Anda di halaman 1dari 3

BENGKEL LAS

Dalam setiap pekerjaan selalu terkandung bahaya. Demikian juga dialami dalam
proses pengelasan. Bahaya yang akan dihadapi dalam pengelasan tidak lebih baik
juga tidak lebih buruk dibandingkan pekerjaan pada industri lainya. Ada beberapa
beberapa macam bahaya yang akan dihadapi oleh juru las selama bekerja seperti
radiasi, percikan api, asap-asap beracun, bahaya mekanik dan bahaya manual.
Secara umum bahaya pengelasan dapat dibedakan berdasarkan proses
pengelasanya. Bahaya ini dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat sifat
pekerjaanya seperti operasi mesin, listrik, api, radiasi busur las, asap las dan
ledakan. Disamping bahaya umum diatas, masih terdapat bahaya bahaya
tersembunyi seperti bekerja dengan alat yang tidak biasa digunakan, bekerja pada
ruang terbatas, adanya sambungan listrik atau gas yang kurang baik, logam logam
panas dan lain lain.

Kondisi Kondisi Bengkel Las


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa
kondisi bengkel las adalah sebagai berikut.
1. Penataan perkakas pengelasan yang kurang rapi
Dapat dilihat bahwa penataan alat-alat pengelasan tidak teratur dan kurang rapi. Sebagai contoh,
penempatan tabung las yang tidak rapi sehingga terkesan sempit, penempatan bilik-bilik las yang
terlalu berdekatan dan kurang luas, penempatan alat keselamatan kerja yang terkesan hanya
diletakkan begitu saja tidak ditata sehingga terkesan berantakan.
2. Ruang bengkel kotor dan perkakas berdebu
Setelah kelompok kami amati, menurut kami ruangan kotor karena kami menemukan beberapa
sampah yang berserakan, dan saat kami mencoba menyentuh peralatan seperti dinding bilik dan
topeng pengaman, ternyata benda tersebut berdebu, mungkin karena lama tidak digunakan. Hal
ini dapat mengganggu kenyaman pekerja (mahasiswa)
3. Jalur evakuasi yang kurang memadai
Jalur evakuasi sangatlah penting karena jalur ini digunakan untuk menyelamatkan diri jika terjadi
suatu kecelakaan kerja. Sebagai contoh: jika terjadi kebakaran. Pekerja (mahasiswaa) dapat
dengan mudah menyelamatkan diri mereka ke tempat yang lebih aman atau paling tidak dapat
keluar dari bengkel. Dalam pengamatan, kami hanya menemukan satu jalan keluar dari bengkel
las. Dan tidak tersedianya petunjuk arah evakuasi.

4. Dinding bengkel kotor


Para pekerja (mahasiswa) sepertinya tidak peduli dengan kebersihan lingkungan. Terbukti dengan
kami menemukan adanya cap tangan di dinding-dinding bengkel. Hal ini sangat tidak sesuai
denan standard yang ditetapkan untuk bengkel las. Seharusnya bengkellas harus tetap bersih agar
pekerja (mahasiswa) tetap nyaman bekerja di bengkel.
5. Ventilasi yang kurang memadahi
Dalam bengkel las, ventilasi sangatlah penting. Mengingat pekerjaan las adalah pekerjaan yang
berhubungan langsung dengan api atau listrik, sehingga menimbulkan asap. Asap yang
ditimbulkan oleh pekerjaan las ini harus dapat dikendaikan atau disirkulasikan agar para pekerja
tetep dapat menghirup oksigen dan titak mengalami masalah pernafasan. Menurut kami, ventilasi
yang sudah tersedia di bengkel las masih kurang.

Solusi
Berdasarkan kondisi bengkel las yang telah kami tunjukkan diatas maka, harus ada upaya yang
dilakukan untuk membenahi bengkel agar kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai.
1. Seharusnya bengkel las memiliki luas ruangan yang lebih besar agar penataan perkakas pengelasan
seperti tabung las, topeng las, dll dapat lebih rapi. Dengan ruangan yang lebih luas maka bilik-bilik
las pun dapat diatur sedemikian rupa sehingga lebih luas dan nyaman untuk digunakan.
2. Untuk mengatasi masalah kebersihan ruang bengkel, diperlukan kesadaran dari pekerja (mahasiswa
itu sendiri). Mereka harusnya tidak mmbuang sampah sembarangan. Dan seharusnya setelah
melakukan praktik, mahasiswa harus melakukanbakti bengkel dengan cara membersihkan bengkel.
3. Bengkel las harusnya mempunyai jalur evakuasi yang baik, mengingat pekerjaan las adalah
pekerjaan yang berbahaya. Seharusnya jalur evakuasi lebih besar sehingga dapat dengan mudah
dilewati apabila terjadi suatu kecelakaan kerja. Petunjuk arah evakuasi pun diperlukan dalam bengkel
las agar para pekerja (mahasiswa) tidak bingung dan tahu kemana arah yang akan mereka ambil
untuk menyelamatkan diri.
4. Agar pekerja tidak mengotori dinding ruang bengkel, seharusnya dibuat suatu tata tertib. Dan
diberlakukan sanksi yang tegas terhadap palanggarnya.
5. Solusi untuk masalah ventilasi yang kurang adalah dengan memperbanyak atau menambah ventilasi
lagi, agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulakan bahwa agar tercapai kesehatan dan keselamatan kerja diperlukan suatu
kondisi bengkel yang standard, disamping itu diperlukan pula kesadaran dari diri.

Anda mungkin juga menyukai