Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI EKSPLORASI GEOFISIKA

A. PENDAHULUAN
Eksplorasi geofisika adalah kegiatan penjajakan struktur geologi yang cocok bagi
pengumpulan
minyak
bumi
dengan
menggunakan
peralatan geofisika seperti gravimeter, magnetometer danseismometer. Proses-proses yang
dilakukan adalah survei gravimetrik, survei magnetik, dan survei seismik. Di dalam
pencarian minyak dan gas bumi, masing-masing survei ini dilaksanakan oleh kontraktor jasa
(service companies) yang mempunyai keahlian terkait, dengan tenaga ahli dan peralatan
masing-masing.
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan
kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas
atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah
permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter
fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun
horisontal. Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara global yaitu
untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi mineral dan
pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu untuk aplikasi geoteknik.
Dalam geo?sika, kegiatan pengukuran lapangan selalu dilakukan berdasarkan
prosedur yang sudah ditentukan. Kemudian, hasil pengukuran dicatat dan disajikan dalam
bentuk tabel angka- angka pengukuran. Hasil pengukuran tersebut sudah barang tentu sangat
tergantung pada kondisi dan sifat ?sis batuan bawah permukaan. Tabel angka-angka itu
selanjutnya disebut data observasi atau juga biasa disebut data lapangan.
Kita berharap data eksperimen dapat memberi informasi sebanyak-banyaknya, tidak
sekedar mengenai sifat ?sis batuan saja, melainkan juga kondisi geometri batuan bawah
permukaan dan posisi kedalaman batuan tersebut. Informasi itu hanya bisa kita dapat bila
kita mengetahui hubungan antara sifat ?sis batuan tersebut dan data observasinya.
Penghubung dari keduanya hampir selalu berupa persamaan matematika atau kita
menyebutnya sebagai model matematika. Maka dengan berdasarkan model matematika
itulah, kita bisa mengekstrak parameter ?sis batuan dari data observasi. Proses ini disebut
proses inversi atau istilah asingnya disebut inverse modelling, lihat Gambar 2.3. Sementara
proses kebalikannya dimana kita ingin memperoleh data prediksi hasil pengukuran
berdasarkan parameter ?sis yang sudah diketahui, maka proses ini disebut proses forward
atau forward modelling, lihat Gambar 1.2.
Proses inversi adalah suatu proses pengolahan data lapangan yang melibatkan teknik
penyelesaian matematika dan statistik untuk mendapatkan informasi yang berguna mengenai
distribusi sifat ?sis bawah permukaan. Di dalam proses inversi, kita melakukan analisis
terhadap data lapangan dengan cara melakukan curve ?tting (pencocokan kurva) antara
model matematika dan data lapangan. Tujuan dari proses inversi adalah untuk mengestimasi
parameter ?sis batuan yang tidak diketahui sebelumnya (unknown parameter). Proses inversi
terbagi dalam level-level tertentu mulai dari yang paling sederhana seperti ?tting garis untuk
data seismik refraksi sampai kepada level yang rumit seperti tomogra? akustik dan matching
(pencocokan) kurva resistivity yang multidimensi. Contoh problem inversi dalam bidang
geo?sika adalah

1. Penentuan struktur bawah tanah


2. Estimasi parameter-parameter bahan tambang
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif.
Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode aktif
dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh
bumi. Medan alami yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi
bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi radioaktifitas
bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam tanah,
pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti tabel di
bawah ini:

Metode

Parameter yang diukur

Sifat-sifat fisika yang terlibat

Seismik

Waktu tiba gelombang seismik pantul


atau bias, amplitudo dan
frekuensigelombang seismik

Gravitasi

Variasi harga percepatan gravitasi bumi


Densitas
pada posisi yang berbeda

Magnetik

Variasi harga intensitas medan magnetik Suseptibilitas atau remanen


pada posisi yang berbeda
magnetik

Resistivitas

Harga resistansi dari bumi

Konduktivitas listrik

Polarisasi
terinduksi

Tegangan polarisasi atau resistivitas


batuan sebagai fungsi dari frekuensi

Kapasitansi listrik

Potensial diri

Potensial listrik

Konduktivitas listrik

Elektromagnetik Respon terhadap radiasi elektromagnetik


Radar
B.

