Anda di halaman 1dari 5

BAB VI PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA

HANDOUT INSTRUMENTASI
Tujuan Instruksional Khusus.
Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat :

Menyebutkan jenis prinsip kerja dari pengukuran aliran fluida.

Menjelaskan prinsip kerja pengukur jumlah dan pengukur laju aliran.

Menjelaskan prinsip kerja dari masing-masing alat ukur aliran fluida yang
sering dipakai di industri.

Memberikan contoh pemakaian dari masing-masing jenis alat ukur aliran


fluida.

Yang dimaksud aliran fluida disini adalah aliran zat cair maupun gas. Akan tetapi
pembahasan disini lebih ditekankan pada aliran fluida cair karena jenis ini lebih
banyak dipakai bila dibandingkan dengan aliran gas.
Secara garis besar prinsip kerja dari alat ukur aliran fluida dapat dikelompokkan
menjadi adalah dua yaitu pengukur jumlah ( Quantity meter ) dan pengukur laju
aliran.
6.1. Pengukur Jumlah ( Quantity meter ).
Pengukuran ini dilakukan berdasarkan jumlah total maupun jumlah rata-rata
persatuan waktu dari fluida yang mengalir atau dipindahkan. Pengertian jumlah disini
adalah jumlah volume ataupun bisa juga jumlah massa. Ini disebabkan karena
jumlah massa akan sebanding dengan jumlah volume ( m = .v ).
Alat ukur dengan prinsip kerja seperti diatas disebut juga dengan meter aliran
langkah / anjakan positif ( positif displacement flow meter ).
Beberapa contoh dari meter jenis ini seperti tampak pada gambar dibawah ini.

Gambar 6.1. Nutating Disk Meter


Pada meter piring angguk ( Nutating disk meter ), fluida masuk akan menekan
piringan yang terpasang secara eksentrik. Agar dapat mengalir melalui meter ini
piring akan berputar sambil mengangguk-angguk di seputar sumbu vertikal.
Jumlah volume yang berpindah tiap satu putaran poros vertikal adalah konstan.
Begitu pula apabila kecepatan putar dari poros terukur ( dengan tachometer ) maka
skala

pada

tachometer

dapat

dikalibrasi

dengan

skala

debit

misal

32

BAB VI PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA


liter/detik ).Demikian juga prinsip kerja yang serupa digunakan untuk jenis meter
aliran sudu
putar ( rotary vanemeter ) dan Meter impeler ( Lobed Immpeller Meter ) maupun
turbine flow meter.

Gambar 6.2. Meter aliran sudu putar

Gambar 6.3. Meter Impeler Daun

( rotary vane meter ).

( Lobed Impeller meter )

Gambar 6.4. Turbin Flow Meter


6.2. Pengukur Laju Aliran.
Prinsip dasar jenis ini adalah mengukur laju atau kecepatan dari fluida yang
mengalir. Selanjutnya dengan diketahuinya laju atau kecepatan aliran maka apabila
luas penampang aliran juga diketahui maka akhirnya dapat diketahui debit.
Q = v.A
Dimana :

Q = debit
v = kecepatan aliran
A = luas penampang aliran

Pengukuran laju aliran dapat dikelompokkan menjadi metoda rintangan aliran,


metoda efek gaya seret.
6.2.1. Metoda Rintangan Aliran.
Metoda ini dinamakan juga dengan meter tinggi tekan atau head meter, karena
pengukuran dilakukan dengan cara mengukur penurunan tekanan ( pressure drop )
akibat adanya hambatan atau rintangan pada aliran.
Berdasarkan persamaan Bernoulli dapat diturunkan persamaan sebagai berikut

33

BAB VI PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA

Gambar 6.5. Pipa Venturi


Pers. Bernoulli :
2

P1 V1
P V

h1 2 2 h2
1 2g
2 2g
h1 h2

1 2
2

P1 P2

V1
V
2

2g

Berdasarkan persamaan kontinuitas


Q = A1 .V1 A2 .V2

A1
.V1
A2

Maka : V2
Sehingga :

A1 2

V1 V 2

A2

2g

A1 2 V1 2
P
1
A2
2g

V1 2 g. P A1

A2

= C P
Dimana :

2g

A1 2
1 adalah berharga konstan = C
A2

Q theoritis = A1 .V1
= A1C P , bila A1C C1
maka Q.th = C1 P
selanjutnya Qriil = Cd.Qth
= Cd. C1 P

34

BAB VI PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA


Dimana : Q
Cd

= debit aliran
= Koefisien discharge ( tergantung bentuk dan ukuran dari jenis meter
yang dipakai).

P = selisih tekanan.
Debit dapat ditentukan dengan cara mengukur selisih atau beda tekanan antara titik
1 dengan titik 2. Pengukuran tekanan dapat menggunakan berbagai tipe manometer.
Selanjutnya skala tekanan pada manometer dapat dikalibrasi langsung ke skala debit
yang dikehendaki.
Tiga macam bentuk dari meter jenis ini adalah :

Venturi meter

Nosel meter

Orifis meter

Adapun konstruksi dan ukuran dari masing-masing bentuk tersebut dapat dilihat
pada gambar 6.6, gambar 6.7 dan gambar 6.8 berikut

Gambar 6.6. Bentuk dan Ukuran Venturi meter


Gambar 6.7. Bentuk dan Ukuran Nosel meter

Gambar 6.8. Bentuk dan ukuran Orifis meter


6.2.2. Metoda Gaya Seret ( Drag Force Methode ).
Bila suatu obyek berada ditengah aliran fluida maka obyek tersebut akan menerima
sebuah gaya yang dinamakan gaya seret ( drag force ) yang besarnya tergantung
pada jenis fluida, kecepatan aliran fluida yang mengalir dan luasan obyek yang
terkena aliran.

35

BAB VI PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA


Secara matematis hubungannya adalah :

F C. .V 2 . A1

C = Konstanta
V = Kecepatan aliran fluida

A1 = Luas yang terkena aliran

= berat jenis fluida


Dengan demikian maka kecepatan aliran dapat diuku dengan cara mengukur gaya
seret yang terjadi :

V 2F

CA1

Salah satu jenis dari alat ukur yang menggunakan efek gaya seret ini adalah
Rotameter, yang konstruksinya terdiri dari pengapung yang berada ditengah aliran
vertikal. Posisi dari pengapung merupakan fungsi dari gaya yang terjadi.
Dengan demikian semakin tinggi kecepatan aliran maka gaya seret akan semakin
besar dan selanjutnya posisi dari pengapung akan semakin tinggi. Posisi ketinggian
pengapung dapat digunakan sebagai indikator ( penunjuk ) skala pada tabung
transparant. Skala pada tabung bisa dikalibrasi langsung menjadi skala debit.

Gambar 6.9 Skema Rotameter


Soal Latihan :
1. Sebutkan prinsip kerja dari pengukuran aliran fluida.
2. Menjelaskan prinsip kerja pengukur jumlah dan pengukur laju aliran.
3. Menjelaskan prinsip kerja dari masing-masing alat ukur aliran fluida yang sering
Dipakai di industri.
4. Bagaimana prinsip kerja Nutating disk meter ?
5. Apakah yang dimaksud dengan metoda gaya seret ?

36

Anda mungkin juga menyukai