ABSTRAK
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi pada waktu pasca bencana alam adalah tidak
tersedianya air minum bagi para korban oleh karena rusaknya sumur dan fasilitas air bersih.Untuk
mengantisipasi hal ini, maka diperlukan sebuah bak penampung air minum yang dapat segera dimanfaatkan
oleh para korban tanpa harus menunggu proses pembuatan selama berhari-hari. Giant water dispenser
adalah sebuah solusi untuk penyediaan air minum pada kondisi darurat Salah satu bagian dari konstruksi
giant water dispenser ini adalah rangka.
Proses desain memegang peranan yang sangat penting dalam penentuan dan pembuatan suatu
konstruksi mekanik. Selain konstruksi yang kokoh, beberapa persyaratan lain yang pada umumnya harus
dipenuhi oleh sebuah konstruksi mekanik adalah seperti misalnya massa dari produk yang cukup ringan,
harga yang kompetitif, dan lain sebagainya. Sebuah konstruksi rangka yang baik adalah yang mampu
menahan beban tertentu dengan defleksi yang minimum. Semakin besar defleksi yang terjadi, maka dapat
dikatakan bahwa konstruksi rangka tersebut semakin buruk. Penghitungan model rangka Giant Water
Dispenser dilakukan dengan menggunakan program ANSYS yang berbasis metoda elemen hingga (Finite
Element Method). Metode ini dipakai karena analisis secara manual sangat sulit untuk dilakukan karena
desain yang dipakai cukup rumit dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan perhitungan. Metoda
Stewart Pughs Concept Selection digunakan untuk memilih desain yang paling optimum dari tiga alternatif
profil baja dengan memperhitungkan persyaratan-persyaratan teknis dan non teknis yang diinginkan seperti
defleksi, tegangan maksimum, berat dan harga.
Dari hasil analisa metoda elemen hingga dengan menggunakan program ANSYS dan seleksi desain
dengan menggunakan metoda Stewart Pughs Concept Selection diperoleh bahwa desain yang paling
optimum dalam membuat rangka Giant Water Dispenser adalah dengan menggunakan standart steel pipe
(ASTM A-888) berdiameter dalam 1 inch dan tebal 2 mm.
Kata kunci: Giant Water Dispenser, Metoda Elemen Hingga, Stewart Pughs Concept Selection.
1. PENDAHULUAN
Krisis air bersih dan air minum merupakan salah satu realita yang seringkali dihadapi oleh korban
bencana alam di daerah yang baru saja tertimpa bencana. Sebut saja contohnya bencana gempa bumi, dimana
pada umumnya permukaan tanah akan mengalami penurunan permukaan hingga menyebabkan air sumur
menjadi payau dan berlumpur. Dalam kondisi demikian maka seringkali masyarakat dengan terpaksa
mengkonsumsi air payau bercampur lumpur yang tentunya sangat tidak baik bagi kesehatan mereka. Selain
bencana gempa bumi, Indonesia telah beberapa kali mengalami pukulan bencana alam yang beraneka ragam,
sebut saja banjir, angin topan, banjir lumpur, dan lain sebagainya yang pada dasarnya mengakibatkan
kerugian yang sama yaitu hilangnya harta benda, rusaknya fasilitas, dan bahkan hilangnya nyawa. Salah satu
fasilitas yang seringkali rusak adalah fasilitas air bersih dan air minum, sehingga hal ini seringkali menjadi
bencana setelah bencana. Kebutuhan air minum adalah kebutuhan yang sangat vital bagi manusia, sehingga
apabila kebutuhan air minum di daerah pasca bencana alam tidak tersedia, risiko terjangkitnya berbagai
macam penyakit dan bahkan kematian akan mengancam para korban.
Salah satu cara untuk mangantisipasi terjadinya kekurangan air minum di daerah bencana adalah
dengan menyediakan bak penampung air darurat atau bak air minum, namun cara ini tidak dapat dilakukan
dalam waktu yang singkat sebab pembuatan dan perakitannya membutuhkan waktu yang cukup lama,
padahal bencana datang secara tiba-tiba pada waktu dan tempat yang tidak dapat diketahui. Lamanya waktu
pembuatan bak penampung air sejak terjadinya bencana hingga bak penampung tersebut siap digunakan,
dapat diantisipasi dengan menyiapkan suatu bak penampung air minum yang mudah dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lainnya, sehingga pada kondisi darurat, bak penampung tersebut telah siap dipindahkan ke
lokasi dan segera dapat dimanfaatkan oleh korban.
2. KAJIAN PUSTAKA
Metode elemen hingga digunakan sebagai metode pendekatan matematika aktual untuk pemecahan
masalah yang dapat ditentukan dengan persamaan differensial.
