Oleh :
BAB 13
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Menurut FASB, suatu kewajiban memiliki tiga karakteristik esensial berikut ini:
1.
2.
3.
Kewajiban mengandung tugas atau tanggung jawab saat ini bagi satu atau lebih satuan
usaha, yang memerlukan penyelesaian berupa kemungkinan penyerahan atau penggunaan
aktiva di masa depan pada tanggal tertentu atau yang dapat ditentukan, bila terjadi suatu
peristiwa tertentu, atau berdasarkan permintaan.
Tugas atau tanggung jawab itu menimbulkan kewajiban bagi satuan usaha tertentu,
dengan tidak atau sedikit menyisakan kebebasan untuk menghindari pengorbanan masa
depan.
Transaksi atau peristiwa lain yang menimbulkan kewajiban satuan usaha itu sudah
terjadi.
Posisi yang tersempit bahwa hanya kewajiban legal atau utang (debt) yang harus
dimasukkan sebagai kewajiban akuntansi.
Transaksi dan Peristiwa Lain.
Karakteristik esensial kewajiban yang ketiga, menurut FASB, adalah bahwa kewajiban
itu harus didahului oleh suatu transaksi atau peristiwa lain. Suatu peristiwa didefinisikan
sebagai terjadinya konsekuensi bagi satuan usaha. Suatu transaksi didefinisikan sebagai
jenis peristiwa tertentu, yaitu, peristiwa eksternal yang menyangkut penyerahan sesuatu yang
bernilai (manfaat ekonomi masa depan) antara dua (atau lebih) satuan usaha. Jika kewajiban
dibatasi pada situasi di mana ada transaksi yang mendahului, berarti kita kembali ke masa di
saat kredit mengikuti debet. Sebaliknya, penambahan istilah peristiwa lain pada syarat ini
sangat melonggarkan definisi ini.
Ikhtisar.
Singkatnya, dari sudut pandang interpretif, kewajiban dapat didefinisikan sebagai
kewajiban atau tugas badan usaha untuk memberikan uang, barang, atau jasa kepada
seseorang, perusahaan, atau organisasi lain pada saat tertentu di masa depan. Seperti definisi
aktiva, dan dengan alasan yang sama, definisi ini tidak menyinggung kebutuhan akan
transaksi yang mendahului.
2. Pengakuan
Bila suatu sumberdaya atau suatu kewajiban muncul di dalam laporan posisi keuangan,
sumberdaya atau kewajiban itu disebut diakui. Banyak yang berpendapat bahwa hanya sedikit
perbedaan antara mengakui suatu sumberdaya atau kewajiban dan mengungkapkannya dalam
catatan kaki. Mereka menyatakan bahwa sepanjang peristiwa-peristiwa yang terkait sudah
diungkapkan, para pemakai dapat menafsirkan dan memperhitungkan peristiwa-peristiwa itu
dalam model-model prediksi mereka.
Kewajiban Kotinjen
SFAS 5 menyatakan bahwa kontinjensi kerugian semacam itu harus diakui sebagai kewajiban
jika:
a. Memenuhi definisi kewajiban.
b. Probabilitas terjadinya peristiwa masa depan itu relatif tinggi.
c. Kerugian kontinen dapat destinasi secara wajar.
Kewajiban dalam garansi merupakan contoh kewajiban kontinen karena suatu peristiwa,
kegagalan produk, belum terjadi. Kewajiban ini diakui karena probabilitas bahwa pembayaran
tertentu harus dilakukan adalah tinggi, walaupun jumlah totalnya harus destimasi.
3. Klasifikasi
Tujuan Klasifikasi
Para pembaca laporan-laporan eksternal mempunyai tujuan yang berbeda dan latar
belakang yang berbeda sehubungan dengan pengetahuan mereka tentang perusahaan tersebut.
Ikhtisar dan klasifikasi biasanya menghilangkan sebagian informasi dan hubungan yang
mungkin bernilai bagi pembaca atau kelompok pembaca tertentu. Dengan demikian,
klasifikasi neraca harus diupayakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Di antara sekian
banyak tujuan yang diidentifikasi oleh para ahli teori akuntansi, dapat kita temukan yang
berikut ini:
1.
