Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

SISTEM PEMELIHARAAN MESIN PLTD

Gambar 4.1 Mesin PLTD jenis MGS


4.1.

Defenisi Pemeliharaan
Melakukan segala aktifitas terhadap PLTD, untuk mempertahankan unjuk

kerja semula atau mengembalikan kepada kondisi semula secara optimal, agar
aset fisik (PLTD) tersebut dapat memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan
sasarannya.
4.2.

Tujuan Pemeliharaan
Sebagaimana peralatan pada umumnya, maka peralatan yang beroperasi

dalam sistem pembangkit listrik harus dipelihara secara rutin sesuai dengan buku
petunjuk pemeliharaan pabrik. Pemeliharaan PLTD dilakukan untuk
mempertahankan unjuk kerja yang optimal telah ditetapkan atau mengembalikan
pada posisi semula agar PLTD dapat beroperasi dengan efisien, ekonomis dan
handal.
4.3.

Sasaran Pemeliharaan
Sasaran pemeliharaan PLTD diarahkan untuk mencapai :

41

a. Jam operasi lebih besar dari 14000 jam pertahun

42

42

b. Kapasitas mampu kontinue lebih besar dari 80% dari kapasitas


terpasang.
c. Mempertahankan tingkat efsiensi pemakaian bahan bakar dan pelumas
sesuai spesifikasinya.
d. Biaya pemeliharaan pada batas-batas yang ekonomis.
e. Mempertahankan tingkat keamanan dan keselamatan kerja.
f.

4.4.

Jenis-Jenis Pemeliharaan
4.4.1

Pemeliharaan Terencana
g. Suatu pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya dan jauh

sebelumnya sudah diketahui bahwa pemeliharaan harus dilakukan pada waktu


tertentu yang akan datang dan untuk itu dibuat perencanaannya.
h. Perencanaannya dibuat berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan
mesin, jam operasi mesin serta pengaruh dari kondisi lingkungan sekitarnya,
penggunaan bahan bakar dan pelumasan juga pola operasi mesin. Perencanaan
ini termasuk jadwal dimulainya pelaksanaan pemeliharaan, jadwal dimulainya
unit pembangkit beroperasi kembali, biaya-biaya yang dibutuhkan untuk suku
cadang, material dan jasa.
1 Pemeliharaan Preventif (Preventif Maintenance)
i.
Pada awalnya preventif maintenance adalah perawatan yang
dilakukan secara berkala dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan dengan
melakukan pengecekan, penggantian, overhaul pada sistem interval waktu
yang ditentukan. Jenis perawatan ini mulai dikenal sejak dimulainya era
perang dunia kedua yaitu ketika dunia membutuhkan mekanisasi yang
berlebihan pada semua jenis industri.
j.
Mengingat jenis mesin makin banyak dan kompleks, maka down
time menjadi masalah sehingga industri membutuhkan cara untuk mencegah
kerusakan. Dari sinilah timbul ide overhaul pada interval waktu yang tetap.
k.
Selain itu disebabkan oleh biaya perawatan asset yang makin
meningkat terhadap produksi maka lahirlah sistem perencanaan dan kontrol
perawatan (maintenance planning and control system). Sistem ini telah sangat
mapan dalam praktek perawatan.
2 Pemeliharaan Periodik

43

a. Pemeliharaan Periodik
l. Suatu bentuk pemeliharaan terencana yang berulang-ulang secara teratur dan
telah diketahui sebelumnya bahwa pada jam kerja mesin tertentu suatu jenis
pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan tersebut mempunyai periode
waktu tertentu yaitu dari PM (2000 jam ) TOH (4000 jam)-PM (6000
jam) MOH (8000 jam) PM (10.000 jam) TOH (12.000 jam) - GOH
( 14.000 jam).
m.
n. Top Overhaul (TOH 4000 jam)
o. Pemeliharaan 4000 jam terhadap bagian atas mesin (silinder head keatas)
yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponenkomponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan
pekerjaan yang dilakukan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada
seluruh bagian-bagian unit yang antara lain :

Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang lainnya.


Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan dan bantalan luncuran

(metal) atau sesuai buku manual pabrikan.


Pembersihan generator
Pemeriksaan peralatan listrik
Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan inter cooler
Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper)
Pemeriksaan Turbocharger (overhaul jika diperlukan pada saatnya)
Pengetasan kemampuan mesin
1 Semi Overhaul (TOH 12000 jam)
p. Pemeriksaan 12000 jam terhadap bagian connecting rod keatas yang
meliputi pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk
mendapatkan operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top
Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian unit antara lain :

Semi Overhaul untuk putaran < 750 rpm


q.
Overhaul (GOH 14000 jam)

r. Pemeliharaan 14000 jam terhadap bagian mesin yang meliputi pekerjaan


pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk
mendapatkan kondisi operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada
Top Overhaul meliputi pemeriksaan bagian unit antara lain :

44

Overhaul kepala silinder (silinder head) seluruhnya dan pemeriksaan


komponennya.

Overhaul piston, silinder, bantalan, turbocharger, silinder blok

Pemeriksaan perlengkapan / peralatan bantu, generator dan panel listrik,


pondasi getaran / suara.

Pengetasan kemampuan mesin.

s. Untuk memindahkan dalam melaksanakan pekerjaan bagi pelaksanaan


dilihat dari jenis pemeliharaan perlu ditambahkan kalender pemeliharaan dan jenis
kerja
t. Jenis Pemeliharaan

u. Kalender

v. Jenis Kerja

w. PO

x. Harian

y. 24

z. P1

aa. Mingguan

ab. 125

ac. P2

ad. 2 Minggu

ae. 250

af. P3

ag. Bulanan

ah. 500

ai. P4

aj. Triwulan

ak. 1500

al. P5

am.Semester

an. 3000

ao. P6

ap. TOH

aq. 4000

ar. P7

as. MOH

at. 8000

au. P8

av. GOH

aw. 14000

ax.
b Pemeliharaan Periodik Rutin
ay.

Pemeliharaan periodik rutin yaitu pemeliharaan kecil yang dilakukan

dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

Service
az.
Pemeliharaan rutin jangka pendek meliputi pekerjaan melumasi,
membersihkan, mengganti, dan menambah minyak pelumas atau bahan
bakar kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :

ba. PO (8-20) jam


Melumasi dan menggemuki secara manual

45

Membuang air kondesat dan kotoran-kotoran dari tangki dengan membuka


kran.
Memeriksa dan menambahkan minyak pelumas atau air pendingin yang
kurang.
bb. P1 ( 100-150 ) jam
Membuka dan membersihkan separator
Membuka dan membersihkan filter
Membersihkan peralatan bantu dari debu dan minyak yang bocor
bc. P2 ( 200-300 ) jam
Mengganti minyak pelumas dari peralatan tertentu dengan referensi dari
pabrik
Meminyaki bantalan-bantalan
Menambah bahan kimia pada air pendingin
bd.

Inspeksi
be. pemeliharaan rutin dengan jangka waktu yang lebih panjang meliputi

pekerjaan

pengamatan

maupun

pengukuran,

penyetelan,

perbaikan

dan

penggantian pada unit pembangkit tanpa membuka atau melepas bagian-bagian


utama, dengan jenis dan macam kegiatan pemeliharaan berikut :
bf. P3 (400-600)

jam

Memeriksa peralatan-peralatan, bekerja dengan baik


Memperbaiki komponen-komponen yang terjadi kerusakan
Memeriksa tekanan, temperatur, dan gas asap
Memeriksa sistem pelumasan bekerja dengan baik

46

bg. P4 (1200-1800) jam


Memeriksa fungsi dan bekerjanya alat pengaman
Memeriksa berfungsinya black star
Memeriksa berfungsinya governor
Memeriksa kualitas air pendingin dan unit water treatment
Memeriksa viskositas minnya dan battery
bh.

