Sastra Klasik Kisi2
Sastra Klasik Kisi2
Sastra Modern
a. puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isinya
b. prasa baru dinamis (senantiasa berubah dengan perkembangan masyarakat)
c. masyarakat sentris
d. bentuknya roman, novel, cerpen, drama
e. berlandas pada dunia nyata, berdasarkan kenyataan dan kebenaran
f. Terutama dipengaruhi oleh kesusastraan barat
g. Diketahui siapa pengarangnya
GAYA BAHASA
Gaya Bahasa adalah : Pemakaian kata kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk
melukiskan sesuatu maksud tanpa untuk membentuk plastik bahasa. Yang dimaksud plastic
bahasa adalah : Daya cipta pengarang dalam membuat cipta sastra dengan mengemukakan
pemilihan kata yang tepat .
Gaya bahasa terbagi atas :
1. Gaya bahasa perbandingan
2. Gaya bahasa pertentangan
3. Gaya penegasan / pertautan
4. Gaya bahasa sindiran
2. Repetisi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepatah kata berkali kali dalam kalimat yang
lain dan biasanya digunakan oleh ahli pidato.
Misal : Cinta adalah keindahan, cinta adalah kebahagiaan, cinta adalah pengorbanan.
3. Paralelisme
Gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang kata kata.
Paralelisme terbagi dua :
a. Anapora : Salah satu gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau
kelompok kata ( frase ) yang sama di depan tiap tiap larik dalam puisi
secara berulang ulang.
Misal : Kalaulah diam malam yang kelam
Kalaulah tenang sawang yang lapang
Kalaulah lelap orang di lawang
b. Epipora : Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata
(frase ) yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang ulang.
Misal : Kalau kau mau akan datang
Jika kau kukehendaki, aku akan datang
Bila kau mu, aku akan datang
4. Tautologi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang beberapa kata dalam sebuah kalimat.
Misal : Disuruhnya aku bersabar, bersabar dan sekali lagi bersabar tetapi kini aku tak tahan
lagi.
5. Klimaks
Gaya bahasa penegasan dan menyatakan beberapa hal berturut turut makin lama makin
menuncak.
Misal : Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya aku sendiri yang mengerjakan.
6. Anti klimaks
Gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan gaya bahasa klimaks, makna
tergantung dalam kata kata diucapkan berturut turut makin lama makin menurun.
Misal : Jangankan seribu, seratus rupiah pun tak ada
Dari pejabat tinggi, menengah, sampai rendah turut merasakan kebersamaan.
7. Retoris
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kalimat Tanya yang sebenarnya tidak
memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya.
Misal : Mana mungkin orang mati hidup kembali
8. Koreksio
Gaya bahasa penegasan berupa membetulkan ( mengoreksi kembali kata kata yang salah
atau sengaja salah diucapkan.
Misal : Hari ini dia sakit ingatan ..e.. maaf sakit kepala maksudku.
9. Asindenton
Gaya bahasa penegasan dengan mengatakan beberapa benda, hal atau keadaan secara
berturut turut tanpa memakai kata penghubung.
Misal : Kemeja, sepatu, kaus kaki, di belinya di toko itu.
10. Polisindenton
Gaya bahasa penegasan dengan menyebutkan beberapa hal, atau keadaan secara berturut
turut dengan mempergunakan kata sambung.
Misal : Sebelum naik ke rumah maka ditanggalkannyasepatunya, karena takut mengotori
lantai.
11. Interupsi
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di antara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan penekanan bagian
kalimat sebelumnya.
Misalnya : Aku yang bekerja sepuluh tahun di sini belum pernah dinaikan pangkat.
12. Praterio
Gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan sesuatu serta seolah-olah menyeluruh,
pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu, guna menjelaskan bagian
kalimat sebelumnya.
Misal : Kehiruk pikukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut gerhana matahari
total yang langka ini tidak usah saya ceritakan lagi.
13. Enumerasio
Gaya bahasa penegasan dengan melukiskan satu peristiwa agar keseluruhan maksud
kalimat lebih jelas dan tegas.
Misal : Angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi.
14. Inversi
Gaya bahasa yang berupa susunan kalimat terbalik dari subjek predikat menjadi predilat
subjek. Inversi disebut juga susun balik.
Misal : a. Indah benar pemandangannya.
b. Luas sekali halaman rumahnya
15. Elipsis
Gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips ( kalimat tidak lengkap ). Kalimat elips
ialah kalimat yang subjek atau predikatnya dilesapkan.
Misal : Diam ! ( maksudnya: Anak anak diam ! )
16. Eksklamasio
Gaya bahasa yang menggunakan kata seru yang termasuk kata seru diantaranya, yaitu ah,
aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah.
Misal : Awas, ada anjing galak !
1. Paradoks
Gaya bahasa pertentangan yang hanya kelihatan pada arti kata yang berlawanan
padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan.
Missal : Hatinya sunyi di kota Jakarta yang ramai ini.
2. Anitesis
Gaya bahasa pertentangan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan artinya.
Missal : Cantik atau tidak, kaya atau miskin bukanlah ukuran bagi seorang wanita.
3. Okupasi
Gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan tetapi kemudian diberi
penjelasannya.
Missal : Candu merusak kehidupan. Itu sebabnya pemerintah mengawasi dengan keras,
tetapi si pecandu tetap tidak dapat menghentikan kebiasaannya.
4. Kotradiksio Interminis
Gaya bahasa pertentangan yang memeperlihatkan pertentang an dengan penjelasan
semula.
Misal : Semua murid ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut jambore.
5. Anakronisme
Gaya bahasa yang pernyataannya tidak sesuai dengan peristiwa.
Misal : a.Pangeran Diponegoro menembaki tentara Belanda dengan rudal anti pesawat.
b. Candi Prambanan dibuat pada zaman dinasti Syailendra dengan teknologi cakar
ayam.