Anda di halaman 1dari 18

II

TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pengertian Desa
Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsurunsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan
pengaruh timbal balik dengan daerah lain (Bintarto, 1977). Desa menurut UU no.5
tahun 1979 adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai
kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut UU no.22 tahun 1999 desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten. Desa
menurut UU no.32 tahun 2004 adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa dalam UU no.6 tahun 2014 adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1.2. Unsur Unsur Desa


Unsur-unsur desa meliputi:
1. Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
2. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan,
persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3. Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan
pergaulan antar warga desa.
1.3. Fungsi Desa
Fungsi desa adalah:
1. Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai
suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
2. Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung
bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3. Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa
manufaktur, desa industri, desa nelayan, dll
1.4. Perangkat dan Struktur Sosial Desa
Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul
desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa dapat
berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau
pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di
luar desa yang telah ada.Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi
kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintah Desa bersama BPD dengan
memperhatikan saran dan pendapat masyarakat setempat. Desa yang berubah
menjadi Kelurahan, Lurah dan Perangkatnya diisi dari pegawai negeri sipil.
Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas
Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD)

Kepala Desa
Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan

Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun, dan dapat
diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki
wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan
bersama BPD.
Istilah Lurah seringkali rancu dengan jabatan Kepala Desa. Memang,
di Jawa pada umumnya, secara historis pemimpin dari sebuah Desa
dikenal dengan istilah Lurah. Namun dalam konteks Pemerintahan
Indonesia, sebuah Kelurahan dipimpin oleh Lurah, sedang Desa dipimpin
oleh Kepala Desa. Tentu saja keduanya berbeda, karena Lurah adalah
Pegawai Negeri Sipil yang bertanggung jawab kepada Camat; sedang
Kepala Desa bisa dijabat siapa saja yang memenuhi syarat (bisa berbedabeda antar Desa) yang dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilihan
Kepala Desa (Pilkades).
Wewenang kepala desa antara lain:

Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan


kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa

(BPD)
Mengajukan rancangan peraturan desa
Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan

bersama BPD
Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) untuk dibahas
dan ditetapkan bersama BPD
Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa

(Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon


Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 sbb:
1. Bertakwa kepada Tuhan YME
2. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada
NKRI, serta Pemerintah

3.
4.
5.
6.
7.

Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat


Berusia paling rendah 25 tahun
Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa
Penduduk desa setempaT
Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan

dengan hukuman paling singkat 5 tahun


8. Tidak dicabut hak pilihnya
9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2
kali masa jabatan
Memenuhi syarat yang diatur Perda Kab/Kota. Kepala Desa dipilih
langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa
setempat. Usia minimal Kepala Desa adalah 25 tahun, dan Kepala Desa
haruslah berpendidikan paling rendah SLTP, penduduk desa setempat.
Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa dilakukan oleh Panitian
Pemilihan, dimana dibentuk oleh BPD, dan anggotanya terdiri dari unsur
perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.
Cara pemilihan Kepala Desa dapat bervariasi antara desa satu
dengan lainnya. Pemilihan Kepala Desa dan masa jabatan kepala desa
dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan yang diakui keberadaannya berlaku ketentuan
hukum adat setempat. Kepala Desa dilarang menjadi pengurus partai
politik (namun boleh menjadi anggota partai politik), merangkap jabatan
sebagai Ketua atau Anggota BPD, dan lembaga kemasyarakatan,
merangkap jabatan sebagai Anggota DPRD, terlibat dalam kampanye
Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, dan Pemilihan Kepala Daerah.

Badan Permusyawaratan Desa.


Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga
perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga,

pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka
masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat
diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.
Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan
sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. BPD berfungsi
menetapkanPeraturan Desa bersama Kepala
Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.Wewenang
BPD antara lain:
Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa.
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa
dan
Peraturan Kepala Desa.
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa.
Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa.
Menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi
masyarakat.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi
kewenangan desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APB Desa), bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah.
Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah yang diselenggarakan oleh
pemerintah desa didanai dari APBD. Penyelenggaraan urusan pemerintah
yang diselenggarakan oleh pemerintah desa
Sumber pendapatan desa terdiri atas:

