Nama : Gina Kholisoh

NIM : 1111102000123
Kelas : Farmasi (6C)

Interaksi Obat
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Obat
Metformin 500 mg
Lasix 40 mg
Cefixime 200 mg
Neurodex
Azitrromisin 500 mg
Salbutamol 2 mg
Neurontin 300 mg
Alprazolam 0,5 mg
Sertralin
Captopril 25 mg
Ascardia 80 mg
Omeprazol 20 mg
Sukralfat (syr)

Dosis
No. XC
No. X 1 dd 1
No. X 2 dd 1
No X 2 dd 1
No. V 1 dd 1
No. X 2 dd 1
No X 3 dd 1
No. X 1 dd 1
No. XV 1 dd 1
No. X 2 dd 1
No. XXX 1 dd 1 pc
No IX. 2 dd 1
No. II 3 dd c1

Indikasi
Diabetes (NIDDM)
Diuretic
Antibiotic (sefalosporin)
Vitamin B Kompleks
Antibiotik (makrolida)
Asma
Nyeri neuropatik
Hipnotik sedative
Anestesi (depresi)
Hipertensi
Aritmia jantung
GI disorder
GI disorder

Interkasi Obat
1. Metformin
Cephalexin : Dapat meningkatkan konsentrasi serum metformin. Risiko
C : Monitor terapi.
Cimetidine : Dapat mengurangi ekskresi metformin. Risiko C : Monitor
terapi.
Kortikosteroid (Inhalasi secara oral) : Dapat mengurangi efek
hipoglikemik dari Agen antidiabetes. Dalam beberapa kasus, supresi
kortikosteroid-mediated HPA axis menyebabkan episode krisis adrenal
akut, yang dapat bermanifestasi sebagai peningkatan hipoglikemia,
terutama dalam pengaturan insulin atau penggunaan agen
antidiabetes lain. Risiko C : Monitor terapi.
Kortikosteroid (sistemik) : Dapat mengurangi efek hipoglikemik dari
Agen antidiabetes. Dalam beberapa kasus, supresi kortikosteroiddimediasi HPA axis menyebabkan episode krisis adrenal akut, yang
dapat bermanifestasi sebagai peningkatan hipoglikemia, terutama

dalam pengaturan insulin atau penggunaan agen antidiabetes lain.

Risiko C: Monitor terapi.
Agen Iodinasi Kontras : Dapat meningkatkan efek samping/toksik
metformin. Disfungsi ginjal yang mungkin disebabkan oleh agen
iodinasi kontras yang dapat menyebabkan metformin-laktat asidosis.
Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Analog Luteinizing Hormon Releasing Hormon : Dapat mengurangi efek
terapi Agen antidiabetes. Risiko C : Monitor terapi .
Pegvisomant: Dapat meningkatkan efek hipoglikemik dari Agen
antidiabetes. Risiko C: Monitor terapi.
Somatropin: Dapat mengurangi efek hipoglikemik dari Agen
antidiabetes. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi.
Interaksi Etanol/makanan/ Herb
Etanol : Hindari atau mengurangi konsumsi etanol (dapat
meningkatkan asidosis laktat, dapat menyebabkan hipoglikemia).
Makanan : Makanan menurunkan tingkat dan sedikit menunda
penyerapan. Dapat menurunkan penyerapan vitamin B12
dan/atau asam folat.
Herb/Nutraceutical: Kromium, bawang putih, gymnema (dapat
menyebabkan hipoglikemia).

Pemantauan Parameters Urine untuk glukosa dan keton, glukosa darah

puasa, dan hemoglobin A1c. Pemantauan awal dan berkala parameter
hematologi (misalnya, hemoglobin/hematokrit dan indeks sel darah
merah) dan fungsi ginjal harus dilakukan, setidaknya setiap tahun.
Periksa vitamin B12 dan folat jika ada anemia.
Range Recommendations referensi kontrol glikemik pada orang dewasa
dengan diabetes : Hb A1c : <7%. Preprandial glukosa plasma kapiler :
70-130 mg/dL. Postprandial glukosa darah kapiler puncak : <180
mg/dL. Tekanan darah : <130/80 mm Hg

2. Lasix (Furosemide)
ACE Inhibitor : Loop Diuretik dapat meningkatkan efek hipotensi dari
ACE Inhibitor. Secara khusus, hipotensi postural dapat terjadi
bersamaan dengan inisiasi ACE Inhibitor. Loop Diuretik dapat
meningkatkan efek nefrotoksik dari ACE Inhibitor. Risiko C : Monitor
terapi.

 Aliskiren : Dapat menurunkan konsentrasi serum dari Furosemide.

Risiko C : Monitor terapi.
Allopurinol : Loop Diuretik dapat meningkatkan efek samping/toksik
dari Allopurinol. Loop Diuretik dapat meningkatkan konsentrasi serum
dari Allopurinol. Secara khusus, loop Diuretik dapat meningkatkan
konsentrasi Oxypurinolol, metabolit aktif Allopurinol. Risiko C : Monitor
terapi.
Amifostine : Antihipertensi dapat meningkatkan efek hipotensi dari
amifostine. Manajemen : Ketika amifostine digunakan pada dosis
kemoterapi, obat antihipertensi harus ditahan selama 24 jam sebelum
pemberian amifostine. Jika terapi antihipertensi tidak dapat ditahan,
amifostine tidak boleh diberikan. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi
terapi.
Aminoglikosida
:
Loop
Diuretik
dapat
meningkatkan
efek
samping/toksik dari Aminoglikosida. Secara khusus, nefrotoksisitas dan
ototoksisitas. Risiko C : Monitor terapi.
Asam Empedu Sekuestran : Dapat mengurangi penyerapan Loop
Diuretik. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Kortikosteroid (dihirup secara oral) : Dapat meningkatkan efek
hypokalemic Loop Diuretik. Risiko C : Monitor terapi.
Kortikosteroid (sistemik) : Dapat meningkatkan efek hypokalemic Loop
Diuretik. Risiko C : Monitor terapi.
Diazoxide : Dapat meningkatkan efek hipotensif dari Antihipertensi.
Risiko C : Monitor terapi.
Dofetilide : Loop Diuretik dapat meningkatkan efek QTc-prolong dari
Dofetilide. Risiko C : Monitor terapi.
Herbal (Agen hipertensi) : Dapat mengurangi efek antihipertensi dari
Antihipertensi. Risiko C : Monitor terapi.
Herbal (Agen hipotensi) : Dapat meningkatkan efek hipotensif dari
Antihipertensi. Risiko C : Monitor terapi.
Methylphenidate : Dapat mengurangi efek antihipertensi dari
Antihipertensi. Risiko C : Monitor terapi.
Neuromuskular-bloking Agent : Loop Diuretik dapat mengurangi efek
neuromuskular -blocking dari neuromuskular-bloking Agent. Loop
Diuretik dapat meningkatkan efek neuromuskular -blocking Agent
neuromuskular-bloking Agent. Risiko C : Monitor terapi.
Agen Anti-inflamasi Nonsteroid : Dapat mengurangi efek diuretik Loop
Diuretik . Risiko C : Monitor terapi.
Phenytoin : Dapat mengurangi efek diuretik Loop Diuretik. Risiko C :
Monitor terapi.