P5 ( 2400-3600 ) jam

Memeriksa dan membersihkan injektor


Memeriksa sistem timing
memeriksa kelonggaran baut, mur, roda gigi, dan bantalan
Memeriksa filter oli
3 Pemeliharaan Korektif
bi. Pemeliharaan korektif dilakukan apabila terjadi kegagalan berulang pada
suatu mesin atau komponen mesin dalam rangka mencegah jangan sampai
terulang kembali di masa depan dengan melakukan studi (Reverse Engeneering),
merancang ulang, menetapkan kembali spesifikasi material, memasang dan
menguji komponen yang gagal tersebut.
bj. Dengan berjalannya waktu, maka jumlah asset dan biaya yang digunakan
untuk merawat asset makin bertambah besar menyebabkan manusia mulai
mencari-cari perawatan baru dengan mana mereka dapat memaksimalkan umur
peralatan. Pemeriksaan korektif (tidak periodik) mencakup :
Perbaikan
bk. Pemeliharaan tidak periodik, meliputi pekerjaan rekondisi dan perbaikan
beberapa komponen dengan mengembalikan kepada kondisi semula atau
maksimal.
Penggantian
bl. Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan rekondisi dan penggantian sejumlah besar
dengan tujuan mengembalikan kepada kondisi semula maksimal.
Penyempurnaan
bm. Pemeliharaan ini meliputi pekerjaan perubahan desain dari komponen
dengan tujuan menaikkan kemampuan dan efisiensi.
bn.

47

bo.

bp.
bq. Gambar 4.3 Sistem kontrol PLTD Trafo dan Panel Singkron
br.
4.4.2

Pemeliharaan Tidak Terencana


bs.

Pemeliharaan tidak terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan

tanpa ada rencana sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya gangguan kerusakan
yang tidak terduga, tapi harus dikerjakan pada tahun yang bersangkutan karena
keadaan darurat.

bt. BAB V
bu.

PEMBAHASAN
bv.

bw.5.1.

Analisa pelumasan pada pemeliharaan prediktif dari mesin


diesel jenis MGS pada PLTD

bx.

Analisa pelumas adalah bagian dari kegiatan pemeliharaan

prediktif yang dilakukan secara rutin pada banyak industri termasuk industri
otomotif, kereta api, penerbangan, industri kimia, dan termasuk juga pembangkit
listrik. Sifat fisika kimia pelumas meliputi warna, viskositas, kandungan logam,
kandungan asam/basa dan lain-lain, senantiasa dipantau secara rutin untuk
mendapatkan sinyal atau deteksi dini bila terjadi kerusakan pada mesin atau untuk
menemukan periode penggantian pelumas.
by.

Selain digunakan pada program perawatan, analisa pelumas juga

digunakan sebagai alat bantu pada analisa kerusakan (failure analysis). Dalam hal
ini pelumas dicek untuk mencari penyebab kerusakan mesin seperti overheating
atau kontaminasi zat korosif. Failure analysis biasanya menggunakan metode
analisa spektroskopi infra merah, analisa keausan (AAS atau ICP) dan
ferrography.
bz.

Pola pemeliharaan prediktif dianggap lebih efektif dan efisien

karena pemeliharaan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan (monitoring) dan


analisa untuk menentukan kondisi dan kapan pemeliharaan akan dilaksanakan.
Dengan pemantauan pelumas diharapkan dapat melakukan diagnose awal agar
dapat mencegah kemungkinan kerusakan lebih dini.
ca.

Prinsip dasar analisa pelumas dimulai dengan pengambilan

sampel. Sampling pelumas pada mesin MGS dilakukan pada saat mesin sedang
beroperasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga homogenitas sampel.

48

cb.

Pemeliharaan prediktif merupakan bagian yang peting dalam

menentukan kesehatan mesin secara dini sehingga mengurangi timbulnya


kerusakan pada

49

49

cc. peralatan. Pemantauan kondisi minyak pelumas, serta distribusi panas pada
titik-titik kritis serta pengukuran vibrasi suatu mesin sangat mutlak diperlukan
pada suatu pembangkit , untuk menjaga kontinuitas operasional pembangkit.
Monitoring vibrasi serta analisa spectrum vibrasi pada motor, pompa serta
turbin generator dapat dilakukan secara rutin mingguan untuk melihat trend
vibrasi yang terjadi. Disamping itu dengan pemeliharaan prediktif kita dapat
merencanakan perbaikan secara terencana dengan unit-unit lain yang sedang
beroperasi tanpa mengurangi keandalan sistem kelistrikan di masyarakat.
cd.

