Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN

SALURAN DRAINASE PERKOTAAN


1.

PENDAHULUAN
Dalam pembangunan drainase perkotaan pada umumnya belum optimalnya
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan. Hal ini dapat dilihat dari alokasi dana untuk
kegiatan ini hampir/tidak ada dalam setiap tahun anggaran. Tetapi permasalahan akan
timbul pada saat banjir terjadi dimana salah satu faktor adalah kurang terpeliharanya
saluran drainase perkotaan. Operasi dan pemeliharaan saluran drainase dibagi menjadi
(i) saluran terbuka; (ii) saluran tertutup; (iii) Waduk/kolam retensi; (iv) pompa dan
pintu air dan (v) bangunan persilangan.

1.1. Daftar Istilah


Catchment Area
(Daerah Tangkapan)
Drainase Utama
Drainase Lokal
Kolam Olakan
Kolam Tandon
Daerah Genangan

: daerah pengaliran sungai/saluran atau daerah apabila turun


hujan aliran airnya mengalir ke saluran yang ada didalam
daerahnya.
: kumpulan sistem saluran drainase perkotaan yang
sepenuhnya
menjadi
tanggung
jawab
pemerintah
kota/kabupaten.
: sistem drainase yang berada pada kawasan tertentu/
kawasan khusus seperti daerah real estate, industri dan lainlain.
: kolam untuk meredam energi kecepatan aliran turbulensi
yang keluar dari dalam gorong-gorong atau bangunan silang.
: kolam yang berfungsi untuk menampung air sementara
: daerah kawasan yang tergenang air akibat tidak berfungsinya
sistem drainase.

1.2. Daftar kebutuhan Operasi dan Pemeliharaan Sistem Drainase


a. Kebutuhan Peralatan

Cangkul

Skop

Karung Plastik

Tali Rafia

Gerobak dorong

Palu

Cangkul Garpu

Serokan

Topi Kerja (Helm pengaman)

Katrol

Dump truck atau truck pick up


b. Kebutuhan Bahan

Batu Pecah

Pasir

Semen PC

Besi Beton
Cetakan beton

c. Kebutuhan sumber daya manusia

Mandor dan pekerja


2.

PENJELASAN UMUM

2.1. Saluran Terbuka Primer, Sekunder dan Tersier


Saluran terbuka primer dan sekunder adalah saluran yang menerima aliran air hujan
dari kumpulan saluran sekunder di sebelah hulu dan membuang ke badan air yang
dapat berupa sungai, waduk, kolam atau laut.
a. Ukuran Saluran Primer dan Sekunder
Ukuran panjang saluran tidak dapat distandarisasi, sebab tergantung dari bentuk dan
besar kecilnya Daerah Aliran Sungai (DAS).
DAS berbentuk daun lonjong akan menyebabkan saluran primer menjadi lebih
lonjong.
DAS berbentuk daun bundar menyebabkan saluran primer menjadi lebih pendek.
b. Ukuran penampang saluran primer dan sekunder
Penampang saluran tidak dapat distandarisasi tergantung dari :
Luas daerah pengalirannya
Periode ulang (return period)
Intensitas curah hujan
Tata Guna lahan
Bentuk daerah pengaliran
c. Bentuk Penampang Saluran Primer dan Sekunder
Trapesium (Gambar 1)
Bentuk trapesium adalah bentuk penampang saluran yang terbentuk secara alami
dimana kemiringan talud mengikuti kemiringan dari jenis tanah asli.
Bentuk saluran trapesium : (Gambar 1)
Saluran trapesium dengan perkuatan talud dengan pasangan batu belah
Saluran trapesium dengan perkuatan plat beton dan balok beton
Saluran trapesium dengan turap kayu

Gambar 1
Saluran Bentuk Trapesium

Segi empat (Gambar 2)


