Kasus Manajemen Perubahan
Kasus Manajemen Perubahan
Shelvi A.S.
(12080574074)
Ardhyansyah K.
(12080574080)
Diana P.W.
(12080574087)
Lucky L.H.
(12080574105)
Kondisi keuangan perusahaan dan budaya organisasi yang tidak begitu baik
Strategi perubahan yang diterapkan pada PTPN 13 sesuai dengan model perubahan tiga langkah
yang diperkenalkan Kurt Lewin. Perubahan tersebut melalui tiga langkah, yaitu: pencairan
(unfreezing)
tingkatan
sekarang,
perpindahan
(moving)
ke
tingkatan
baru,
Diagnosa Perubahan
Tantangan utama Akmal pada tahap pertama perubahan adalah mengoperasikan perusahaan yang
dipersatukan menjadi PTPN 13 dimana pada saat itu struktur organisasi dan arsip tidak tertata
rapi serta kondisi keuangan yang sangat parah. Maka Akmal melakukan strategi dengan
menjalankan pesan Menteri Pertanian Prof. Sjafrudin untuk melaksanakan strategi Magic
Management dengan menyebarkan budaya perusahaan agar perusahaan bisa terus eksis.
2. Tahap perpindahan (Moving):
Strategi pertama dilakukan dengan penyembuhan keuangan dengan upaya pencarian modal dan
pembenahan penggajian karyawan yang selanjutnya dikembangkan dengan menggelar tiga
sistem baru yakni rekrukturisasi (penggalian asset potensial), profitisasi (optimalisasi asset
produktif) dan privatisasi (melepas unit potensial yang tidak terkait dengan bisnis inti
perusahaan)
Perubahan pada budaya kerja didasari oleh pemikiran bahwa perusahaan memerlukan SDM yang
yang handal, sistem manjemen modern serta kepemimpinan visioner untuk bisa mengimbangi
pertumbuhan internal dan berkompetisi dengan pihak luar.
Dengan latar belakang tersebut maka direktur utama berupaya mengubah cara pandang dan
berfikir karyawan. Dengan dibentuknya program transformasi bisnis. Program transformasi
bisnis ini menghasilkan visi baru PTPN 13. Selanjutnya dirut mengumpulkan seluruh direksi
untuk mencari kesepakatan dan kesepahaman yang selanjutnya disosialisasikan kepada seluruh
level manajemen dibawahnya. Terbentuklah kelompok kerja (pokja). Kelompok kerja ini
didasari pada 7 inisiatif strategis :
operational excellence
Pentingnya menerapkan sasaran kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan
dengan target waktu yang disepekati sehingga dalam strategi ini perlu adanya dukungan
komitmen manajemen puncak sebagai pemandu jalannya transformasi untuk melaksanakan arah
dan tujuan program yang telah direncanakan.
3. Tahap pemantapan (Refreezing)
Menyempurnakan program sebelumnya yang telah berhasil direalisasikan. Dalam hal ini Akmal
berupaya menyempurnakan sistem manajemen, struktur organisasi, proses bisnis, dan
pemanfaatan TI. Disamping itu perusahaan juga menyebarkan budaya perusahaan dan menjaga
nilai-nilai baru perusahaan terus tertanam pada manajer dan bawahannya. Dengan diterapkanya
perubahan tersebut perusahaan berhasil menggenjot pemasaran sehingga keuangan perusahaan
terus membaik. Dan kinerja perusahaan juga semakin meningkat.
Sedangkan menurut model Bullock dan Batten proses perubahan terencana dipaparkan sebagai
berikut :
1. Fase Eksplorasi
Pada saat itu PTPN 13 dalam keadaan morat marit dimana struktur organisasi hingga
arsip tak tertata rapi karena fasilitas masih manual serta terpencar , kondisi keuangan
sangat parah , sistem , nilai, budaya , dan strategi dari 8 perusahaan berbeda . Pemerintah
ingin menciptakan perusahaan yang lebih efisien, sehingga perlu dilakukan perubahan
yang disebut Magic Management.
2. Fase Perencanaan
Akmal segera menyusun rencana untuk menjalankan pembenahan, ia menentukan dua
sasaran: mengeksiskan perusahaan dan menyehatkan keuangan. Merubah budaya kerja
dengan mencanangkan program transformasi bisnis. Menetapkan sasaran kinerja yang
spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis dan dengan target waktu yang disepakati.
3. Fase Tindakan
Akmal menempuh tiga langkah mendasar setelah menetralisasi seluruh aktivitas
keuangan. Pertama, mengakui seluruh kontrak yang sudah dibuat PTP lama, tapi
pembayaran melalui PTPN13. Kedua, melakukan forward sales PTP lama dengan sistem
red cross (pembayaran di muka, walau produk baru ada 3 bulan kedepan). Ketiga,
meminjam uang. Untuk merubah budaya kerja, akmal mengumpulkan seluruh direksi
untuk mencari kesepakatan dan kesepahaman. Berikutnya sosialisasi intensif pada
seluruh level manajemen dibawahnya untuk meyakinkan bahwa tanpa perubahan budaya
perusahaan tak akan bertahan lama. Dalam proses transformasi bisnis terbentuklah pokja
yang ditangani langsung oleh direksi. Menetapkan visi, misi, nilai-nilai dan kebijakan,
membangun prasarana organisasi yang meliputi proses, sistem serta struktur, dengan
pemanfaatan TI.
4. Fase Integrasi
Konsistensi dalam menerapkan sistem reward dan sanction untuk memastikan perilaku
yang diharapkan dapat mendukung kinerja perusahaan. PTPN 13 kini berada pada tahap
penyempurnaan, sekarang Akmal berupaya menyempurnakan sistem manajemen, struktur
organisasi, proses bisnis dan pemanfaatan TI. Akmal merasa nilai-nilai baru perusahaan
mulai muncul, dulu para karyawan tidak berani menyampaikan pendapat kepada direksi.
Sekarang mereka sudah berani sudah berani berdiskusi dan berkomentar