2.
3.
4.
menyatakan bahwa klasifikasi lancar ini juga sangat tepat dalam penerapan teori dana pada
akuntansi keuangan umum.
Penjelasan tentang Proses Akuntansi
Klasifikasi akuntansi seringkali ditetapkan karena memudahkan proses pembukuan.
Klasifikasi beban yang ditangguhkan misalnya sering digunakan sebagai tempat istirahat bagi
debet-debet yang belum dialokasikan. Pengklasifikasian menurut proses akuntansi tidak
mesti sepenuhnya tidak relevan bagi para pembaca laporan keuangan yang diterbitkan.
Pengklasifikasian ini mungkin berarti untuk melakukan pembedaan antara pos-pos yang
secara langsung atau tidak langsung akan menghasilkan arus kas.
Menyoroti Metode-metode Penilaian
Pernah disarankan bahwa aktiva harus diklasifikasikan menurut dasar-dasar penilaiannya,
yaitu aktiva yang dinilai menurut biaya kini akan dipisahkan dari aktiva yang dinilai dengan
dasar biaya historis. Dari sudut pandang teoritis, suatu prosedur yang eklektik tidak mesti
tidak dapat disetujui, karena konsep penilaian yang dipilih akan tergantung pada bukti yang
tersedia, derajat ketidakpastian dalam setiap kasus, dan upaya untuk mendekati konsep
penghasilan yang relevan.
Mendalami Pemikiran Manajemen
Tujuan yang mungkin lainnya dalam pengklasifikasian aktiva dan kewajiban adalah
untuk member pemakai suatu pengertian tentang niat-niat manajemen sehubungan dengan
apakah akan mengikatkan kembali dana untuk digunakan dalam operasi. Aktiva lancar secara
keseluruahan mungkin sama permanennya dengan investasi dalam aktiva tak lancar, tetapi
kesempatan untuk menginvestasikan kembali kedalam operasi berjalan terjadi dalam siklus
operasi bisnis tersebut.
Prediksi Arus Kas
Seperti yang ditunjukkan dalam bab sebelumnya, penyajian informasi yang
memungkinkan prediksi arus kas masa depan perusahaan haruslah menjadi salah satu tujuan
laporan keuangan. Pengklasifikasian sumber daya dan komitmen saja tidak memungkinkan
dilakukannya prediksi arus kas masa depan, tetapi suatu klasifikasi mungkin relevan bila
dikaitkan dengan informasi arus kas historis atau yang dianggarkan. Klasifikasi semacam itu
seharusnya memberikan informasi mengenai saat yang mungkin untruk terjadinya konversi
sumberdaya menjadi kas, atau ketersediaan sumberday untuk konversi, serta saat pembayaran
kewajiban.
Operasi dan Siklus Operasi
Alternatif-alternatif
Karena adanya kesulitan-kesulitan sehubungan dengan penafsiran siklus operasi, sudah
pernah disarankan agar neraca diklasifikasikan berdasarkan metode penilaian. Alternative
lain yang pernah diajukan adalah :
1. Menyajikan suatu klasifikasi kewajiban yang didasarkan pada jenis sumber kredit yang
tersedia bagi perusahaan.
2. Mengungkapkan informasi pelengkap mengenai jumlah dan saat penerimaan kas dan
pengeluaran kas yang diharapkan, yang berkaitan dengan aktiva dan kewajiban tertentu.
b. Saling Mengurangkan (Offsetting) Kewajiban dan Aktiva
Sebaga prinsip umum, aktiva dan kewajiban tidak boleh saling dikurangkan kecuali bila
da hak spesifik untuk saling mengurangkan. Ada dua pengecualian utama dari prinsip umum
ini, keduanya disetujui oleh FASB. Yang pertama berkaitan dengan pension, dimana
perusahaan mempunyai hak untuk saling mengurangkan kewajiban pension dengan dana
pension, sehingga menyisakan kewajiban pension bersih. Yang kedua, berkaitan dengan
penggunaan metode ekuitas dalam mempertanggungjawabkan investasi induk perusahaan
dalam anak perusahaan.