Pendapatan Asli Desa, antara lain terdiri dari hasil usaha


desa, hasil kekayaan desa (seperti tanah kas desa, pasar desa,
bangunan desa), hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong

royong
Bagi hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota
Bagian dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan


Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan

urusan pemerintahan.
Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

APB Desa terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan
Pembiayaan. Rancangan APB Desa dibahas dalam musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Kepala Desa bersama BPD menetapkan
APB Desa setiap tahun dengan Peraturan Desa.
1.5. Pengertian Sistem Sosial
Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian atau
elemen-elemen yang satu sama lainnya saling ketergantungan (interdependent).
Dalam suatu sistem, setiap elemen satu bagian saling berinteraksi dan saling
bergantungan satu sama lainnya. Sebagai contoh dalam suatu sistem adalah kue,
dimana kita harus menyiapkan bahan-bahannya yang kita katakana sebagai bagian
dari kue. Komponen-komponen yang kita namakan bahan merupakan suatu
kesatuan yang saling bergantung dan saling membutuhkan bagian-bagian lainnya.
Sistem mempunyai beberapa sifat yang sama, terutama yang erat kaitannya
dari segi struktur sehingga perubahan dalam satu bagian mengakibatkan
perubahan pada bagian lainnya. Suatu system dapat pula bersifat kompleks atau
luas serta berbeda-beda, seperti system ekonomi, sistem hukum, sistem social,
system pemerintahan, sistem pertahanan dll.
Para ahli dalam membuat rumusan-rumusan atau pembahasan tentang
system social lebih membicarakan elemen-elemen atau bagian-bagian dari sistem
sosial saja serta hubungan antara elemen-elemen atau bagian-bagian tersebut.
Sistem sosial mencakup interaksi antara aktir-aktor dengan norma-norma
situasional yang mengatur proses-proses interaksi diantara satuan-satuan. Sebagai
warga system sosial menurut Pearsons akan selalu patuh pada aturan-aturan yang

sama dalam system sosial tersebut, oleh karena itu interaksi akan terjadi secara
harmonis dan terjadi integrasi secara penuh dalam sistem sosial tersebut.
Charles P. Loomis melihat sistem sosial sebagai interaksi yang konkret
dalam suatu struktur sosial. Sistem sosial terdiri dari interaksi yang berpola antara
anggota-anggotanya. Ia terdiri dari interaksi yang lebih sering atau lebih berarti di
antara warganya atau anggotanya dibandingkan dengan interaksi dari luar.
Interaksi ini berlangsung menjadi mantap dan berlangsung membentuk pola yang
tersusun secara sistematis dan menggunakan lambing-lambang serta mengandung
harapan-harapan yang menjadi milik bersama. Dengan demikian, pusat atau inti
daripada system sosial adalah interaksi.
Interaksi merupakan suatu peristiwa dimana seseorang atau satu pihak
berusaha mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang atau pihak lain. Interaksi
social merupakan hubungan yang dinamis yang menyangkut hubungan orang
seorang, antar kelompok maupun antar orang dengan kelompok. Interaksi yang
terus menerus terjadi disebut hubungan social. Hubungan sosial yang mengatur
diri dalam satu system disebut sistem sosial.

1.6. Elemen-elemen system social

Tujuan (ends atau objektives)


Tujuan adalah apa yang diharapkan dapat dicapai. Pada beberapa
hal tujuan dinyatakan dengan istilah kebutuhan (needs).

Kepercayaan (belief)

Kepercayaan adalah anggapan yang diterima sebagai hal yang


benar atau tidak benar.

Sentimen atau perasaan (sentiment)


Sentiment mendasari perasaan seseorang tentang kehidupan.
Sentimen terjalin erat dengan kepercayaan dan sentiment tersebut
bersifat expressive dan memperlihatkan apa yang dirasa atau what we
feel.

Norma-norma (norms)
Norma aadalah aturan atau tata tertib yang dipatuhi oleh warga
system social. Norma dapat dipersamakan dengan rule of the game
atau cara-cara penggunaan alat-alat untuk mencapai tujuan. Bagaimana
seseorang berbuat atau berkelakuan sebagai pemegang peranan dalam
suatu system ditentukan oleh-oleh norma-norma system tersebut.

