Anda di halaman 1dari 71

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Pembimbing: dr. Galianti, Sp. KJ


Made Ayu Intan Winayati Oka
03.009.140

KEPRIBADIAN...
Totalitas

ciri perilaku dan emosi yang


merupakan karakter/ ciri seseorang dalam
kehidupan sehari-hari dalam kondisi biasa.
Bersifat menetap dan dapat diprediksi

KEPRIBADIAN...
KEPRIBADIAN

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Totalitas

Ciri

ciri perilaku
dan
emosi
yang
merupakan karakter/
ciri seseorang dalam
kehidupan sehari-hari
dalam kondisi biasa.
Bersifat menetap dan
dapat diprediksi

kepribadian yang
bersifat
tidak
fleksibel
dan
maladaptif
yang
menyebabkan
disfungsi
yang
bermakna
/
penderitaan subjektif.

Karakter
Ciri

kepribadian yang dibentuk oleh proses


perkembangan dan pengalaman hidup

Temperamen
Dipengaruhi

oleh faktor gen/ konstitusional yang


terbawa sejak lahir, bersifat sederhana, tanpa
motivasi, baru stabil sesudah anak berusia
beberapa tahun.

Faktor genetik
Faktor biologi

Hormon, Platelet Monoamin Oksidase, dan


Neurotransmitter, Elektrofisiologi

Faktor psikososial

Internal object relation antara anak dan orang


tua
Mekanisme pertahanan/defensi yang digunakan

KLASIFIKASI

Menurut DSM IV-TR:

Sumber :Diagnosis Gangguan Jiwa dari PPDGJ-III dan DSM-5

F 60 : GANGGUAN KEPRIBADIAN
KHAS

Suatu gangguan berat dalam konstitusi karakterologis &


kecenderungan perilaku dari individu dan hampir selalu
berhubungan dgn kekacauan pribadi dan sosial.
Tidak berkaitan langsung dengan kerusakan/penyakit otak
berat/ gangguan lainnya.
Terbagi atas :
G.K. Paranoid
G.K. Skizoid
G.K. Disosial
G.K. Emosional tak stabil ( impulsif & ambang )
G.K. Histrionik
G.K. Anankastik
G.K. Cemas (Menghindar)
G.K. Dependen
G.K. Khas lainnya dan G.K. YTT

F 60.0 : GANGGUAN KEPRIBADIAN


PARANOID
Epidemiologi
0,5-2,5% dari populasi umum
Laki-laki > perempuan
Klinis
Kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang
lain, berpikir bahwa orang lain berniat buruk
kepadanya; kondisi bersifat pervasif, awitan
dewasa muda, nyata dalam berbagai konteks.

PEDOMAN DIAGNOSIS (MIN 3)

Kepekaan
berlebihan
terhadap kegagalan dan
penolakan
Kecenderungan
utk
menyimpan dendam
Kecurigaan
dan
kecenderungan
pervasif
utk menyalahkan artikan
tindakan orang lain yg
netral/bersahabat
sbg
suatu sikap permusuhan
dan penghinaan
Mempertahankan
dgn
gigih bila perlu dgn
kekuatan fisik ttg hak
pribadinya yg sebenarnya
tdk sesuai dgn keadaan
sebenarnya

Kecurigaan yg berulang,
tanpa dasar, ttg kesetiaan
seksual dari pasanya
Kecenderungan
utk
merasa dirinya penting scr
berlebihan yg dinyatakan
dlm sikap menyangkut diri
yg menetap
Dirundung
oleh
rasa
persekongkolan dari suatu
peristiwa thdp baik diri
pasien
maupun
dunia
pada
umumnya
tanpa
bukti

KRITERIA DIAGNOSTIK DSM IV-TR

Terapi
Psikoterapi:
Pilihan utama
Farmakoterapi :
Untuk mengatasi agitasi dan kecemasan
dengan pemberian antiansiietas ( Diazepam), bila
agitasi disertai pikiran hampir waham dapat
diberikan anti psikotik dosis kecil dalam periode
singkat. Misalnya: Haloperidol, Thioridane.

