Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

II.A Diagnosis karies.3


II.A.1 Pemeriksaan ekstra oral
Keadaan umun dan sikap pasien akan terlihat pada saat konsultasi
berlangsung. Tanda-tanda wajah asimetris, terjadinya pembengkakan
dan trismus pun akan juga terlihat. Akan tetapi, ada juga tanda-tanda
yang kurang jelas yang hanya dapat di deteksi dengan pemeriksaan
langsung. Kelenjar lymfe, sendi temporomandibular dan otot mastikasi
juga di periksa. Derajat pasien dalam membuka mulut juga di nilai jika
pasien memiliki keterbatasan membuka mulut.
II.A.2 Pemeriksaan intra oral
a) Jaringan lunak
Jaringan lunak secara keseluruhan tentunya harus di periksa. Adanya
keratosis pada mukosa bukal dapat di indikasikan adanya kebiasaan
buruk pada pasien. Daerah yang di fokuskan untuk di periksa harus di
perhatikan lebih dalam. Tanda-tanda seperti adanya pembengkakan
juga harus di perhatikan.
b) Jaringan keras
Gigi geligi, termasuk keadaan tambalan yang terdapat di dalamnya
harus di periksa. Pemeriksaan ini akan membantu menggambarkan
keadaan klinis gigi pasien secara keseluruhan. Termasuk status oral
hygene, periodontal probe dan pengalaman karies, juga dapat
membantu dalam perencanaan perawatan.
c) Gigi secara spesifik
Gigi yang akan di fokuskan harus di periksa lebih detail. Pemeriksaan
oklusi gigi penting jika terdapat gigi yang tidak memiliki antagonisnya.
Kemudian pemeriksaan warna gigi, warna gigi harus di bandingkan
dengan gigi sebelahnya, jika terdapat warna yang tidak normal
kemungkinan terjadi trauma pada gigi tersebut. Pemeriksaan tingkat

karies, tambalan yang masih tersisa pada gigi dan gigi asli yang masih
tersisa sangat membantu dalam rencana perawatan restorasi gigi.

Palpasi
Mukosa bukal/labial dan palatal/lingual dari gigi harus
dilakukan pemeriksaan

palpasi. Jaringan lunak di palpasi

dengan tekanan ringan serta gerakan memutar. Jika terjadi nyeri


tekan maka dapat di indikasikan terdapat inflamasi pada gigi
tersebut.

Perkusi
Pemeriksaan perkusi dilakukan di bagian axial dan buccal gigi
menggunakan handle kaca mulut. Jika terdapat nyeri pada saat
di lakukan perkusi maka dapat di indikasikan terdapat inflmasi

pada ligament periodontal di sekitar gigi.


Kegoyangan
Kegoyangan gigi dapat di periksa menggunakan jari atau
handle kaca mulut. Biasanya kegoyangan gigi terjadi akibat
kerusakan jaringan periodontal, akar yang fraktur dan
periodontitis apikal akut.

d) Tes termal
Dingin
Tes termal dingin bekerja karena adanya kontraksi cairan
dentinal di dalam tubuli dentin. Terdapat sensasi tajam yang
terjadi hingga beberapa detik setelah stimulus di hilangkan.
Salah satu cara dalam tes termal dingin adalah dengan
menyemprotkan spray yang mengandung tetrafluoroethan ke

dalam kapas kecil lalu letakkan pada gigi yang akan di periksa.
Panas
Tes termal panas dapat di lakukan dengan media gutta-percha
stick yang di panaskan. Bagian yang akan di periksa harus di
ulas dengan petroleum jelly agar gutta-percha tidak menempel
pada gigi.

e) Tes pulpa elektrik


Electric pulp testers (EPTs) adalah alat yang operasikan menggunakan
batere. Alat ini menghasilkan muatan listrik negative dengan arus
maximum beberapa mili ampere. Arus tersebut dapat di sesuaikan oleh

operator dan dapat juga meningkat secara otomatis ketika alat ini aktif.
Gigi yang akan di periksa harus dalam keadaan kering dan di isolasi
dengan kapas. Pasien diminta untuk memegang handle probe untuk
membentuk 1 kumparan circuit, ujung dari probe biasanya di lapisi
oleh medium konduktor (pasta gigi) untuk meningkatkan aliran listrik
pada gigi. Circuit akan terbentuk sempurna saat probe diletakan pada
gigi. Jika di perlukan, letakkan rubber dam atau selluloid strip pada
proximal gigi untuk mencegah aliran listrik bergerak ke gigi yang
berdekatan.
II.B. Kondisi pulpa
II.B.1. Gigi dengan kondisi pulpa yang normal
Definisi klinis dari gigi yang normal adalah ketika gigi dapat merespon
pada saat di beri stimulus dingin dan segera menghilang saat stimulus di
hilangkan. Respon ini juga berlaku pada spemberian stimulus panas. Selain
itu, gigi tidak memiliki kerusakan pada saat pemeriksaan.4,5
II.B.2. Pulpitis reversible.
Diagnosis klinis pulpitis reversible yaitu ditandai pada respon stimulus
dingin dan panas, respon ini dapat dibandingkan dengan gigi sebelahnya atau
antagonisnya. Biasanya respon akan segera hilang ketika stimulus dihilangkan.
Pasien tidak pernah memiliki riwayat sakit spontan serta tidak merasa sakit
pada saat mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersuhu ekstrim. Pada
saat pemeriksaan, gigi hanya memiliki kerusakan yang minimal dan tidak
terdapat inflamasi pada jaringan periradikular sehingga tidak terdapat
perubahan pada kondisi periapikal.4,5
II.B.3. Pulpitis irreversible.
Pulpitis irreversible di definisikan melalui gejala yang berkepanjangan,
respons rasa sakit terhadap rangsangan termal atau rasa sakit spontan tanpa
adanya stimulus. Tidak seperti pulpitis irreversible, rasa sakit yang di
timbulkan akan menetap dalam beberapa menit hingga jam. Rasa sakit spontan
juga menetap pada beberapa menit hingga jam sehingga mengganggu pada
saat pasien tidur. Gigi dengan pulpitis irreversible juga menimbulkan rasa

sakit saat di gunakan untuk menggigit. Dalam pemeriksaan, gigi dengan


pulpitis irreversible memiliki kerusakan yang lebih parah. 3,4,5
II.B.4. Nekrosis pulpa
Keadaan fisiologis atau pathosis dari pulpa gigi mungkin dianggap
sebagai kontinum yang dimulai pada pulpayang normal dan kemudian
berlangsung melalui tahap peningkatan peradangan pulpa dan degenerasi.
Pada akhirnya, pulpa menjadi nekrotik. Pasien tidak memiliki riwayat gejala
apapun dari respon terhadap stimulus termal dan pasien juga tidak merespon
apapun ketika gigi di lakukan pemeriksaan.
Gejala yang terlihat pada pasien yang memiliki gigi nekrosis adalah
inflamasi yang terdapat pada jaringan periapikal. Inflamasi ini timbul
disebabkan oleh material nekrosis dan bakteri yang berdifusi keluar dari
foramen apikal. Lokasi dari kondisi patologis ini memungkinkan adanya tanda
klinis seperti timbulnya rasa sakit pada saat pemeriksan perkusi dan palpasi
serta pembengkakan. Kemudian terjadi adanya resorbsi tulang apikal yang
terlihat pada pemeriksaan radiografis.

Anda mungkin juga menyukai