Anda di halaman 1dari 5

A.

Penjabaran Konsep

Melindungi pemanasan dinding yang menghadap timur atau barat


Seandainya pada sisi timur dan barat bangunan tanpa dapat dihindari harus diletakkan

Arsitektur Tropis adalah sebuah karya Arsitektur yang mencoba untuk memecahkan problematic

ruang-ruang utama, maka untuk menghindari pemanasan pada ruang tersebut dinding

iklim setempat, dalam hal ini iklim Tropis. Yang penting dalam Arsitektur Tropis ialah apakah rancangan

ruang perlu diberi penghalang terhadap sinar matahari langsung.


Mencegah jatuhnya radiasi matahari pada permukaan keras
Karena permukaan keras cenderung merupakan material yang menyerap panas (kemudian

tersebut dapat menyelesaikan masalah pada iklim tropis seperti hujan deras, terik matahari, suhu udara

tinggi, kelembapan tinggi dan kecepatan angina rendah, sehingga manusia yang semula tidak nyaman

dipancarkan kembali ke udara), maka suhu udara di atas permukaan keras yang terkena

berada dialam terbuka, menjadi nyaman ketika berada didalam bangunan tropis.

radiasi matahari cenderung lebih tinggi disbanding dengan di atas rumput atau perdu

Sementara iklim tropis lembab sendiri dicirikan oleh beberapa factor iklim sebagai berikut :
1. Curah hujan tinggi sekitar 2000-3000 mm/tahun
2. Radiasi matahari relatif tinggi sekitar 1500 hingga 2500 kWh/m2/tahun
3. Suhu udara relatif tinggi untuk kota dan kawasan pantai atau dataran rendah. Untuk kota dan

misalnya.
Memanfaatkan aliran udara malam hari yang bersuhu rendah
Dalam rangka penghematan energy dalam bangunan potensi ini dimanfaatkan dengan
cara mengalirkan angina yang bersuhu rendah tersebut melalui dinding serta lantai.
Tujuan dari pengaliran udara ini adalah menurunkan suhu massa bangunan serendah

kawasan di dataran tinggi rendah, sekitar 18o hingga 28o atau lebih rendah.
4. Kelembaban tinggi (Jakarta antara 60 hingga 95%)
5. Kecepatan angina relatif rendah.

mungkin mendekati atau sama dengan suhu udara minimum tersebut.


Langkah-langkah dibawah ini memberikan arahan secara garis besar agar rumah yang panas dapat

Kriteria Arsitektur Tropis tidak hanya dilihat dari sekedar bentuk atau estetika bangunan beserta

berkurang panas secara alamiah tanpa AC. Atau, seandainya terpaksa menggunakan AC, dengan

elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada didalamnya, seperti suhu ruangan

mengikuti beberapa saran di bawah ini daya AC yang dipasang apat diminimalkan, sehingga penggunaan

rendah, kelembapan cukup rendah, pencahayaan alami cukup, pergerakan udara memadai, terhindar dari

listrik dapat dihemat.

hujan dan terik matahari.

Berikut adalah beberapa strategi penghematan energy dalam bangunan :


-

matahari yang jatuh mengenai bangunan rumah semaksimal mungkin. Pengurangan radiasi

Mencegah terjadinya efek rumah kaca


Efek rumah kaca adalah akumulasi panas didalam bangunan/ruang akibat radiasi

matahari ini dapat melalui pembayangan bangunan lain di sekitarnya atau dengan pembayangan

matahari. Dinding-dinding transparan (kaca) yang ditembus oleh cahaya matahari

didalam rumah menjadi lebih rendah.


Usahakan agar ruang di bawah atap ( antara penutup atap dan langit-langit) diberi ventilasi

langsung akan menimbulkan efek rumah kaca.