Bentuk penampang saluran segi empat adalah bentuk yang dibuat, dengan syarat
perkuatan talud. Kecuali tanah padas.
Jenis saluran segi empat :
Perkuatan dari pasangan batu belah
Perkuatan talud dengan beton bertulang
Perkuatan talud dengan Site Pile Beton Bertulang
Perkuatan dengan tiang pancang

Gambar 2
Saluran Bentuk Segi Empat

d. Saluran terbuka tersier


Saluran tersier adalah saluran yang menerima aliran dari rumah-rumah sekitar
saluran dan mengalirkan air alirannya ke saluran sekunder. Seain itu juga
merupakan saluran kiri kanan jalan yang biasanya saluran tersebut dapat
distandarisasi dengan ukuran tertentu tergantung dari daerah pengaliran
saluran/jalan.

Gambar 3
Saluran Bentuk Tersier Terbuka di Wilayah Perkotaan
Penampang saluran tersier adalah penampang saluran terkecil dibandingkan
dengan saluran lainnya dan berfungsi mengalirkan aliran air hujan dari jalan dan
rumah-rumah.
Saluran tersier umumnya dibuat dari pasangan batu bata, batu pecah dan plat
beton
Bentuk penampang saluran adalah segi empat dengan lantai berbentuk setengah
lingkaran atau trapesium.
2.2. Saluran Tertutup
Saluran tertutup merupakan bagian dari saluran sistem drainase yang pada tempat
tertentu seperti kawasan pasar, perdagangan dsb yang tanah permukaannya tidak
memungkinkan untuk dibuat saluran terbuka.
Pada saluran tertutup dapat dibedakan menjadi 2 macam :
a. Saluran tertutup
b. Saluran terbuka yang ditutup

Gambar 3
Saluran Bentuk Drainase Tertutup di Wilayah Perkotaan
Keuntungan dan kerugian saluran tertutup :
Keuntungan adalah bagian atas dari saluran tertutup dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.
Kerugian adalah pemeliharaan saluran tertutup jauh lebih sulit dan apalagi kondisi
kesadaran masyarakat Indonesia masih rendah dalam hal pembuangan sampah.
Fasilitas penunjang yang ada adalah pada saluran dilengkapi dengan lubang control
atau manhole dan juga terdapat saringan sampah dimulut saluran sebelah hulu.
2.3. Waduk/Kolam Retensi
Waduk/situ/kolam retensi didalam kota cukup besar manfaatnya bila dipelihara dengan
baik, yaitu:
1. Dapat mengurangi besarnya debit aliran (run off) di saluran
2. Dapat menjadi tempat rekreasi masyarakat jika sekitarnya di tata menjadi taman.
Jenis waduk di berbagai kota terdapat berbagai ukuran baik luas maupun
kedalamannya. Bila dilihat dari luasnya maka :
Yang ukuran luas sekali sampai ratusan hektar diberi nama waduk
Yang ukuran lebih kecil dinamakan situ
Yang ukuran lebih kecil dari situ dinamakan kolam retensi

Gambar 4
Saluran Penampung atau Waduk yang dilengkapi pompa
2.4. Pintu Air
Pintu air merupakan bangunan pelengkap dari saluran atau bangunan persilangan,
kolam retensi dan bangunan bagi. Umumnya pada drainase perkotaan bangunan air
dipasang pada inlet siphon, inlet dan outlet waduk (kolam retensi) dan di ujung saluran
yang berhubungan dengan badan air.
Jenis pintu air dibagi menjadi :
a. Tempat pintu sorong dan saringan sampah dipasang
Di waduk pada saluran masuk (inlet) dan keluar waduk (outlet)
Di ujung saluran primer dimana muka air sungai atau badan air lebih tinggi dari
muka air di saluran pada waktu sungai banjir dipasang pintu klep.