Kesehatan

mesin

merupakan

hal

yang

penting

didalam

pengoperasian suatu peralatan. Agar mesin dalam kondisi yang prima maka perlu
dilakukan pemeliharaan dengan baik dan benar. Pemeliharaan yang rutin serta
pemeriksaan kondisi mesin akan mengurangi terjadinya kerusakan yang fatal.
Salah satu bentuk pemeliharaan preventif adalah dengan melakukan pemeliharaan
prediktif. Pemeliharaan prediktif memerlukan keahlian khusus bagi personil yang
melakukannya. Hal ini untuk memastikan mutu kerja dapat dipertanggung
jawabkan.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.

50

cn.
co.
Gambar 4.2 Mesin Diesel Jenis MGS dan BMGS
cp.

Pemeliharaan prediktif dapat dilakukan dengan berbagai cara

antara lain:
5.1.1

Pemantauan temperatur dengan alat pengukur suhu


cq.

Temperatur merupakan salah satu parameter yang menunjukkan

adanya energi panas pada suatu daerah diukur. Kenaikan suhu yang tidak normal
merupakan tanda adanya kelainan, kebocoran atau kerusakan isolasi. Pengukuran
suhu dapat dilakukan dengan termokopel yang sudah terpasang pada peralatan
tersebut atau dapat juga dilakukan dengan infrared thermograp. Dengan infrared
thermograph kita dapat melakukan pegukuran tanpa harus menyentuh sensor ke
peralatan yang akan diukur.
cr.

Penggunaan thermograph membantu kita menentukan adanya

kebocoran isolasi pada dinding turbin, boiler sehingga kerugian panas dapat
dicegah. Disamping itu hot spot pada isolator penghantar atau circuit breaker 6
KV maupun 150 KV dapat dideteksi.
cs.

Pemantauan peralatan ini dapat dilakukan dengan mencatat data

suhu tersebut dalam suatu format monitoring. Pengambilan data sebaiknya


dilakukan setiap minggu secara rutin. Kemudian dalam satu bulan dibuat
kecenderungan grafik suhu yang diukur. Dengan pemantauan mingguan maka
kelaianan yang terjadi pada peralatan saat operasi dapat diketahui secara cepat.
Dengan demikian hal ini mencegah terjadinya break down maintenance yang
memakan waktu lebih lama serta juga cost yang tinggi.
ct.

51

5.1.2

Pemantauan Minyak Pelumas


cu.

Minyak pelumas digunakan melumasi bagian-bagian mesin untuk

menghindari kontak langsung antara logam-dengan logam. Pada bantalan turbin,


pelumas membentuk lapisan film yang mampu menahan beban turbin. Selain
digunakan sebagai pelumas turbin, minyak pelumas turbin juga digunakan sebagai
minyak hidrolik untuk menggerakkan governor valve dan tripping valve. Oleh
karenanya persyaratan untuk pelumas tersebut harus teliti dan memenuhi
spesifikasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
cv.

Oleh karena itu mesin MGS milik PT Sinar Lestari Utama

Memakai pelumas Pertamina SX.40 Multigode


cw.

Disamping itu minyak pelumas, minyak trafo juga harus dipantau

untuk mencegah terjadinya short circuit akibat minyak yang sudah tidak
memenuhi standar. Tentunya criteria untuk minyak pelumas berbeda-beda
tergantung penggunaannya.
cx.

