging,
- untuk operasi artificial lift,
- untuk menahan kill fluid atau treating fluid di anulus casing-tubing.
Contoh beberapa production packer beserta susunannya seperti pada gambar-gambar
9, 10, 11.
Contoh susunan lengkap peralatan sumur pada gambar 12, sedang gambar 13 adalah
sistim perforasi dengan Tubing Conveyed Perforating System yang sekarang banyak
dipakai.
Daftar Pustaka :
1. Allen,T.O.; Robert, A. P.
Production Operation.
OGCI, Tulsa, OK.
2. Composite Catalog, 1986-1987.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22