6 Teori Peledakan
6 Teori Peledakan
selesai
guna
ketika
handak
ekspansi
Bidang Bebas
Pada
tahap
pertama
terjadi
penghancuran batuan disekitar lubang
ledak dan diteruskannya energi ledakan
kesegala arah.
Bidang Bebas
Bidang Bebas
Lubang ledak
Bidang Bebas
Batas bidang bebas
Pada grafik berikut ditunjukkan expansi dari lubang tembak dengan waktu yang dibutuhkan
V/Vo
10
8
4
0.1
0.2
0.3
0.5
ms
Pada saat penyalaan gelombang tekan memecahkan batuan, volume lubang tembak membesar
dua kalinya, lubang tembak akan berhenti disini selama 0.1 ms s/d 0.4 ms, sebelum terjadi pecahan
radial
Disamping pecahan natural terbentuk pecahan baru karena interaksi antara pengaruh tegangan
disekitar lubang tembak dan tegangan tarik terbentuk oleh pantulan (refleksi) adanya bidang bebas.
x
x
x
x
x
y
Pola Peledakan
Perlu diperhatikan dalam pemilihan
kombinasi dari pola pemboran dan pola
peledkan untuk mendapatkan
fragmentation dan arah lemparan
(tumpukan/muck pile) yang diharapkan
Peledakan dengan delay ditunjukkan
dengan nomor yang akan meledak, dapat:
-mengurangi getaran yang timbul (ground
vibration),
- airblast
- memperkecil fragmentasi dsb
Free Face :
Permukaan batuan yang berhubungan
langsung dengan udara.
Floor:
Lantai/kaki yang sudah ada atau yang
akan direncanakan ada.
Floor harus selalu rata untuk kemudahan
transportasi dan sedikit bersudut untuk
penirisan air sewaktu diperlukan.
Toe :
Bagian batuan yang tertinggal antara floor
dengan free face berupa tonjolan.
Delay Pattern
Waktu tunda yang akan terjadi pada saat
sekelompok lubang tembak meledak.
- Mengurangi getaran
- Mengontrol arah lemparan
- Mengatur bentuk free face yang akan
dibentuk
- Dapat mengurangi penggunaan bahan
peledak
- Mengurangi terjadinya toe
Initiation point
Free Face
Delay relay
5
connector (DRC)
5
4
4
4
3
3
3
2
1
Free face
5
4
2
2
5
4
Initiation point
Initiation point
10
11
10
Free face
Design guidelines
Hubungan antara dimensi yang digunakan
dalam perencanaan peledakan secara
geometris seperti pada gambar berikut:
S
B : Burden
S : Spacing
K : Bench height
H : Hole depth
T : Stemming
J : Sub drilling
B
T
yang diharapkan
Tinggi jenjang
Diameter lubang bor berkaitan dengan tinggi
jenjang, formula:
K = 0.05 ~ 0.15 d
d : diameter bor (mm)
K : tinggi jenjang (bench height) (m)
- Dengan diameter lubang kecil, burden juga akan
kecil sehingga fragmentasi yang dihasilkan
relatif kecil.
Burden
Didefinisikan sebagai jarak dari lubang bor
terhadap bidang bebas (free face) yang
terdekat dan relatif tegak lurus free face.
Burden merupakan variable yang sangat
penting dalam mendesain peledakan.
Jarak Burden erat hubungannya dengan
diameter lubang bor yang digunakan,
secara garis besar jarak burden optimum
adalah:
Spacing
S = (1 ~> 1.8) x B
B : burden (m)
S : Spasing (m)
Biasanya rata-rata spacing S = 1.25 B
Sub drilling
Adalah tambahan kedalaman dari lubang
bor dibawah rencana lantai jenjang
(bench), berfungsi untuk menghindari
tonjolan pada lantai (toe), dan merapikan
dasar lantai untuk pemboran berikutnya.
J = (0.2 ~ 0.4) x B
Stemming
Adalah material penutup didalam lubang
bor, berfungsi untuk mengurung gas
ledakan,
T = (0.5 ~ 1) x B Burden
jika stemming < 15 x diameter cenderung
terjadi flying rock.
lubang
tembak
basah
membutuhkan
stemming yang lebih padat dibandingkan
lubang tembak kering.
Decoupling
Bila diameter bahan peledak < diameter lobang
bor, ada rongga diantara dinding lobang bor
dengan bahan peledak.
Fully Coupled
De-coupled
Deck Loading
Suatu cara pengisian bahan peledak dalam satu
lobang bor menjadi beberapa bagian yang
dipisahkan dengan bahan inert (bukan bahan
peledak)
POWDER FAKTOR
Suatu bilangan yang menyatakan jumlah
material yang diledakan atau dibongkar
oleh sejumlah bahan peledak.
PF dipengaruhi oleh :
- pola peledakan
- Free face
Empat cara penggunaan perhitungan :
a. Perbandingan berat penggunaan bahan
peledak dengan volume batuan yang akan
diledakan (kg/m3)