Anda di halaman 1dari 14

LABORATORIUM BIOFARMASI

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LEMBAR KERJA MAHASISWA
ANALISIS EFEK JERUK (Citrus sinensis) DAN APEL (Pyrus malus)
TERHADAP KADAR NA DIKLOROFENAK MENGGUNAKAN
SPEKTROSKOPI UV-VIS

OLEH :
KELOMPOK 4
1. EMILIA UTOMO
(N 111 13 027)
2. YUNI SUKARSIH
(N 111 13 074)
3. APRIANI
(N 111 13
4. ASIH EKAWATI
(N 111 13
5. DIAN ARPHIA
(N 111 13
6. IMRAN YUSUF
(N 111 13
GOLONGAN : SENIN SIANG
ASISTEN : MUH. RIZKY HUSEIN, S.Si.
MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmakokinetik adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari
tentang proses mulai dari masuknya obat ke dalam tubuh sampai
dikeluarkan kembali. Termasuk dalam proses farmakokinetik ialah
absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat. Untuk menghasilkan
efek, suatu obat harus terdapat dalam kadar yang tepat pada tempat obat
itu bekerja. Untuk mencapai tempat kerja, suatu obat harus melewati
berbagai membran sel tubuh.(1)
Parameter farmakokinetika obat dapat diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya di dalam cairan tubuh
(darah, urin, dan cairan tubuh lainnya). Program farmakokinetik dirancang
utuh mengolah data konsentrasi obat yang diperoleh dari sampel darah
menjadi parameter farmakokinetik secara otomatis pada rute pemberian
intravena dan oral dengan permodelan satu dan dua kompartemen
terbuka.(1)
Faktor-faktor penentu dalam proses farmakokinetik adalah protein
plasma, sistem kompartemen dalam cairan tubuh, distribusi obat dalam
berbagai sistem kompartemen biologis, dan dosis sediaan obat. Dalam
penetapan kadar obat dalam darah (cairan tubuh), metode yang
digunakan harus tepat, dan dalam pengerjaannya diperlukan suatu
ketelitian yang cukup tinggi agar diperoleh hasil yang akurat. Dalam
praktikum kali ini, digunakan metode spektrofotometri untuk mengetahui
konsentrasi obat dalam plasma kelinci setelah diberi perlakuan pemberian
jeruk, apel dan tanpa diberikan perlakuan terhadap pemberian natrium
diklofenak secara oral. (2)
I.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana penentuan konsentrasi natrium diklorofenak pada plasma
kelinci dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis?
b. Bagaimana hubungan natrium diklorofenak dengan enzim mikrosom
pada hati?
c. Bagaimana hubungan natrium diklorofenak dengan jeruk dan apel?

I.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui penentuan konsentrasi natrium diclofenak pada
plasma kelinci dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
b. Untuk mengetahui hubungan natrium diclofenak dengan enzim
mikrosom pada hati dan pengaruh jeruk dan apel terhadap kadar Na
diklorofenak

BAB II
METODE KERJA
II.1. Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah seperangkat alat
Spektrofotometri UV-Vis, Stopwatch, spoit 1 ml, dan tabung efendorf.
Vortex, pipet tetes, keteter, botol vial, gelas piala.
III.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah natrium
diklorofenak, jeruk (Citrus sp.), apel (Pyrus malus), larutan TCA
(Tricloroasetat), Na EDTA., metanol P.A.
II.2 Cara Kerja
Pemberian perlakuan dilakukan satu jam sebelum pengambilan
darah dengan memberikan pelet pada semua kelinci dilanjutkan dengan
pemberian jus jeruk 250 mg pada kelinci 1, jus apel 250 mg pada kelinci
2, dan pemberian pelet pada kelinci 3. Setelah itu, dilakukan pemberian
oral Na diclofenak 20 ml (4,5 mg/kg BB). Kemudian pengambilan darah
dilakukan dengan menggunakan spoit 1 ml yang telah berisi Na EDTA
0.05 ml pada jam ke 0.25, 0.5, 1, 1.5, 2, 3, 6 dan 9 dan segera
dipindahkan pada tabung efendorf. Selanjutnya dilakukan sentrifuge
dengan kecepatan 5.000 rpm selama 10 menit. Kemudian supernatan
diambil dan ditambahkan TCA (Tricloroasetat) 20% sebanyak 1 ml dan
dilanjutkan dengan melakukan sentrifuge dengan kecepatan 5.000 rpm
selama 15 menit. Supernatan kembali diambil dan dipindahkan pada vial
dan

ditambahkan

dengan

metanol.

