Anda di halaman 1dari 3

Pengendalian Mutu Laboratorium untuk Pelayanan Kesehatan yang Prima

Sussy Listiarsasih
(20141030034)
Rumah sakit merupakan suatu instansi pelayanan yang padat dan dalam pelaksanaannya
tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Kini, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang teknologi semakin meningkat, laju pembangunan pun
semakin bertambah, sehingga tuntutan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan semakin baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
makan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Pelayanan
rumah sakit yang mumpuni baik di bidang pengobatan ataupun diagnostik akan semakin
dibutuhkan. Berbanding lurus dengan hal tersebut maka pelayanan diagnostik yang dilaksanakan
oleh laboratorium klinik rumah sakit sangat membutuhkan pula standar mutu dan manajemen
yang akan menjamin kualitas pelayanan diagnostik bagi masyarakat.
Upaya untuk menjamin mutu pelaksanaan pelayanan laboratorium kesehatan pada
dasarnya

telah

diatur

oleh

Departemen

Kesehatan

dalam

PERMENKES

364/Menkes/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan yang sinya mewajibkan laboratorium


kesehatan mengikuti akreditasi secara nasional maupun internasional. Salah satu persyaratan
dalam Pedoman Akreditasi Nasional yang yang diatur dalam PERMENKES Nomor
943/Menkes/SK/VIII/2002 adalah bahwa laboratorium wajib mengikuti Program Pemantapan
Mutu Eksternal. Keikutsertaan laboratorium swasta secara khusus diatur dalam PERMENKES
No. 04/Menkes/SK/I/2002.
Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal saat ini diatur dalam Pedoman
Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes Tahun 2004. Dengan pengertian bahwa program
ini dilakukan untuk menilai penampilan pemeriksaan laboratorium pada saat tertentu secara
periodik, serentak, dan berkesinambungan yang dilakukan oleh pihak luar laboratorium dengan
jalan membandingkan hasil pemeriksaan laboratorium peserta terhadap nilai target (Riyono
2007).

Kemudian program pengendalian mutu laboratorium lainnya adalah pemantapan mutu


laboratorium secara internal. Tujuan pelaksanaan pemantapan mutu internal laboratorium adalah
mengendalikan hasil pemeriksaan laboratorium tiap hari dan untuk mengetahui penyimpangan
hasil laboratorium untuk segera diperbaiki. Manfaat melaksanakan kegiatan pemantapan mutu
internal laboratorium antara lain mutu presisi maupun akurasi hasil laboratorium akan
meningkat, kepercayaan dokter terhadap hasil laboratorium akan meningkat. Hasil laboratorium
yang kurang tepat akan menyebabkan kesalahan dalam penatalaksanaan pengguna laboratorium.
Manfaat lain yaitu pimpinan laboratorium akan mudah melaksanakan pengawasan terhadap hasil
laboratorium. Kepercayaan yang tinggi terhadap hasil laboratorium ini akan membawa pengaruh
pada moral karyawan yang akan akhirnya akan meningkatkan disiplin kerja di laboratorium
tersebut (Ridwana, 2006).
Mutu yang baik tak akan ada bila tidak didukung dengan manajemen yang baik pula.
Dimana mengelola laboratorium dengan baik adalah menjadi tujuan utama, sehingga semua
pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Suatu manajemen laboratorium yang
baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan
fasilitas yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula sehingga mutu
pelayanan dapat terjaga. Untuk mencapai hal itu perlu pengaturan yang terikat pada jenis
pekerjaan yang dilakukan, skill/tenaga kerja/laboran yang terlatih dan terampil, alat/peralatan lab
yang canggih dan beroperasi dengan baik dan terkalibrasi, safety use (keselamatan kerja),
disiplin yang tinggi, organisasi lab yang baik, dan dana cadangan yang cukup tersedia. Selain itu
dalam pelaksanaan kerja harus dikelola oleh Kepala Laboratorium yang ahli, terampil
dibidangnya dan berdedikasi tinggi serta penuh tanggung jawab, termasuk peranan tenaga
laborannya yang bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional yang dilakukan di
laboratorium masing-masing (Riswanto, 2009).

Daftar Pustaka
Depkes.

1994.

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor:

514/MENKES/PER/VI/1994 tentang Laboratorium Kesehatan Swasta dan Surat Edaran


Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.00.SJ.IV.0814
tentang Petunjuk Pelaksanaan Laboratorium Kesehatan Swasta. Jakarta.
Depkes. 1997. Petunjuk Pelaksanaan Pemantapan Mutu Internal Laboratorium
Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Depkes. 1998. Pedoman Pengelolaan Laboratorium Klinik Rumah Sakit. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
Ridwana, S. 2006. Pelaksanaan Pengendalian Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan
Jawa Barat. Buletin Meditek Edisi 03 Mei 2006. Patelki News Jakarta
Riswanto 2009, Tinjauan Mutu Pelayanan Laboratorium Klinik Rumah Sakit. Diakses
pada 10 Maret 2015, dari http://labkesehatan.blogspot.com/2009/11/tinjauan-mutu-pelayananlaboratorium.html
Riyono 2007, 'Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik Dilihatn Dari Aspek Mutu
Hasil Analisis Laboratorium.' Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol 7, No. 2, Oktober:172-187

Anda mungkin juga menyukai