PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah stroke secara harfiah memberi arti seperti ada kekuatan dari luar yang
menyerang tanpa tanda-tanda atau pukulan yang hebat tanpa peringatan. Kenyataannya,
pada sebagian besar kasus, penyakit stroke terjadi dari akumulasi pola hidup yang tidak
sehat (Soeharto, 2004).
Metabolisme otak sangat aktif meskipun volume otak hanya 3% dari volume
tubuh manusia, organ ini membutuhkan sirkulasi sekitar 20% cardiac output dan
mengkonsumsi 20% oksigen yang tersedia (Wibowo, 2008). Darah berfungsi untuk
mengangkut oksigen, nutrisi, dan berbagai substansi penting lainnya agar jaringan otak
dapat berfungsi secara normal (Waxman, 2003).
Secara klinis stroke dapat dibagi menjadi 2, stroke non hemorrhagi (iskemik) dan
stroke hemorrhagi (Hadi, 2004). Untuk menentukan terapi, perlu diketahui apakah
penderita terserang stroke iskemik atau hemorrhagi (Feigin, 2004). Pencegahan dan
pengobatan yang tepat pada penderita stroke sangat berguna agar dapat menurunkan
angka kematian dan kecacatan (Japardi, 2002).
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemorrhagi merupakan langkah pertama
yang terpenting untuk manajemen kedua jenis stroke tersebut. Di sebagian besar Negara
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara jenis stroke dengan hasil penilaian Siriraj
Score?
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui sensitivitas dan spesifitas Siriraj Score
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan supaya hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah apakah
terdapat hubungan antara jenis stroke dengan hasil penilaian Siriraj Score?
2. Manfaat Aplikatif
Diharapkan supaya hasil penelitian ini dapat membantu dokter untuk melakukan
diagnosis jenis stroke dengan menggunakan Siriraj Score.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Stroke
Stroke merupakan suatu cedera mendadak dan berat pada pembuluhpembuluh darah otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah atau
pecahnya pembuluh darah. Semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang
memadai (Feigin, 2006).
Stroke dapat didefinisikan sebagai manifestasi klinis dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat,
berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya
penyebab selain dari pada gangguan vaskular (Ritarwan, 2003). Sedangkan European
Stroke Initiative (EUSI) mendefinisikan stroke dengan lebih ringkas, yaitu defisit
neurologis mendadak yang disebabkan iskemia saraf pusat atau perdarahan (Hacke et
al., 2003).
Stroke disebut juga dengan Cerebral Vascular Disease (CVD). Namun
seringkali justru digunakan istilah Cerebral Vascular Accident (CVA) yang
memberikan implikasi bahwa seolah-olah kejadian penyakit tersebut merupakan
kejadian yang tidak disangka atau yang secara kebetulan. Kejadian stroke
memang tampak seperti tidak terduga oleh kalangan awam, namun seorang dokter
seharusnya mengetahui gejala-gejala yang mendahuluinya (Mardjono dan Sidharta,
2006).
Di Indonesia masih belum terdapat epidemiologi tentang insidensi dan
prevalensi penderita stroke secara nasional. Dari beberapa data penelitian didapat
angka prevalensi penyakit stroke pada daerah urban sekitar 0,5% dan angka insidensi
penyakit stroke pada daerah rural sekitar 50 tiap 100.000 penduduk (Japardi, 2002).
Bila terjadi keadaan kekurangan darah sekitar 20 detik dapat
menyebabkan seseorang kehilangan kesadarannya dan jika dalam 4-5 menit sirkulasi
darah tidak dapat dinormalkan kembali, besar kemungkinan untuk timbulnya kelainan
yang bersifat irreversible (Young et al., 2008). Golden period stroke adalah sekitar 3
jam (Ikawati, 2009) dan selambat-lambatnya aliran darah ke otak harus dinormalkan
maksimal 6 jam setelah serangan stroke (Li et al., 2009).
Gejala klinis stroke sangat tergantung kepada daerah otak yang terganggu
aliran darahnya dan fungsi daerah otak yang mengalami gangguan aliran darah
tersebut (Nasution, 2007). Secara umum tanda-tanda stroke antara lain : (1) muncul
tanda-tanda kehilangan rasa atau kelemahan pada muka, bahu, atau kaki, terutama
bila hanya terjadi di separuh tubuh; (2) merasa bingung, kesulitan bicara, dan
penangkapan pengertian; (3) kesulitan melihat pada sebelah mata atau keduanya; (4)
tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, dan kehilangan keseimbangan atau koordinasi; (5)
sakit kepala yang amat sangat tanpa diketahui sebab-sebabnya dengan jelas
(Soeharto, 2001).