Selanjutnya

diuapkan

hingga

mengering. Kemudian ditambahkan metanol PA 2 ml dan di vortex selama


3 menit. Selanjutnya dimasukkan dalam kuvet untuk dilakukan
pengukuran pada spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 283
nm.
Untuk pembuatan kurva baku yaitu dengan membuat 5 seri
pengenceran baku yaitu 2.5 ppm, 5 ppm, 7.5 ppm, 10 ppm, dan 12.5 ppm.
Selanjutnya tiap pengenceran dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur
menggunakan

spektrofotometri

UV-Vis

pada

panjang

gelombang

maksimumnya yaitu 283 nm. Selanjutnya diplot grafik konsentrasi versus


absorbans

kemudian

perhitungan regresi.

ditentukan

persamaannya

menggunakan

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Data Absorbansi Spektrofotometri UV-Vis.
waktu
(jam)
0.25
0.5
1
1.5
2
3
6
9

pra perlakuan dengan orange


abs 1
abs 2
abs 3
0.1883 0.1867
0.118
0.4017 0.4059 0.4059
0.3644 0.5553 0.5553
0.3626 0.3725 0.3725
0.3114 0.2253 0.2253
0.2966 0.1474 0.1474
0.00995 0.1251 0.1251
0.0342
0.1148
0.1148

pra perlakuan dengan apel


abs 1
abs 2
abs 3
0.0618
0.0613
0.0615
0.266
0.3518
0.3418
0.4381
0.4243
0.4342
0.4739
0.4739
0.4735
0.3024
0.4887
0.4523
0.2969
0.1764
0.2788
0.2148
0.149
0.2246
0.0995
0.0279
0.0984

tanpa pra perlakuan


abs 1
abs 2
abs 3
0.033
0.0279
0.0275
0.283
0.1239
0.25
0.4623
0.3096
0.4237
0.5913
0.4765
0.5579
0.5877
0.6076
0.5877
0.2969
0.2955
0.2976
0.2083
0.1
0.152
0.2004
0.022
0.024

waktu
(jam)
0.25
0.5
1
1.5
2
3
6
9

pra perlakuan dengan orange


Cp 1
Cp 2
Cp 3
9.702782 9.615844
5.88296
21.29809
21.5263
21.5263
19.27135
29.6441
29.6441
19.17355 19.71148 19.71148
16.39155 11.71321 11.71321
15.58737 7.480439 7.480439
0.011954 6.268746 6.268746
1.329602 5.709085 5.709085

pra perlakuan dengan apel


Cp 1
Cp 2
Cp 3
2.829276 2.802108 2.812975
13.92469 18.58672 18.04336
23.27592 22.52608 23.06401
25.22115 25.22115 25.19941
15.90252 26.02532 24.04749
15.60367 9.056183 14.62019
11.14269 7.567377 11.67518
4.877744 0.987285 4.817974

tanpa pra perlakuan


Cp 1
Cp 2
1.264399 0.987285
14.8484 6.203543
24.59085 16.29374
31.6002 25.36242
31.40459 32.48587
15.60367
15.5276
10.7895 4.904912
10.36025 0.666703

Nilai Cp diperoleh dari setelah mendapatkan persamaan regresi dari kurva


baku
data baku na diklorofenak
konsentrasi absorban
2.5
0.0517
5
0.1139
7.5
0.1362
10
0.1966
12.5
0.2404

Dari data di samping, dengan perhitungan


regresi diperoleh nilai
a = 0.00973
b =0.018404
maka membentuk persamaan y = a + bx
di mana a menyatakan absorbansi dan x
menyatakan konsentrasi, dengan memasukkan

nilai absorbansi tiap sampel darah maka dapat diperoleh konsentrasi atau
kadar Na diklorofenak.

Cp 3
0.965551
13.05531
22.49348
29.78537
31.40459
15.64171
7.730385
0.775375

Cp 1
orange

Cp 2
orange

Cp 3
orange

Cp1 apel

Cp 2 apel

Cp 3 apel

Cp 1 pelet

Cp 2 pelet

Cp 3 pelet
III.2 Pembahasan
Natrium diklofenak merupakan obat anti inflamasi non steroid
(AINS) yang memiliki efek antiradang kuat dan efek samping kurang kuat
dibanding obat lain seperti indometasin dan piroksikam. Obat ini biasanya
digunakan untuk terapi inflamasi, nyeri, migrain, dan encok. Obat turunan
fenilasetat ini mengalami first pass effect metabolism. (1)
Metabolisme diklofenak secara jelas belum diketahui. Namun
dimetabolisme secara cepat di hati. Diklofenak mengalami hidroksilasi,
diikuti konjugasi dengan asam glukoronat, amida taurin, asam sulfat dan
ligan biogenik lain.
Konjugasi dari unchanged drug juga terjadi. Hidroksilasi dari cincin
aromatik

diklorofenil

menghasilkan

4-hidroksidiklofenak

dan

3-

hidroksidiklofenak. Konjugasi dengan asam glukoronat dan taurin


biasanya terjadi pada gugus karboksil dari cincin fenil asetat dan
konjugasi dengan asam sulfat terjadi pada gugus 4 hidroksil dari cincin
aromatik diklorofenil. 3 dan/atau 4-hidroksi diklofenak dapat melalui 4-0.
Metilasi

membentuk

3-hidroksi-4-metoksi

diklofenak.