 Prostasiklin Analoginya : Dapat meningkatkan efek hipotensif dari

Antihipertensi. Risiko C : Monitor terapi.
Rituximab : Antihipertensi dapat meningkatkan efek hipotensi
rituximab. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Interaksi Etanol/Makanan/Herb
Makanan : kadar serum Furosemide mungkin akan menurun jika
dikonsumsi dengan makanan .
Herb / Nutraceutical : Hindari dong quai jika digunakan untuk
hipertensi (memiliki aktivitas estrogenik). Hindari ephedra,
yohimbe, dan ginseng (dapat memperburuk hipertensi). Batasi
asupan
licorice
alami.
Hindari
bawang
putih
(dapat
meningkatkan efek antihipertensi).
Pemantauan berat. Parameters Monitor dan I & O sehari-hari : tekanan
darah, Orthostasis, elektrolit serum, fungsi ginjal : dalam dosis tinggi,
memantau pendengaran.

3. Cefixime
Vaksin tifoid : Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid.
Melemahkan regangan hidup Ty21a. Risiko D: Pertimbangkan
modifikasi terapi.
Agen urikosurik : Dapat mengurangi ekskresi sefalosporin. Risiko C:
Monitor terapi .
Interaksi Etanol/Food/Herb : Penundaan penyerapan cefixime.
Monitoring Tes Lab: Lakukan kultur dan sensitivitas penelitian
sebelumnya untuk memulai terapi obat, fungsi ginjal.

4. Neurodex (Vitamin B Kompleks)

Tidak ada Interkasi secara signifikan
Penyimpanan dalam wadah dari besi merupakan penyebab utama
keracunan fatal pada anak-anak, menyimpan obat jauh dari jangkauan
anak-anak.
5. Azitromysin
Amiodarone : Azitromisin dapat meningkatkan efek QTc-prolonging dari
Amiodarone. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.

 Glikosida jantung : Antibiotik makrolida dapat meningkatkan

konsentrasi serum Jantung Glikosida. Risiko D : Pertimbangkan
modifikasi terapi.
Siklosporin : makrolida Antibiotik dapat menurunkan metabolisme
siklosporin. Risiko C: Monitor terapi.
Nelfinavir : Dapat mengurangi ekskresi Azitromisin. Risiko C : Monitor
terapi.
Tacrolimus : macrolide Antibiotik dapat meningkatkan konsentrasi
serum Tacrolimus. Risiko C : Monitor terapi.
Vaksin tifoid : Antibiotik dapat mengurangi efek terapi Vaksin Tifoid.
Melemahkan regangan hidup Ty21a. Risiko D : Pertimbangkan
modifikasi terapi
Antagonis Vitamin K (misalnya warfarin) : Antibiotik makrolida dapat
menurunkan metabolisme Antagonis Vitamin K. Risiko C : Monitor
terapi
Interaksi Etanol/Nutrisi/Herb
Makanan : Laju dan tingkat penyerapan GI dapat diubah
tergantung pada formulasi. Suspensi azitromisin, bukan bentuk
tablet, meningkatkan penyerapan (46 %) secara signifikan
dengan makanan .
Pemantauan Parameters tes fungsi Liver, CBC dengan diferensial.

6. Ventolin/Salbutamol (Albuterol)
Alpha-/Beta-Blockers : Dapat mengurangi efek terapi Beta2-Agonis.
Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Atomoxetine : Dapat meningkatkan efek takikardi dari Beta2-Agonis.
Risiko C : Monitor terapi.
Beta-blocker (Beta1 Selektif) : Dapat mengurangi efek bronchodilatory
dari Beta2-Agonis -Yang dikhawatirkan bersama dengan nonselektif
beta - blocker atau dosis yang lebih tinggi dari beta1 selektif beta blocker. Risiko C : Monitor terapi.
Beta-blocker (Nonselektif) : Dapat mengurangi efek bronchodilatory
dari Beta2-Agonis. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Betahistine : Dapat mengurangi efek terapi Beta2-Agonis. Risiko C :
Monitor terapi.
Cannabinoids
:
Dapat
meningkatkan
efek
takikardi
dari
Simpatomimetik. Risiko C : Monitor terapi