Ada dua kategori stroke, stroke iskemik dan stroke hemorrhagi. Tidak ada
data yang pasti tentang perbandingan frekuensi kedua jenis stroke tersebut, namun
angka kejadian stroke iskemik sekitar 80%, sedangkan angka kejadian stroke
hemorrhagi sekitar 20%. Juga ada yang disebut dengan Transient Ischemic Attack
(TIA), yang sesuai namanya disebabkan oleh adanya penyumbatan dan lamanya tidak
lebih dari 24 jam, kebanyakan hanya sekitar 15 menit (Gelb, 2005). Sekitar 60%
kasus stroke iskemik didahului dengan TIA (Ikawati, 2009).
Meski
kasusnya
lebih
sedikit,
stroke
hemorrhagi
lebih
sering
stroke. Stroke iskemik adalah bentuk ekstrem dari iskemik yang menyebabkan
kematian sel-sel otak yang tidak dapat pulih. Kerusakan ini disebut infark otak.
Stroke iskemik dapat dibedakan menjadi trombotik dan embolik (Soeharto, 2004).
b. Stroke Hemorrhagi
Stroke jenis ini terjadi bila arteri yang menuju otak pecah, darah
tumpah ke otak atau rongga antara permukaan luar otak dan tengkorak. Ada
beberapa penyebab stroke hemorrhagi, diantaranya : aneurisma (adanya titik
lemah pada dinding arteri, dapat disebabkan karena keturunan), aterosklerosis,
dan tekanan darah tinggi (Gordon, 2002).
Aneurisma paling banyak terjadi di tempat penggabungan dua arteria
yang membentuk Circulus Willisi. Di titik ini terdapat defisiensi tunika media dan
dipersulit dengan terbentuknya ateroma yang dapat melemahkan dinding arteri
sehingga terjadi dilatasi local. Aneurisma dapat menekan struktur-struktur di
sekitarnya, seperti N. II, N. III, N. IV, atau N. VI serta menimbulkan tanda dan
gejala, atau dapat tiba-tiba rupture ke dalam ruang subarachnoid (Snell, 2007).
Menurut WHO yang dituangkan dalam International Statistical
Classification of Disease and Related Health Problem 10 th Revision, stroke
hemorrhagi dibagi atas Perdarahan Intra Serebral (PIS) dan Perdarahan
Subarachnoidal (PSA) (Aliah dkk, 2007).
2. Diagnosis Stroke
Mendiferensiasikan antara stroke iskemik atau hemorrhagi merupakan
langkah awal yang sangat penting karena berguna dalam menentukan tata laksana
awal (Ginsberg, 2008). Untuk memperoleh diagnosis dengan tingkat akurasi tinggi
diperlukan instrument modern seperti Computed Tomography Scan (CT Scan) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI). CT Scan atau MRI dapat menunjukkan adanya
infark atau perdarahan untuk membedakan jenis stroke (Ikawati, 2009). Untuk
memudahkan diferensiasi jenis stroke pada daerah dimana tidak terdapat CT Scan
atau MRI dapat menggunakan sistem skor, antara lain dengan Siriraj Score (WIdjaja,
2004). Satu-satunya cara yang akurat untuk mendiferensiasikan stroke iskemik dan
hemorrhagi adalah dengan CT Scan (Mardjono dan Sidharta, 2006). CT Scan telah
dikenal sebagai gold standard untuk mendiagnosis dan membedakan jenis stroke
sedini mungkin (Singh et al., 2006).
a. Computed Tomography Scan (CT Scan)
sensitivitas 89,3% untuk stroke iskemik dan 93,2% untuk stroke hemorrhagi
(Poungvarin et al., 2001).
Terdapat dua versi Siriraj Score, yaitu versi orisinal dan versi yang
disederhanakan.
Versi orisinal :
= (0,80 X kesadaran) + (0,66 X muntah) + (0,66 X sakit kepala) + (0,03 X
tekanan darah diastolik) (0,99 X atheroma) 3,71
Versi disederhanakan :
= (2,5 X kesadaran) + (2 X muntah) + (2 X sakit kepala) + ( 0,1 X tekanan darah
diastolik) (3 X atheroma) 12
__________________________________________________________________
Kesadaran
Muntah
: tidak = 0; ya = 1
: tidak = 0; ya = 1
Tanda-tanda atheroma
__________________________________________________________________
Hasil :
Skor > 1
= stroke hemorrhagi
Skor < -1
= stroke iskemik
(Widjaja, 2004)
B. Kerangka Pemikiran
Sindrom Stroke Akut
Kesadaran menurun
- Hemiparesis
Muntah
- Hemiplegia
Sakit kepala
- Mual
Hipertensi
- Disfagia
Tanda-tanda atheroma
- Disfasia
Stroke iskemik
Stroke hemorrhagi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental atau disebut juga
observasional (Taufiqqurohman, 2004).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Februari 2013.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pasien dengan serangan stroke akut di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta.