Pada permasalahan perubahan dari geometri dan sifat material selama pembebanan berlangsung
harus ditentukan, hal tersebut dapat dipecahkan lebih dari satu langkah iterative dengan menggunakan hasil
terakhir sebagai harga awal untuk langkah selanjutnya hingga hasil yang konvergen diketahui. Dalam
melakukan perhitungan tegangan dan regangan, komputer (software ANSYS) menggunakan metode elemen
hingga. Metode elemen hingga adalah suatu metode numerik yang tentunya cocok digunakan dengan
komputer digital. Dengan metode ini suatu struktur elastik kontinu dibagi-bagi (discretized) menjadi
beberapa substruktur (disebut elemen). Kemudian dengan menggunakan matriks, defleksi dari tiap titik
(node) akan dihubungkan dengan pembebanan, properti material, properti geometrik dan lain-lain. Metode
elemen hingga telah digunakan secara luas untuk menyelesaikan berbagai persoalan mekanika dengan
geometri yang kompleks. Beberapa hal yang membuat metode ini favorit adalah karena secara komputasi
sangat efisien, memberikan solusi yang cukup akurat terhadap permasalahan yang kompleks, dan untuk
beberapa permasalahan metode ini mungkin adalah satu-satunya cara. Dalam ANSYS Software langkah
analisa dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu Preprocessor, Solution, dan General Postprocessor. Pada
Preprocessor dilakukan pemodelan benda atau alat yang akan dianalisa, penentuan jenis material (properti
material), pemilihan tipe elemen, meshing, dan juga aplikasi beban. Pada bagian Solution permasalahan yang
telah didefinisikan akan dihitung. Pada General Postprocessor hasil perhitungan ditampilkan secara visual
dalam bentuk kontur tegangan dan regangan. Kriteria kegagalan material berdasarkan von mises (Von Mises
Criterion) atau Maximum Distortion Energy Criterion didasarkan pada perhitungan distorsi energi suatu
material. Distorsi energi adalah energi yang dibutuhkan dalam perubahan bentuk suatu material. Teori ini
dikembangkan oleh Richard von Mises, seorang matematikawan Jerman-Amerika. Menurut teori ini, suatu
material akan aman selama harga maksimum energi distorsi per unit volume tidak melebihi harga energi
distorsi per unit volume yang dibutuhkan untuk membuat material tersebut yielding. Teori von Mises lebih
akurat daripada teori-teori lainnya dalam memprediksi ductile yielding yang disebabkan oleh pembebanan
kombinasi.
3. METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian desain rangka Giant Water Dispenser ini adalah sebagai
berikut:
Komponen-komponen penyusun yang digunakan adalah yang bersifat umum dan dapat diperoleh
di pasaran
Material baja struktur yang diteliti terdiri dari 3 macam profil yaitu: baja profil lingkaran (round
bars) dengan diameter 10 mm, baja siku samakaki (equal angles) 40 x 40 mm dengan tebal 2 mm, dan
pipa baja dengan ukuran diameter dalam 1 inch dan tebal dinding 2 mm.
Defleksi maksimum yang diijinkan untuk desain rangka ini adalah 1 mm.
Penghitungan defleksi dan simulasi distribusi tegangan pada rangka giant water dispenser
dilakukan dengan menggunakan program ANSYS yang merupakan software yang berbasis metode
elemen hingga.
Dari hasil simulasi untuk kasus rangka baja profil lingkaran dengan diameter 10 mm diperoleh bahwa
equivalent stress (von mises) maksimum yang terjadi pada struktur adalah sebesar 61,905 MPa (gambar 11).
Pada kondisi yang sama, defleksi maksimum yang ditunjukkan oleh hasil simulasi pada gambar 12 adalah
sebesar 0,00039241meter atau 0,39241 mm sehingga model ini dapat digunakan sebab masih memenuhi
persyaratan yang diijinkan. Dari hasil simulasi juga dapat diketahui bahwa rangka dengan material dan
dimensi seperti ini akan memiliki massa sebesar 74,718 kg.
Dari hasil simulasi untuk kasus rangka baja siku samakaki 40 x 40 mm dan tebal 2 mm diperoleh
bahwa equivalent stress (von mises) maksimum yang terjadi pada struktur adalah sebesar 30,063 MPa
(gambar 13). Pada kondisi yang sama, defleksi maksimum yang ditunjukkan oleh hasil simulasi pada
gambar 14 adalah sebesar 0,00018505meter atau 0,18505 mm, dan nilai ini juga masih memenuhi
persyaratan defleksi maksimum yang diijinkan. Dari hasil simulasi juga dapat diketahui bahwa rangka
dengan material dan dimensi seperti ini akan memiliki massa sebesar 100,6 kg.
