LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan sebuah ideologi yang menjadi dasar negara
kita, yaitu Indonesia. Secara tata bahasa (etimology), kata Pancasila
berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu paca yang berarti lima, dan la
yang berarti prinsip atau asas. (Wikipedia, 2013). Maka bisa dikatakan
bahwa Pancasila adalah 5 asas yang dijadikan pedoman berbangsa dan
bernegara di Indonesia. (Achmad, 2011).
Penyelenggaraan bernegara
mengacu dan memiliki tolok ukur, yaitu tidak boleh menyimpang dari
nilai-nilai
Ketuhanan,
nilai
Kemanusiaan,
nilai
Persatuan,
nilai
mengalami masalah mulai dari perselisihan antar suku, agama, ras dan
budaya yang menyimpang dari sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, serta
masalah yang paling utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini
ialah maraknya korupsi yang dilakukan oleh sebagian pejabat besar yang
seharusnya melindungi dan menyalurkan aspirasi masyarakat ternyata
melakukan perbuatan yang menyimpang dari Pancasila, tidak hanya satu
sila saja namun korupsi adalah suatu perbuatan yang melanggar seluruh
sila yang ada dalam Pancasila. (Satyani, 2013)
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahpemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbedabeda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan
korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana
pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. (Wikipedia, 2013)
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa
berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering
BAB II
PERMASALAHAN
CHM, seorang anggota DPR (diduga dari Fraksi Golkar) dan CN, seorang
pengusaha. Sedangkan 2 orang lainnya ditangkap di sebuah hotel di
Akil
Mochtar,
seolah
makin
membenarkan bahwa orang bersih dan jujur di republik ini sudah makin
langka. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane,
menyatakan tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukkan hukum di Tanah Air sudah
terbeli. "Kasus ini menunjukkan hukum sudah terbeli dan tidak ada lagi
panutan di negeri ini," katanya kepada Antara di Jakarta, Kamis dinihari.
Dikatakan, MK sebagai lembaga tinggi negara yang diharapkan menjadi
garda terdepan pengawal tertinggi konstitusi pun tidak bisa diharapkan
lagi. Ia menambahkan negeri ini seperti sudah tidak punya harapan untuk
menegakan hukum dan konstitusinya. (Ruslan, 2013)
Jika Ketua MK saja bisa dengan mudah masa jabatan baru
seumur jagung menerima suap, maka kemana lagikah rakyat akan
mencari keadilan? Kelak, hasil Pilkada akan makin mudah digugat, ada
atau tidak kecurangan. Pemenangnya bukan lagi yang benar-benar berhak,
namun yang punya uang banyak, punya koneksi di DPR dan didukung
pengusaha. Semoga saja ini tak terjadi. IPW berharap kasus ini menjadi
tonggak bagi para penyidik polisi dan KPK untuk melakukan operasi
tangkap tangan lagi di lembaga-lembaga tinggi negara agar ada efek jera
bagi para pejabat yang hendak bermain-main dengan korupsi. (Oemar,
2013)
BAB III
LANDASAN TEORI
I.
PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama
ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: paca berarti lima
dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia,
dan
tercantum
(Pembukaan) Undang-undang
pada
paragraf
Dasar
1945.
ke-4
Preambule
Meskipun
terjadi
agama
dan
kepercayaannya
masing-masing
menurut
dasar
Sila Ketiga :
o Mampu
menempatkan
persatuan,
kesatuan,
serta
kepentingan
dan
II.
KORUPSI
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere
yang
bermakna
busuk,
rusak,
menggoyahkan,
kepercayaan
publik
yang
dikuasakan
kepada
mereka
untuk
MAHKAMAH KONSTITUSI
1. Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan
kekuasaan
kehakiman
yang
merdeka
untuk
Memutus
Sengketa
kewenangan
lembaga
negara
yang
Presiden
dan/atau
Wakil
Presiden
diduga:
BAB IV
PEMBAHASAN
Korupsi adalah Penyimpangan Terhadap Pancasila
Pancasila sering disebut way of life atau pandangan hidup,
khususnya pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Dalam hal ini,
Pancasila menjadi pedoman hidup yang diamalkan sehari-hari dan sebagai
petunjuk arah seluruh kegiatan di segala bidang. Akan tetapi yang terjadi
saat ini adalah banyak diberitakannya kasus korupsi di Indonesia yang
menjerat satu persatu petinggi kita. Korupsi dikatakan menyimpang dari
nilai Pancasila karena perbuatan tersebut tidak mencerminkan jiwa
Pancasila, bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. (Satyani,
2013). Penyimpangan yang pertama adalah terhadap sila pertama dalam
pancasila yaitu:
I. Ketuhanan Yang Maha Esa
Korupsi adalah perbuatan yang mengambil hak orang lain lalu
menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Perbuatan korupsi
dilakukan karena kurangnya pendidikan agama pada seseorang
yang telah melakukan perbuatan tersebut karena telah jelas dalam
agama diajarkan atau diperintahkan untuk tidak mengambil hak
milik orang lain dan tidak diperbolehkan untuk bertindak serakah
dan sebaliknya Allah memerintahkan umat manusia untuk
bersedekah memberikan sebagian harta kita untuk orang-ornag
yang
membutuhkan
termasuk
kedalam
golongan
yang
kekuasaan
kehakiman
yang
merdeka
untuk
kepentingan
negara
dan
masyarakat,
tidak
antar
kepentingan
umum
rakyat
Indonesia
daripada
dengan
kepentingan
mengutamakan
pribadi,
karena
yang
membutuhkan,
tidak
bersikap
adil
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Pancasila
Sebagai
Dasar
Negara.
MK.
2013.
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?
page=web.ProfilMK&id=3, diakses 11 Desember 2013.
Oemar, Ira. 3 Oktober 2013. Ketua MK Ditangkap Tangan KPK Bersama
Anggota DPR dan Bupati.
(http://hukum.kompasiana.com/2013/10/03/ketua-mk-ditangkap-tangankpk-bersama-anggota-dpr-dan-bupati-597927.html, diakses 10 Desember
2013)
Satyani, Yeni, 24 September 2013. Korupsi Sebagai Penyimpangan Pancasila
dan Pemberantasan Korupsi. http://satyateru.blogspot.com/2013/09/karyatulis-korupsi-sebagai.html, diakses 8 Desember 2013)
Ruslan, Heri. 3 Oktober 2013. Ketua MK Ditangkap KPK, IPW: Hukum Sudah
Terbeli.http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/10/03/mu2eu
b-ketua-mk-ditangkap-kpk-ipw-hukum-sudah-terbeli, diakses 8 Desember
2013.