Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Batubara dapat juga digunakan secara langsung sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga
uap, industri semen, ketel uap atau sebagai briket dalam rumah tangga.
Pada umumnya penambangan batubara di Kalimantan Selatan dilakukan dengan teknik penambangan
terbuka (open pit), yaitu dengan membuka lahan (land clearing), mengupas tanah pucuk (stripping
top soil), mengupas dan menimbun tanah penutup (over burden stripping), serta membersihkan dan
menambang batubara. Sehingga dengan teknik ini, telah menyebabkan kerusakan kondisi fisik, kimia,
dan biologis tanah tambang. Sudiana (2002), menyatakan bahwa lahan bekas tambang termasuk
kedalam jenis lahan kritis, yaitu suatu lahan yang tidak produktif ditinjau dari penggunaan pertanian.
Oleh karena itu kegiatan perbaikan pasca penambangan batubara mutlak diperlukan untuk
mengembalikan produktivitas lahan tersebut.
Bekas Tambang dan Perbaikannya
Lahan bekas tambang merupakan lahan sisa hasil proses pertambangan baik berupa tambang emas,
timah, maupun batubara. Pada lahan pasca tambang biasanya ditemukan lubang-lubang dari hasil
penambangan dengan lapisan tanah yang mempunyai komposisi dan warna berbeda. Misalnya, ada
lapisan tanah berpasir yang berseling dengan lapisan tanah liat, tanah lempung atau debu. Ada pula
lapisan tanah berwarna kelabu pada lapisan bawah, berwarna merah pada bagian tengah dan
berwarna kehitam-hitaman pada lapisan atas.
Degradasi pada lahan bekas tambang meliputi perubahan sifat fisik dan kimia tanah, penurunan
drastis jumlah spesies baik flora, fauna serta mikroorganisme tanah, terbentuknya kanopi (area
tutupan) yang menyebabkan suatu tanah cepat kering dan terjadinya perubahan mikroorganisme
tanah, sehingga lingkungan tumbuh menjadi kurang menyenangkan. Dengan kata lain, bahwa kondisi
lahan terdegradasi memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan struktur tanah yang kurang baik.
Reklamasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki lahan pasca penambangan.
Reklamasi adalah kegiatan pengelolaan tanah yang mencakup perbaikan kondisi fisik tanah
overburden agar tidak terjadi longsor, pembuatan waduk untuk perbaikan kualitas air masam tambang
yang beracun, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan revegetasi. Revegetasi sendiri bertujuan
untuk memulihkan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah tersebut. Namun upaya perbaikan dengan
cara ini masih dirasakan kurang efektif, hal ini karena tanaman secara umum kurang bisa beradaptasi
dengan lingkungan ekstrim, termasuk bekas lahan tambang. Oleh karena itu aplikasi lain untuk
memperbaiki lahan bekas tambang perlu dilakukan, salah satunya dengan mikroorganisme.
Memanfaatkan Mikroorganisme
Fungi atau jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang secara umum mendominasi (hidup)
dalam ekosistem tanah. Mikroorganisme ini dicirikan dengan miselium berbenang yang tersusun dari
hifa individual. Hifa-hifa tersebut mungkin berinti satu, dua atau banyak, bersekat atau tidak bersekat.
Berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk spora atau konidia. Secara umum fungi ini
diklasifikasikan menjadi Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan fungi Imperfecti.
Berikut ini adalah contoh beberapa genus fungi yang paling umum dijumpai di dalam tanah, meliputi:
Acrostalagmus, Aspergillus, Botrytis, Cephalosporium, Gliocladium, Monilia, Penicillium, Scopulariopsis,
Spicaria, Trichoderma, Trichothecium, Verticillum, Alternaria, Cladosporium, Pullularia, Cylindrocarpon,
dan Fusarium.
Aspergillus merupakan genus fungi yang mempunyai sebaran dan keanekaragaman yang luas. Raper
dan Fennel (1965) dalam monografinya menyampaikan sedikitnya terdapat 150 spesies Aspergillus
yang terbagi kedalam 18 kelompok, dengan sebaran yang luas baik di daerah kutub maupun tropik,
atau pada setiap substrat dengan spora berhamburan di udara maupun tanah.