Mencegah terjadinya akumulasi panas pada ruang antara atap dan langit-langit
Untuk bangunan dengan atap miring perlu dipikirkan untuk menghindari terjadinya

pohon besar disekitar rumah. Jika perolehan matahari dapat diminimalkan, maka suhu udara

semaksimal mungkin. Hal ini dimaksudkan agar udara panas yang terperangkap dibawah penutup
atap dapat dibuang atau dialirkan keluar, sehingga panas tersebut tidak merambat ke langit-langit

akumulasi panas pada ruang antara penutup atap dengan langit-langit. Untuk itu ruang ini
perlu diberi bukaan, sehingga memungkinkan aliran udara silang menyingkirkan panas

yang terakumulasi ini.

mencegah aliran panas menuju ruang utama.

menjadi panas. Jika panas dari atap dapat dibuang, ruangan di bawahnya cenderung lebih dingin.
Jika ruangan menggunakan AC, usahakan agar terjadi aliran udara yang menerus didalam rumah,
terutama bagi ruang-ruang yang dirasa panas. Dari sisi akustik hal ini memang kurang

Meletakan ruang-ruang penahan panas pada sisi timur-barat


Pada sisi-sisi timur dan barat bangunan yang langsung berhadapan dengan jatuhnya sinar
matahari sebaiknya diletakkan ruang-ruang yang berfungsi sebagai ruang antara guna

melalui proses konduksi, yang akhirnya memanaskan ruang di bawahnya melalui proses radiasi.
Dalam membuat bukaan perlu diperhatikan masuknya burung atau kelelawar, untuk itu lubanglubang ventilasi perlu diberi kawat. Atap merupakan komponen utama yang membuat rumah

Prinsip utama menurunkan suhu didalam rumah adalah mengurangi perolehan panas radiasi

menguntungkan, namun ini merupakan pilihan, mana yang perlu dikalahkan.


Hindarkan penempatan ruang-ruang utama pada sisi barat, kecuali ada pembayangan dari
bangunan lain atau pohon besar pada sisi tersebut.

Minimalkan penggunaan material keras untuk menutup permukaan halaman, taman atau parkir
tanpa adanya peneduh.

( Karyono, Tri Harso. (2013), Arsitektur dan Kota Tropis Dunia Ketiga, Suatu Bahasan Tentang
Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers. )
Tema ini sangat cocok bila kita gunakan di Indonesia dilihat dari iklim di Indonesia itu sendiri
yaitu iklim Tropis. Tema tropis ini nantinya harus menghasilkan respon positif dari efek iklim tropis itu
sendiri. dalam arsitektur tropis, hal-hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan bahan-bahan alami,
sirkulasi udara dalam bangunan, serta pemanfaatan dari pencahayaan alami.
Bangunan tropis lebih mengutamakan pemakaian material yang berasal dari alam. Adapun
contoh-contoh material alami tersebut yang sering digunakan dalam bangunan tropis seperti kayu,
bamboo dan batuan-batuan alam. Dari segi sirkulasi udara, bukaan-bukaan dalam bangunan perlu
diperhatikan. Sehingga udara yang masuk akan membuat ruangan terasa nyaman dan mendapatkan udara
yang segar dan menyehatkan. Bukaan-bukaan tersebut juga harus memperhatikan dari segi arah cahaya,
yaitu memanfaatkan cahaya sehat pada pagi hari dan menghindari cahaya kurang baik pada siang hingga
sore hari.
(sumber : http://www.scribd.com/doc/63092055/ARSITEKTUR-TROPIS#download)
Pembangunan pada bangunan tropis yang lebih cenderung bersifat vertikal, sehingga makin
banyak lahan tersisa untuk penghijauan dan peresapan air tanah. Meskipun tidak memiliki taman di atas
tanah, bisa juga menggunakan taman di atas atap dan beton, hal ini juga mulai menjadi tren, sehingga
tetap ada area untuk bersantai bagi keluarga menikmati alam.
(sumber:http://www.wwf.or.id/berita_fakta/berita_fakta/newsclimateenergy.cfm?15980/ArsitekturTropis-Cenderung-Ramah-Lingkungan)
Bangunan tropis memiliki ciri khasnya tersendiri yang tentu saja berhubungan dengan alam atau
iklim tersebut. Adapun ciri khas pada bangunan tropis seperti pada bagian atapnya. Biasanya atap
berbentuk runcing ke atas dan memiliki derajat kemiringan cukup tinggi. Hal ini untuk menyesuaikan
dengan curah hujan di iklim tropis yang cukup tinggi. Selain tap seperti itu, pada bangunan tropis juga
memiliki overstek yang cukup lebar. Hal ini berfungsi untuk menjaga bangunan terhindar dari tampias
air hujan dan cahaya masuk yang berlebihan.