Gambar 5
Pintu air di Saluran Drainase

b. Macam pintu air


Pintu air sorong
Pintu otomatis
Saringan sampah dipasang di bagian hulu (up stream) pintu air sorong
2.5. Pompa
Dilihat dari sistem ada 2 (dua) macam pompa yaitu :
Pompa axial
Pompa centrifugal
Dilihat dari segi tempat penggunaan pompa :
a. Pompa di atas permukaan air (di darat)
b. Pompa di dalam air (submersible)

Gambar 6
Jenis Pompa Movable untuk Drainase

Gambar 7
Jenis Pompa Submersible dan Pompa Centrifugal

Fungsi pompa air :


Secara umum pompa air dapat dipakai untuk memindahkan air dari satu tempat ke
tempat lain yang tidak mungkin dilakukan dengan sistem gravitasi.
Sedangkan fungsi pompa untuk drainase perkotaan untuk mengalirkan aliran air pada
saluran atau kolam retensi ke badan air yang tidak mungkin mengalir secara gravitasi.
2.6. Bangunan Persilangan
Bangunan persilangan untuk saluran drainase perkotaan yang ada adalah goronggorong dan siphon. Sebenarnya bangunan persilangan secara umum selain dua macam
yang tersebut diatas termasuk juga talang dan jembatan, tetapi talang tidak dianjurkan
untuk bangunan saluran drainase perkotaan. Sedangkan jembatan merupakan bagian
dari jalan.
Bangunan persilangan pada saluran drainase perkotaan terdiri dari :
Gorong-gorong yang memotong jalan atau media lainnya
Siphon adalah saluran yang memotong saluran lainnya atau sungai

Gambar 8
Model Bangunan Perlintasan Gorong-Gorong
Fasilitas penunjang yang ada terdiri dari :
a. Saringan sampah di mulut saluran sebelah hulu (inlet) siphon
b. Pintu air di inlet yang umumnya terdapat pada inlet siphon
c. Saluran penenang hulu (outlet) yang berfungsi sebagai menenangkan aliran agar
sediment mengendap di tempat tersebut.
d. Kolam penenang hilir sebagai peredam energi kecepatan aliran turbulensi yang
keluar dari dalam gorong-gorong atau siphon
e. Papan duga air (staf gauge) adalah papan dengan lebar 10 cm panjang sesuai
kebuhan dan tebal kira-kira 1 1,5 cm. Pada bagian muka diberi angka ukuran
meteran yang berfungsi untuk mengetahui turun naiknya permukaan air.
3.

CARA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE

3.1. Jenis Pemeliharaan Saluran Primer dan Sekunder


Ada 4 (empat) macam Pekerjaan pemeliharaan yaitu :
a. Pemeliharaan rutin
b. Pemeliharaan berkala
c. Pemeliharaan khusus

d. Rehabilitasi
Pemeliharaan rutin adalah Pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-ulang pada
waktu tertentu, misalnya setiap hari.
Pemeliharaan berkala merupakan Pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu,
misalnya setiap minggu sekali atau bulan atau tahun.
Pemeliharaan khusus dapat dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang
sifatnya mendadak.
Rehabilitasi dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang menyebabkan aliran
tidak sesuai lagi dengan debit banjir.
3.2. Jenis Pekerjaan pemeliharaan
Jenis pemeliharaan yang diuraikan disini adalah pemeliharaan rutin dan berkala
1. Pemeliharaan rutin saluran primer dan sekunder
a. Jenis pemeliharaan
Mengangkut sampah yang hanyut disaluran dapat dilakukan setiap hari
Membuang tumbuh-tumbuhan (gulma) di saluran dapat dilakukan setiap hari
b. Cara Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin
Membersihkan saluran dari sampah dan tumbuh-tumbuhan pada saluran yang
berpenampang lebar dan dalam keadaan ada aliran
Persiapan
Persiapan yang diperlukan : perahu dengan kapasitas 2 (dua) orang; dayung;
serokan; tali; gergaji; karung plastik; gerobak dorong; pikulan dan alat angkut
(truck). Sedangkan sumber daya manusia terbagi menjadi regu dengan setiap
regu terdiri atas 1 (satu) mandor dan 7 10 pekerja.
Pelaksanaan :
Melakukan penjelasan terhadap para pekerja tata cara maupun segala
sesuatu Pekerjaan yang akan dikerjakan
Angkat sampah dan tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan perahu pada
saluran primer yang dalam dan lebar dengan menggunakan jaring kecil oleh
dua orang petugas.
Tarik pohon-pohon yang hanyut dan angkat, apabila kayunya besar
sebaiknya dipotong-potong lebih dahulu dengan gergaji.
Angkat sampah dari dalam perahu ke tepi saluran dan masukkan kedalam
karung plastik.
Pikul karung yang telah diisi sampah/tumbuhan apabila lokasi alat angkut
seperti dump truck dan lainnya dekat dengan lokasi Pekerjaan atau dengan
menggunakan gerobak dorong apabila lokasi tempat bekerja dekat dengan
jalan yang dapat dilewati kendaraan.
Bawa sampah tersebut ke tempat pembuangan yang telah ditentukan.
3.3. Jenis Pemeliharaan Berkala Saluran Primer dan Sekunder
a. Jenis Pemeliharaan
Mengangkat sedimen yang ada di saluran, umumnya dilakukan satu musim sekali.