Saat ini beberapa jenis fungi telah dimanfaatkan untuk mengembalikan kualitas/kesuburan tanah. Hal
ini karena secara umum fungi mampu menguraikan bahan organik dan membantu proses mineralisasi
di dalam tanah, sehingga mineral yang dilepas akan diambil oleh tanaman. Rao (1994) melaporkan
bahwa beberapa genus tertentu seperti Aspergillus, Altenaria, Cladosporium, Dermatium, Cliocladium,
Hewlminthosporium, dan Humicoli menghasilkan bahan yang mirip humus dalam tanah dan karenanya
penting dalam memelihara bahan organik tanah.
Beberapa fungi juga mampu membentuk asosiasi ektotropik dalam sistem perakaran pohon-pohon
hutan yang dapat membantu memindahkan fosfor dan nitrogen dalam tanah ke dalam tubuh
tanaman.Yulinery dkk. (2001), menyarankan bahwa paling tidak tiga kelompok fungi tanah, yaitu
Aspergillus, Euphenicillium dan Penicillium disertakan dalam usaha perbaikan lahan, hal ini karena
akan membantu mempercepat proses perbaikan lahan tersebut.
unggul tersebut dapat diproduksi dan dikemas dalam berbagai bentuk inokulan yang dapat
berfungsisebagaipupukbiologisyangmurahtetapicukupefektifdanbersahabatlingkungan.
Produk ini dapat digunakan untuk membantu program reklamasi lahan bekas tambang
dalam hal meningkatkan pertumbuhan. Aplikasi CMA ini sebenarnya merupakan keutuhan
ekologi karena pada prinsipnya memanfaatkan sumberdaya alam hayati potensial untuk
meningkatkan produktivitas tanaman dengan teknologi yang sederhana, murah, dan ramah
lingkungan.
Pemilihanjenistumbuhanadalahtahapyangpalingpentingdalamupayamerestorasilahan
bekastambang.Pemilihaninibertujuanuntukmemilihspesiestanamanyangdisesuaikandengan
kondisilahanyangakandirestorasi.Kunciutamakeberhasilanrevegetasiadalahpemilihanjenis
pohonyangtepat.Pemilihanjenispohonyangakanditanamdidasarkanpadaadaptabilitas,cepat
tumbuh,diketahuitekniksilvikultur,ketersediaanbahantanam,dandapatbersimbiosisdengan
mikoriza.
Adabeberapakriteriayangharusdimilikiolehjenistumbuhanyangterpilih,antaralain:
1.Mempunyaikemampuanadaptasiyangtinggi
Jenis tumbuhan yang dipilih hendaknya mampu berdaptasi dengan kondisi lingkungan
setempat. Untuk lahan bekas tambang, kondisilingkunganyangekstrimsepertiketersediaan
unsur hara yang rendah, suhu relatif tinggi, kamasaman tanah tinggi, drainase kurang baik,
kelembaban rendah, salinitas tinggi, dan intensitas cahaya tinggi merupakan faktorfaktor
lingkungan yang harus dipertimbangkan dalam memilih spesies yang akan digunakan untuk
kegiatanrestorasi.Halinidapatdilakukandengancara:
a.mengidentifikasidanmemilihjenisjenislokalpotensial
b.mengevaluasisilvicalcharacteristicjenisdengankondisilingkungansetempat
c.mengevaluasijenisjenisnonlokalyangtelahtumbuhdilokasisetempat
d.melakukanspesiestrialdanujiprovenance
2.Cepattumbuh
Jenis cepat tumbuh biasanya tidak memerlukan syarat tumbuh terlalu rumit. Kriteria ini
pentingkarenaakanterjadipenutupanyangcepatpadalahanterbukauntukmengurangilaju
aliranpermukaandanerosi.Olehkarenaitu,jenisjenispionirpertumbuhannyacepat,sistem
tajuknyamelebardanberlapissertamemilikisistemperakaranintensif.