Gambar 15. Equivalent stress pada rangka pipa baja Gambar 16. Total deformation pada rangka pipa baja
dengan diameter dalam 1 inch & tebal dinding 2 mm dengan diameter dalam 1 inch & tebal dinding 2 mm
Dari hasil simulasi untuk kasus rangka pipa baja dengan diameter dalam 1 inch & tebal dinding 2 mm
diperoleh bahwa equivalent stress (von mises) maksimum yang terjadi pada struktur adalah sebesar 25,458
MPa (gambar 15). Pada kondisi yang sama, defleksi maksimum yang ditunjukkan oleh hasil simulasi pada
gambar 16 adalah sebesar 0,00017239 meter atau 0,17239 mm, sehingga model ini juga dapat digunakan
sebab nilainya lebih kecil dibandingkan dengan batas maksimum yang diijinkan. Dari hasil simulasi juga
dapat diketahui bahwa rangka dengan material dan dimensi seperti ini akan memiliki massa sebesar 99,062
kg.
Tabel 1. Hasil Pemodelan Rangka Giant Water Dispenser dengan beberapa macam profil baja yang berbeda
No.
Massa
(kg)
Max. Equivalent
Stress (Von Mises)
(Pa)
Max
Deformation
(mm)
74,718
61,905
0,39241
100,6
30,063
0,18505
99,062
25,458
0,17239
Selain faktor berat rangka, maximum equivalent stress (Von Mises), dan defleksi maksimum yang
telah diperoleh dari hasil analisa dan simulasi dengan menggunakan program ANSYS, sebuah faktor lain
yang juga perlu mendapat perhatian dalam desain rangka giant water dispenser ini adalah harga. Berikut ini
adalah persyaratan-persyaratan atau kriteria-kriteria yang akan digunakan untuk menentukan desain optimum
rangka giant water dispenser.
1. Kemampuan untuk mencegah terjadinya defleksi yang berlebihan akibat beban yang bekerja
(Weighing factor = 5)
2. Kemampuan untuk mendistribusikan tegangan secara merata (Weighing factor = 5)
3. Berat rangka (Weighing factor = 4)
4. Harga (Weighing factor = 3)
Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan beserta dengan weighing factor masing-masing
seperti di atas, maka pemilihan rangka giant water dispenser yang paling optimal dapat dilakukan dengan
menggunakan Stewart Pughs Concept Selection. Matrix pemilihan rangka optimal dengan menggunakan
Pughs Concept Selection dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Pughs Concept Selection matrix untuk Pemilihan Desain Rangka Optimum.
Rangka baja
Rangka baja
profil lingkaran
siku samakaki
Rangka pipa
baja
Kriteria
Weighing
factor
Individual
Value
Weighing
Value
Individual
Value
Weighing
Value
Individual
Value
Weighing
Value
Defleksi
20
25
25
10
20
25
Berat rangka
20
12
12
Harga
15
Score
65
Score
66
Score
71
Berdasarkan hasil analisa teknis dapat dilihat bahwa pada dasarnya ketiga model baik rangka baja
profil lingkaran, rangka baja siku samakaki maupun rangka pipa baja telah memenuhi syarat defleksi
maksimum kurang dari 1 mm. Stewart Pughs Concept Selection yang mana telah diaplikasikan untuk
menentukan pilihan dengan memperhitungkan persyaratan-persyaratan yang lain, ternyata memberikan hasil
bahwa model rangka pipa baja adalah desain yang paling optimum. Hal ini terlihat dari hasil Pughs Concept
Selection matrix yang memberikan nilai (score) tertinggi untuk model rangka pipa baja.
5. KESIMPULAN
Dari hasil analisa metoda elemen hingga dengan menggunakan program ANSYS dan pemilihan
dengan Stewart Pughs Concept Selection, hasil yang diperoleh adalah penggunaan standart steel pipe
(ASTM A-888) berdiameter dalam 1 inch dan tebal 2 mm sebagai bahan rangka adalah desain yang paling
optimum dalam pembuatan Giant Water Dispenser yang diinginkan.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Anggono, Willyanto., (2004), "Peningkatan Unjuk Kerja Desain Flexible Shield untuk Pompa Sabun
dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga, Jurnal Teknik Mesin, Vol.6, No.2, Oktober 2004, hal. 5764.
2. Anggono, W., (2006), "Analisa Pengaruh Radius Heads Terhadap Besar Tegangan Maksimum pada Air
Receiver Tank Horisontal dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga", Dalam Proceeding Seminar on
Application and Research in Industrial Tecgnology. Gadjah Mada University, Indonesia, 27 April 2006,
Universitas Gadjah Mada, Indonesia
3. ANSYS, Inc., ANSYS 7.0 Documentation. 2002
4. Budynas, Richard, G., (1999), "Advanced Strength and Applied Stress Analysis". McGraw-Hill Book
Company, Singapore.
5. Juvinall, Robert, C., (1967), "Engineering Consideration of Stress, Strain and Strength", McGraw-Hill
Book Company, New York.
6. Logan, Daryl, L., (1991), "Mechanics of Materials", McGraw-Hill Book Company, New York.
7. Popov, Egor, P., (1987), "Introduction to Mechanics of Solids", Prentice Hall, New Jersey.