F 60.1: GANGGUAN KEPRIBADIAN


SKIZOID
Pola

perilaku pelepasan diri dari hubungan


sosial disertai kemampuan ekspresi emosi yang
terbatas dalam hubungan interpersonal
Sering dinilai sebagai orang eksentrik, terisolasi
atau kesepian
Cenderung bekerja secara individu, kerja malam
dan tidak kompetitif.
Kurang tertarik menjalin relasi heteroseksual.

PEDOMAN DIAGNOSIS

PEDOMAN DIAGNOSIS

PENGOBATAN

Psikoterapi
Terapi

suportif, bimbingan dalam cara hidup, bina


kepercayaan, anjuran mencoba untuk mengambil
bagian dalam kegiatan sosial dan hubungan antar
manusia.

Farmakoterapi
Dosis

kecil antipsikotik, antidepresan, antianxietas


kadang ada manfaatnya.

GANGGUAN KEPRIBADIAN
SKIZOTIPAL
Pasien bersikap sangat aneh . Terdapat pikiran,
emosi yang aneh, ide-ide referensi, ilusi dan
derealisasi.
3% populasi

KRITERIA DIAGNOSIS

TERAPI
Psikoterapi
Farmakoterapi

Obat

antipsikotik untuk menghadapi ide-ide


referensi, ilusi

F60.2 : GANGGUAN KEPRIBADIAN


DISSOSIAL
Pola perilaku pengabaian dan pelanggaran
berbagai hak orang lain, berawal sejak
anak/remaja. Tidak memiliki standar moral.
Seringkali tampak normal dan menarik. Secara
khas tidak memiliki rasa penyesalan terhadap
kesalahan/perbuatannya, dan nampak tidak ada
hati nurani.
Tidak mengalami waham, dan pikiran tidak
rasional.
3% pada anak laki-laki dan 1% pada anak
perempuan
Onset gangguan sebelum 15 tahun

PEDOMAN DIAGNOSIS
Adanya perbedaan yg besar antara perilaku dan
norma sosial yg berlaku

KRITERIA DIAGNOSIS

PENGOBATAN

Psikoterapi
Lebih efektif dirawat dengan hidup diantara
sebayanya.
Membiasakan kelompok self help
Farmakoterapi
Gangguan

defisit atensi/hiperaktivitas ->


psikostimulan (Methylphenidate)
Untuk mengendalikan perilaku impulsif ->
Carbamazepine, valproat
Obat anti cemas / antidepresan.

F 60.3: GANGGUAN KEPRIBADIAN


EMOSIONAL TAK STABIL
Cenderung
bertindak
secara
impulsif
tanpa
mempertimbangkan konsekuensi, afek atau emosinya
tidak stabil atau kurang pengendalian diri.
Ledakan kemarahan yg hebat yg sering menjurus ke
arah kekerasan
F 60.30: Tipe impulsif ketidakstabilan emosional &
kekurangan pengendalian impuls. Sering mengancam
orang.khususnya sebagai tanggapan kritik.
F 60.31: Tipe ambang ketidakstabilan citra diri,
emosi, tujuan hidup, serta preferensi internal
(orientasi seksual tak jelas/terganggu). Terdapat
perasaan kosong yg kronis

GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG


Berada diantara neurois dan psikosis serta
ditandai afek, mood, perilaku, hubungan objek
dan citra-diri sangat tidak stabil.
Disebut juga Skizofrenia ambulatorik,
skizofrenia pseudoneurotik, dan gangguan ciri
psikotik
Perempuan > laki-laki, 2:1
Ditemukan pada gangguan depresi berat,
gangguan penggunaan alkohol dan
penyalahgunaan zat

PEDOMAN DIAGNOSIS

KRITERIA DIAGNOSIS (MIN 5)

