FINDEV
FINDEV
ABSTRAK
Tulisan ini mencoba menginvestigasi peranan sektor keuangan dalam memicu pertumbuhan ekonomi di negara
berkembang, seperti Indonesia. Hasil-hasil empiris mengindikasikan, dalam jangka panjang, terdapat hubungan ekuilibrium
antara perkembangan sektor keuangan dan output riil. Uji kausalitas Granger menunjukkan bi-directional causality diantara
output riil dan volume kredit serta one-way causality yang berasal dari spread menuju output riil. Hasil dari Vector Error
Correction Model (VECM) cenderung mendukung hipotesis bahwa sistem keuangan dapat menjadi mesin pertumbuhan di
negara ini.
Kata kunci: perkembangan sektor keuangan, pertumbuhan ekonomi, kausalitas, VECM.
ABSTRACT
This paper attempts to investigate whether financial development leads to growth in developing country like Indonesia.
It is found that there is stable long-run equilibrium relationship between the development of financial sector and the real
output. Granger causality test suggests the bi-directional causality for real output and credit volume and one-way causality
from spread to real output. Vector Error Correction methodology results seem to give strong support to the hypothesis that
financial system can be an engine of growth in this country.
Keywords: financial development, economic growth, causality, VECM.
PENDAHULUAN
Sektor keuangan memegang peranan yang sangat
signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif
pertumbuhan sektor riil via akumulasi kapital dan
inovasi teknologi. Lebih tepatnya, sektor keuangan
mampu memobilisasi tabungan. Mereka menyediakan para peminjam berbagai instrumen keuangan
dengan kualitas tinggi dan resiko rendah. Hal ini akan
menambah investasi dan akhirnya mempercepat
pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak, terjadinya
asymmetric information, yang dimanifestasikan
dalam bentuk tingginya biaya-biaya transaksi dan
biaya-biaya informasi dalam pasar keuangan dapat
diminimalisasi, jika sektor keuangan berfungsi secara
efisien (Levine, 1997; Fritzer, 2004 dan Kularatne
2002).
Dalam ruang lingkup kebijakan makroekonomi,
sektor keuangan menjadi alat transmisi kebijakan
moneter. Dengan demikian, shock yang dialami
sektor keuangan juga mempengaruhi efektivitas
kebijakan moneter. Friedman (dalam Warjiyo dan
Zulverdi, 1998); Sarwono dan Warjiyo (1998) serta
Abdullah (2003), mengidentifikasikan beberapa
dampak yang dihasilkan dari shock dalam pasar
40
41
42
Yt = 0 + Yt 1 + Yt i +1 + t
dimana
Xt
Ap
Yt
t
=
=
=
=
(3)
X t = X t 1 + i X t i + Yt + t
(4)
i= j
= Ai I
i =1
i = A j
i =2
t IID (0, 2 )
Jika hipotesis nol 1 = 0 ditolak, maka dapat disimpulkan Yt telah stasioner pada derajat pertama, I (1).
(1)
= (1 i )
i 1
i = j
i =1
j =i +1
I = matriks identitas
Jika tidak terdapat hubungan kointegrasi, model
unrestricted VAR dapat diaplikasikan. Tetapi, bila
terdapat hubungan kointegrasi antar seri, model
Vector Error Correction (VECM) yang dipergunakan.