 Iobenguane I 123 : Simpatomimetik dapat mengurangi efek terapi

Iobenguane I 123 Risiko X : Hindari kombinasi.
MAO Inhibitor : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari Beta2Agonis . Risiko C : Monitor terapi.
Simpatomimetik : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari
Simpatomimetik lainnya. Risiko C : Monitor terapi.
Tricyclic Antidepresan : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari
Beta2-Agonis . Risiko C : Monitor terapi.
Interaksi Etanol/Nutrisi/Herb
Makanan : Hindari atau membatasi kafein (dapat menyebabkan
stimulasi CNS) .
Herb/Nutraceutical :
Hindari
ephedra, yohimbe (dapat
menyebabkan stimulasi CNS) . Hindari St John Wort ( dapat
menurunkan kadar/efek albuterol ).
Uji kenaikan interaksi renin (S), peningkatan aldosteron (S).
Pemantauan Parameters FEV1, aliran puncak, dan/atau tes fungsi paruparu lainnya : tekanan darah denyut jantung. Stimulasi SSP : glukosa
serum, serum kalium, gejala asma: arteri atau kapiler gas darah (jika
kondisi pasien baik).
7. Neurontin (Gabapentin)
Alkohol ( Ethyl ) : CNS depressants dapat meningkatkan efek depresan
SSP Alkohol ( Ethyl). Risiko C : Monitor terapi.
CNS depressants : Dapat meningkatkan efek samping/toksik lainnya
CNS depressants . Risiko C : Monitor terapi.
Ketorolac : Dapat mengurangi efek terapi Antikonvulsan. Risiko C :
Monitor terapi.
Mefloquine : Dapat mengurangi efek terapi Antikonvulsan. Mefloquine
dapat menurunkan konsentrasi serum dari Antikonvulsan. Manajemen :
Mefloquine merupakan kontraindikasi pada orang dengan riwayat
kejang. Jika antikonvulsan digunakan untuk melihat respon indikasi lain
pengobatan, seperti mefloquine bersamaan dapat menurunkan respon
terhadap pengobatan. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Interaksi Etanol/Nutrisi/Herb
Etanol : Hindari etanol (dapat meningkatkan depresi SSP).
Makanan : Tidak mengubah tingkat atau luasnya penyerapan.

Herb/Nutraceutical : Hindari evening primrose (ambang kejang

menurun). Hindari valerian, St John Wort, kava kava, pegagan
(dapat meningkatkan depresi SSP) .
Pemantauan kadar serum Parameter Monitor pada terapi antikonvulsan
bersamaan.
8. Alprazolam
Benzodiazepine dapat meningkatkan efek toksik/samping dari
Obat
Clozapine
CNS Depressants

Risk D : Pertimbangkan modifikasi terapi

Risk C: Monitor therapy

Obat yang dapat menurunkan metabolisme dari benzodiazepine :

Obat
Antifungal Agents (Azole Derivatives,

Risk D : Pertimbangkan modifikasi

Systemic)
Aprepitan
Calcium Channel Blockers

terapi
Risk C: Monitor therapy
Risk D : Pertimbangkan modifikasi

(Nondihydropyridine)
Cimetidine
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors:

terapi
Risk C: Monitor therapy
Risk C: Monitor therapy

Kecuali: Citalopram; Escitalopram;

PARoxetine; Sertraline.
Protease Inhibitors

Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi

Management: Amprenavir, atazanavir,

darunavir, indinavir, nelfinavir, ritonavir, and
tipranavir kontraindikasi dengan midazolam
and triazolam according to each protease
inhibitor's prescribing information.
Proton Pump Inhibitors. Kecuali:

Risk C: Monitor therapy

Lansoprazole; Pantoprazole; Rabeprazole.

Oral Contraceptive (Progestins
Oral Contraceptive (Estrogens)
Nefazodone

Risk C: Monitor therapy

Risk C: Monitor therapy
Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi

Macrolide Antibiotics. Kecuali:

Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi

Azithromycin; Dirithromycin [Off Market];

Spiramycin.
Fluconazole
Isoniazid
Jus anggur

Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi

Risk C: Monitor therapy
Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi

Obat yang dapat meningkatkan metaboolisme dari benzodiazepine :

Obat
Rifamycin Derivatives
St Johns Wort
Disulfiram
CarBAMazepine

Risk D : Pertimbangkan modifikasi terapi

Risk C: Monitor therapy
Risk C: Monitor therapy
Risk C: Monitor therapy

Interaksi lainnya :
Alcohol (Ethyl): CNS Depressants dapat meningkatkan efek antidepresan CNS dari Alcohol
(Ethyl). Risk C: Monitor therapy
Theophylline Derivatives: dapat mengurangi efek terapeutik dari Benzodiazepines. Risk D:
pertimbangkan modifikasi terapi
Fosaprepitant: dpat meningkatkan konsentrasi serum dari Benzodiazepines (metabolized by
oxidation). Risk C: Monitor therapy
Deferasirox: dapat menurunkan konsentrasi serum dari substrat CYP3A4 . Risk C: Monitor
therapy
Dasatinib: dapat meningkatkan konsentrasi dari substrat CYP3A4. Risk C: Monitor therapy
CYP3A4 Inhibitors (Moderate): dapat menurunkan metabolism dari substrat CYP3A4. Risk
C: Monitor therapy
CYP3A4 Inhibitors (Strong): dapat menurunkan metabolism dari substrat CYP3A4. Risk D:
pertimbangkan modifikasi terapi
CYP3A4 Inducers (Strong): dapat meningkatkan metabolism dari substrat CYP3A4. Risk
C: Monitor therapy

Rokok : dapat menurunkan konsentrasi alprazolam sampai 50%.

Ethanol: hindari ethanol (dapat meningkatkan CNS depression).

 Makanan : Konsentrasi alprazolam serum tidak mungkin ditingkatkan dengan jus jeruk
karena bioavailabilitas oral alprazolam yang tinggi. Cmax formulasi extanded-release
meningkat sebesar 25% ketika diberikan makanan tinggi lemak 2 jam sebelum dosis.
Tmax menurun 30% ketika makanan diberikan segera sebelum dosis. Tmax meningkat
sebesar 30% ketika makanan diberikan 1 jam setelah dosis.
Herb/Nutraceutical: St John's wort dapat menurunkan level alprazolam. Hindari valerian,
St John's wort, kava kava, gotu kola (dapat meningkatkan CNS depression).