Sanksi (Sanction)
Sanksi dapat merupakan suatu pujian atau ganjaran bagi warga
yang mematuhi norma-norma dan merupakan suatu hukum bagi warga
yang tidak mematuhi norma-norma yang telah diterima oleh warga
system sosial.

Status Peranan (Status Roles)


Status merupakan tempat atau posisi seseorang dalam kelompok.
Sedangkan peranan merupakan aspek yang dinamis dari status. Apabila
seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai
dengan statusnya, maka ia menjalankan peranannya.

Kekuasaan (Power)

Kekuasaan adalah kesanggupan untuk menguasai orang lain.


Kekuasaan mempunyai banyak komponen, ada dua komponen yang
penting yaitu wewenang (authority) dan pengaruh (influence).
Wewenang adalah hak yang dibenarkan (legitimate right) kepada
seseorang untuk mempengaruhi orang lain.

Derajat Sosial atau Lapisan Sosial (Social Rank)


Derajat social menghasilkan suatu strata dalam masyarakat yang
biasa disebut dengan lapisan social (social stratification). Lapisan
social adalah sebagai akibat kedudukan social atau social position.
LApisan social timbul karena manusia membuat berbagai macam
derajat diantara mereka sendiri.

Fasilitas (facilities)
Fasilitas adalah alat-alat, harta, barang-barang atau kemudahankemudahan lainnya yang tersedia dan digunakan dalam system social
tersebut untuk mencapai tujuannya.

Wilayah (territoriality)
Wilayah adalah ruang tempat dimana system social tersebut
bertahan.

1.7. Proses-proses dalam Sistem Sosial

Komunikasi
Komunikasi adalah proses bagaimana pesan (penerangan,
keputusan, peraturan-peraturan) diteruskan dalam system social.

Proses pengambilan keputusan

Proses yang terpenting yang mengikuti struktur kekuasaan adalah


penetapan pilihan atau decision making process. Di Indonesia, suatu
keputusan rapat yang digunakan oleh warga yaitu musyawarah dan
mufakat. Musyawarah adalah cara memutuskan suatu pilihan dimana
semua orang mempunyai hak yang sama dalam menentukan keputusan.
Mufakat adalah proses penetapan keputusan yang hanya diakhiri
dengan sepakat semua warga system social (aklamasi).

Proses Bertahan
Merupakan proses yang mengukuhi rasa solidaritas, identitas dan
pola-pola interaksi didalam system. Suatu proses bertahannya suatu
system dari pengaruh luar yang hendak mengubah atau masuk ke dalam
sistem.

Proses perpaduan system (Social cultural linkage)


Merupakan proses perpaduan elemen-elemen dari sekurangkurangnya dua system sosial.

Pelembagaan (Institutionalization)
Merupakan proses tumbuh dan berkembangnya suatu peristiwa
sehingga menjadi lembaga.

Sosialisasi dan partisipasi social


Kegiatan dan kesadaran warga system social untuk menanamkan
dan mematuhi warisan-warisan kebudayaan dan social dalam suatu
sistem.

Kontrol sosial

Merupakan suatu proses bagaimana suatu usaha untuk


mempertahankan keadaan keseimbangan dan kelangsungan hidup suatu
system sosial.
1.8. Desa sebagai Sistem Sosial
Desa dianggap sebagai sistem sosial karena desa merupakan perwujuadan
dari keseluruhan interaksi-interaksi sosial yang mantap yang ada didalamnya.
Desa dikatakan sebagai suatu sistem sosial memerlukan pembahasan dari elemenelemen sistem sosial yang ada didalam desa itu. Elemen-elemen desa tersebut
diantaranya :

Tujuan
Tujuan biasanya dinyatakan secara tidak nyata (implisit) dalam nilainilai dan tindakan-tindakan desa sebagai system social. Misalnya desa bagi
seorang warga des merupkan tempat mereka hidup untuk selama-lamanya,
untuk mencari ketentraman, kehidupan dan kadang-kadang perlindungan.
Digambarkan oleh Koejaraningrat di Desa celapar bahwa yang diinginkan
keluarga tani dijawa adalah keadaan selamat dimana suatu keadaan
aman, tentram, dengan tidak ada kejadian-kejadian yang mengganggu
ketentraman itu. Ketakutan akan bencana yng terjadi dihadapi dengan
berlaku prihatin yaitu menyadarkan pikiran akan adanya kemungkinankemungkinansegala macam bahayadan menyesuaikan dirinya dengan
kesadaran.