Densitas dan modulus elastisitas


yang menentukan kecepatan
rambat gelombang seismik

Konduktivitas atau Induktansi


listrik

Waktu tiba perambatan gelombang radar Konstanta dielektrik

EKSPLORASI GEOFISIKA
Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geo?sika adalah untuk membuat model
bawah permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada
permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari
ketinggian tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau pengukuran
harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan terintegrasi menggunakan sejumlah
ragam metode geo?sika.
Seringkali bahkan hampir pasti terjadi beberapa kendala akan muncul dan tak bisa
dihindari, seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga kendala ketidaklengkapan
data atau malah kurang alias tidak cukup. Namun demikian, dengan analisis data yang
paling mungkin, kita berupaya memperoleh informasi yang relatif valid berdasarkan
keterbatasan data yang kita miliki.
Dalam melakukan analisis, sejumlah informasi mengenai kegiatan akuisisi data
juga diperlukan, antara lain berapakah nilai sampling rate yang optimal? Berapa jumlah data

yang diperlukan? Berapa tingkat akurasi yang diinginkan? Selanjutnya masih bagian dari
proses analisis model matematika yang cocok mesti ditentukan yang mana akan berperan
ketika menghubungkan antara data lapangan dan distribusi parameter ?sis yang hendak
dicari.
Setelah proses analisis dilalui, langkah berikutnya adalahmembuat model bawah
permukaan yang nantinya akan menjadi modal dasar interpretasi. Ujung dari rangkaian
proses ini adalah penentuan lokasi pemboran untuk mengangkat sumber daya alam bahan
tambang mineral dan oil gas ke permukaan. Kesalahan penentuan lokasi berdampak
langsung pada kerugian meteril yang besar dan waktu yang terbuang percuma. Dari sini
terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi bila segala keputusan diambil berdasarkan
data eksperimen.
C. Macam-macam Data Geofisika
Data geo?sika bisa diperoleh dari pengukuran di lapangan atau bisa juga dari
pengukuran di laboratorium. Gambar 1.3 memperlihatkan alur pengambilan data dari
masing-masing pengukuran.
Gambar 1.3
Alur eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium
Pada pengukuran lapangan, data geo?sika yang terukur antara lain bisa berupa densitas,
kecepatan gelombang seismik, modulus bulk, hambatan jenis batuan, permeabilitas
batuan,suseptibilitas magnet dan lain sebagainya yang termasuk dalam besaran ?sis sebagai
karakteristik bawah permukaan bumi.
Pada pengukuran di laboratorium, model lapisan bumi ataupun keberadaan anomali dalam
skala kecil dapat dibuat dan diukur respon-nya sebagai data geo?sika. Diharapkan hasil uji
laboratorium tersebut bisa mewakili kondisi lapangan yang sesungguhnya yang dimensinya
jauh lebih besar.
Jika suatu pengukuran diulang berkali-kali, entah itu di lapangan maupun di laboratorium,
seringkali kita temukan hasil pengukuran yang berubah-ubah, walaupun dengan variasi yang
bisa ditolerir. Variasi ini umumnya disebabkan oleh kesalahan instrumen pengukuran
(instrumental error) atau bisa juga dikarenakan kesalahan manusia (human error). Seluruh
variasi ini bila di-plot kedalam histogram akan membentuk distribusi probabilistik.
D. Deksripsi Proses Geofisika: Model Matematika
Seluruh proses geo?sika dapat dideskripsikan secara matematika. Sebagaimana yang telah
disebutkan diawal, suatu formulasi yang bisa menjelaskan sistem geo?sika disebut model.
Namun perlu ditekankan juga bahwa istilah model memiliki ragam konotasi berbeda di
kalangan geosaintis. Misalnya, orang geologi kerapkali menggunakan istilah model
konseptual, atau istilah model ?sik yang digunakan untuk menyebutkan hasil
laboratorium, atau dalam catatan ini kita menggunakan istilah model matematika yang
merupakan istilah umum dikalangan para ahli geo?sika.
Kebanyakan proses geo?sika dapat dideskripsikan oleh persamaan integral berbentuk
dimana di adalah respon atau data yang terukur, p(z) adalah suatu fungsi yang berkaitan
dengan parameter ?sis yang hendak dicari (misalnya: hambatan jenis, densitas, kecepatan,
dan lain-lain) yang selanjutnya disebut parameter model, dan Ki disebut data kernel. Data

kernel menjelaskan hubungan antara data dan parameter model p(z). Parameter model
(misalnya kecepatan, resistivitas dan densitas) bisa jadi merupakan fungsi yang kontinyu
terhadap jarak atau posisi. Sebagai contoh, waktu tempuh t antara sumber gelombang
seismik dengan penerimanya sepanjang lintasan L dalam medium, yang distribusi
kecepatan gelombangnya kontinyu v(x, z), ditentukan oleh
Deskripsi matematika terhadap sistem geo?sika seperti contoh di atas disebut forward
modelling. forward modelling digunakan untuk memprediksi data simulasi berdasarkan
hipotesa kondisi bawah permukaan. Data simulasi tersebut biasanya dinamakan data
teoritik atau data sintetik atau data prediksi atau data kalkulasi. Cara seperti ini disebut
pendekatan forward atau lebih dikenal sebagai pemodelan forward (Gambar 1.2).
E.