9. Sertralin
Alcohol (Ethyl): dapat meningkatkan efek

Beta-Blockers: Selective Serotonin Reuptake

CNS depressant dari Alcohol (Ethyl). Risk

Inhibitors dapat meningkatkan efek

C : Monitor therapy

bradikardia dari Beta-Blockers. Kecuali:

Acebutolol; Atenolol; Carteolol; Esmolol;
Levobunolol; Metipranolol; Nadolol;

Tryptophan: May dapat meningkatkan efek

Penbutolol. Risk C : Monitor therapy

BusPIRone: dapat meningkatkan efek dari

serotonergik dari Selective Serotonin

serotonergic dari Selective Serotonin

Reuptake Inhibitors. This may cause

Reuptake Inhibitors. Hal ini dapat

serotonin syndrome. Risk D : Consider

menyebabkan sindrom serotonin.

therapy modification

Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

dapat menurunkan metabolism dari

Analgesics (Opioid) : dapat meningkatkan efek

BusPIRone. Risk C : Monitor therapy

Sibutramine : dapat meningkatkan efek

serotonergik dari Selective Serotonin

serotonergik dari Serotonin Modulators.

Reuptake Inhibitors. Hal ini dapat

Hal ini dapat menyebabkan serotonin

menyebabkan serotonin sindrom. Risk C :

sindrom. Risk X : hindari kombinasi

Monitor therapy
Antiplatelet Agents : dapat meningkatkan efek

Thrombolytic Agents : Antiplatelet Agents

anticoagulant dari agen Antiplatelet yang

dapat meningkatkan efek antikoagulan

lain. Risk C : Monitor therapy

dari Thrombolytic Agents. Risk C :

Monitor therapy
Dasatinib : dapat meningkatkan efek

Anticoagulants : Antiplatelet Agents dapat

meningkatkan efek dari Anticoagulants.

antikoagulan dari agen Antiplatelet. Risk

Risk C : Monitor therapy

Aspirin : Selective Serotonin Reuptake

C : Monitor therapy
MAO Inhibitors : dapat meningkatkan efek

Inhibitors dapat meningkatkan efek

serotonergik dari Selective Serotonin

antiplatelet dari Aspirin. Risk C : Monitor

Reuptake Inhibitors. Hal ini dapat

therapy

menyebabkan serotonin sindrom. Risk X :

hindari kombinasi
TraMADol meningkatkan efek serotoninergic

Antidepressants (Serotonin Reuptake

Inhibitor/Antagonist) : Selective Serotonin

dari Selective Serotonin Reuptake

Reuptake Inhibitors dapat meningkatkan

Inhibitors. Hal ini dapat menyebabkan

efek serotonergic dari Antidepressants

serotonin sindrom. Risk D:

(Serotonin Reuptake

pertimbangkan modifikasi terapi

Inhibitor/Antagonist). Hal ini dapat

menyebabkan sindrom serotonin. Risk C :
Monitor therapy

Cimetidine : dapat menurunkan

Galantamine : Selective Serotonin

metabolism dari Selective Serotonin

Reuptake Inhibitors dapat

Reuptake Inhibitors. Risk D :

menurunkan metabolism dari

pertimbangkan modifikasi terapi

Galantamine. Risk C : Monitor

Clozapine : Selective Serotonin Reuptake

therapy
Haloperidol : Selective Serotonin Reuptake

Inhibitors dapat menurunkan

Inhibitors dapat menurunkan

metabolism dari Clozapine. Risk D :

metabolism dari Haloperidol. Risk C

pertimbangkan modifikasi terapi

CYP2B6 Substrates : CYP2B6 Inhibitors

: Monitor therapy
Alpha-/Beta-Blockers : Selective Serotonin

(Moderate) dapat menurunkan

Reuptake Inhibitors dapat menurunkan

metabolism dari substrat CYP2B6.

metabolism dari Alpha-/Beta-Blockers.

Risk C : Monitor therapy

Risk C : Monitor therapy
CYP2C19 Substrates : CYP2C19 Inhibitors CarBAMazepine : Selective Serotonin
(Moderate) dapat menurunkan

Reuptake Inhibitors dapat

metabolism dari substrat CYP2C19.

menurunkan metabolism dari

Risk C : Monitor therapy

CarBAMazepine. Secara spesifik

SSRIs dapat menghambat CYP3A4
isoenzymes. CarBAMazepine yang
meningkatkan metabolisme Selective
Serotonin Reuptake Inhibitors. Risk D

CYP2D6 Inhibitors (Moderate) : dapat

: pertimbangkan modifikasi terapi

CYP3A4 Substrates : CYP3A4 Inhibitors

menurunkan metabolism dari substrat

(Moderate) dapat menurunkan

CYP2D6. Risk C : Monitor therapy

metabolism dari substrat CYP3A4.

CYP2D6 Inhibitors (Strong) : dapat

Risk C : Monitor therapy

Macrolide Antibiotics: dapat menurunkan

menurunkan metabolism dari substrat

metabolism dari Selective Serotonin

CYP2D6. Risk D : pertimbangkan

Reuptake Inhibitors. Exceptions:

modifikasi terapi

Azithromycin; Dirithromycin [Off

Market]; Spiramycin. Risk C :

CYP2D6 Substrates : CYP2D6 Inhibitors

Monitor therapy
Tricyclic Antidepressants : Selective

(Moderate) dapat menurunkan

Serotonin Reuptake Inhibitors dapat

metabolism dari substrat CYP2D6.

menurunkan metabolism dari Tricyclic

Exceptions : Tamoxifen. Risk C :

Antidepressants. Risk D :

