Anda di halaman 1dari 1

Peradangan pada uterus terbagi menjadi dua, metritis akut dan endometritis kronis, yang

merupakan gangguan umum pada periode postpartum. Metritis akut ditandai keluarnya
discharge berwarna merah kecoklatan dan berbau tidak sedap disertai demam. Endometritis
kronis ditandai dengan adanya discharge purulen atau mukopurulen yang keluar dari vulva
setelah 3 minggu postpartum (Drillich 2006).
Metritis akut dapat menyebabkan depresi pada hewan, kurangnya nafsu makan, dan penurunan
produksi susu. Biasanya peradangan yang terjadi disebabkan oleh bakteri E. coli, A. pyogenes,
dan F. necrophorum. Selain kuantitas dan kualitas bakteri dalam rahim, efisiensi mekanisme
pertahanan di uterus juga ikut menentukan tingkat keparahan metritis (Drillich 2006).
Pengobatan metritis harus bisa menghilangkan bakteri tanpa menghambat mekanisme pertahanan
di dalam rahim. Selain itu, apabila diberikan pada sapi perah, tidak boleh mengganggu produksi
susu dan wwithdrawl time diharapkan sependek mungkin. Antibiotik yang biasa diberikan pada
metritis akut adalah penisilin, oksitetrasiklin atau ceftiofur (Drillich 2006).
Endometritis kronis berbeda dengan metritis akut karena tidak ditandai dengan adanya demam
dan depresi pada hewan. Temuan klinis dengan palpasi rektal adalah cornua uteri yang asimetris,
penebalan ddinding rahim, terabanya cairan dalam uterus, dan diameter serviks yang melebihi
7.5 cm. Bakteri yang menyebabkan kejadian endometritis kronis sama dengan yang menyebakan
terjadinya metritis akut (Drillich 2006).
EEndometritis ringan ditandai dengan adanya discharge keruh dengan sedikit nanah tanpa
adanya pembesaran uterus, sedangkan pada endometritis parah ditandai dengan pembesaran
leher rahim karena terisi cairan disertai dengan keluarnya discharge purulen. Dampak dari
endometritis adalah turunya tingkat service per conception dan conception rate serta
memperpanjang days open (Drillich 2006).
Pengobatan endomtritis dibagi menjadi dua yaitu pemberian antibiotic intrauterine atau
pemberian PGF2. Antibiotik yang biasa digunakan untuk kasus ini adalah cephapirin (Drillich
2006 & Galvo 2011). Pemberian infuse intrauterine menggunakan Meticure dapat membantu
meningkatkan kinerja reproduksi pada sapi yang mengalami endometritis (LeBlanc et al. 2002).
Drillich M. 2006. An update on uterine infections in dairy cattle. Slov Vet Res 2006; 43 (1): 11-5
Galvo KN. 2011. Identifying and treating uterine disease in dairi cow. Proceedings 47th Florida
Dairy Production Conference, Gainesville, March 30, 2011.
LeBlanc SJ, Duffield TF, Leslie KE, Bateman KG, Keefe GP, Walton JS, and
Johnson WH. 2002. Defining and diagnosing postpartum clinical endometritis
and its impact on reproductive performance in dairy cows. J. Dairy Sci.
85:2223-2236.

Anda mungkin juga menyukai