Macam-macam Teknologi atau Metode Eksplorasi Geofisika

1. Metode Gravitasi ( gaya berat )


Metode ini dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah permukaan bumi berdasarkan
perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling ( r = gram/cm3 ). Metode ini adalah
metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk
mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di dalam
massa batuan, shaft terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau
lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Pada saat ini,di pasaran telah dapat diperoleh alat
gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), sehingga kita tidak akan kesulitan untuk
manganalisa anomali yang berukuran kecil. Hanya saja dalam metode pengukuran data, tetap harus
dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengukuran ini dapat
dilakukan di permukaan bumi, di kapal maupun dari udara. Dalam metode ini yang
dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah
permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan
gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi
umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap).
Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya.
Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu
material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan
dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk
perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.
2. Metode Magnetik
Metode dilakukan dengan berdasarkan pada hasil pengukuran anomaly geomagnet
yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik
tubuh cebakan dari daerah di sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan
oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic. Metode
ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh

intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur
geologi.
Dan metode ini juga sangat disukai pada studi geothermal karena mineral-mineral
ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur
Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai
potensi Geothermal. Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data
proceding dilakukan tidak serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum
dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun
kedalaman sumber anomaly magnetic yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan
alat geomagnet dengan sensitifitas yang tinggi seperti potongan proton magmetometer
dan lainnya.
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang
medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian
dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin.
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi,
kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering
disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang
terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus
mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi
hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi.
Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan
demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran
intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik
sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan
mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
3. Metode Seismik
Metode ini merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi
sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan
gelombang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode
seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan
struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakanjebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Dalam metoda seismik, pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber
seismik ( ledakan, vibroseis dll ). Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan
gelombang di dalam medium ( tanah/batuan ) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke
segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan
kecepatan. Kemudian pada jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi
waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah
(batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi.
Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :

a.

Anggapan yang digunakan untuk medium di bawah pemukaan bumi :


Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan berbeda.Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin
kompak.
b. Anggapan yang dipakai untuk medium penjalaran gelombang seismik adalah :
Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan setiap
lapisan bumi akan terditeksi.
Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius
dan prinsip Huygens. Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan
kecepatan gelombang pada lapisan di bawahnya. Kecepatan gelombang bertambah
dengan bertambahnya kedalaman. Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi
hidrokarbon, batubara, pencarian airtanah ( ground water ),kedalaman serta karakterisasi
permukaan batuan dasar ( characterization bedrock surface ), pemetaan patahan dan
stratigrafi lainnya dbawah permukaan dan aplikasi geoteknik.
4. Metode Geolistrik ( resistivas )
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik
di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda
geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric,
elektromagnetik, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain.
Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode
geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda
arus.Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari
hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda
kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah
titik ukur (sounding point). Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang
sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet
atau 1500 feet. Oleh karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak
tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi
geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa
jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara lain :
a. Metode Schumberger
b. Metode Wenner
c. Metode Dipole dipole
5. Metode Elektromagnetik
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi bendabenda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas
dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik
yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti dengan membangkitkan medan
elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut teknik
pengukuran aktif.

Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan
daerah observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain
adalah teknik pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan medan elektromagnetik
yang berasal dari sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah
pengamatan. Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar
frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam.
Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
6. Metode GPR ( Ground Penetrating Radar )
Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo yang
berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and ranging. Jadi, arti harfiahnya adalah alat
pelacak bumi menggunakan gelombang radio. GPR baik digunakan untuk eksplorasi dangkal
(nearsurface) dengan ketelitian (resolusi) yang amat tinggi, sehingga mampu mendeteksi benda
sasaran bawah permukaan hingga benda yang berdimensi beberapa sentimeter sekali pun.
GPR merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber gelombang
elektromagnetik. Karena itu, GPR tergolong metode geofisika tidak merusak (nondestructive). Kelebihan
lain GPR adalah biaya operasionalnya yang rendah, prosedur pengerjaan mudah, dan ketelitian sangat
tinggi (resolusi tinggi). Kelemahannya, penetrasinya tidak terlalu dalam atau daya tembus metode ini
hanya sampai puluhan meter ( 100 meter).
Itu sebabnya, metode ini bisa dikatakan cocok untuk pencarian situs (atau harta karun). Dengan
catatan: tempat itu benar-benar diyakini atau barang tambang yang tempatnya tidak terlalu dalam.
Karena panjang gelombang itu mencerminkan ukuran minimum benda yang dapat terdeteksi. Makin
tinggi frekuensi makin kecil panjang gelombang, sehingga makin kecil ukuran benda yang dapat
terdeteksi (makin tinggi pula ketelitiannya).