Monitor therapy
Tamoxifen: CYP2D6 Inhibitors (Moderate)

pertimbangkan modifikasi terapi

Methadone: Selective Serotonin Reuptake

dapat menurunkan metabolism dari

Inhibitors dapat menurunkan

Tamoxifen. Risk D : pertimbangkan

metabolism dari Methadone. Risk D :

modifikasi terapi
Thioridazine: CYP2D6 Inhibitors dapat

pertimbangkan modifikasi terapi

Risperidone: Selective Serotonin Reuptake

menurunkan metabolism dari

Inhibitors dapat menurunkan

Thioridazine. Risk X : Hindari

metabolism dari Risperidone. Risk C :

kombinasi

Monitor therapy

Phenytoin: Selective Serotonin Reuptake

Propafenone: Selective Serotonin Reuptake

Inhibitors dapat menurunkan

Inhibitors dapat menurunkan

metabolism dari Phenytoin. Risk D :

metabolism dari Propafenone. Risk D

pertimbangkan modifikasi terapi

Pimecrolimus: CYP3A4 Inhibitors

: pertimbangkan modifikasi terapi

CNS Depressants : dapat meningkatkan

(Moderate) dapat menurunkan

efek toksik/samping dari CNS

metabolism dari Pimecrolimus. Risk

Depressants lain. Risk C : Monitor

C : Monitor therapy

therapy

Desmopressin : Selective Serotonin

Metoclopramide : dapat meningkatkan

Reuptake Inhibitors dapat

efek toksik/samping dari Sertraline.

meningkatkan efek toxic/samping dari

Secara spesifik, resiko sindrom

Desmopressin. Risk C : Monitor

serotonin dapat meningkat. Risk C :

therapy
Drotrecogin Alfa : Antiplatelet Agents dapat

Monitor therapy
Pentosan Polysulfate Sodium : dapat

meningkatkan efek toxic/samping dari

meningkatkan efek toxic/samping

Drotrecogin Alfa. Perdarahan dapat

dari Antiplatelet Agents. secara

terjadi. Risk D : pertimbangkan

spesifik resiko perdaparah dapat

modifikasi terapi

meningkat penggunaan bersama

dengan agen ini. Risk C : Monitor

Dextromethorphan : Selective Serotonin

therapy
Salicylates : Antiplatelet Agents dapat

Reuptake dapat meningkatkan efek

meningkatkan efek toxic/samping

toxic/samping dari Dextromethorphan.

dari Salicylates. Meningkatkan resiko

Risk D : pertimbangkan modifikasi

perdarahan. Risk C : Monitor

terapi
Disulfiram : dapat meningkatkan efek

therapy
Serotonin Modulators : dapat

toxic/samping dari Sertraline.

meningkatkan efek toxic/samping

Management: Sertraline Oral berisi

dari modulator Serotonin yang lain.

12% alcohol, and penggunaannya

pengembangan sindrom serotonin

harus dihindari dengan disulfiram. Risk

dapat terjadi. Risk D : pertimbangkan

X : hindari kombinasi

modifikasi terapi

Herbs (Anticoagulant/Antiplatelet

Tositumomab and Iodine I 131

Properties) (misal, Alfalfa, Anise,

Tositumomab : Antiplatelet Agents

Bilberry) : dapat meningkatkan

dapat meningkatkan efek

efek toxic/samping dari agen

toxic/samping dari Tositumomab dan

Antiplatelet . perdarahan dapat

Iodine I 131 Tositumomab. Secara

terjadi. Risk D: pertimbangkan

spesifik, resiko perdarahan yang

modifikasi terapi

berhubungan dengan efek samping

dapat meningkat.. Risk C : Monitor

Lithium : Selective Serotonin Reuptake

therapy
Pimozide : Selective Serotonin Reuptake

Inhibitors Agents dapat meningkatkan

Inhibitors dapat meningkatkan efek

efek toxic/samping dari Lithium. Risk

toxic/samping dari Pimozide. Risk X:

C: Monitor therapy
Ibritumomab : Antiplatelet Agents dapat

hindari kombinasi
Darunavir : dapat menurunkan

meningkatkan efek toxic/samping dari

konsentrasi serum dari Sertraline.

Ibritumomab. Kedua agen ini dapat

Risk C: Monitor therapy

untuk merusak platelet dan

menyebabkan perdarahan. Risk C:
Monitor therapy

Omega-3-Acid Ethyl Esters : dapat

NSAID (COX-2 Inhibitor) : Selective

meningkatkan efek antiplatelet dari

Serotonin Reuptake Inhibitors dapat

agen Antiplatelet. Risk C: Monitor

meningkatkan efek antiplatelet dari

therapy

NSAID (COX-2 Inhibitor). Risk D:

Efavirenz : dapat menurunkan konsentrasi

pertimbangkan modifikasi terapi

Prostacyclin Analogues : dapat

serum dari Sertraline. Risk C: Monitor

meningkatkan efek antiplatelet dari

therapy

agen Antiplatelet. Risk C: Monitor

Ranolazine : CYP3A4 Inhibitors

therapy
Eplerenone: CYP3A4 Inhibitors

(Moderate) dapat meningkatkan

(Moderate) dapat meningkatkan

konsentrasi serum dari Ranolazine.

konsentrasi serum dari Eplerenone.

Management: batasi dosis ranolazin

Management: memulai dosis

sampai dosis maksimum 500 mg dua

eplerenone yang paling rendah (25

kali sehari bersamaan dengan pasien

mg satu kali sehari)

menerima CYP3A4 inhibitors (misal.,

direkomendasikan pada pasien

diltiazem, verapamil, erythromycin,

hipertensi yang juga meminum obat

etc.). Risk D: pertimbangkan

moderate inhibitors of CYP3A4. Risk

modifikasi terapi
Salmeterol : CYP3A4 Inhibitors (Moderate)

D: pertimbangkan modifikasi terapi

NSAID (Nonselective) : Selective

may dapat meningkatkan konsentrasi

Serotonin Reuptake Inhibitors dapat

dari Salmeterol. Risk C: Monitor

meningkatkan efek antiplatelet dari

therapy

NSAID (Nonselective). Risk D:

