Defenisi Pemeliharaan
Melakukan segala aktifitas terhadap PLTD, untuk mempertahankan unjuk
kerja semula atau mengembalikan kepada kondisi semula secara optimal, agar
aset fisik (PLTD) tersebut dapat memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan
sasarannya.
4.2.
Tujuan Pemeliharaan
Sebagaimana peralatan pada umumnya, maka peralatan yang beroperasi
dalam sistem pembangkit listrik harus dipelihara secara rutin sesuai dengan buku
petunjuk pemeliharaan pabrik. Pemeliharaan PLTD dilakukan untuk
mempertahankan unjuk kerja yang optimal telah ditetapkan atau mengembalikan
pada posisi semula agar PLTD dapat beroperasi dengan efisien, ekonomis dan
handal.
4.3.
Sasaran Pemeliharaan
Sasaran pemeliharaan PLTD diarahkan untuk mencapai :
41
42
42
4.4.
Jenis-Jenis Pemeliharaan
4.4.1
Pemeliharaan Terencana
g. Suatu pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya dan jauh
43
a. Pemeliharaan Periodik
l. Suatu bentuk pemeliharaan terencana yang berulang-ulang secara teratur dan
telah diketahui sebelumnya bahwa pada jam kerja mesin tertentu suatu jenis
pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan tersebut mempunyai periode
waktu tertentu yaitu dari PM (2000 jam ) TOH (4000 jam)-PM (6000
jam) MOH (8000 jam) PM (10.000 jam) TOH (12.000 jam) - GOH
( 14.000 jam).
m.
n. Top Overhaul (TOH 4000 jam)
o. Pemeliharaan 4000 jam terhadap bagian atas mesin (silinder head keatas)
yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponenkomponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan
pekerjaan yang dilakukan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada
seluruh bagian-bagian unit yang antara lain :
44
u. Kalender
v. Jenis Kerja
w. PO
x. Harian
y. 24
z. P1
aa. Mingguan
ab. 125
ac. P2
ad. 2 Minggu
ae. 250
af. P3
ag. Bulanan
ah. 500
ai. P4
aj. Triwulan
ak. 1500
al. P5
am.Semester
an. 3000
ao. P6
ap. TOH
aq. 4000
ar. P7
as. MOH
at. 8000
au. P8
av. GOH
aw. 14000
ax.
b Pemeliharaan Periodik Rutin
ay.
Service
az.
Pemeliharaan rutin jangka pendek meliputi pekerjaan melumasi,
membersihkan, mengganti, dan menambah minyak pelumas atau bahan
bakar kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :
45
Inspeksi
be. pemeliharaan rutin dengan jangka waktu yang lebih panjang meliputi
pekerjaan
pengamatan
maupun
pengukuran,
penyetelan,
perbaikan
dan
jam
46
P5 ( 2400-3600 ) jam
47
bo.
bp.
bq. Gambar 4.3 Sistem kontrol PLTD Trafo dan Panel Singkron
br.
4.4.2
tanpa ada rencana sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya gangguan kerusakan
yang tidak terduga, tapi harus dikerjakan pada tahun yang bersangkutan karena
keadaan darurat.
bt. BAB V
bu.
PEMBAHASAN
bv.
bw.5.1.
bx.
prediktif yang dilakukan secara rutin pada banyak industri termasuk industri
otomotif, kereta api, penerbangan, industri kimia, dan termasuk juga pembangkit
listrik. Sifat fisika kimia pelumas meliputi warna, viskositas, kandungan logam,
kandungan asam/basa dan lain-lain, senantiasa dipantau secara rutin untuk
mendapatkan sinyal atau deteksi dini bila terjadi kerusakan pada mesin atau untuk
menemukan periode penggantian pelumas.
by.
digunakan sebagai alat bantu pada analisa kerusakan (failure analysis). Dalam hal
ini pelumas dicek untuk mencari penyebab kerusakan mesin seperti overheating
atau kontaminasi zat korosif. Failure analysis biasanya menggunakan metode
analisa spektroskopi infra merah, analisa keausan (AAS atau ICP) dan
ferrography.
bz.
sampel. Sampling pelumas pada mesin MGS dilakukan pada saat mesin sedang
beroperasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga homogenitas sampel.