D. Teknik Sampling
Pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
Random
Sederhana
Pasien stroke
Pasien stroke
iskemik
hemorrhagi
Persentase sampel
Sampel pasien
Sampel pasien
stroke iskemik
stroke hemorrhagi
Sampel
E. Rancangan Penelitian
Pasien stroke akut
Sample
CT Scan
Siriraj Score
Siriraj Score
Uji t
: Jenis stroke
2. Variabel Terikat
1. Jenis stroke
Jenis stroke disini adalah stroke iskemik dan stroke hemorrhagi.
Diferensiasi jenis stroke ini berdasarkan hasil pemeriksaan CT Scan sebagai gold
standard diagnosis stroke.
Skala : kategorikal
2. Penilaian Siriraj Score
Penilaian Siriraj Score merupakan hasil dari perhitungan Siriraj Score
yang perumusannya telah dijabarkan diatas. Hasil akhir < -1 menunjukkan stroke
iskemik, sedangkan hasil akhir > 1 menunjukkan stroke hemorrhagi.
Skala : interval
H. Instrumen dan Bahan Penelitian
1. Alat ukur :
Alat ukur yang digunakan adalah stetoskop dan sphygmomanometer untuk
mengetahui tekanan darah diastolik dengan ketelitian 1 mmHg.
2. Siriraj Score :
Adalah instrumen untuk memperoleh hasil penilaian Siriraj Score.
3. CT Scan :
Adalah gold standard untuk mendiagnosis dan membedakan jenis stroke.
I. Analisis Data
Ada atau tidaknya hubungan antara penilaian Siriraj Score dengan jenis stroke
akan diuji dengan uji t 2 kelompok tidak berpasangan (Dahlan, 2008), dengan cara
membandingkan mean hasil perhitungan Siriraj Score antara 2 kelompok, kelompok
stroke iskemik dan kelompok stroke hemorrhagi, dengan tingkat kesalahan yang
dikehendaki 5%. Data akan diolah dengan Statistical Product and Service Solution
(SPSS) version 17 for Windows sehingga akan diperoleh hasil yang dapat digunakan
untuk melihat perbedaan 2 kelompok tersebut bermakna, tidak bermakna, atau tidak ada
beda.
DAFTAR PUSTAKA
Aliah A., Kuswara F. F., Limoa R. A., Wuysang G. 2007. Gambaran Umum tentang Gangguan
Peredaran Darah Otak (GPDO). In : Harsono (ed). Kapita Selekta Neurologi.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, pp : 84-85, 97-98.
Dahlan M. S. 2008. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika, pp :
10-11, 53, 60, 64.
Feigin V. 2004. Stroke. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer, pp : 9, 16, 78-79, 85-86.
Gelb D. J. 2005. Introduction to Clinical Neurology. Newton : Butterworth-Heinemann, pp :
104-105.
Ginsberg L. 2008. Lecture Notes : Neurology. Jakarta : Erlangga, pp : 89, 91.
Gordon N. F. 2002. Stroke : Panduan Latihan Lengkap. Jakarta : Rajagrafindo Persada, pp: 9-11.
Hacke W., Kaste M., Bogousslavsky J., Brainin M., Chamorro A., Lees K., Leys D., Kwiecinski
H., Toni D., Olsen T. S., Langhorne P., Diener H. C., Hennerici M., Ferro J., Sivenius
J.,
Wahlgren
N.
G.,
Bath
P.
2003.
Ischaemic
Stroke.
www.eso-
Japardi
I.
2002.
Patofisiologi
Stroke
Infark
Akibat
Tromboemboli.
H.
Adam
Malik
Medan.
http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-
Singh A. J., Singh K. M., Brogen A., Singh W. J., Singh N. B. 2006. CT Scan as a Tool for
Predicting Outcome of Stroke due to Intracerebral Haemorrhage at a Refferal Hospital.
Indian Journal of Physical Medicine and Rehabilitation. 17 (2) : 33-38.
Snell R. S. 2007. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC, pp : 25, 28, 537.
Soeharto I. 2001. Kolesterol & Lemak Jahat, Kolesterol & Lemak Baik, dan Proses Terjadinya
Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, p : 33.
Soeharto I. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol, 2th
ed. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, pp : 30, 35-36.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, pp : 62-64.
Taufiqqurohman M. A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten :
CSGF, pp : 8-10, 58.
Waxman S. G. 2003. Clinical Neuroanatomy. 25th ed. Singapore : McGraw-Hill, p : 169.
Wibowo D. S. 2008. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang : Bayumedia
Publishing, p : 153.
Widjaja D. 2004. Hipertensi dan Stroke. Cermin Dunia Kedokteran. 95 : 27-29.