b. Cara melaksanakan Pemeliharaan Berkala


Membersihkan sedimen dalam saluran primer dan sekunder berpenampang lebar
dan saat kering
Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah : cangkul; skop; linggis; kotak kayu bergagang;
gerobak dorong roda satu; karung plastik; tali raffia; golok; palu; kendaraan
sebagai alat angkut; gergaji mesin; gergaji tangan dan tali tambang sedangkan
sumber daya manusia dibutuhkan setiap regu terdiri dari 1 (satu) mandor dengan
10 12 orang pekerja
Cara Pelaksanaan :
Jumlah regu bergantung dengan kebutuhan yang diperlukan dan cara
pelaksanaan sebagai berikut :
Lakukan penjelasan dan pengarahan sebelum pekerjaan dimulai.
Cangkul sedimen kepinggir saluran oleh sebagian pekerja dan bila dalamnya
saluran lebih dari 2 (dua) meter gunakan katrol untuk mengangkat sedimen
keatas.
Masukkan sedimen kedalam karung plastik oleh dua orang pekerja dimana
pekerjaan dimulai dari hilir kearah hulu sekalipun pekerjaan dilaksanakan oleh
beberapa regu.
Pikul sedimen kedekat dump truck jika dekat saluran atau menggunakan
gerobak dorong beroda tunggal jika jauh.
Naikkan ke atas dump truck dan buang ketempat pembuangan akhir.
3.4. Pelaksanaan perbaikan kerusakan ringan pada saluran
A. Perbaikan kerusakan Ringan pada Saluran Primer dan Sekunder dari Pasangan
Batu.
Dasar saluran primer dan sekunder yang lebarnya lebih dari 7 (tujuh) meter, dasar
salurannya umumnya adalah dari tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya pada
dinding saluran yang salah satunya diakibatkan oleh penurunan atau kerusakan
pada pondasi.
1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah : cangkul; skop; linggis; kotak kayu bergagang;
gerobak dorong roda satu; karung plastik; golok; palu; gergaji tangan.
Sedangkan bahan adalah semen; pasir; batu belah; krikil/split; kotak adukan;
waterpass; sendok tembok
2. Tahap Pelaksanaan
o Bersihkan bagian yang rusak
o Padatkan tanah dibagian belakang yang akan diperbaiki
o Siapkan batu belah, pasir, semen dan kotak kayu sebagai tempat adukan
o Buat tanggul penahan air ditempat kerja dengan memasang karung-karung
pasir dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah liat
o Buang air dibagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering
o Buat adukan dengan perbandingan 1 (satu) ember semen dengan 2 (dua)
pasir dipinggir saluran
o Pasang pasangan batu belah dan buat siar timbul dan rapikan kembali sisa-sisa
adukan yang tidak terpakai
o Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan
mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul

10

o Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak
terpakai lagi.
B. Perbaikan saluran pada dinding Plat Beton dan Pondasi pada Saluran Primer.
Dasar saluran primer yang lebar, umumnya adalah tanah tanpa pasangan.
Tujuannya agar dapat meresap kedalam tanah. Oleh karena itu perbaikan hanya
pada dinding sauran yang rusak atau pecah karena pondasinya rusak.
1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah : cangkul; skop; linggis; kotak kayu bergagang;
gerobak dorong roda satu; karung plastik; golok; palu; gergaji tangan.
Sedangkan bahan adalah semen; pasir; batu belah; krikil/split; kotak adukan;
waterpass; sendok temok. Dan tenaga kerja adalah tukang batu; tukang kayu;
pembantu tukang.
2. Tahap Pelaksanaan
o Hancurkan blok plat beton yang rusak, bongkar dan bersihkan dengan palu
dan sikat
o Buat cetakan sesuai dengan ukuran yang rusak tersebut
o Buat tanggul penahan air ditempat kerja dengan memasang karung-karung
pasir dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah liat
o Buang air dibagian dalam tanggul agar tempat bekerja menjadi kering
o Angkut material dan peralatan ke lokasi yang akan diganti plat betonnya.
o Buat adukan beton tulang 1 semen : 2 pasir : 4 kerikil (split)
o Cor cetakan plat beton yang telah dipasangi besi beton sesuai dengan ukuran
menggunakan campuran 1 semen : 2 pasir : 3 split
o Biarkan proses pengerasan coran beton minimal selama 7 hari
o Angkat plat beton yang sudah keras minimal 7 hari setelah pengecoran ke
lokasi yang rusak
o Letakkan plat beton pengganti pada bagian yang rusak dengan mengisi spesi
adukan 1 semen : 3 pasir
o Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai dan sudah kering dengan
mengangkut karung-karung pasir sebagai tanggul
o Naikkan benda dan peralatan serta karung-karung pasir yang sudah tidak
terpakai lagi.
3.5. Pemeliharaan Saluran Tersier
Terdapat 2 (dua) cara pemeliharan saluran tersier yaitu :
Gotong royong masyarakat untuk saluran di lingkungan permukiman atau di dalam
lingkungan perumahan (drainase local)
Dilakukan oleh pemerintah daerah kota/kabupaten
3.6. Pemeliharaan Saluran Tertutup
1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; pompa; tangga; tali; katrol; sepatu boat;
topi kerja; linggis; masker.

11

2. Tahap pelaksanaan :
a. Bersihkan bagian yang rusak dengan memeriksa manhole untuk mngetahui
dimana tempat sumbatan, ciri-ciri lokasi lubang yang tersumbat adalah lubang
control disebelah hulu penuh dengan air sedangkan lubang control yang ilir
keadaan kering;
b. Turunkan tangga pada manhole kering;
c. Sebagian pekerja memompa air di manhole yang penuh air untuk mendorong
sampah yang menyumbat;
d. Naikkan kedalam dump truck karung sampah yang sudah diikat.
e. Buang sampah dari manhole ke tempat yang sudah ditentukan.
3.7. Perbaikan Ringan Saluran Tertutup
3.7.1.

Perbaikan/Penggantian Tutup Lubang Manhole :


Tahap pelaksanaan :
a. Ukurlah lubang manhole baik yang segi empat maupun bundar;
b. Bahan yang diperlukan semen pc; pasir; krikil/split; papan; kaso; besi beton;
cangkul; sendok tembok;
c. Buat cetakan tutup manhole;
d. Pasang besi beton sesuai kebutuhan;
e. Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil/split
f. Corkanlah adukan kedalam cetakan
g. Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari
h. Pasang tutup manhole ketempatnya
i. Rapihkan bekas dan peralatan pembuatan tutup manhole

3.7.2.

Perbaikan/Penggantian Tutup Pada Saluran Terbuka Yang Tertutup.


