I.
LATAR BELAKANG
Hampir 70 % daging ayam/unggas di seluruh dunia disediakan melalui sistem
industri peternakan ayam/unggas dilakukan secara intensif. Negara-negara maju di
bidang perunggasan seperti di Amerika Serikat, China, Brazil dan beberapa anggota
Uni Eropa, merupakan produsen utama daging ayam/unggas di dunia. Bahkan pada
akhir tahun 2012 dilansir oleh satu mass media Australia bahwa masyarakat
Australia yang pada umumnya pengkonsumsi daging merah mulai beralih ke daging
putih, khususnya daging ayam dan kini mulai menggalakkan industri
perunggasannya secara simultan untuk kebutuhan konsumen Australia.
PENYEBAB
GANGGUAN
KESEJAHTERAAN
HEWAN
PADA
AYAM/UNGGAS
1. KEPADATAN BERLEBIHAN
Peraturan Uni Eropa 2007 (the 2007 EU Directive) menstandarkan 1 (satu) meter
persegi ekivalen dengan 19 anak ayam/unggas, dengan demikian seekor ayam mempunyai ruang gerak seukuran kertas HVS A-4. Kepadatan ayam/unggas
menyebabkan ruang gerak ayam/unggas jadi terbatas, sehinnga mengganggu
waktu aktivitasnya, sulit mencapai tempat pakan dan minumnya, sulit tumbuh
berkembang besar dan kurang mampu menunjukkan perilaku alaminya.
Kepadatan menyebabkan kotoran sulit dibersihkan atau ditambah litter. Hal ini
2. PEMBATASAN PAKAN
Pada beberapa unggas ayam bibit yang telah mencapai usia kawin, memerlukan
pakan khusus untuk perkembangannya dan kebutuhan kesehatannya. Ayam
sering kali stres, karena frustasi kesulitan memperoleh pakan dan minumnya,
atau karena pembatasan pakan ataupun lokasi tempat pakan dan minum kurang
tersebar merata.
3. PENANGKAPAN, PENGANGKUTAN DAN PEMOTONGAN
Sebelum diangkut kea lat angkut, biasanya ayam ditangkap secara kasar untuk
dimuat di keranjang/krat dan terkadang tidak diberikan pakan dan minum
dahulu sebelum pemberangkatan selama 1 (satu) jam. Hal demikian dapat
menyebabkan stres dan terkadang memar atau terluka karena memaksakan
gerak. Ribuan hingga ratusan ekor dimuat di alat angkut yang dikemudikan
kurang stabil, maka dapat menyebabkan ayam stres, memar/atau terluka ketika
di rem terkejut. Pengangkutan tidak terlidungi panas sinar matahari atau hujan
menyebabkan kelemahanfisik ayam/unngas dan bahkan timbul kematian.
Pada saat di Rumah Potong Ayam (RPA), yang melakukan penggantungan kaki
ayam, bila dilakukan kurang tepat atau menyebabkan kesakitan sendi karena
terjepit hanger, hingga ayam/unggas menjadi stres.
Apabila RPA menggunakan metode pemingsanan, maka kepala dicelupkan ke air
berarus listrik, maka apabila kondisi ayam sedang stres dapat memicu ayam mati
sebelum disembelih.
III.
IV.
Dari Abu Hurairah berkata: Rasullulah saw bersabda: Barang siapa memelihara
anjing, maka sesungguhnya berkuranglah setiap hari amal kebaikan orang itu
sebanyak satu qirat, kecuali anjing itu untuk pertanian atau penjaga ternak.
Keterangan: Dalam Hadist yang lain telah diperkecualikan pada anjing untuk
berburu (Hadist Riwayat Bukhari)
VI.
1. Ayam yang telah dibongkar dari dalam keranjang/krat tidak lebih dari 2 (dua) jam
hingga diproses penyembelihannya.
2. Ayam yang sudah dikeluarkan dari dalam keranjang/krat dilaksanakan pada
ruang khusus atau tempat penggantungan kaki ayam/unggas
3. Ayam/unggas digantung pada posisi satu kaki, dengan kepala kebawah. Pada
pemotongan tradisional kepala ayam dimasukan ke corong/cokong ukuran pas
kepala menghadap kebawah dengan kaki diatas untuk disembelih satu per satu
den aliran darah mengalir searah, mengumpul dalam satu wadah
4. Tekanan dan cara memasukan unggas ke corong/cokong, seminnimal mungkin
tidak menyebabkan ayam/unggas berontak/stres atau terasa rasa sakit
5. Apabila ayam/unggas dimasukan dalam corong/cokong, maka kepala ayam
menghadap kebawah, maka perlu diperhatikan besaran corong/cokong,
disesuaikan dengan besaran ayam/unggas agar tidak terjatuh.
