Anda di halaman 1dari 6

KMB I

FISIOTERAPI DADA

Di susun oleh:
Erika Nurwidiyanti, S. Kep., Ns

AKPER NOTOKUSUMO YOGYAKARTA


T A 2014/ 2015

1. Pengertian

Dimana FTD dapat menghilangkan sekret yang exesif

Fisioterapi (FTD) merupakan salah satu program perawatan

sehingga ventilasi dapat meningkat dalam waktu yang

yang terdiri dari sekumpulan tindakan pada sistem respirasi

singkat.

untuk membersihkan paru- paru dari akumulasi sekret.

2. Pneumonia
3. Brochiolitis

2. Tujuan

4. Asma

Tujuan fisioterapi dada adalah

5. Menghirup benda asing

a.

Membuang sekresi bronkhial

6. Atelektasis akut

b.

Memperbaiki ventilasi

7. Postextubasi

c.

Meningkatkan efisiensi otot- otot pernapasan.

8. Penyakit paru kronis

3. Indikasi
FTD dilakukan pada pasien yang:

4. Kontra Indikasi
Fisioterapi dada tidak boleh dilakukan (kontra indikasi) pada

a. Berbaring lama

klien yang:

b. Batuk tidak efektif

a. Fraktur tulang kosta maupun tulang belakang

c. Atelektasis

b. Edema paru

d. Ronchi (+)

c. Abses paru

Menurut Wallis dan Prasad (1999) beberapa pasien yang

d. Perdarahan paru- paru

memerlukan terapi dada adalah pasien dengan diagnosa medis:

e. Terpasang WSD

1. Cystic Fibrosis

f. Terdapat luka pada dinding dada (luka bakar, luka terbuka,


luka pembedahan)
g. TBC

h. Trombocytopeni

1) Potural Drainase

i. Kolaps pada paru- paru

Postural drainase menggunakan posisi spesifik dengan

j. Cedera kepala atau leher

memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu dalam

k. Pernah mengalami serangan jantung

membuang sekresi bronkial. Pasien yang dilakukan postural

l. Emboli pulmonary

drainase dibaringkan secara bergantian dalam posisi yang


berbeda,

5. Deskripsi

sehingga

gaya

gravitasi

akan

membantu

mengalirkan sekresi dari jalan nafas bronkial yang lebih

Fisioterapi dada dapat dilakukan hampir di setiap tempat dan

kecil ke bronki dan trakea yang lebih besar, mungkin baik

waktu. Fisioterapi dapat dilakukan oleh fisioterapi, perawat,

juga dilakukan perkusi dan vibrasi dada untuk melepaskan

maupun keluarga klien yang telah dilatih oleh perawat/

sekresi bronkial dan sumbatan mukus yang melekat pada

fisioterapi. Terapi yang dilakukan tergantung kondisi klien.

dinding bronkial dan bronki sehingga mukus keluar dalam

Setelah tindakan fisioterapi dada dapat dilakukan evaluasi

arah drainase gaya gravitasi, kemudian sekresi dibuang

keefektifan dari terapi yang dilakukan. Tindakan ini seringkali

dengan dibatukkan/ suction. Posisi yang sering digunakan

disertai dengan tindakan lain untuk melancarkan sekresi jalan

untuk postural drainase ada 5 posisi yakni duduk tegak

nafas, seperti suction, terapi nebulizer (obat bronkodilator), dan

(untuk lobus atas), miring kanan dan kiri (untuk lobus

pengobatan ekspektoran oral.

lateral), trendelenburg (untuk lobus bawah), pronasi (untuk

Fisioterapi dada dilakukan melalui kombinasi beberapa cara:

lobus posterior). Setiap posisi dilakukan selama 10-15

postural drainase, perkusi/ clapping, vibrasi, latihan pernafasan,

menit, dan pasien diinstruksikan untuk tarik nafas dengan

dan batuk efektif.

lambat melalui hidung kemudian dihembuskan dengan


perlahan melalui bibir yang dirapatkan.

2) Perkusi/ Clapping

pada dinding dada pada fase ekshalasi pernapasan

Perkusi dilakukan dengan telapak tangan membentuk

(menghembuskan

udara

pernapasan),

dan

pasien

mangkuk, dengan ringan ditepukkan pada dinding dada

diinstruksikan untuk tarik nafas dalam. Prosedur ini

dengan gerakan berirama di atas segmen paru yang akan

dilakukan tiga sampai empat kali setiap kali tindakan,

dialirkan. Pergelangan tangan secara bergantian fleksi dan

kemudian pasien di dorong untuk batuk efektif.

ekstensi sehingga dada ditepuk dengan cara yang tidak


menimbulkan

nyeri.