48
cb.
49
49
cc. peralatan. Pemantauan kondisi minyak pelumas, serta distribusi panas pada
titik-titik kritis serta pengukuran vibrasi suatu mesin sangat mutlak diperlukan
pada suatu pembangkit , untuk menjaga kontinuitas operasional pembangkit.
Monitoring vibrasi serta analisa spectrum vibrasi pada motor, pompa serta
turbin generator dapat dilakukan secara rutin mingguan untuk melihat trend
vibrasi yang terjadi. Disamping itu dengan pemeliharaan prediktif kita dapat
merencanakan perbaikan secara terencana dengan unit-unit lain yang sedang
beroperasi tanpa mengurangi keandalan sistem kelistrikan di masyarakat.
cd.
Kesehatan
mesin
merupakan
hal
yang
penting
didalam
pengoperasian suatu peralatan. Agar mesin dalam kondisi yang prima maka perlu
dilakukan pemeliharaan dengan baik dan benar. Pemeliharaan yang rutin serta
pemeriksaan kondisi mesin akan mengurangi terjadinya kerusakan yang fatal.
Salah satu bentuk pemeliharaan preventif adalah dengan melakukan pemeliharaan
prediktif. Pemeliharaan prediktif memerlukan keahlian khusus bagi personil yang
melakukannya. Hal ini untuk memastikan mutu kerja dapat dipertanggung
jawabkan.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
50
cn.
co.
Gambar 4.2 Mesin Diesel Jenis MGS dan BMGS
cp.
antara lain:
5.1.1
adanya energi panas pada suatu daerah diukur. Kenaikan suhu yang tidak normal
merupakan tanda adanya kelainan, kebocoran atau kerusakan isolasi. Pengukuran
suhu dapat dilakukan dengan termokopel yang sudah terpasang pada peralatan
tersebut atau dapat juga dilakukan dengan infrared thermograp. Dengan infrared
thermograph kita dapat melakukan pegukuran tanpa harus menyentuh sensor ke
peralatan yang akan diukur.
cr.
kebocoran isolasi pada dinding turbin, boiler sehingga kerugian panas dapat
dicegah. Disamping itu hot spot pada isolator penghantar atau circuit breaker 6
KV maupun 150 KV dapat dideteksi.
cs.
51
5.1.2
untuk mencegah terjadinya short circuit akibat minyak yang sudah tidak
memenuhi standar. Tentunya criteria untuk minyak pelumas berbeda-beda
tergantung penggunaannya.
cx.
seperti pompa dan turbin, dilakukan secara rutin setiap bulan. Dengan mengambil
sedikit sample minyak maka dilakukan pemeriksaan minyak pelumas seperti
kandungan logam, keasaman, viskositas dan busa. Kemudian pencatatan rekam
pelumas untuk masing-masing peralatan dilakukan dengan rapi dan disimpan
dalam file database. Hal ini untuk memudahkan pemantauan keadaan pelumas
setiap bulan. Dengan memonitor setiap bulan keausan yang terjadi pada mesin
dapat diperkecil bahkan bisa dihindari. Grafik untuk kondisi pelumas suatu mesin
membantu kita untuk mengetahui kecenderungan kapan pelumas tersebut harus
diganti.
cy.
melihat banyaknya circuit breaker bekerja open dan close. Pemeriksaan minyak
dilakukan saat trafo tidak beroperasi. Pemeriksaan minyak trafo meliputi tegangan
52
tembus, keasaman, busa. Apabila minyak sudah timbul tegangan saat diberi
tegangan tembusnya, maka minyak pelumas tersebut harus diganti.
cz.