Maraviroc : CYP3A4 Inhibitors dapat

pertimbangkan modifikasi terapi

Vitamin K Antagonists (eg, warfarin):

meningkatkan konsentrasi dari

Selective Serotonin Reuptake

Maraviroc. Risk D: pertimbangkan

Inhibitors dapat meningkatkan efek

modifikasi terapi

antikoagulan dari Vitamin K

Antagonists. Risk C: Monitor therapy

Fesoterodine : CYP2D6 Inhibitors dapat

meningkatkan konsentrasi dari metabolit
aktif Fesoterodine. Risk C: Monitor
therapy
Cyproheptadine: dapat mengurangi efek terapeutik dari Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors. Risk C: Monitor therapy
Iobenguane I 123: Selective Serotonin Reuptake Inhibitors dapat mengurangi efek
terapeutik dari Iobenguane I 123. Risk X: hindari kombinasi
Ethanol: Hindari ethanol (dapat meningkatkan CNS depression).
Makanan : rata-rata level serum sertraline dapat ditingkatkan jika dibarengi
dengan makanan.
Herb/Nutraceutical: hindari valerian, St John's wort, kava kava, gotu kola (dapat
meningkatkan CNS depression).
10. Captopril

 Captopril (ACEI) dapat meningkatkan efek nefrotoksik dari :

Obat
AzaTHIOprine
CycloSPORINE

Risk C: Monitor therapy

Risk D : Pertimbangkan modifikasi

terapi
Thiazide Diuretics
Risk C: Monitor therapy
Loop Diuretics
Risk C: Monitor therapy
Obat yang dapat menurunkan konsentrasi ACEI (kaptopril) :
Obat
Antacids
Risk C :Monitor terapi
Captopril (ACEI) dapat meningkatkan konsentrasi serum dari :
Obat
Lithium
Risk D : Pertimbangkan modifikasi terapi
Obat yang dapat menurunkan efek anntihipertensi dari Captopril (ACEI):
Obat
Aprotinin
Risk C :Monitor terapi
Methylphenidate
Risk C :Monitor terapi
Nonsteroidal Anti-Inflammatory Agents
Risk C :Monitor terapi
Salicylates
Risk C :Monitor terapi
Obat yang dapat meningkatkan efek hiperkalemia dari Captopril (ACEI) :
Obat
Eplerenone
Risk C :Monitor terapi
Trimethoprim
Risk C :Monitor terapi
Potassium Salts
Risk C :Monitor terapi
Potassium-Sparing Diuretics
Risk C :Monitor terapi
Obat-obat yang dapat meningkatkan konsentrasi efek samping/efek toksik dari ACEI
(Captopril)
Obat
Angiotensin II Receptor Blockers
Risk C: Monitor terapi
Sirolimus
Risk C: Monitor terapi
Temsirolimus
Risk C: Monitor terapi
Obat obat yang dapat meningkatkan efek hipotensif dari captopril (ACEI)
Obat

Diazoxide
Herbs (Hypotensive Properties
Prostacyclin Analogues
Thiazide Diuretics
Loop Diuretics
Interaksi lainnya :

Risk C: Monitor terapi

Risk C: Monitor terapi
Risk C: Monitor terapi
Risk C: Monitor terapi
Risk C: Monitor terapi

CYP2D6 Inhibitors (Moderate): dapat menurunkan metabolism dari CYP2D6 Substrates.

Risk C : Monitor therapy
CYP2D6 Inhibitors (Strong): darat menurunkan metabolism dari CYP2D6 Substrates. Risk
D: pertimbangkan modifikasi terapi
Darunavir : dapat meningatkan konsentrasi serum dari CYP2D6 Substrates. Risk C:
Monitor therapy
Ferric Gluconate : ACE Inhibitors dapat meningkatkan efek toksik/efek samping dari Ferric
Gluconate. Risk C : Monitor therapy
Gold Sodium Thiomalate : ACE Inhibitors dapat meningkatkan efek toksik/efek samping
dari Gold Sodium Thiomalate. Dapat meningkatkan reaksi nitritoid. Risk C: Monitor
therapy
Amifostine : Antihipertensi dapat meningkatkan efek hypotensive dari Amifostine.
Management : Ketika amifostine digunakan pada dosis kemoterapi, obat antihipertensi
harus ditahan selama 24 jam sebelum pemberian amifostine. Jika terapi antihipertensi tidak
dapat ditahan, amifostine tidak boleh diberikan.Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi
Allopurinol: ACE Inhibitors dapat meningkatkan reaksi hypersensitivity Allopurinol. Risk
D: pertimbangkan modifikasi terapi
RiTUXimab: Antihypertensives dapat meningkatkan efek hypotensive dari RiTUXimab.
Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi
Makanan: konsentrasi serum Captopril dapat diturunkan jika bersamaan dengan
konsumsi dengan makanan. Penggunaan lama captopril dapat menurunkan zinc yang
menhasilkan pula penurunan daya tanggap.
Herb/Nutraceutical: hindari bayberry, blue cohosh, cayenne, ephedra, ginger, ginseng
(American), kola, licorice (dapat memperburuk hypertensi). hindari black cohosh,
california poppy, coleus, golden seal, hawthorn, mistletoe, periwinkle, quinine,
shepherd's purse (dapat ditingkatkan efek antihipertensi).
11. Ascardia