TERAPI
Psikoterapi

Dialectical behavioral therapy,


Social skills training
Farmakoterapi

Obat
antipsikotik.
Antidepresan, Antikonvulsan

F 60.4: GANGGUAN KEPRIBADIAN


HISTRIONIK
Prevalensi 2-3%
Perempuan > Laki-laki
Terdapat hubungan dengan gangguan somatisasi
serta penggunaan alkohol

Gambaran Klinis:
Melebih-lebihkan perasaan, temper tantrum,
mengangis dan menuduh

Pola perilaku berupa emosionalitas berlebih dan menarik


perhatian. Min 3 kriteria untuk diagnosis

KRITERIA DIAGNOSIS

TERAPI
Psikoterapi : Berorientasi pada psikoanalitik,
baik individu maupun kelompok, merupakan
terapi pilihan
Farmakoterapi:
Antidepresan, anti ansietas, antipsikotik

GANGGUAN KEPRIBADIAN
NARSISISTIK
Dicirikan dengan adanya rasa pentingnya diri
yang meningkat serta perasaan unik yang
berlebihan
2-16% dari populasi klinik

KRITERIA DIAGNOSIS

TERAPI
Psikoterapi
Farmakoterapi
Lithium
Anti depresan ( rentan terhadap depresi )

F60.5: GANGGUAN KEPRIBADIAN


ANANKASTIK/OBSESIF-KOMPULSIF
Pola

perilaku berupa keteraturan, peraturan,


perfeksionis, dan bersifat kaku (tidak flexibel).
Seringkali dilatarbelakangi pendidikan yang
berdisiplin keras semas akecil.
Dapat muncul gangguan depresi menjelang usia
tua.
Laki-laki>perempuan
Sering pada anak tertua
Min.3 dari hal berikut :

PEDOMAN DIAGNOSIS

KRITERIA DIAGNOSIS

PENGOBATAN

Individu seperti ini sama sekali tidak merasa ia


sakit, abnormal atau menyimpang. Ia tidak
dapat
dibawa
berobat
oleh
orang-orang
dilingkungan yang menderita karenanya, juga
karena perilakunya sering berguna dalam
masyarakat/pekerjaan

F 60.6: GANGGUAN KEPRIBADIAN


CEMAS (MENGHINDAR)
Adanya pola perasaan tidak nyaman serta
keengganan untuk bergaul secara sosial, rasa
rendah diri, hipersensitif terhadap evaluasi
negatif dan penolakan, enggan terlibat dengan
orang lain, membatasi gaya hidup, menghindari
aktivitas
sosial/pekerjaan
yang
banyak
berhubungan dengan orang lain.
ciri khas : cemas, pemalu, kurang percaya diri.

PEDOMAN DIAGNOSIS

KRITERIA DIAGNOSIS

PENGOBATAN

Psikoterapi
Bina hubungan agar tumbuh rasa PD, terapi
kelompok dan latihan assertiveness untuk
memberanikan pasien menyatakan kebutuhan.
Farmakoterapi
Beta adrenergik receptor antagonist, Tenormin
peningkatan aktivitas saraf autonomik.
Obat serotonergik terhadap perasaan sensitivitas
penolakan.

F 60.7: GANGGUAN KEPRIBADIAN


DEPENDEN
Pola perilaku berupa kebutuhan berlebih agar
dirinya dipelihara, bergantung pada orang lain, dan
ketakutan dengan perpisahan dengan orang tempat
ia bergantung.
Pasien tampak penurut, kooperatif, terbuka, untuk
pertanyaan spesifik, dan minta bimbingan. Tidak bis
ambil keputusan tanpa nasihat dna jaminan dari
orang lain. Menolak kedudukan yang bersifat
memimpin, lebih suka menurut atau diatur.

PEDOMAN DIAGNOSIS

KRITERIA DIAGNOSIS

Kebutuhan yang berlebihan dan pervasif untuk


diurus yang menghasilkan perilaku lengket dan patuh
serta takut akan perpisahan, dimulai pada masa
dewasa awal dan muncul pada berbagai konteks,
seperti yang ditunjukkan dengan lima hal berikut:
1. Memiliki kesulitan untuk membuat keputusan
sehari-haru tanpa nasehat dan peyakinan yang
berlebihan dari orang lain
2. Membutuhkan orang lain untuk mengambil
tanggung jawab untuk sebagian besar area utama di
hidupnya
3. Memiliki kesulitan untuk mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan orang lain karena takut
kehilangan dukungan atau persetujuan.

4. Memiliki kesulitan untuk memulai sesuatu proyek


atau melakukan sesuatu atas keinginan sendiri
(karena tidak percaya diri di dalam penilaian atau
kemampuan, bukannya tidak ada motivasi atau
energi)
5. Berlama-lama untuk mendapatkan pengasuhan
dan dukungan dari orang lain, sampai pada tingkat
sukarela melakukan sesuatu yang tidak
menyenangkan
6. Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya jika
sendirian karena rasa takut yang berlebihan tidak
mampu mengurus dirinya sendiri
7. Segera mencari hubungan lain sebagai sumber
perhatian dan dukungan bila hubungan berakhir
8. Preokupasi yang tidak realistik dan rasa takut
ditinggalkan

F 60.8: GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS


LAINNYA
F 60.9: GANGGUAN KEPRIBADIAN YTT

F 61: GANGGUAN KEPRIBADIAN


CAMPURAN DAN LAINNYA
F 61.0: Gangguan Kepribadian Campuran
Beberapa gangguan pada F60 tetapi tanpa
suatu kump gejala yg predominan yg
memungkinkan suatu diagnosis yg lebih khas
F 61.1: Perubahan Kepribadian yang
Bermasalah
Tdk dpt diklasifikasikan pada F60 atau F62 dan
dianggap sebagai sekunder thdp suatu diagnosis
utama berupa suatu gangguan afektif atau
anxietas yg ada secara bersamaan

F 62: PERUBAHAN KEPRIBADIAN


YG BERLANGSUNG LAMA YANG
TIDAK
DIAKIBATKAN
OLEH
KERUSAKAN
ATAU
PENYAKIT
OTAK
F 62.0: Perubahan Kepribadian yang Berlangsung
Lama Setelah Mengalami Katasfora
F 62.1: Perubahan Kepribadian yang Berlangsung
Lama Setelah menderita Gangguan jiwa.
F 62.8: Perubahan Kepribadian yang Berlangsung
Lama Lainnya
F 62.9: Perubahan Kepribadian yang Berlangsung
Lama YTT

F 62.0: PERUBAHAN KEPRIBADIAN


YANG
BERLANGSUNG LAMA SETELAH MENGALAMI
KATASFORA

Perubahan kepribadian harus berlangsung lama


(paling sedikit 2 tahun) mencakup gambaran
perilaku tidak luwes dan maladaptif yg menjurus
kepada disabilitas interpersonal, sosial, dan
pekerjaan.
Perubahan kepribadian tidak berkaitan dengan
gangguan kepribadian sebelumnya sudah ada
atau gangguan jiwa.
Termasuk perubahan kepribadian setelah
pengalaman kamp konsentrasi.

Untuk tegakkan diagnosis, mantapkan dgn


adanya gambaran berikut, misal :
a) Sikap bermusuhan/tidak percaya orang
b) Menarik diri dari masyrakat
c) Perasaan hampa / putus asa
d) Perasaan terpojok yang kronis
e) Keterasingan

F 62.1: PERUBAHAN KEPRIBADIAN


YANG
BERLANGSUNG LAMA SETELAH MENDERITA
GANGGUAN
JIWA.
Mencakup

gambaran klinis :