Diklofenak

pemberian topikal tidak mengalami metabolisme.


Penjaminan mutu dan kualitas obat penting dilakukan guna
mendapatkan suatu terapi yang optimum dan meminimalisir efek samping.
Food

Drugs

Association

(FDA)

menghendaki

adanya

suatu

uji

farmakokinetika atau bioavailabilitas suatu obat guna memenuhi kriteria


dalam hal identitas, kekuatan kualitas, dan kemurniannya. Selain itu uji
ketersediaan hayati harus dilakukan untuk obat-obat yang mengalami
extensive first pass effect karena menyebabkan variasi kadar obat dalam
darah yang tinggi.
Sebelum melakukan uji ketersediaan hayati obat secara in vivo
perlu dilakukan validasi terlebih dahulu karena analisis obat dalam cairan
biologis membutuhkan metode dengan kemampuan sensitifitas serta
selektifitas yang tinggi.
Pada penelitian ini dilakukan analisis natrium diklorofenak dalam
plasma kelinci dengan metode spektrofotometri UV-Vis. Analisis dengan
spektrofotometer UV menunjukkan panjang gelombang maksimum
natrium diklofenak yaitu pada panjang gelombang 283 nm. Hasil ini cukup
berbeda dengan salah satu jurnal penelitian dimana panjang gelombang
maksimum natrium diklorofenak dalam pelarut akuabidestilata adalah 276
nm. (2)
Hasil ini dapat saja disebabkan oleh metabolisme natrium
diklorofenak oleh kelinci sehingga konsentrasi obat pada plasma menjadi
berbeda antara kelinci dengan perlakuan diberi jeruk, apel dan atau hanya
diberi pelet.
Dari grafik

yang

diperoleh

bahwa

jeruk

dapat

membantu

meningkatkan kadar natrium diklorofenak dalam plasma, hal ini dapat


terlihat dari data konsentrasi pada pra perlakuan orange dibandingkan pra
perlakuan lainnya.
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif
adalah panjang gelombang dimana terjadi absorbansi maksimum. Untuk
memperoleh panjang gelombang serapan maksimum dapat diperoleh
dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang
gelombang dari suatu larutan baku dengan konsentrasi tertentu. Panjang
gelombang cahaya UV atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya
promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi
untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang
lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan

menyerap cahaya dalam daerah tampak (yakni senyawa berwarna)


mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa
yang menyerap pada panjang gelombang UV yang lebih pendek. Prinsip
percobaan ini menentukan konsentrasi sampel dengan menggunakan
kurva

standar

yang

menghubungkan

konsentrasi

dengan

nilai

absorbannya.
Adapun tujuan pembuatan kurva baku adalah untuk memperoleh
persamaan

larutan

baku

dalam

penentuan

kadar

sampel

Tahapan yang diperlukan sbb :


a. Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan
berbagai konsentrasi.
b. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi
diukur pada lamda max (berdasarkan hasil max yang diperoleh
dari tahap 1) dan Operating Time (berdasarkan waktu yang
diperoleh pada tahap 2)
c. Membuat Kurva Larutan Baku yang merupakan hubungan antara
konsentrasi (sumbu y) dan absorbansi (sumbu x).
d. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva baku berupa garis
lurus.
e. Paling sedikit menggunakan 5 rentang konsentrasi yang meningkat
yang dapat memberikan serapan linier
f. Kemiringan atau slope adalah nilai e (absorptivitas molar).
g. Nilai R antara 0,70 1,00 (pertanda terbentuk garis lurus linear
pada rentang konsentrasi yang dibuat)

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada analisis natrium
diklorofenak dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis ini didapatkan
absorbansi pada panjang gelombang 283 nm.
Dari grafik yang diperoleh, terlihat bahwa jeruk membantu
meningkatkan kadar na diklorofenak dalam darah. Metode yang
digunakan sudah sesuai karena dengan metode spektrofotometri UV Vis
kita dapat mengukur kadar Na diklorofenak berdasarkan absorbansi
cahayanya.
IV.2 Saran
Sebaiknya lebih hati-hati dalam pengambilan darah agar tidak
melukai kelinci. Sebaiknya proses ekstraksi na diklorofenak dilakukan
dengan lebih hati-hati agar protein plasma tidak ikut terbawa dengan
ekstrak na diklorofenak.

DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, T.H, Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Edisi VI. Jakarta :
2.

Elex Media Komputindo.


Djalil, A.D., et.al. 2014. Perbandingan Metode Spektrofotmetri UV
Dan KCKT Untuk Penentuan Kadar Tablet Natrium Diclofenac Dalam
Plasma Tikus Wistar Jantan In Vitro. Purwokerto : Fakultas Farmasi,

Universitas Muhammadiyah Purwokerto.


3. Shargel, L., Yu. A.B.C. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika
Terapan Edisi V. Surabaya : Airlangga University Press. Terjemahan
dari Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics.

Anda mungkin juga menyukai