6. Penggantungan kaki atau pemasukkan kepala ayam/unggas tidak boleh lebih dari
1 (satu) menit, dan harus segera dipingsankan dan/atau disembelih. Untuk
ayam/unggas ukuran lebih besar, maka proses penggantungan kaki tidak lebih
dari 2 (dua) menit.
7. Hindarkan melakukan kesalahan dalam menggantung satu kaki ayam/unggas,
atau memasukkan kepala ke dalam corong/cokong, yang dapat menyebabkan
ayam stres ataupun harus terjadi pemingsanan berulang.
8. Apabila pengantungan kaki menggunakan penggantung untuk kedua kaki
ayam/unngas, maka diperlukan seorang petugas pengawas untuk memastikan
ayam tidak lepas dari penggantungnya.
9. Alat penggantung yang berkarat akan mengurangi aliran listrik ke tubuh ayam
ketika proses stunning waterbath, sehingga pemingsanan akan kurang berjalan
sempurna.
VII. PEMINGSANAN DAN/ATAU PENYEMBELIHAN AYAM/UNGGAS
7. Ayam/unggas harus dipastikan telah mati karena disembelih, dan baru dapat
dimasukkan ke dalam air panas (scalding tank) untuk proses pencabutan bulu.
Ingat hanya ayam/unggas mati karena penyembelihan, bukan ayam/unggas mati
karena dimasukkan ke air panas. Ayam/unggas telah mati baru dapat
ditempatkan dalam air panas untuk dicabut bulunya setelah mati sempurna
dalam waktu tidak lebih dari 90 detik untuk ayam dan 120 detik untuk itik
setelah mati sempurna.
Untuk metode no.1, 2, 4, 5, diperlukan petugas harus sangat terlatih dan teliti untuk
menangani alat tersebut, karena kematian tinggi. Dari kelima metode stunning
diatas yang kurang menyebabkan kematian tinggi sebelum disembelih dan mudah
dikendalikan yaitu model electric stunning via water bath. Untuk memenuhi
persyaratan syari Islam sebaiknya menggunakan model electric stunning via water
bath. Dengan metode model electric stunning via water bath, maka ayam/unggas
kurang berisiko banyak menyebabkan kematian yang berarti, namun juga petugas
tetap waspada. Dengan pengaturan arus listrik yang tepat, untuk stunning
ayam/unggas potong berkisar: <200 Hz: 100mA diperlukan untuk rata-rata berat
ayam/unggas tidak lebih dari 1,5 kg/ekor. Dengan ukuran arus listrik <200 Hz:
100mA diatas, maka ayam dapat sadar kembali dalam waktu 45 detik. Kelemahan
metode ini seringkali proses pemingsanan sering kurang sempurna dan dilaksanakan
berulang. Oleh karenanya specifikasi pemanfaatan alat harus selalu disesuaikan
dengan kebutuhan berat ayam yang disembelih dan/atau ayam/unggas tidak sedang
dalam kondisi stres ataupun sakit.
IX.
PELATIHAN KARYAWAN/PETUGAS/STAF
Karyawan/petugas/staf harus dibekali keahlian/ketrampilan dan sikap kerja, dimana
RPA harus menyediakan:
1. Petugas yang terlatih dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kesejahteraan hewan pada unit pemotongan ayam/unggas.
2. Pelatihan untuk karyawan/petugas/staf juru sembelih, agar mampu mengenali
pembuluh darah arteri carotid telah terpotong sempurna agar memenuhi aspek
kecepatan ayam/unggas mati, juga aspek kesejahteraan ayam/unggas, termasuk
prosedur pengangkutan ayam/unggas hidup yang baik dan benar, serta
penyiapan ayam/unggas yang akan dipotong.
3. Petugas pelaksana pemingsanan ayam/unggas harus mampu mengenali gejalagejala ayam/unggas pingsan dan gejala-gejala ayam/unggas kembali
LAMPIRAN
Pedoman ukuran arus listrik untuk pemingsanan/stunning yang menggunakan sistim
elektonik dari berbagai frequensi sebagai berikut:
Ayam: <200 Hz: 100mA; 200-400 Hz: 150mA; >400 Hz: 200mA
Itik & Angsa: <200 Hz: 130mA; 200-400 Hz: N/A; >400 Hz: N/A
Kalkun: <200 Hz: 250mA; 200-400 Hz: 400mA; >400 Hz: 400mA
Untuk itu tidaklah cukup, namun juga harus mengetahui besar, ukuran berat yang
akan ayam/unggas yang akan dipotong, serta kondisinya seperti yang telah
diterangkan diatas. Contoh: Sertifikat penerapan unit usaha pemotongan hewan
telah diaudit lulus untuk penerapan dari aspek kesejahteraan hewan di Australia.
Nah kapan di Indonesia untuk menghadapi tuntutan pasar global?