Tahap Pelaksanaan :
a. Ukurlah tutup saluran yang rusak
b. Bahan yang diperlukan semen pc; pasir; krikil/split; papan; kaso; besi beton;
cangkul; sendok tembok;
c. Buat cetakan tutup saluran
d. Pasang besi beton sesuai kebutuhan
e. Buat adukan coran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3
kerikil/split
f. Corkanlah adukan kedalam cetakan
g. Bukalah papan cetakan adukan setelah coran berumur minimal 7 hari
h. Pasang tutup saluran ketempatnya
i. Rapihkan bekas dan peralatan pembuatan tutup saluran.

3.8.
3.8.1.

Pemeliharaan Kolam atau Waduk Retensi


Mengangkat sampah dan kayu-kayu dari waduk/situ/kolam
1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah : cangkul; skop; karung plastik; tali raffia;
gerobak dorong satu roda; palu; garpu; jarring; perahu; dayung; baju
pelampung; sepatu boat; topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat
angkut.

12

2. Tahap pelaksanaan :
Gunakan perahu yang dapat membawa minimal 2 (dua) petugas
pendayung dan pengangkat sampah
Angkat sampah terapung dan gulma kedalam perahu dengan serokan
Tarik dengan tali kayu-kayu besar ke pinggir kolam yang sulit bila
dimasukkan ke perahu
Potong dengan gergaji pohon-pohon dan ranting-ranting yang sulit
diangkat dari kolam tersebut
Ambil sampah yang ada di saringan sampah mulut inlet
Masukkan sampah ke dalam karung plastik dan ikat.
Angkut sampah tersebut dengan pikul bila lokasi waduk dekat dengan
jalan yang dilalui dump truck atau dengan gerobak dorong beroda
tunggal bila lokasi waduk jauh dari jalan
Angkut sampah ke dalam truck dan buang ke temat pembuangan akhir.
3.8.2.

Mengangkat lumpur sedimen dari kolam retensi


1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; skop; linggis; kotak kayu yang
bias digotong 2 (dua) orang; katrol; paku; karung plastik; tali raffia;
tangga kayu/bambu; sepatu boat; topi pengaman; gergaji kayu; alat
katrol; alat angkut. Sedangkan tenaga disiapkan tiap regu terdiri dari 1
(satu) mandor dan 7 pekerja.
2. Tahap Pelaksanaan
Tutup pintu di mulut pemasukkan (inlet)
Buka pintu pada pengeluaran (outlet)
Siapkan 2 3 regu
Gali Lumpur pada kolam dimulai dari pinggir kolam masing-masing
regu menuju ke tengah kolam
Masukkan sedimen yang sudah berada di pinggir kolam ke dalam
karung plastik dan ikat
Naikkan karung plastik tersebut dengan katrol ke atas
Pikul karung tersebut ke dekat alat angkut (dump truck) bila dekat
lokasinya atau dengan gerobak bila lokasi kolam jauh dari jala
Naikkan karung plastik sediment ke dalam dump truck dan buang
pada tempat pembuangan yang telah ditentukan.

3.8.3.

Perbaikan dinding kolam yang rusak


1. Persiapan
Peralatan yang digunakan adalah cangkul; skop; linggis; kotak kayu yang
bias digotong 2 (dua) orang; katrol; paku; karung plastik; tali raffia; tangga
kayu/bambu; sepatu boat; topi pengaman; gergaji kayu; alat katrol; alat
angkut.
Sedangkan tenaga disiapkan tiap regu terdiri 1 (satu) mandor dan 7 pekerja
dan bahan material untuk perbaikan yaitu pasangan batu kali; adukan
pasangan batu dengan perbandingan 1 pasir : 2 semen; adukan untuk cor
beton perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3-4 split.
2. Tahap pelaksanaan
Bersihkan bagian yang rusak