Tujuan

clapping

adalah

untuk

meluruhkan sekret yang kental pada segmen paru- paru


sehingga lebih mudah dikeluarkan. Perkusi dilakukan

4) Nafas Dalam

bergantian dengan vibrasi kurang lebih 3-5 menit untuk

Tujuan dari nafas dalam adalah untuk mencapai ventilasi

setipa posisi. Hindari perkusi pada sternum, tulang

yang lebih terkontrol dan efisien, serta mengurangi kerja

belakang, diatas selang drainase dada, ginjal, limpa, dan

otot- otot pernafasan. Tehnik pernafasan yang digunakan

payudara (pada wanita). Hati- hati perkusi pada lansia

adalah pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir

karena dapat meningkatkan insiden osteoporosis dan resiko

dirapatkan. Pernafasan diafragmatik bertujuan untuk

fraktur costa, lakukan perkusi dengan kekuatan minimal.

menguatkan diafragma selama pernafasan. Pernafasan ini


dilakukan dengan menghirup udara melalui hidung dengan
menonjolkan abdomen sebesar mungkin. Pernafasan bibir
dirapatkan bertujuan untuk memperpanjang ekshalasi dan

3) Vibrasi

meningkatkan tekanan jalan nafas selama ekspirasi, dengan

Vibrasi mempunyai tujuan yang sama dengan clapping

demikian dapat mengurangi jumlah udara yang terjebak dan

yakni membantu meluruhkan sekret pada segmen paru-

jumlah tahanan jalan nafas. Pernafasan ini dilakukan dengan

paru. Vibrasi dilakukan dengan memberikan getaran manual

cara tarik nafas melalui hidung (pernafasan diafragmatik)

dada sebelum tindakan), mengevaluasi jenis tindakan yang akan

dengan hitungan sampai 3, kemudian hembuskan dengan

dilakukan menguntungkan bagi pasien, pastikan pasien dalam

lembut dan rata melalui bibir yang dirapatkan sambil

posisi nyaman, dan tidak mengenakan pakaian yang ketat.

mengencangkan otot- otot abdomen dengan hitungan sampai


4.
5) Batuk efektif

8. PERAWATAN SETELAH TINDAKAN


Setelah prosedur: jumlah, warna, kekentalan, dan karakter dari

Pasien diinstruksikan untuk napas melalui hidung dengan

sputum (sekret) yang dikeluarkan dicatat, nadi pasien dievaluasi

lambat dan dihembuskan melalui bibir yang dirapatkan

beberapa kali pertama pada saat prosedur dilakukan, auskultasi

beberapa kali, kemudian dibatukkan 2 kali atau lebih sampai

kembali dada pasien untuk mengetahui keefektifan tindakan

mukus (sekret) keluar setiap kali ekshalasi dengan

yang dilakukan, dan anjurkan pasien untuk melakukan oral

mengkontrasikan otot- otot abdomen setiap kali batuk.

hygiene untuk menghilangkan bau yang ditimbulkan dari sekret


yang yang keluar dari mulutnya.

6. WAKTU FISIOTERAPI DADA


Fisioterapi dada biasanya dilakukan dua sampai empat kali

9. RESIKO

dalam sehari dengan lama setiap kali tindakana 30 menit:

Tindakan fisioterapi dada dihentikan apabila terjadi gejala-

sebelum makan (untuk mencegah mual, muntah, dan aspirasi)

gejala merugikan, seperti:

atau jam setelah makan terakhir, 20 menit setelah pemberian

1. Nyeri meningkat

obat anti nyeri, dan saat waktu menjelang tidur.

2. Nafas pendek meningkat


3. Kelemahan

7. PERSIAPAN PASIEN
Persiapan yang perlu dilakukan oleh terapis sebelum melakukan
fisioterapi adalah mengevaluasi kondisi klien (mengauskultasi

4. Kepala pusing
5. Hemoptisis/ batuk darah

10. HASIL NORMAL


a. Pernafasan normal
b. Meningkatnya jumlah sekret yang dapat dikeluarkan
c. Bunyi nafas normal
d. Gambaran rontgen dada normal.

Referensi
Barner Thomas A. 1988. Respiratory Care Practise. USA: Year
Book Medical.
Deborah Leader, RN. February 06, 2010. About Guide Updated
Encyclopedia and Dictionary of Medicine. 2003. Nursing and Allied
Health (7th Edition).
Rab Tabrani. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Hipokrates
Smeltzer Suzanne C, Bare Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddart. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai