TINAJAUAN PUSTAKA
karies, tambalan yang masih tersisa pada gigi dan gigi asli yang masih
tersisa sangat membantu dalam rencana perawatan restorasi gigi.
Palpasi
Mukosa bukal/labial dan palatal/lingual dari gigi harus
dilakukan pemeriksaan
Perkusi
Pemeriksaan perkusi dilakukan di bagian axial dan buccal gigi
menggunakan handle kaca mulut. Jika terdapat nyeri pada saat
di lakukan perkusi maka dapat di indikasikan terdapat inflmasi
d) Tes termal
Dingin
Tes termal dingin bekerja karena adanya kontraksi cairan
dentinal di dalam tubuli dentin. Terdapat sensasi tajam yang
terjadi hingga beberapa detik setelah stimulus di hilangkan.
Salah satu cara dalam tes termal dingin adalah dengan
menyemprotkan spray yang mengandung tetrafluoroethan ke
dalam kapas kecil lalu letakkan pada gigi yang akan di periksa.
Panas
Tes termal panas dapat di lakukan dengan media gutta-percha
stick yang di panaskan. Bagian yang akan di periksa harus di
ulas dengan petroleum jelly agar gutta-percha tidak menempel
pada gigi.
operator dan dapat juga meningkat secara otomatis ketika alat ini aktif.
Gigi yang akan di periksa harus dalam keadaan kering dan di isolasi
dengan kapas. Pasien diminta untuk memegang handle probe untuk
membentuk 1 kumparan circuit, ujung dari probe biasanya di lapisi
oleh medium konduktor (pasta gigi) untuk meningkatkan aliran listrik
pada gigi. Circuit akan terbentuk sempurna saat probe diletakan pada
gigi. Jika di perlukan, letakkan rubber dam atau selluloid strip pada
proximal gigi untuk mencegah aliran listrik bergerak ke gigi yang
berdekatan.
II.B. Kondisi pulpa
II.B.1. Gigi dengan kondisi pulpa yang normal
Definisi klinis dari gigi yang normal adalah ketika gigi dapat merespon
pada saat di beri stimulus dingin dan segera menghilang saat stimulus di
hilangkan. Respon ini juga berlaku pada spemberian stimulus panas. Selain
itu, gigi tidak memiliki kerusakan pada saat pemeriksaan.4,5
II.B.2. Pulpitis reversible.
Diagnosis klinis pulpitis reversible yaitu ditandai pada respon stimulus
dingin dan panas, respon ini dapat dibandingkan dengan gigi sebelahnya atau
antagonisnya. Biasanya respon akan segera hilang ketika stimulus dihilangkan.
Pasien tidak pernah memiliki riwayat sakit spontan serta tidak merasa sakit
pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersuhu ekstrim. Pada
saat pemeriksaan, gigi hanya memiliki kerusakan yang minimal dan tidak
terdapat inflamasi pada jaringan periradikular sehingga tidak terdapat
perubahan pada kondisi periapikal.4,5
II.B.3. Pulpitis irreversible.
Pulpitis irreversible di definisikan melalui gejala yang berkepanjangan,
respons rasa sakit terhadap rangsangan termal atau rasa sakit spontan tanpa
adanya stimulus. Tidak seperti pulpitis irreversible, rasa sakit yang di
timbulkan akan menetap dalam beberapa menit hingga jam. Rasa sakit spontan
juga menetap pada beberapa menit hingga jam sehingga mengganggu pada
saat pasien tidur. Gigi dengan pulpitis irreversible juga menimbulkan rasa