13

Padatkan tanah dasar tempat yang akan diperbaiki


Buat tanggul penahan air di tempat kerja dengan memasang karung pasir
dua lapis yang diantaranya diisi tanah liat
Buang air bagian dalam tanggul agar kering di tempat bekerja
Buat adukan di pinggir kolam 1 ember semen : 2 pasir
Pasang pasangan batu belah dann buat siar timbul
Rapihkan kembali sisa adukan yang tidak terpakai
Bongkar tanggul penahan setelah pasangan selesai sudah kering dengan
mengangkat karung pasir sebagai tanggul
Naikkan benda dan peralatan serta karung pasir ang sudah tidak terpakai
lagi.
3.9.
3.9.1.

Pemeliharaan Pintu Air


Tata Cara Membuka dan Menutup Pintu Air
1. Langkah kerja operasi pintu air
Buka kunci (gembok) pada pemutar pintu air
Tutup pintu air apabila saluran atau waduk akan dikeringkan
Bukalah pintu air apabila tinggi muka air di saluran atau di waduk
melampaui tinggi jagaan
Bila muka air sudah hampir limpas maka pintu air harus dibuka agar air
tidak merusak tanggul waduk/saluran
2. Membuka dan menutup pintu air di percabangan saluran
Apabila salah satu saluran yang tidak berpintu maka airnya hampir
mendekati bibir saluran maka bukalah pintu air agar aliran terbagi lewat
pintu percabangan
Bukalah pintu air penggelontoran agar kotoran di saluran atau air yang
berbau busuk dapat dihanyutkan
Tutup kembali pintu setelah penggelontoran selesai.

3.9.2.

Pemeliharaan pintu air dan saringan sampah


1. Langkah kerja pemeliharaan pintu air :
a. Peralatan dan Bahan
Peralatan sebagai berikut : Kuas cat; pengerok cat; sedangkan bahan
yang diperlukan pelumas; ampelas; cat; dempul/pelamir.
b. Pelaksanaan :
Lumuri dengan pelumas (gemuk/stempet) stang ulir, gigi penggerak
dan gigi stir
Periksa bagian pintu air dan saringan sampah yang berkarat
Bersihkan bagian pintu dan saringan sampah
Laburkan pelamir agar permukaan plat menjadi rata
Lakukan pengecatan dengan cat anti karat

3.9.3.

Pemeliharaan kebersihan pintu air dan kolam penenang


1. Langkah kerja :
Gunakan galah yang diujungnya dipasang cangkul garpu
Tarik sampah ke atas dengan galah tersebut
Masukkan tumpukkan sampah ke dalam karung plastik

14

Bawa karung plastik sampah dengan dipikul atau gerobak dorong ke


dalam alat angkut (dump truck)
Buang sampah pada tempat yang sudah ditentukan
3.9.4.

Perbaikan ringan pintu air dan saringan sampah


Perbaikan dilakukan pada bagian yang rusak baik oleh karat maupun oleh bendabenda yang hanyut lainnya.
Langkah kerja :
Lakukan perbaikan pada musim kemarau
Pasang balok penyekat disebelah hulu pintu
Pasang balok penyekat disebelah hilir
Isi diantara tiap-tiap balok penyekat dengan tanah liag hingga kering pada
bagian rongga pintu
Siapkan bahan sebagai berikut : plat baja; baja kanal/baja U, sedangkan alat
sebagai berikut : alat pengelas dan tabung gas karbit
Potong bagian yang rusak dengan alat pengelas
Potong baja atau balok baja yang akan digunakan untuk mengganti yang
rusak dengan alat pengelas
Ganti bagian yang rusak tersebut
Lakukan proses pengecatan seperti diatas
Proses pengecatan kering, bukalah balok-balok penyekat (stop log)
Rapihkan semua peralatan dan bahan yang tak terpakai serta bawa ke
tempat penyimpanan yang telah ditentukan.

3.9.5.