Tumbuh-tumbuhan, air serta unsur-unsur alam yang berada di sekitar lingkungan bangunan
sedapat mungkin didesain agar menjadi kesatuan dengan bangunan tersebut. Tata ruang dalam bangunan
di buat sesuai dengan kebutuhan si pemakai sehingga lahan tidak akan terbuang secara percuma.
(sumber : http://arsitektur-tropis.blogspot.com/)

B. Contoh Penerapan Konsep

dimanfaatkan dalam bangunan. Seperti atap yang menggunakan alang-alang serta dinding yang sebagian
besar menggunakan bahan kayu. Bukaan dengan ukuran besar juga terlihat pada villa tersebut. Selain itu
pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan sekitar dikemas secara baik dan menarik.
Salah satu contoh bangunan tropis dimana pada
gambar terlihat bahwa bangunan tersebut sebagian
besarnya memanfaatkan bahan-bahan yang bersifat alami
seperti kayu. Pada bangunan tersebut juga terlihat
bukaan-bukaan dengan ukuran besar dan dengan jumlah
yang banyak untuk memanfaatkan pencahayaan dan
penghawaan alami.
C. Kesimpulan

Sumber :
www.google.co.id

Pemecahan rancangan Arsitektur Tropis pada akhirnya sangatlah terbuka. Arsitektur Tropis dapat

Disamping ini merupakan

sebuah

bangunan villa. Dimana pada foto

tersebut

terlihat

yang

material-material

alam

Sumber : www.google.co.id

berbentuk apa saja tidak harus serupa dengan bentuk-bentuk Arsitektur Tradisional yang banyak
dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan tersebut mengarah pada pemecahan
persoalan yang ditimbulkan oleh iklim tropis, yakni : terik matahari, suhu tinggi, hujan,
kelembapan tinggi dan sebagainya.

PENERAPAN PADA DESAIN BANGUNAN COTTAGE


Bangunan ini merupakan bangunan cottage dengan tipe Suite. Terdiri dari dua lantai dengan 1 kamar tidur, 1 ruang keluarga dan 2 kamar mandi disetiap lantainya. Dalam bangunan cottage ini, menggunakan
konsep Arsitektur Tropis. Mengapa konsep ini yang diambil? Alasannya tidak lain karena menyesuaikan iklim yang berada di Indonesia sendiri yaitu iklim tropis.
Dengan menggunakan konsep Arsitektur Tropis ini, diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi akibat dari iklim tropis itu sendiri. yang nantinya mungkin saja dapat menciptakan
ketidaknyamanan didalam bangunan bila tidak diatasi.
Ciri- ciri bangunan tropis yang terlihat dari bangunan ini seperti atap yang berupa limasan dengan overstek yang cukup panjang yaitu 1 meter. Overstek ini nantinya berguna untuk menghindari air hujan masuk
kedalam ruangan atau menghindari tampias air hujan.
Selain overstek, bangunan ini juga menggunakan bukaan dengan ukuran yang cukup besar. Pada lantai satu yaitu pada ruang keluarga terdapat sebuah kaca besar, hal ini berfungsi untuk memberikan
pencahayaan alami dalam ruangan. Selain itu pada bagian atas jendela tersebut, terdapat lubang-lubang ventilasi yang berfungsi untuk memberikan udara sejuk dari luar bangunan kedalam ruangan itu sendiri.
Pada lantai dua yaitu pada kamar tidur terdapat sebuah pintu dengan jenis holding door atau pintu lipat. Pada saat pintu lipat dibuka secara maksimal maka cahaya dan udara yang masuk kedalam ruanganpun
akan semaksimal mungkin. Sehingga penghawaan buatan dirasa tidak perlu lagi untuk digunakan.
Selain itu bangunan ini sendiri terletak pada daerah dataran tinggi dengan suhu yang cukup tinggi pula. Sehingga bukaan berupa lubang ventilasi tidak perlu terlalu banyak. Karena bila suhu didalam ruangan
terlalu dingin, hanya ketidaknyamanan yang dihasilkan didalamnya.

TEORI DAN METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR 3


Semester / Tahun : Genap / 2014

Dosen Matakuliah :
I Wayan Wiryawan, S.T., M.T.

Oleh.
Cokorda Widhiyani
1204205016
Kelas A

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2014

Anda mungkin juga menyukai