Anda di halaman 1dari 3

PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN

KHUSUS

DALAM

PERANCANGAN

PENGUJIAN SUBSTANTIF
Rekening-Rekening Laba-Rugi
Secara tradisional pengujian detil saldo rekening lebih difokuskan pada rekening-rekening
laporan keuangan yang disajikan dalam neraca (rekening riil) dibandingkan dengan rekeningrekening laba rugi (rekening nominal).pendekatan ini efisien dan logis karena setiap rekening
laba rugi pasti akan terkait dengan satu atau lebih rekening neraca.
1.

Prosedur analisis untuk rekening-rekening laba-rugi


Prosedur analisis bisa menjadi alat auditor dalam mendapatkan bukti tentang saldo-saldo
rekening laba-rugi. Jenis pengujian substantif bias digunakan secara langsung atau tidak
langsung. Pengujian langsung
terjadi bila sebuah rekening pendapatan atau rekening biaya dibandingkan dengan data yang
relevan untuk menentukan kewajaran saldonya.

2.

Pengujian detil untuk rekening-rekening laba-rugi


Apabila bukti yang diperoleh dari prosedur analisis dan dari pengujian detil atas rekening neraca
yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi pada tingkat rendah yang dapat diterima, maka
diperlukan
pengujian detil langsung atas asersi-asersi yang berhubungan dengan rekening-rekening labarugi. Hal ini terjadi apabila :
Risiko bawaan tinggi.
Risiko pengendalian tinggi.
Prosedur analisis menunjukkan adanya hubungan tidak biasa dan fluktuasi tak diharapkan.
Rekening memerlukan analisis.
Rekening-rekening yang biasanya membutuhkan analisis terdiri dari :
Biaya hukum dan honorarium konsultan
Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya perjalanan dan representasi
Gaji dan biaya direksi
Pajak dan lisensi
Biaya sewa dan loyalitas

Biaya sumbangan
Biaya advertensi
Rekening-Rekening yang Berkaitan dengan Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi adalah perkiraan mengenai suatu elemen laporan keuangan, pos, atau
rekening yang terjadi bila tidak bisa diukur secara pasti.estimasi akuntansi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan. PSA No. 37, Audit atas Estimasi
Akuntansi (SA 342.07) menyatakan bahwa tujuan auditor dalam mengevaluasi estimasi akuntansi
adalah untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa :

Semua estimasi akuntansi yang material bagi laporan keuangan telah ditetapkan.

Estimasi akuntansi tersebut masuk akal dalam kondisi yang bersangkutan.

Estimasi akuntansi disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan diungkap
secara memadai.
Untuk mengevaluasi kepantasan suatu taksiran akuntansi, SA 342.09 menjelaskan bahwa auditor
biasanya memusatkan terhadap faktor-faktor asumsi kunci yang :

Signifikan terhadap estimasi akuntansi

Peka terhadap perubahan

Penyimpangan dari pola histories

Subjektif dan rawan terhadap salah saji serta bias


Bukti tentang kepantasan suatu estimasi bisa diperoleh auditor melalui satu atau kombinasidari
pendekatan-pendekatan berikut :

Mereview dan uji proses yang digunakan oleh manajemen dalam menyusun estimasi.

Membuat ekspetasi terpisah tentang estimasi.

Mereview peristiwa atau transaksi kemudian yang terjadi sebelum selesainya pekerjaan
lapangan.
Prosedur-prosedur yang dilakukan meliputi :

Pertimbangan relevansi, keandalan, dan kecukupan data dan faktor faktor lain yang digunakan
manajemen.

Mengevaluasi kepantasan dan konsistensi asumsi-asumsi.

Mengerjakan ulang perhitungan yang telah dilakukan manajemen.

Rekening-Rekening Berkaitan dengan Transaksi dengan Pihak yang Memiliki Hubungan


Istimewa
Tujuan auditor dalam pengauditan atas transaksi-transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak
yang memiliki hubungan istimewa adalah untuk mendapatkan bukti mengenai tujuan, sifat, dan
luasnya transaksi ini serta dampaknya terhadap laporan keuangan. PSA No. 34, Pihak yang
Mamiliki Hubungan Istimewa (SA 334.09) menyatakan bahwa pengujian substantif harus
meliputi hal-hal berikut :

Memahami tujuan transaksi dari usaha.

Memeriksa faktur dan mereview surat perjanjian, kontrak, dan dokumen relevan lainnya.

Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris, atau direksi atau pejabat
yang berwenang.

Melakukan

pengujian

kewajaran

terhadap

jumlah

yang

diungkapkan,

atau

yang

dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.

Mengatur audit atas rekening koran antar perusahaan yang dilaksanakan pada tanggal yang
bersamaan.

Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh keyakinan atas nilai, dan mudah atau
tidaknya jaminan dialihkan.

Anda mungkin juga menyukai