Kepercayaan
Pada mulanya kepercayaan suku-suku bangsa Indonesia, pada
khususnya di Pedesaan, ditandai oleh unsur-unsur rasa hormat dan patuh
kepada roh-roh nenek moyang yang tetap memperhatikan keturunannya.
Kepercayaan ini disebut dengan animisme. Biasanya ditempat-tempat yang

dianggap ditempati oleh yang berkuasa itu dilakukan semedi atau upacaraupacara yang disebut sedekah desa. Sedekah desa ialah berkumpul
bersama di tempat yang dianggap keramat dengan menghidangkan
makanan dan minuman bagi Dia yang berkuasa atas desa itu dan oleh
mereka dinamakan Dayang Desa.

Sentimen atau perasaan


Kepercayaan warga satu desa bahwa mereka adalah suatu keturunan
nenek moyang yang sama dapat menimbulkan sentiment atau perasaan
cinta terhadap desanya. Menurut Soetardjo karena begitu sukarnya
memisahkan perasaan terhadap desanya sehingga pada suatu saat diamana
pemerintah zaman dulu menemui kesukaran untuk mentransmigrasikan
mereka dari suatu desa di Jawa ke daerah Sumatera Selatan.

Norma
Norma-norma sosial yang ada didalam masyarakat yang menentukan
bagaimana seseorang itu harus berbuat atau berkelakuan dalam system
social tersebut. Norma dituruti warga system social karena norma adalah
suatu peraturan umum mengenai kelakuan atau perbuatan yang
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kesusilaan, kebiasaan, atau
paham yang sehat sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat tersebut.
Untuk membedakan masing-masing kekuatan dari dari norma-norma
tersebut terdapat empat pengertian yaitu cara (usage), kebiasaan
(folkways), tata kelakuan (mores), dan adat (customs). Norma-norma yang
ada di pedesaan biasanya berasal dari kepercayaan, sentiment dan tujuan
tertentu.

Sanksi
Tingkah laku seseorang atau warga desa selalu diatur oleh normanorma yang berlaku di desa tersebut. Bagi warga desa yang tingkah
lakunya tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di desa itu, maka

warga desa tersebut akan dikenakan suatu sanksi yang bersifat negative
berupa hukuman.

Status Peranan
Kehidupan masyarakat di pedesaan yang sebagian besar merupakan
petani. Setiap status masyarakat desa mempunyai peranaan yang berbedabeda. Status yang dinilai tinggi misalnya kepala desa.

Kekuasaan
Kekuasaan yang berdasarkan wewenang dapat dimiliki karena
seseorang memegang suatu jabatan misalnya kepala desa. Sedangkan
kekuasaan karena pengaruh yang dimilikinya diperoleh karena ia disegani
dan dipercaya bahwa ia memiliki kelebihan dari warga lainnya.

Derajat Sosial atau Lapisan Sosial


Lapisan-lapisan dalam masyarakat desa biasanya terbentuk atas pola
pemilikan tanah. Namun terbukanya desa dengan daerah luar, strata
menjadi terbentuk atas unsur-unsur kekayaan, pendidikan, jabatan, dll. Di
desa, lapisan petani terbagi atas petani dengan tanahnya yang luas (petani
kaya), petani dengan tanah sempit (petani miskin), buruh tani yang tidak
memiliki sawah dan bukan petani.

Fasilitas
Fasilitas utama didaerah pedesaan adalah tanah yang merupakan
sumber kehidupan yang utama bagi warga desa tersebut. Tanah dapat
erupa tanah sawah, lading, kebun atau hutan serta sungai-sungai dan
danau-danau yang ada di sekitarnya. Rumah gadang di minagkabau
sebagai tempat resmi upacara perkawinan dan pertemuan dewan keluarga.