3.Tekniksilvikulturdiketahui
Untuk memudahkan pelaksanaan penanaman dan pemiliharaan lanjutan, maka teknik
silvikulturjenisjenisterpilihperludiketahui,terutamayangberhubungandenganperlakuanbiji,
teknikpersemaian,waktupemindahandilapangansensitifitasterhadaptoksisitaslogamberat,
dosispupukyangdiperlukan,toleransiterhadapcahaya,genanganair,danhamapenyakit.
4.Ketersediaanbahantanaman
Kriteriainiperludiperhatikankarenaakanmenentukankeberhasilanupayadalamrestorasi.
Bahantanamanberupabenih,harustersediadalamjumlahyangcukupdanberkualitasbaik.
Kelemahanutamadalampenggunaanjenisjenislokaladalahmasalahkelangkaanbenih.
5.Dapatbersimbiosedenganmikroba
Mengingatkeadaanlahankritispadaumumnyamerupakanlahanmarginal,makajenisjenis
yang akan ditanam dipilih dari jenisjenis yang dapat berasosiasi dengan bakteri penambat
nitrogenataubersimbiosisdengancendawanmikoriza,sehinggakebutuhanakannitrogendan
fosfattidaksepenuhnyabergantungpadapemupukan.
Suksesisecaraalamimemilikitahaptahaptertentu,yangterjadisecaraperlahanlahandan
biasanyaberlangsungdalamjangkawaktuyanglama.Penerapankaedahsuksesimenciptakan
keseimbangan antara intervensi manusia dengan usaha ekosistem untuk mendisain
lingkungannya sendiri (self design).Self designini memberikan keuntungan dalam hal
memberikandayatahanhiduppadakondisiawaltrjadinyasuksesi,pemantapankondisihutan
setelahfaseawalsuksesi,danmemerlukansedikitbiaya(Lugo,1997).
Pada kegiatan restorasi lahan bekas tambang ini, fenomena alam tersebut akan dicoba
untukdimodifikasisupayatahapansuksesi(nudation,migrasi,ecesis,agregation,evolutionof
communityrelationship,invation,reaction,stabilization,danklimaks)dapatberlangsungdengan
cepat. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menanam jenis tanaman tertentu
secaraberurutansepertihalnyayangterjadipadafasefasedarisuksesialami.
A.TumbuhanPenutupTanah
Tumbuhanpenutuptanahyangdipilihdapatberupasemakmaupunherba.Jenisjenisyang
diutamakan adalah dari jenis kacangkacangan, dapat bersimbiosa dengan bakteri penambat
nitrogen, memiliki perakaran yang kuat, serta banyakmenghasilkan serasah, seperti:
Centrosema,Tephrosia,Crotalaria,Indigofera,Eupatorium,danjenislainyangsesuai.Tanaman
tanaman ini berguna untuk mengurangi laju aliran permukaan (runoff), memperbaiki profil
tanahkhususnyabagiantopsoil,danjugadiharapkanakanikutmemperbaikiiklimmikro.
B.TumbuhanJenisKlimaks
Tumbuhanjenisklimaksmerupakantumbuhanyangutamadigunakanuntukmerestorasi
lahanbekastambang.Tumbuhaninibiasanyadarijenispohonpohonanyangkarakteristiknya
yang sesuai dengan kriteria yang telah disebut di atas. Penanaman jenis tanaman ini dapat
dilakukanbersamaandenganpenanamantumbuhanpenutuptanahmaupunsetelahnya.Setelah
penanamanjenistumbuhaninidiharapkankeadaannyaakansamadengantingkatfaseecesis
dimanatumbuhantersebutakanmapanditempattersebut.
Setelahtumbuhantersebutmenghasilkanbuahdanbijidiharapkanakanterjadiagregasi
(pengelompokan) dari tumbuhan tersebut dengan tumbuhan anakan di sekitarnya. Dengan
adanyavegetasiditempattersebutdiharapkanakanmenariksatwaliardisekitarnyayangakan
membawabenihbenihlaindaridaerahsekitaruntuktumbuhdankemudianakanberkolonisasi
padalahantersebut.Dengandemikianfasefaseselanjutnyadarisuksesisepertireaksiperubahan
habitatdanstabilitasakandapatterusberlangsungsampaimencapaiklimaks.
lembaga pelaksana. Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29 proyek investasi
tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri di sektor pendinginan.