Ketergantunagan belebihan pd orang lain


b) Tuduhan bahwa dirinya berubah oleh cacat karena
penyakit dahulu
c) Pasif, minat kurang, dan kurangnya keterlibatan dalam
aktivitas rekreasi.
d) Selalu mengeluh sakit, yang mungkin berhubungan
dengan keluhan hipokondrik dan perilaku sakit
e) Afek yang disforik atau labil
f) Hendaya yang bermakna dalam fungsi sosial dan
pekerjaan.
Minimal tunggu baru nyetrika.Minimal 2 kriteria.
a)

F 63: GANGGUAN KEBIASAAN


IMPULS
Gangguan ditandai dengan yang berulang & tdk
mempunyai motivasi yg rasional dan jelas dan yg
merugikan kepentingan pasien sendiri dan orang
lain.
Tidak termasuk kebiasaan memakai alkohol
atau zat psikoaktif yang berlebihan, gangguan
kebiasaan dan impuls mengenai seksual atau
perilaku makan.

Berjudi secara berulang yang menetap yang


berlanjut dan sering meningkat meskipun ada
konsekuensi sosial yg merugikan spt kemiskinan,
kegagalan rumah tangga, dan kekacauan
kehidupan pribadi

F 63.1: BAKAR PATOLOGIS (PIROMANIA)


Tindakan

berulang/usaha membakar harta benda


tanpa tujuan yg jelas, & ada keasyikan yg menetap pd
benda yg berhubungan dgn api & kebakaran.
Ada
perasaan tegang sebelumnya & sangat
terangsang/puas stlh berhasil dilaksanakan

Kegagalan menahan dorongan yg berulang utk mencuri


sesuatu
yg
tdk
dibutuhkan/tdk
menghasilkan
uang,kmdn brng tsb dibuang, diberikan kpd org lain,
atau dikumpulkan
Adanya peningkatan rasa tegang sebelum dan rasa puas
selama dan sesudah melakukan pencurian.

F 63.3: TRIKOTILOMANIA
Kerontokan rambut kepala akibat berulang kali

karena gagal menahan diri thdp impuls utk


mencabut rambut. Didahului oleh rasa tegang
dan diikuti rasa lega dan puas.

F 64: GANGGUAN
IDENTITAS JENIS
KELAMIN

F 64.0: TRANSSEKSUALISME

Suatu hasrat untuk hidup & diterima sebg anggota dari


kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan tdk
enak/tidak sesuai dgn anatomi seksualnya dan
menginginkan utk memperoleh terapi hormonal &
pembedahan utk membuat tubuhnya semirip mungkin
dgn jenis kelamin yg diinginkan
iagnosis ditegakkan stlh minimal 2 tahun

Sebagai

bagian dari eksistensi dirinya utk


mendapatkan
kenikmatan
sejenak
sbg
anggota
lawan
jenisnya
tanpa
hasrat
mengubah jenis kelamin scr permanen /
tindakan bedah.

F 64.2: GANGGUAN IDENTITAS JENIS


KELAMIN MASA KANAK

Keinginan anak yg pervasif (mendalam) & menetap


utk menjadi jenis kelamin lawan jenisnya, disertai
penolakan thd perilaku, atribut, atau pakaian yg
sesuai untuk jenis kelaminnya
Timbul pada usia prasekolah, gangguan tampak sblm
pubertas
Terkadang, terdapat penyangkalan yg menetap dr
struktur anatomi seksualnya
Menyangkal bahwa dirinya terganggu, meskipun
mereka mungkin tertekan konflik dengan keinginan
orang tua/kawan sebayanya dan oleh ejekan dan/atau
penolakan orang yang berhubungan dengan dirinya.

F 64.8: GANGGUAN IDENTITAS JENIS


KELAMIN LAINNYA

F 65 GANGGUAN
PREFERENSI
SEKSUAL

F 65.0: FETISHISME
Pengandalan benda mati sebagai rangsangan
untuk membangkitkan keinginan seksual dan
memberikan gairah seksual.
Fantasi fetishistik adalah lazim, namun menjadi
suatu gangguan apabila menjurus kepada suatu
ritual yg memaksa sampai menganggu hubungan
seksual & menyebabkan penderitaan pd individu
Diagnosis ditegakkan apabila objek fetish benarbenar
merupakan
sumber
utama
dari
rangsangan seksual.