Pemeliharaan pintu klep


Pintu klep terbuat dari : baja plat dengan rangka baja kanal untuk saluran koker
dan baja cor untuk bentuk bundar.
Langkah Pekerjaan :
Siapkan bahan seperti pelumas dan cat anti karat
Lumuri poros pintu atau engsel pintu dengan gemuk/stempet
Angkatlah dan tutup pintu untuk mengetes macet tidaknya pintu atau engsel
Angkat pintu dan beri penunjang
Bersihkan bagian yang berkarat dengan kertas gosok/ampelas
Catlah seperti pintu sorong

3.10. Pemeliharaan Pompa


Institusi pengelola pompa harus jelas organisasinya, sebab sifatnya non komersial
sehingga dibutuhkan sumber daya manusia dan dana.
Sedangkan instalasi pompa terdiri dari : rumah pompa dan bangunan penunjang
antara lain kolam penenang; saringan sampah; pipa inlet; pipa outlet dan pintu air di
inlet dan outlet.
Operator pompa bergantung dari jumlah dan sistem pengoperasian, seperti pompa
tunggal dibutuhkan operator minimal 2 orang sedangkan dengan 2 pompa tergantung
dari sistem yang digunakan yaitu bila kendali terpusat cukup 2-3 orang operator dan
kendali terpisah minimal 2 orang operator setiap pompa

15

Untuk tenaga penggerak dapat berasal dari listrik PLN yang dapat menjamin 24 jam
dan dari listrik pembangkit lokal (diesel)
3.10.1.

Tata Cara Pengoperasian Pompa


Tata cara pengoperasian pompa yaitu :
Perhatikan ketinggian minimum muka air pada papan duga air di kolam
penenang
Menghidupkan mesin pompa, apabila ketinggian minimum dilampaui dan
hujan masih belum reda maka tekan tombol untuk menghidupkan mesin
pompa, masukkan gigi koplingnya secara teratur.
Pengaturan kapasitas : aturlah besar kecil bukaan katup (klep) penahanan
aliran; aturlah kecepatan yang masuk sama dengan air yang dipompa keluar
Matikan mesin pompa apabila muka air dalam inlet telah turun pada
ketinggian minimal pemompaan dengan mengurangi kecepatan mesin
Tutup klep secara perlahan sampai tidak terdengar bunyi benturan air
Matikan mesin pompa dengan menekan tombol listrik.

3.10.2.

Pemeliharaan pompa drainase


1. Pemeliharaan pendahuluan
Bersihkan saringan sampah pada saringan sampah inlet
Bersihkan lubang siap pompa air pada endapan lumpur
Pemeriksaan sistem listrik, sebelum pompa dioperasikan periksalah kabelkabel listrik jangan sampai ada yang putus
Periksa perlengkapan penunjang seperti lampu-lampu di ruangan tidak
ada yang mati
Periksa minyak pelumas bantalan dan gemuk (stempet) harus pas
ukurannya
Periksa putaran poros dan putar dengan tangan harus halus sebagai
pertanda belum ada yang aus
Periksalah alat-alat Bantu seperti katup (klep) berfungsi dengan baik atau
tidak
Periksalah kualitas dan kuantitas air pendingin harus sesuai dengan
persyaratan
Periksa katup sorong pada pipa isap, pastikan keadaan terbuka penuh
Karena pompa drainase secara umum adalah pompa aksial maka katup
keluar harus dalam terbuka penuh
2. Pemeriksaan kondisi operasi
Perhatikan tekanan keluar dan tekanan isap harus sesuai atau mendekati
harga yang telah ditetapkan dan tekanan harus tetap (stabil)
Periksa kebocoran packing pada sambungan pipa
Periksalah bantalan poros mesin jangan sampai ada yang bocor
Periksalah bantalan poros pompa antara mesin dan pompa (aksial) jangan
ada yang bocor
Periksalah getaran dan bunyi, getaran harus sehalus mungkin dan tidak
menimbulkan bunyi yang aneh
Periksalah suhu bantalan dan poros pompa dengan meraba bendanya.

16

Anda mungkin juga menyukai