Anda di halaman 1dari 76

HIV

Sel
dendri
t
MHC II
Virus HIV

IL-12

Th
-2
Sel Th

Th
-1
IL-2

CD8

Virus HIV

CD4+
reseptor

CCR4

Reserve
transcriptase

RNA
Limfosit Thepler

protease

Reserve
transcriptase

RNA

protease

integrase
polymerase

Multiple
proteinCepatnya
pertumbuha
n HIV

RNA
DNA

Limfosit Thepler

mR
N
A
RNA
polimer
RNA HIV dan Limfosit
ase
bergabung

Kematian sel
inang

Virus HIV

Respon imun tidak


dapat menyingkirkan
infeksi secara sempurna

Terjadi respon
imun 1 minggu
selama 3 bulan

HIV menetap
dlm limfoid

Infeksi pada mukosa


dan viremia
Massa Infeksi 411 hari

Menginfeksi ke
seluruh tubuh

Virus HIV
mereplikasikan
diri -> tumbuh
cepat ->

makrovag

Merusak sel T

CD 4

Penularan
(Transmisi)
HIV
Kontak Seksual

(semen, cairan
vagian, cairan
serviks)
Paparan parental
suntik dan darah

Penularan dari Ibu


kepada bayi

Virus HIV

CD-4

CCR-4

CD4+

CD4 <200 sel/ mm3

Test diulangi lagi 2 minggu dan 6


minggu dg sampel yg sama
Western
blot

Test ELISA

Identifikasi
minggu 612

Rantai spesifik
terhadap DNA

+ HIV

Pd mingu ke 6 tidak
ditemukan Rantai Spesifik
DNA

- HIV

Th1

CD4+

IL-2
IFN-

makrofag

Neopterin

-2
microglobulin

Sel Terinfeksi

MHC 1

-2 microglobulin

Serum beta 2 Microglobulin


Nilai normal:
Serum : dibawah atau sama dengan 2.7 g/ml.
Urine: dibawah 1 mg selama 24 jam 0-160 g/L.
Nilai rujukan mengidap HIV: kandungan dalam
serum lebih tinggi dari pada normal.

TBC

PEMERIKSAAN
SPUTUM

PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS

SPUTUM BTA
POSITIF :
5000 KUMAN / ML
SPUTUM

PEMERIKSAAN
SPUTUM
Pemeriksaan dengan biakan penanaman sputum
dalam medium media biakan

PEMERIKSAAN
BIAKAN KUMAN
(BACTEC)

POSITIF BILA :
100-200 BATANG / ML
SPUTUM

PEMERIKSAAN
SEROLOGI IgG TB

1. Sensitasi
antigen

Antigen

2. Cuci
3. Antibody
4. Cuci
5. Konjugat
6. Cuci
7. Gamma
counter

Antibody
Konyugat
bertanda
radioaktif

PEMERIKSAAN
SEROLOGI IgG TB
Radioaktif yang terikat dihitung
Menggunakan spektrofotometri dengan
panjang gelombang 450 nm
Konsentrasi IgG TB antibodi
proporsional dengan intensitas warna
POSITIF
: 0,8
NEGATIF : 0,1

UJI TUBERKULIN CARA MANTOUX

HASIL

MAKNA KLINIS

Pembengkakan 0-4 mm
(uji mantoux negatif)
Pembengkakan 3-9 mm
(uji mantoux meragukan)

Tidak terinfeksi Mycobacterium


tuberculosa
Bisa dikarenakan kesalahan
teknik, reaksi atau silang
dengan Mycobacterium atipik
setelah Vaksinasi BCG
Sedang atau pernah terinfeksi
Mycobacterium tuberculosa

Pembengkakan 10 mm
(uji mantoux positif)

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambaran radiologis
tuberculosis paru :
penebalan pleura (pleuritis)
massa cairan dibawah paru
(efusi pleura/empiema)
bayangan hitam radio lusen
dipinggir paru/pleura
(pneumotoraks).

Obat anti Tuberkulosis


Jenis OAT

Mekanisme kerja

Isoniazid

menghambat biosintesis asam


mikolat (micolic acid)yang
merupakan unsur penting dingding
sel mikrobakterium

Rifampisin

perintangan spesifik dari suatu


enzim bakteri RNApolymerase,sehingga sintesa RNA
terganggu

Pyrazinamid

pengubahannya menjadiasam
pirazinatoleh
enzimpyrazinamidaseyang berasal
dari basil TBC. Begitu pH dalam
makrofag di turunkan, maka kuman
yang berada di sarang infeksi
yang menjadi asam akan mati .

Streptomisin

penghambatan sintesa protein


kuman dengan jalan pengikatan
pada RNA ribosomal. Antibiotik ini
toksis untuk organ pendengaran
dan keseimbangan

Obat anti Tuberkulosis

DEMAN
THYPHOID

Patogenesis
demam
thyphoid

(1) Proses invasi kuman S.typhi ke dinding sel epitel


usus.

(2) Proses kemampuan hidup dalam makrofag.

(3) Proses berkembang biaknya kuman dalam makrofag.

Salmonella Thyphi Patogenesis

DEMAM

GANGGUAN GIT

GEJALA
KLINIS

GANGGUAN
KESADARAN

ROSE SPOT

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

(1) Isolasi kuman

(2) Uji serologi

(3) Pemeriksaan
DNA S. Thyphi

Darah
Sumsum tulang
Urin
Tinja
Cairan duodenum
Rose spot

-Mendeteksi antibodi terhadap


antigen S.typhi.
- Menentukan adanya antigen
spesifik dari Salmonella typhi

UJI WIDAL
adanya titer antibodi yang meningkat secara
bermakna dalam darah terhadap antigen O atau
antigen H Salmonella enterica serotype typhi

6-8

10-12

Interpretasi hasil uji widal:


1. Titer O yang tinggi (>160) : infeksi akut.
2. Titer H yang tinggi (>160) : pernah
imunisasi/menderita infeksi.

Tes TUBEX
Tes aglutinasi kompetitif semi kuantitatif menggunakan
partikel warna.