 ACE Inhibitor : salisilat dapat mengurangi efek antihipertensi ACE Inhibitor. Salisilat
juga dapat mengurangi efek farmakodinamik yang dibutuhkan pada pengobatan CHF.
Efek ini berhubungan dengan dosis salisisilat yang digunakan. 100 mg aspirin tidak
menimbulkan masalah, sedangkan dosis 300 mg dapat mempengaruhi efek terapi dari
ACE Inhibitor. Risiko C : Monitor terapi
Alendronate : Aspirin dapat meningkatkan efek samping/toksik dari Alendronate. Efek
samping gastrointestinal khusus. Risiko C : Monitor terapi
Antikoagulan : Salisilat dapat meningkatkan efek antikoagulan dari Antikoagulan. Risiko
C : Monitor terapi.
Antidepresan ( Serotonin / Norepinefrin Reuptake Inhibitor ) : Dapat meningkatkan efek
antiplatelet dari aspirin. Risiko C : Monitor terapi
Antidepresan ( trisiklik, Tersier Amine ) : Dapat meningkatkan efek antiplatelet dari
aspirin . Risiko C : Monitor terapi
Agen antiplatelet : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari Salisilat. Peningkatan
risiko pendarahan mungkin terjadi. Risiko C : Monitor terapi
Calcium Channel Blocker ( Nondihydropyridine ) : Dapat meningkatkan efek
antikoagulan dari Salisilat. Risiko C : Monitor terapi.
Carbonic anhidrase Inhibitor : Salisilat dapat meningkatkan efek samping/toksik dari
karbonat anhidrase Inhibitor. Toksisitas salisilat mungkin ditingkatkan dengan kombinasi
yang sama ini. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Kortikosteroid (sistemik ) : Salisilat dapat meningkatkan efek samping/ toksik
Kortikosteroid (sistemik). Termasuk ulserasi gastrointestinal dan perdarahan.
Kortikosteroid (sistemik) dapat menurunkan konsentrasi serum dari Salisilat. Penarikan
kortikosteroid dapat mengakibatkan toksisitas salisilat. Risiko C : Monitor terapi
Dasatinib : Dapat meningkatkan efek antikoagulan dari antiplatelet Agen. Risiko C :
Monitor terapi
Drotrecogin Alfa : Salisilat dapat meningkatkan efek samping/toksik dari Drotrecogin
Alfa . Perdarahan dapat terjadi . Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi
Ginkgo Biloba : Dapat meningkatkan efek antiplatelet dari Salisilat. Risiko D :
Pertimbangkan modifikasi terapi.
Heparin : Aspirin dapat meningkatkan efek antikoagulan Heparin. Risiko C : Monitor
terapi
Herbal (antikoagulan/antiplatelet Properti) (misalnya, Alfalfa, Anise, Bilberry) : Dapat
meningkatkan efek samping/toksik dari Salisilat. Perdarahan dapat terjadi. Risiko D :
Pertimbangkan modifikasi terapi.
Ibritumomab : Agen antiplatelet dapat meningkatkan efek samping /toksik dari
Ibritumomab. Kedua agen dapat berkontribusi untuk gangguan fungsi platelet dan
peningkatan risiko pendarahan. Risiko C : Monitor terapi
Ketorolac : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari Aspirin. Risiko X : Hindari
kombinasi

 Methotrexate : Salisilat dapat meningkatkan konsentrasi serum dari Methotrexate. Dosis

salisilat digunakan untuk profilaksis kejadian kardiovaskular tidak mungkin menjadi
perhatian. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Agen Anti-inflamasi Nonsteroid : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari
antiplatelet Agen . Peningkatan risiko perdarahan dapat terjadi. Nonsteroid Agen Antiinflamasi dapat mengurangi efek kardioprotektif antiplatelet Agen. Interaksi ini mungkin
khusus untuk aspirin, dan bukan agen antiplatelet lainnya. Risiko C : Monitor terapi
NSAID (Nonselektif ) : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari Salisilat. Sebuah
peningkatan risiko pendarahan mungkin berhubungan dengan penggunaan kombinasi ini.
NSAID (Nonselektif ) dapat mengurangi efek kardioprotektif Salisilat. Salisilat dapat
menurunkan konsentrasi serum dari NSAID (Nonselektif) . Pengecualian : Diklofenak.
Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi
Omega- 3 - Acid Ethyl Ester : Dapat meningkatkan efek antiplatelet dari antiplatelet
Agen. Risiko C : Monitor terapi
Pentosan polysulfate Sodium : Dapat meningkatkan efek samping/toksik dari antiplatelet
Agen . Secara khusus , risiko perdarahan dapat ditingkatkan dengan penggunaan bersama
agen ini . Risiko C : Monitor terapi
Prostasiklin Analoginya : Dapat meningkatkan efek antiplatelet dari antiplatelet Agen.
Risiko C : Monitor terapi
Salisilat : Dapat meningkatkan efek antikoagulan lainnya Salisilat. Risiko C : Monitor
terapi
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors : Dapat meningkatkan efek antiplatelet dari
aspirin. Risiko C : Monitor terapi
Sulfonilurea : Salisilat bisa meningkatkan efek hipoglikemik dari Sulfonylureas.
Perhatian dengan , dosis yang lebih tinggi reguler salisilat , tidak sporadis , dosis rendah .
Risiko C : Monitor terapi
Agen trombolitik : Salisilat dapat meningkatkan efek samping/toksik dari trombolitik
Agen . Peningkatan risiko perdarahan dapat terjadi. Risiko C : Monitor terapi
Tiludronat : Aspirin dapat menurunkan konsentrasi serum dari tiludronat . Risiko C :
Monitor terapi.
Tositumomab dan Iodine I 131 tositumomab : Agen antiplatelet dapat meningkatkan efek
samping /toksik dari tositumomab dan Iodine I 131 tositumomab. Secara khusus, risiko
efek samping perdarahan terkait dapat ditingkatkan. Risiko C : Monitor terapi.
Treprostinil : Dapat meningkatkan efek samping /toksik dari Salisilat. Perdarahan dapat
terjadi . Risiko C : Monitor terapi.
Agen urikosurik : Salisilat dapat mengurangi efek terapi urikosurik Agen . Secara khusus,
uricosuria . Risiko C : Monitor terapi
Asam valproik : Salisilat dapat meningkatkan konsentrasi serum asam valproik. Risiko C:
Monitor terapi