F.

Hasil pencitraan GPR bisa memunculkan informasi semacam ketebalan permukaan aspal jalan,
jalur pipa bawah tanah untuk mencari bedrock yang pas guna pondasi bangunan hingga mencari mayat
hilang dan fosil arkeologis. Seperti dijelaskan di awal, radar memancarkan semacam gelombang
elektromagnet yang kemudian ditangkap balik oleh sensor alat. Spektrum frekuensi yang digunakan
disesuaikan kebutuhan pengukurannya. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang pendek
(mikro) agar bisa terpenetrasi ke bawah permukaan bumi. Respons data yang diterima, diolah
berdasarkan hukum pantulan (refleksi) dan pembiasaan (gelombang). Tentu saja banyak
hal yang mempengaruhi penjalaran (propagasi) gelombang.
Secara keseluruhan, alat GPR berbobot tidak lebih dari lima kilogram, sehingga
sangat leluasa bergerak. Alat ini bekerja dengan dua antena. Satu berfungsi sebagai
transmiter, yaitu bertugas memancarkan gelombang radar. Lainnya sebagai receiver,
bertugas menerima gelombang radar yang dipantulkan bahan di sekelilingnya kemudian
diolah grafiknya ke dalam komputer. Pada prinsipnya, metode georadar dengan metode
seismik sama yaitu membangkitkan gelombang buatan ke dalam bumi. Perbedaannya hanya
pada jenis gelombang yang digunakan.
PENUTUPAN
Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode
survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi
(gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik.

Metode Gravitasi ( gaya berat ), Metode ini dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah
permukaan bumi berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling ( r =
gram/cm3 ). Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena
itu metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai
purba, lubang di dalam massa batuan, shaft terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan
dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Metode Magnetik, Metode dilakukan dengan berdasarkan pada hasil pengukuran anomaly
geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas
magnetik tubuh cebakan dari daerah di sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu
diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, dan
diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untuk
mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral
ferromagnetic, struktur geologi.
Metode Seismik, Metode ini merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk
eskplorasi sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan
bantuan gelombang seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan
metode seismik banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan
pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya
jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Metode Geolistrik ( resistivas )
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik
di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda
geolistrik, antara lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric,
elektromagnetik, IP (Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain.
Metode Elektromagnetik Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi
geofisika adalah metode elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan
untuk eksplorasi benda-benda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat
variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan
elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti dengan
membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam
ini disebut teknik pengukuran aktif.
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Danny Kurnianto dan Dedi Ary Prasetiya, Persiapan Data, Analisis dan Interpretasi, Jurusan
Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta.
2. Pryono Awali, 2 Maret 2000, Metode Seismik Dalam Usaha Pendeteksian Reservoir Minyak
dan Gas Bumi (Penerapan Metode AVO), Jurusan Metereologi dan Geofisika F-MIPA ITB
3. Supriyanto, 2007, Analisis Data Geofisika: Memahami Teori Inversi, Edisi 1, Departemen
Fisika-FMIPA, Universitas Indonesia, 2007.
4. Nusantara, Eka.,dkk., 2005, Aplikasi Migrasi Metode Beda Hingga Pada Pengolahan Data
Seismik Untuk Menggambarkan Penampang Bawah Permukaan Yang Sebenarnya, Jurnal
Berkala Fisika, Vol.8, No.2, April 2005, Hal 61-68.

5.

Azhar dan Gunawan Handayani, 2004, Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi


Schulemberger Untuk Penentuan Tahanan Jenis Batubara, Jurnal Natur Indonesia, hal 122126.
6. Broto, Sudaryo, 2008, Pengolahan Data Geolistrik dengan Metode Schulemberger, Jurnal
Teknik, Vol. 29, No.2.

Anda mungkin juga menyukai