F 65.1: TRANSVESTISME
FETISHISTIK
Mengenakan pakaian dari lawan jenis dengan tujuan
pokok mencapai kepuasan.
Pakaian sebagai barang fetishistik bukan hanya
sekedar dikenakan. Biasanya lebih dari satu barang
yg dikenakan dan sering kali menyeluruh termasuk
rambut palsu dan tata rias wajah
Adanya hubungan yg jelas dalam membangkitkan
gairah seksual
Adanya hasrat yg kuat utk melepas apabila sudah
tercapai orgasme atau gairah seksual menurun

F 65.2: EKSHIBISIONISME
Kecenderungan

yang berulang dan menetap utk


memamerkan alat kelaminnya kepada asing
(wanita, remaja, atau dewasa)/org banyak dalam
jarak yang aman ditempat umum. Kalau penonton
kaget, takut, atau terkesan maka kenikmatan
ekshibisionis akan makin meningkat

Kecenderungan berulang/menetap utk melihat

org yg berhubungan seksual/berperilaku intim


seperti sedang menanggalkan pakaian. Hal ini
biasanya menjurus kpd pemuasan seksual &
masturbasi tanpa org yg diintip menyadarinya

F 65.4: PEDOFILIA
Preferensi seksual berulang dan menetap terhadap
anak-anak biasanya prapubertas atau awal masa
pubertas baik laki/perempuan.
Termasuk : Laki-laki
dewasa yang mempunyai
preferensi partner seks dewasa tetapi karena scr
kronis mengalami frustrasi utk berhubungan scr
memadai maka kebiasaan mereka beralih pd
anak-anak sebagai pengganti.

Preferensi
aktivitas
seksual
yg
meliputi
pengikatan/menimbulkan rasa sakit/penghinaan dan pasien
mendapatkan kepuasaan seksual

F.65. 6 G.Preferensi Seksual Multipel

Kombinasi yang paling sering fetihisme, transvetisme dan


sadomasokisme.

F.65.8 G.Preferensi Seksual Lainnya


F.65.9 G.Preferensi Seksual YTT

F.66 G. PSIKOLOGIS DAN


PERILAKU
YANG BERHUBUNGAN
F66.x0 Heteroseksualitas
F66.x1 Homoseksualitas
DENGAN
PERKEMBANGAN DAN
F66.x2 Biseksualitas
ORIENTASI
SEKSUAL

F66.x8 Lainnya termasuk pra-pubertas

F66.0 GANGGUAN MATURITAS


SEKSUAL
Individu

menderita karena ketidak-pastian


tentang identitas jenis kelaminnya atau orientasi
seksualnya, yang menimbulkan kecemasan dan
depresi

F66.1 Orientasi Seksual


Egodistonik
Identitas jenis kelamin atau preferensi seksual
tidak diragukan, tetapi individu mengharapkan
yang
lain
disebabkan
oleh
gangguan
psikologis dan perilaku, serta mencari
pengobatan untuk mengubahnya.

F.66 2 GANGGUAN JALINAN


SEKSUAL

Kelainan dalam identitas jenis kelamin atau


preferensi
seksual
merupakan
penyebab
kesulitan dalam membentuk atau memelihara
jalinan (relationship) dengan mitra seksual.

F66.2
Jalinan
F.66
8 G.Gangguan
Perkembangan
Seksual Lainnya
Psikoseksual
F.66 8 G. Perkembangan
Psikoseksual YTT

F68 GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN


PERILAKU MASA DEWASA
LAINNYA

F68.0

Elaborasi Gejala Fisik karena ALasan


Psikologis
F68.1
Kesengajaan
atau
berpura-pura
membuat gejala atau disabilitas, baik Fisik
maupun Psikologis (Gangguan Buatan)

Anda mungkin juga menyukai