 Varicella Virus - Mengandung Vaksin : Salisilat dapat meningkatkan efek samping /

toksik Varicella Virus Mengandung Vaksin. Sindrom Reye dapat berkembang. Risiko D:
Pertimbangkan modifikasi terapi.
Antagonis Vitamin K (misalnya warfarin) : Salisilat dapat meningkatkan efek
antikoagulan dari Vitamin K Antagonis. Risiko D : Pertimbangkan modifikasi terapi.
Etanol / Nutrisi / Herb Interaksi
Etanol : Hindari etanol (dapat meningkatkan kerusakan mukosa lambung) .
Makanan : Makanan dapat menurunkan tingkat tapi tidak tingkat absorpsi oral.
Asam folat : Hyperexcretion folat : Kekurangan asam folat bisa terjadi,
menyebabkan anemia makrositik .
Besi: Dengan penggunaan aspirin kronis dan pada dosis 3-4 g/hari, anemia
defisiensi besi dapat mengakibatkan .
Sodium : Hipernatremia dihasilkan dari solusi aspirin buffered atau natrium
salisilat yang mengandung kadar natrium tinggi. Hindari atau menggunakan
dengan hati-hati di CHF atau kondisi apapun di mana hipernatremia akan
merugikan .
Benedictine liqueu , plum, kismis, teh, dan acar : Potensi akumulasi salisilat.
Buah-buahan segar yang mengandung vitamin C : Menggantikan obat dari situs
mengikat, sehingga terjadi peningkatan ekskresi aspirin.
Herb / Nutraceutical : Hindari cakar kucing, dong quai, evening primrose,
feverfew, bawang putih, jahe, ginkgo, semanggi merah, berangan kuda, teh hijau,
ginseng (semua memiliki aktivitas antiplatelet tambahan ). Batasi bubuk kari,
paprika, licorice : dapat menyebabkan akumulasi salisilat. Makanan ini
mengandung 6 mg salicylate/100 g. Sebuah diet biasanya mengandung 10-200 mg
Amerika/hari salisilat.

12. Omeprazole
Omeprazol dapat meningkatkan konsentrasi dari :
Obat
Benzodiazepines (dimetabolisme dengan oksidasi)
Indinavir

Risk C: Monitor therapy

Risk C: Monitor therapy

Fenitoin
Squinavir
Voriconazole
Warfarin
Omeprazol dapat menurunkan konsentrasi dari :

Risk C: Monitor therapy

Risk C: Monitor therapy
Risk C: Monitor therapy
Risk C: Monitor therapy

Obat
Clozapine
Erlotinib
Itraconazole

Risk C :Monitor terapi

Risk X :hindari kombinasi
Risk D : Pertimbangkan modifikasi

Ketoconazole

terapi
Risk D : Pertimbangkan modifikasi
terapi
Risk C: Monitor therapy
Risk X :hindari kombinasi

Mycophenolate

Nelfinavir (active metabolite(s) of Nelfinavir)

Dabigatran Etexilate
Risk C: Monitor therapy
Omeprazol dapat menurunkan absopsi dari:
Obat
Atazanavir
Dasatinib
Iron Salts. Kecuali: Ferric Gluconate; Iron

Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi

Risk D : Pertimbangkan modifikasi terapi
Risk C: Monitor therapy

Dextran Complex; Iron Sucrose.

Obat-obat yang dapat meningkatkan konsentrasi Omeprazol (PPI)
Obat
Fluconazole
Risk C: Monitor terapi
Ketoconazole
Risk D : Pertimbangkan modifikasi terapi
Obat obat yang dapat menurunkan konsentrasi Omeprazol (PPI)
Obat
Tipranavir
Interaksi lainnya :

Risk C: Monitor terapi

CYP2C19 Inducers (kuat): dapat meningkatkan mtabolisme dari substrat CYP2C19. Risk
C: Monitor terapi
CYP2C19 Substrates: CYP2C19 Inhibitors (kuat) dapat menurunkan metabolism dari
substrat CYP2C19. Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi
CYP2C9 Substrates (High risk): CYP2C9 Inhibitors (Moderate) dapat menurunkan

metabolism dari substrat CYP2C9 (High risk). Risk C: Monitor terapi

Cilostazol: Omeprazole dapat meningkatkan efek samping atau efek toksik dari Cilostazol.
Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi
Clopidogrel: Proton Pump Inhibitors dapat mengurangi efek terapeutik dari Clopidogrel.
Kemunculan ini bertujuan untuk mengurangi formasi dari metabolit aktif klopidogrel. Risk
C: Monitor terapi
Methotrexate: Proton Pump Inhibitors dapat menurunkan eksresi dari Methotrexate. Dosis
Antirheumatic dari methotrexate mungkin dipertahankan resiko minimal. Risk C: Monitor
terapi
Mesalamine: Proton Pump Inhibitors dapat mengurangi efek terapeutik dari Mesalamine.
Management: salah satu formulasi spesifik dari mesalamine (Apriso-brand capsules
containing coated granules) tidak seharusnya diadministrasi dengan antacids; proton pump
inhibitors akan diharapkan untuk berinteraksi pada cara yang dikenalinya. Risk X: hindari
kombinasi
Ethanol: hindari ethanol (dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung).
Makanan : memperlambat absorption.
13. Sukralfat
Agen-agen Antifungal (Azole Derivatives, Systemic ): Sucralfate dapat
menurunkan absorpsi dari Antifungal Agents (Azole Derivatives,
Systemic). Kecuali : Miconazole. Risk C: Monitor terapi.
Eltrombopag: Sucralfate dapat menurunkan konsentrasi serum dari
Eltrombopag. Management: pisahkan pemberian dari eltrombopag and
kation polivalen (misal. Produk yang berisi aluminium seperti
sucralfate) kurang dari 4 hours. Risk D: pertimangkan modifikasi
terapi.
Levothyroxine: Sucralfate dapat menurunkan konsentrasi serum dari
Levothyroxine. Risk C: Monitor terapi.
Phosphate Supplements: Sukralfat dapat menurunkan absorpsii dari
Phosphate Supplements. Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi.
Antibiotik Quinolone: Sucralfate dapat menurunnkan absorpsi dari
anibiotik Quinolone. Perhatian, hanya dengan administrasi oral dari
quinolon. Risk D: pertimbangkan modifikasi terapi.

 Makanan : Sucralfate dapat mengganggu absorpsi dari vitamin A,

vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.