Wilayah
Setiap desa mempunyai wilayah yang membatasi dari satu desa
dengan desa yang lainnya. Di daerah pedesaan yang jumlah penduduknya

jarang seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya maka wilayah


desa mencakup daerah yang sangat luas.
1.9.

Proses-proses desa sebagai Sistem Sosial


Komunikasi
Di desa bagaimana pesan disampaikan diantara warga desa lebih
banyak menggunakan cara komunikasi lisan yaitu dari mulut ke
mulut. Karena pada umumnya warga desa masih banyak yang tidak
dapat membaca dan menulis. Radio masih sedikit digunakan oleh
warga desa mengenai pengetahuan seperti pada siaran pedesaan
mengenai cara peningkatan produksi pertanian atau peternakan.
Pemerintah biasnya menyampaikan informasi kebijakan, paraturan
dan keputusan-keputusan secara langsung terhadap warga desa.

Proses pengambilan keputusan


Proses yang penting yang mengikuti struktur kekuasaan adalah
proses pengambilan keputusan. Dallam rapat akan terlihat siapa-siap
saja yang mempunyai hak untuk berbicara dan mempunyai pengaruh
yang besar terhadap pengambilan keputusan dalam rapat. Ketidak
puasan dalam keputusan hasil rapat cenderung dibicarakan diluar rapat
oleh warga yang tidak mempunyai pengaruh dalam rapat tersebut.

Proses bertahan
Desa sebagai system social selalu berusaha agar system tersebut
tetap tangguh dan bertahan khususnya terhadap penyimpanganpenyimpangan dari warganya sendiri maupun terhadap pengaruh dari
luar. Kekuatan system mempertahankan diri tergantung dari sifat
integrasi dari masyarakat itu sendiri. Karena itu, integrasi dapat
menggambarkan kuatnya bersatu dalam suatu sistem sosial.

Proses perpaduan system


Desa tidaklah merupakan satu system social yang berdiri sendiri.
Sebagai system ia bersentuhan dengan system social lainnya seperti
desa-desa yang lainnya atau kota. Persentuhan ini menimbulkan
struktur hubungan antar system yang disebut organisasi sosial.

Pelembagaan
Suatu peristiwa yang berulang secara terus menerus dapat
menjadi lembaga. Di desa banyak peristiwa-peristiwa yang menjadi
lembaga. Misalnya derep atau bawon adalah suatu lembaga. Seorang
pemilik sawah akan memberikan sekian persen hasilnya yang sesuai
dengan adat atau aturan di desanya kepada seseorang yang
membantunya memotong padi.

Sosialisasi dan partisipasi sosial


Di daerah pedesaan, pola tingkah laku yang diinginkan oleh
seluruh warga masyarakat telah diajarkan sejak kecil dalam keluarga
dan masyarakat melalui proses sosialisasi. Norma-norma social
diajarkan melalui proses soialisasi dengan hasil, warga masyarakat
akan mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. Desadesa yang relatif tinggi tingkat integrasinya, biasnya warga-warganya
memiliki partisipasi yang tinggi dalam segala kegiatan yang ada di
desa.

Control social
Kontrol sosial dapat berupa usaha-usaha mencegah dari segala
penyimpangan dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Warga
desa secara spontan akan memberikan sanksi kepada seseorang yang
berani bertindak tidak sesuai dengan norma atau nilai dalam
masyarakat.

III
KESIMPULAN

Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh


unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam

hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain. Sistem sosial sebagai
interaksi yang konkret dalam suatu struktur sosial. Desa dianggap sebagai sistem
sosial karena desa merupakan perwujuadan dari keseluruhan interaksi-interaksi
sosial yang mantap yang ada didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto, 1977. Pola Kota dan Permasalahannya. Yogyakarta: Fakultas Geografi


UGM.

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


http://jakaarjunablog.blogspot.com/2011/03/sistem-sosial-pedesaan_23.html.
Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014, pukul 21.20 WIB.
http://laely-widjajati.blogspot.com/2010/01/pengertian-sistem-sosialmenurut.html. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014, pukul 21.10 WIB.
https://taufikhidayah21.wordpress.com/tag/perbedaan-anatar-masyarakat-desadan-kota/. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014, pukul 21.40 WIB.

Anda mungkin juga menyukai