Pekerjaan di kedua sektor ini telah membantu mengurangi produksi CFC Indonesia sebanyak 498 ton
metrik dan 117 ton metrik di masing-masing sektor.
Memang timbulnya penipisan lapisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC
oleh negara-negara maju beberapa dekade yang lalu, namun guna menormalkan
kembali kondisi ozon ini diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Baik
negara maju maupun negara berkembang yang saat ini masih menginginkan
penggunaan zat kimia buatan manusia tersebut dalam industrinya perlu melakukan
tindakan yang diperlukan. Tindakan yang dapat kita lakukan saat ini demi
memelihara lapisan ozon, misalnya mulai mengurangi atau tidak menggunakan lagi
produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak
lapisan pelindung bumi dari sinar UV ini. Untuk itu, diperlukan upaya meningkatkan
kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan
ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon,
memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan
ozon. Bila tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin
saja akan menyebabkan lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.
Lapisan ozon melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang
sangat berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi. UV-B yang mempunyai panjang
gelombang 280-315 nm, sebagian diserap oleh lapisan ozon, dengan demikian jumlah
UV-B yang mencapai bumi jumlahnya sangat sedikit. Paparan UV-B terhadap manusia
dapat mengakibatkan penyakit kanker kulit, katarak dan mengurangi system kekebalan
tubuh. Paparan UV-B juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme bersel satu
dan ekosistem perairan. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm)
tidak diserap oleh lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat bermanfaat
bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi. Lapisan ozon sangat
penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV) dari matahari untuk melindungi
radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum
mempunyai jarak gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan
jarak gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV-B dan ia
merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B sebelum ia sampai
ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang merusak
kehidupan.
memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan
menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk
mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara
meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi
yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer
sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan
perlahan ke dalam stratosfer (10 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur
dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya
memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan
menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya untuk
mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara
meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi
yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak
di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan
permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer
ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika
c.
1. CFC.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC)
yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat
modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :
2. Banyaknya volume kendaraan yang ada di bumi sangan berakibat negatif pada
lapisan ozon. Karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan dapat merusak
lapisan ozon. Semakin lama, volume kendaraan semakin banyak, semakin banyak pula
gas karbon monokida yang di keluarkan, bisa dibayangkan keadaan lapisan ozon
beberapa tahun kedepan bila volume kendaraan semakin hari semakin bertambah
3. Penggundulan hutan secara besar2an sangat berakibat buruk pada kualitas udara
yang ada di bumi. Gas2 karbon yang merusak lapisan ozon tidak lagi diserap oleh
tumbuhan. Sehingga apa lagi yang harus diandalkan untuk menyerap gas2 tersebut
untuk membantu mengurangi kerusakan ozon dan tentunya menghasilkan oksigen bagi
makhluk hidup?
4. Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat
memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman
seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang
semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan,
bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang
ada.
5. Pada hewan, Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting dan
udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber
makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki
pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek rumah
kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama
oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui
UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang
bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.
6. Asap yang dihasilkan oleh pabrik juga amat sangat berpengaruh dalam
memperparah kerusakan lapisan ozon. Sama hal nya seperti asap kendaraan. Gas
yang dikeluarkan dapat merusak lapisan ozon,amat mencemari udara, belum lagi
limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan pabrik, dapat merusak lingkungan.
-Diperlukan desain arsitektur yang lebih baik sehingga udara segar dapat masuk
dengan leluasa ke dalam ruangan kantor atau kamar tidur sehingga keperluan AC
bisa dikurangi.
- Sesuaikan kapasitas kulkas dengan dengan kebutuhan sehingga lebih efektif.
Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam menyusun
kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sebelum dilaksanakannya,
kegiatan penambangan sudah dapat diperkirakan dahulu dampaknya terhadap lingkungan.
Kajian ini harus dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik dan terus-menerus
implementasinya, bukan sekedar formalitas kebutuhan administrasi.
Kelima, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya Hg dan B3 lainnya perlu
dilakukan. Bagi tenaga kesehatan perlu ada pelatihan surveilans risiko kesehatan
masyarakat akibat pencemaran B3 di wilayah penambangan.