Jumlah vektor kointegrasi diperolah dengan
melihat signifikansi dari , melalui dua likelihood
test:
maximum eigenvalue: max = T ln(1 r +1 ) (5)
ln(1 )
i r +1
(6)
X 1t = 1 + 11 ( L)X 1t 1 + 12 ( L)X 2t 1 +
(7)
1 ( ' X t 1 ) + 1t
X 2 t = 2 + 21 ( L )X 1t 1 + 22 ( L )X 2 t 1 +
(8)
2 ( ' X t 1 ) + 2t
di mana:
B Xt- 1
= '
= first difference operator
t = vector impulse
43
1970-1980
(rata-rata)
7,6
1981
1982
1983
1988
1989
1996
1997
1998
1999
7,2
0,3
5,7
7,5
7,8
4,7
-13.1
0,8
17,07
469,27
3.524
1.734
12.2
644
8.988
5.014
9,5
692
5.434
3.144
11,8
692
4.800
3.718
5,6
1.731
5.970
5.048
5,97
1.777
5.799
6.700
77,6
10.001
21.510
23.762
2
7.855
32.024
27.055
9,5
11,1
2.342 2.909
6.886 11.763
29.125 21.418
44
70
60
Aktivitas Perbankan
50
40
30
20
10
20
04
20
00
20
02
19
98
19
94
19
96
19
90
19
92
19
86
19
88
19
82
19
84
19
80
Tahun
45
60
50
% 40
40
35
30
30
20
25
20
15
19
81
19
82
19
83
19
84
19
85
19
86
19
87
19
88
19
89
19
90
19
91
19
92
19
93
19
94
19
95
19
96
19
97
19
98
19
99
20
00
20
01
20
02
20
03
10
Tahun
10
5
Efisiensi Perbankan
Ukuran efisiensi perbankan dapat dilihat dari dua
indikator. Net interest margin (NIM), perbedaan
antara interest income terhadap total asset dan
overhead cost yang merupakan rasio overhead cost
perbankan terhadap total asset. Semakin efisen
kinerja perbankan, ditandai oleh penurunan kedua
rasio ini. Rasio net interest margin relatif konstan
pada level sekitar 4%. Pada saat puncak krisis
ekonomi, rasio ini naik sekitar tiga kali lipat menjadi
12,86%. Sedangkan overhead cost relatif stabil pada
kisaran 2%, kecuali pada tahun 1998 menyentuh
angka 4,65%.
03
02
20
00
01
20
20
98
99
20
19
19
96
97
19
19
94
95
19
93
19
92
19
90
91
19
19
88
89
19
19
86
87
19
19
84
83
81
85
19
19
19
19
19
19
82
Tahun
46
90
80
70
60
50
40
30
20
10
00
98
02
20
20
94
92
90
88
86
84
82
96
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
80
Tahun
Level, I(0)
First Difference, I(1)
-3,141145 (2)
-4,32825 (2)*
-1,860567 (4)
-4,399122 (3)*
-1,481709 (4)
-4,898327(3)*
-3,079622 (3)*
-5,08887 (1)*
-3,499875 (1)*
-5,30631 (2)*
5 Percent 1 Percent
Critical
Critical
Value
Value
None **
0,789125 162,5884
77,74
85,78
At most 1 ** 0,690009 89,43325
54,64
61,24
At most 2
0,382068 34,38634
34,55
40,49
At most 3
0,205903 11,76160
18,17
23,46
At most 4
0,019504 0,925767
3,74
6,40
*(**) denotes rejection of the hypothesis at the 5%(1%) level
Null Hypothesis:
Obs
LGCRED does not Granger
48
Cause LGYR
LGYR does not Granger Cause
LGCRED
SPREAD does not Granger
48
Cause LGYR
LGYR does not Granger Cause
SPREAD
F-Statistic Probability
3,09173
0,02648
4,84375
0,00287
3,77712
0,01087
1,89569
0,13060
47
.10
.10
.10
.10
.10
.08
.08
.08
.08
.08
.06
.06
.06
.06
.06
.04
.04
.04
.04
.04
.02
.02
.02
.02
.00
.00
.00
.00
.00
-.02
-.02
-.02
-.02
-.02
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
.02
10
12
14
16
18
20
-2
-2
2
10
12
14
16
18
20
-2
2
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
-2
-2
-2
-2
-2
-4
-6
-4
-6
2
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
.04
.04
.04
.02
.02
.02
.00
.00
.00
.00
.00
-.02
-.02
-.02
-.02
-.02
-.04
-.04
-.04
-.04
-.04
-.06
-.06
-.08
2
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
.015
.015
.015
.015
.010
.010
.010
.010
.005
.005
.005
.000
.000
.000
.000
.000
-.005
-.005
-.005
-.005
-.005
-.010
-.010
-.015
4
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
16
18
20
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
-.010
-.015
2
14
.005
-.010
-.015
2
12
.005
10
-.08
4
.010
-.015
-.06
.015
-.010
.02
-.08
2
.04
-.06
-.08
2
20
.02
-.08
18
-6
4
.04
-.06
16
-4
14
-6
2
12
-4
-6
2
10
-4
-2
2
-2
2
-.015
2
10
12
14
16
18
20
10
12
14
16
18
20
48
2. Variance Decomposition
Tabel 6. Variance Decomposition of LGYR
LGYR
LGYR
LGYR
LGYR
LGYR
49
50