5.1.3
Pemantauan vibrasi
da.
kondisi peralatan. Dengan melakukan pengukuran vibrasi pada titik titik yang
telah ditentukan maka spectrum vibrasi yang terukur selanjutnya dianalisa untuk
mengetahui adanya kelainan atau kerusakan yang mulai terjadi.
db.
dalam bentuk grafik untuk melihat kecenderungan arah kerusakan yang akan
terjadi.
dd.
radial maupun aksial. Berikut ini gambaran tentang kelainan yang terjadi dan
spectrum vibrasi yang muncul.
de.
dengan
pemeliharaan
prediktif
sangat
membantu
53
Gangguan yang terdapat pada generator ada banyak jenis. Secara umum,
gangguan pada generator dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :
dm.
dn. Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagianbagian listrik dari generator. Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
do. - Hubung Singkat 3 (Tiga) Fasa
dp.
Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang
timbul akibat terjadinya hubungan singkat tiga fasa (three phase fault).
Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api dengan suhu tinggi yang
akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran jika isolasi tidak
terbuat dari bahan yang anti api (non flammable).
dq.
dr. - Hubung Singkat 2 (Dua) Fasa
54
ds.
dt.
du. - Stator Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah (Stator Ground Fault)
dv.
dw.
dx.
dy. Stator Terhubung Singkat ke Tanah
dz.
ea. - Rotor Hubung Tanah (Field Ground)
eb.
Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan ketanah (ungrounded system), bila salah satu sisi terhubung ketanah belum menjadikan
masalah. Tetapi apabila sisi lainnya kemudian terhubung ketanah, sementara
sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada
55
en. Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukan dari penggerak
utama (prime mover) . Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah
56
lebih kepada penggerak utama itu sendiri . Pada turbin uap peristiwa motoring
akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi pada sudusudu turbin air, dan ketidakstabilan pada turbin gas.
eo.
ep. - Pemanasan Lebih Setempat
eq.
Kerusakan laminasi
et.
eu. - Gangguan Pendingin Stator
ev.
ew.
ex. Gangguan Sistem (System Fault)
ey. Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang atau terjadi
pada sistem. Gangguan-gangguan sistem yang umumnya terjadi antara lain:
ez. -
Operation)
57
fa.
fb.
fc. - Lepas Sinkron (Loss of Synchron).
fd.
fe.
Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan
frekuensi operasi keluar dan yang seharusnya sehingga akan menyebabkan
terjadinya stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi dan
resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator
harus dilepas dari sistem.
ff.
fg. - Pengaman Cadangan (Back Up Protection)
fh.
fi.
fj. - Arus Beban Kumparan Yang Tidak Seimbang (Unbalance Armature
Current).
fk.
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem atau adanya gangguan satu
fasa dan dua fasa pada sistem yang menyebabkan beban generator tidak
seimbang dan menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan negatif yang
melebihi akan menginduksikan arus medan yang berfrekuensi rangkap dengan
arah berlawanan dengan putaran rotor dan akan menginduksikan arus pada
rotor yang akan menyebabkan adanya pemanasan lebih dan kerusakan pada
bagian-bagian konstruksi rotor.
fl.
58
fm.
fn.
fo.
fp.
fq.
fr.
fs.
ft.
fu.
fv. BAB VI
fw.PENUTUP
fx.
6.1 Kesimpulan
Jenis mesin yang digunakan pada unit PLTD PT. Sinar Lestari Utama
adalah mesin diesel empat langah di mana langkah kerjanya yaitu; langkah
isap, langkah kompresi, langkah ekspansi dan langkah pembuangan gas.
Sistem pendinginan
Sistem udara masuk dan gas buang
Sistem pelumasan
Sistem bahan bakar
Sistem starter
Jenis Pemeliharaan yang dilakukan pada unit PLTD PT. Sinar Lestari
Utama adalah sebagai berikut :
a.
Pemeliharaan
preventif,
meliputi ;
a. Pemeliharaan periodik yang mencakup Top Overhoul, Semi
Overhoul, dan Mayor Overhoul.
b. Pemeliharaan periodik rutin yang mencakup service dan
inspeksi.
2. Pemeliharaan korektif, meliputi ;
a.
Perbaikan
b.
Penggantian
53
c.
d.
Penyempurnaan/modifikasi
54
54
6.2
Saran
e.
Sebaiknya
peserta
praktek
pengadaan
f. DAFTAR PUSTAKA
g.
h.
55