KASUS DEMAM THYPOID


Seorang anak laki-laki 10 tahun datang ke klinik swasta
diantar oleh orang tuanya karena demam sejak seminggu
yang lalu. Sudah dibawa ke puskesmas 4 hari lalu dan diberi
obat penurun panas namun panas berkurang sedikit dan naik
lagi beberapa jam kemudian, terutama pada sore hingga
malam hari. Pasien juga mengeluh tidak bisa buang air besar
selama 4 hari ini, perut mual dan kadang terasa nyeri serta
kadang-kadang disertai muntah. Pasien memiliki kebiasaan
jajan sembarangan di sekolah dan lingkungannya. Hasil
pemeriksaan : Berat badan 35 kg, suhu tubuh 38,5C,
erespirasi 20x/menit, nadi 100x/menit, keadaan umum lemah,
mata tidak terlihat ikterik, jantung dan paru normal, nyeri
tekan abdomen namun hepar tidak membesar. Kemudian oleh
dokter diusulkan untuk pemeriksaan lab saat itu juga.
Setelah ada hasil laboratorium 1 jam kemudian, dokter
menuliskan resep obat dan menyarankan untuk rawat inap,
tetapi pasien menolak untuk diopname.

PenatalaksanaanDemam tifoid
Perlu isolasi, observasi, dan memperoleh pengobatan
di rumah sakit.

MEKANISME KERJA FLOROQUINOLON

HEPATITIS A

Picornavirus

Aliran darah

hati

Saluran pencernaan

HAV

Perubahan
Hepar
stuktur
sel
terinfeksi
hepar

SE
L
B

IgM anti HAV

MARKER HEPATITIS A AKUT:

aliran darah
igM anti HAV

2. Peningkatan bilirubin dalam darah


Sel- sel hati rusak
Terjadi Proses Sitolitik

ru
Vi

Virus

Virus

Sel T

Metabolisme
bilirubin
Bilirubin dlm darah

jaundice

Hepatitis B

Bagaimana bisa tertular?

1. Sharing
drugs
with
infected
person ( using syringe/ injection)
2. Sex with infection person
3. Sharing contaminated personal
hygine items
4. Direct contact with infected blood
or body fluids
5. Birth ( intected mother to baby)

Struktur virus hepatitis B

Kenapa bisa merusak hati?

MARKER HEPATITIS B

MARKER

NORMAL

TERINFEKSI

ALT/AST

0-35 unit/L
0-40 unit/L

Meningkat 2-3x

HBsAg

< 5 IU/mL

> 5 IU/mL

ANTI-HBs

10-12 mIU/mL

> 12 mI42
mIU/mL

ANTI-HBc

(should be
negative)

+
(AKUT : IgM
KRONIS : IgG)

HBeAg

ANTI-HBeAg

HBV DNA

(Kronis >

Terapi
pegIFN-2a
pegIFN-2a

Replikasi

Aktivasi Makrofag
Sel Natural Killer (NK)
Memodulasi pembentukan
Antibodi

Sistem Imun sel host


untuk melawan HBV

Replikasi

Marker serologi hepatitis


kadarnya menurun (kadar
antigen di serum)

Sel sel hepar yang lain (masih


sehat) tidak terinfeksi

Indikator bila fungsi hati


membaik :
ALT, AST, PT, Bilirubin

Entecavir (analog nukleosida)

HEPATITIS C

MARKER HEPATITIS C
MARKER

NORMAL

HEPATITIS C

ALT / AST

0-40 unit/liter ;
0-35 unit/liter

Meningkat 10x

Anti- HCV

1-10 unit/liter

> 10 unit/liter
Low viral load
<800.000 IU/mL

HCV-RNA
High viral load
>800.000 IU/mL

Anti- HCV
MHC
Class 1

Polipeptida

Anti- HCV
MHC
Class 1

Polipeptida

SEL T
CD 4+

SEL T
CD 4+

LIMFOSIT T
CD 8+

TNF,
IFN
SEL
B
Anti-HCV

SEL
PLASMA

Sitolitik
Antigen di
hepar

Sitolitik
Antigen di
luar sel
hepar

HCV-RNA

PCR
Polimerase
Chain
Reaction

Amplikasi DNA spesifik


dimana terjadi
penggandaan jumlah
molekul DNA

TRANSKRIPSI
RNA

DNA

DNA double
strand
3

Primer
basa nukleotida)

3
Denaturasi
95 C

72
C

Primer
(basa nukleotida

Deteksi HCV RNA


Low viral load
<800.000 IU/mL

High viral load


>800.000 IU/mL

Pola perubahan penanda serologis pada Hepatitis C

TERAPI
HEPATITIS

NAMA OBAT
Interferon

Lamivudine

MEKANISME
Menginhibisi translasi dari RNA virus, yang
menyebabkan degradasi mRNA dan tRNA
dari virus.
Menghambat polimerase DNA virus hepatitis
B (HBV) transkripsi dari human
immunodeficiency virus (HIV)

Adenovir

Menghambat polimerase HBV DNA dan


merupakan inhibitor yang poten untuk
replikasi HBV

Entecavir

Menghambat polimerase HBV DNA.

Telbivudine

Terfosforilasi intraselular ke trifosfat untuk


dapat berkompetisi dengan thymidine
endogenus trifosfat untuk bergabung masuk
ke dalam DNA atau bergabung kedalam virus
DNA lainnya

Anda mungkin juga menyukai