Pemantauan minyak pelumas untuk mesin-mesin yang berputar

seperti pompa dan turbin, dilakukan secara rutin setiap bulan. Dengan mengambil
sedikit sample minyak maka dilakukan pemeriksaan minyak pelumas seperti
kandungan logam, keasaman, viskositas dan busa. Kemudian pencatatan rekam
pelumas untuk masing-masing peralatan dilakukan dengan rapi dan disimpan
dalam file database. Hal ini untuk memudahkan pemantauan keadaan pelumas
setiap bulan. Dengan memonitor setiap bulan keausan yang terjadi pada mesin
dapat diperkecil bahkan bisa dihindari. Grafik untuk kondisi pelumas suatu mesin
membantu kita untuk mengetahui kecenderungan kapan pelumas tersebut harus
diganti.
cy.

Sedangkan pada minyak trafo, pemantauannya dilakukan dengan

melihat banyaknya circuit breaker bekerja open dan close. Pemeriksaan minyak
dilakukan saat trafo tidak beroperasi. Pemeriksaan minyak trafo meliputi tegangan

52

tembus, keasaman, busa. Apabila minyak sudah timbul tegangan saat diberi
tegangan tembusnya, maka minyak pelumas tersebut harus diganti.
cz.
5.1.3

Pemantauan vibrasi
da.

Saat ini pemantauan vibrasi banyak dilakukan untuk memonitor

kondisi peralatan. Dengan melakukan pengukuran vibrasi pada titik titik yang
telah ditentukan maka spectrum vibrasi yang terukur selanjutnya dianalisa untuk
mengetahui adanya kelainan atau kerusakan yang mulai terjadi.
db.

Pengukuran vibrasi peralatan dilakukan setiap minggu. Hasil

pengukuran yang telah dianalisa disimpan menurut nama mesin untuk


memudahkan penelusuran.
dc.

Data hasil pengukuran yang diambil setiap minggu dituangkan

dalam bentuk grafik untuk melihat kecenderungan arah kerusakan yang akan
terjadi.
dd.

Pengukuruan vibrasi pada bearing mesin dilakukan dalam arah

radial maupun aksial. Berikut ini gambaran tentang kelainan yang terjadi dan
spectrum vibrasi yang muncul.
de.

Jadi dengan demikian bahwa


1. Pemeliharaan prediktif ini dapat dilakukan melalui pemantauan analisa
minyak pelumas, distribusi temepratur dan pengukuran vibrasi.
2. Pemantauan

dengan

pemeliharaan

prediktif

sangat

membantu

manajemen didalam memprediksikan penggantian minyak pelumas, dan


perbaikan insulasi dinding pelindung panas.

53

3. Pemantauan vibrasi pada peralatan motor-motor dan pompa sangat


penting untuk mengurangi kerugian yang besar.
4. Perlu pelatihan yang memadai pada SDM yang menangani langsung
kegiatan pemeliharaan prediktif agar analisa yang dilakukan menjadi
lebih akurat.
df.
dg. 5.1.2 Kasus dan permasalahan yang sering terjadi pada mesin PLTD
dh. Dalam suatu operasi sistem tenaga listrik, terdapat banyak sekali kondisi
yang mempengaruhi kinerja dari komponen-komponen yang ada didalamnya.
Kondisi-kondisi tersebut dapat berupa kondisi normal (berbeban, tanpa beban,
dll) dan juga kondisi tak normal (gangguan). Salah satu komponen sistem
tenaga listrik yang kinerjanya berpengaruh jika sedang dalam kondisi
gangguan adalah generator.
di.
dj.
dk.
dl.

Gangguan yang terdapat pada generator ada banyak jenis. Secara umum,
gangguan pada generator dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :

dm.

Gangguan Listrik (Electrical Fault)

dn. Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagianbagian listrik dari generator. Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
do. - Hubung Singkat 3 (Tiga) Fasa
dp.

Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang
timbul akibat terjadinya hubungan singkat tiga fasa (three phase fault).
Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api dengan suhu tinggi yang
akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran jika isolasi tidak
terbuat dari bahan yang anti api (non flammable).

dq.
dr. - Hubung Singkat 2 (Dua) Fasa

54

ds.

Gangguan hubung singkat 2 fasa (unbalance fault) lebih berbahaya


dibanding gangguan hubung singkat tiga fasa (balance fault) karena
disamping akan terjadi kerusakan pada belitan, akan timbul pula vibrasi pada
kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros (shaft) dan
kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.

dt.
du. - Stator Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah (Stator Ground Fault)
dv.

Kerusakan akibat gangguan 2 fasa atau antara konduktor kadang-kadang


masih dapat diperbaiki dengan menyambung (taping) atau mengganti sebagian
konduktor tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1
fasa ketanah yang menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi
adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan
jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.

dw.

dx.
dy. Stator Terhubung Singkat ke Tanah
dz.
ea. - Rotor Hubung Tanah (Field Ground)
eb.

Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan ketanah (ungrounded system), bila salah satu sisi terhubung ketanah belum menjadikan
masalah. Tetapi apabila sisi lainnya kemudian terhubung ketanah, sementara
sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada

55

sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi


ketidak- seimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan dan
kerusakan fatal pada rotor.
ec.
ed. - Kehilangan Medan Penguat (Loss of Excitation)
ee. Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik dan berfungsi
sebagai generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pemanasan Iebih pada
rotor dan pasak (slot wedges), akibat arus induksi yang bersirkulasi pada rotor.
ef. Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :

Jatuhnya (trip) saklar penguat .

Hubung Singkat pada belitan penguat.

Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat.

Kerusakan pada sistem AVR.

eg. - Tegangan Lebih (Over Voltage).


eh. Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat
berakibat tembusnya (breakdown) desain isolasi yang akhirnya akan
menimbulkan hubungan singkat antara belitan. Tegangan lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih (overspeed) atau kerusakan pada pengatur
tegangan otomatis (AVR).
ei.
ej. Ganguan Mekanis/Panas (Mechanical or Thermal Fault)
ek. Jenis-jenis gangguan mekanik atau panas antara lain:
el. - Generator Berfungsi Sebagai Motor (Motoring)
em.

Motoring adalah peristiwa berubah fungsinya generator menjadi motor


akibat daya balik (reverse power).

en. Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukan dari penggerak
utama (prime mover) . Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah

56

lebih kepada penggerak utama itu sendiri . Pada turbin uap peristiwa motoring
akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi pada sudusudu turbin air, dan ketidakstabilan pada turbin gas.
eo.
ep. - Pemanasan Lebih Setempat
eq.

Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :

Kerusakan laminasi

Kendornya bagian-bagian tertentu didalam generator seperti: pasak-pasak


stator (stator wedges), terminal ujung-ujung belitan, dsb.

er. - Kesalahan Paralel


es.

Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak


terpenuhi dapat mcngakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling
generator dan penggerak utamanya karena terjadinya momen puntir.
Kemungkinan kerusakan lain yang timbul kerusakan PMT dan kerusakan pada
kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.

et.
eu. - Gangguan Pendingin Stator
ev.

Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media


udara, hidrogen atau air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator.
Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya akan berakibat kerusakan
belitan.

ew.
ex. Gangguan Sistem (System Fault)
ey. Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang atau terjadi
pada sistem. Gangguan-gangguan sistem yang umumnya terjadi antara lain:
ez. -

Frekuensi Operasi Yang Tidak Normal (Abnormal Frequency

Operation)

57

fa.

Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat


ketidakstabilan pada turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat
dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit atau penghantar (transmisi).

fb.
fc. - Lepas Sinkron (Loss of Synchron).
fd.

Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching,


hubung singkat dan peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan
ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup lama dan melampaui
batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi
paralel.

fe.

Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan
frekuensi operasi keluar dan yang seharusnya sehingga akan menyebabkan
terjadinya stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi dan
resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator
harus dilepas dari sistem.

ff.
fg. - Pengaman Cadangan (Back Up Protection)
fh.

Kegagalan fungsi proteksi didepan generator pada saat terjadi gangguan di


sistem akan menyebabkan gangguan masuk dan dirasakan oleh generator.
Untuk ini perlu pemasangan pengaman cadangan.

fi.
fj. - Arus Beban Kumparan Yang Tidak Seimbang (Unbalance Armature
Current).
fk.

Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem atau adanya gangguan satu
fasa dan dua fasa pada sistem yang menyebabkan beban generator tidak
seimbang dan menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan negatif yang
melebihi akan menginduksikan arus medan yang berfrekuensi rangkap dengan
arah berlawanan dengan putaran rotor dan akan menginduksikan arus pada
rotor yang akan menyebabkan adanya pemanasan lebih dan kerusakan pada
bagian-bagian konstruksi rotor.

fl.

58

fm.
fn.
fo.
fp.
fq.
fr.
fs.
ft.
fu.

fv. BAB VI
fw.PENUTUP
fx.
6.1 Kesimpulan

Jenis mesin yang digunakan pada unit PLTD PT. Sinar Lestari Utama
adalah mesin diesel empat langah di mana langkah kerjanya yaitu; langkah
isap, langkah kompresi, langkah ekspansi dan langkah pembuangan gas.

Sistem-sistem pada PLTD yaitu:

Sistem pendinginan
Sistem udara masuk dan gas buang
Sistem pelumasan
Sistem bahan bakar
Sistem starter

Jenis Pemeliharaan yang dilakukan pada unit PLTD PT. Sinar Lestari
Utama adalah sebagai berikut :
a.

Pemeliharaan terencana yang terdiri dari :


1.

Pemeliharaan

preventif,

meliputi ;
a. Pemeliharaan periodik yang mencakup Top Overhoul, Semi
Overhoul, dan Mayor Overhoul.
b. Pemeliharaan periodik rutin yang mencakup service dan
inspeksi.
2. Pemeliharaan korektif, meliputi ;
a.

Perbaikan

b.

Penggantian

53

c.
d.

Penyempurnaan/modifikasi

Pemeliharaan tidak terencana

54

54

6.2

Saran
e.

Setelah melakukan kerja praktek penulis mengajukan

beberapa usulan perbaikan yang telah dipertimbangkan oleh penulis sesuai


dengan kondisi yang terjadi pada system maintenance tersebut. Adapun
usulan perbaikan dari penulis yaitu:

Sebaiknya

peserta

praktek

diberi pengarahan awal mengenai seluk beluk pekerjaan yang akan

dilaksanakan di tempat kerja dimana peserta ditempatkan.


Metode-metode
perawatan
yang telah diterapkan sebaiknya dijalankan sesuai dengan prosedur

yang telah ditentukan agar mesin dapat terawat dan awet.


Sebaiknya

pengadaan

persediaan material cadangan harus diperhatikan agar tidak menunda

jalannya waktu perbaikan dari pemeliharaan mesin.


Untuk mengatasi tingginya viskositas dapat dilakukan dengan
penambahan pelumas baru dengan viskositas yang lebih encer dari
pelumas yang sementara digunakan. Penambahan dilakukan hingga
viskositas turun mendekati pelumas baru yang direkomendasikan
pembuat mesin. Ada baiknya sebelum penambahan pelumas, pelumas
bekas disaring dari endapan hasil oksidasi dan kotoran lain. Filter
pelumas juga harus diganti baru. Jika factor ekonomi tidak kendala,
maka penggantian total akan lebih praktis dan cepat..

f. DAFTAR PUSTAKA
g.
h.

Laporan Teknis, Pemeliharaan Preventif Pembangkit Listrik, BTMP BPPT,


2001.

Fajar Rizqon, Modul Training Dasar-dasar Analisa Oli, BTMP BPPT,


2002.

Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara, (1994), "Tugas Pokok,


Fungsi dan Susunan Organisasi Sektor Tello Pada Perusahaan Umum Listrik
Negara Wilayah VIII PT. PLN (Persero) Wilayah VIII, Aceh Timur.

Arismunandar, W. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. ITB Bandung. 1998.

Suharto Ir., Manajemen Perawatan Mesin. 1991. Penerbit Rineka Cipta.

Arsal, Laporan Praktek Kerja Lapangan pada PT.PLN (Persero) WILAYAH


VIII Sektor Tello. UNHAS, Makassar. 2008.

55

Anda mungkin juga menyukai