Anda di halaman 1dari 17

BAB I

LATAR BELAKANG
Pancasila merupakan sebuah ideologi yang menjadi dasar negara
kita, yaitu Indonesia. Secara tata bahasa (etimology), kata Pancasila
berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu paca yang berarti lima, dan la
yang berarti prinsip atau asas. (Wikipedia, 2013). Maka bisa dikatakan
bahwa Pancasila adalah 5 asas yang dijadikan pedoman berbangsa dan
bernegara di Indonesia. (Achmad, 2011).

Penyelenggaraan bernegara

mengacu dan memiliki tolok ukur, yaitu tidak boleh menyimpang dari
nilai-nilai

Ketuhanan,

nilai

Kemanusiaan,

nilai

Persatuan,

nilai

Kerakyatan, dan nilai Keadilan. Adapun visi bangsa Indonesia adalah


terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,
berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,
mandiri, beriman, bertakwa dan berahklak mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin. (Anonim,
2011)
Tidak mudah merumuskan Pancasila karena dari setiap kata
Pancasila dibuat sedemikian detailnya sehingga pantas dijadikan sebagai
ideologi atau cita-cita bangsa Indonesia. Tak banyak dari kita yang
menyadari akan hal itu sehingga mencampakkan adanya Pancasila. Karena
ketidakpahamannya terhadap Pancasila, bangsa Indonesia saat ini

mengalami masalah mulai dari perselisihan antar suku, agama, ras dan
budaya yang menyimpang dari sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, serta
masalah yang paling utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini
ialah maraknya korupsi yang dilakukan oleh sebagian pejabat besar yang
seharusnya melindungi dan menyalurkan aspirasi masyarakat ternyata
melakukan perbuatan yang menyimpang dari Pancasila, tidak hanya satu
sila saja namun korupsi adalah suatu perbuatan yang melanggar seluruh
sila yang ada dalam Pancasila. (Satyani, 2013)
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik,
menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak
wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahpemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbedabeda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan
korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana
pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. (Wikipedia, 2013)
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa
berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering

memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian


uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini
saja. Kasus korupsi yang marak beredar sekarang ini merupakan masalah
yang harus segera dituntaskan, baik dari kalangan bawah hingga kalangan
tertinggi sekalipun. (Jesen, 2013).

BAB II
PERMASALAHAN

Ketua MK Ditangkap KPK, Fenomena Baru yang Menyedihkan bagi


Indonesia
KOMPASIANA.COM, JAKARTA -- Lagi, KPK bikin kejutan : tangkap
tangan 5 (lima) orang dengan barang bukti berupa uang dollar Singapura
yang diperkirakan jumlahnya 2 3 milyar jika di kurs-kan ke rupiah. Yang
mengejutkan, operasi tangkap tangan itu dilakukan di kompleks Widya
Chandra, tepatnya di rumah dinas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil
Mochtar (AM). AM ditangkap bersama 2 orang : seorang wanita berinisial

CHM, seorang anggota DPR (diduga dari Fraksi Golkar) dan CN, seorang
pengusaha. Sedangkan 2 orang lainnya ditangkap di sebuah hotel di

Jakarta Pusat, yaituHB (diduga Bupati Gunung Mas, Kalimantan Selatan)


dan DH (swasta). Diduga upaya penyuapan terkait kasus sengketa Pilkada
Gunung Mas.
Operasi tangkap tangan yang dipimpin penyidik KPK, Novel
Baswedan itu dilakukan sekitar pukul 22.00 WIB, berdasarkan informasi
yang diterima KPK beberapa hari belakangan ini. Saat ini KPK sudah
memberikan KPK-line di rumah Akil Mochtar serta 2 buah mobil,
termasuk mobil sedan dinas AM. Penggeledahan juga dilakukan di
Gedung MK termasuk ruang kerja AM. Para Hakim Konstitusi serta
Sekjen MK Djanedri M. Ghaffar berkumpul di Gedung MK. Novel
Baswedan sendiri yang memberikan penjelasan kepada Sekjen MK perihal
penggeledahan dan meminta tak satu pun orang yang masuk ke ruang
kerja Ketua MK.

Kejadian ini sungguh mengejutkan. MK, lembaga yang semasa


dipimpin oleh Mahfud MD dikenal sebagai lembaga yang bersih, kini
telah ternoda karena ketuanya ditangkap tangan oleh KPK. Kita mungkin
masih ingat bagaimana Mahfud MD mengajak Sekjen MK, Djanedri M.
Ghaffar ke istana, menemui Presiden SBY, pada Mei 2011, untuk
melaporkan perilaku tak etis Nazaruddin yang saat itu masih menjabat
sebagai anggota Komisi III DPR dan sekaligus Bendahara Umum Partai
Demokrat. Nazar pernah sempat memberikan sebuah amplop berisi
sejumlah uang dollar Singapura kepada Djanedri pada suatu malam usai
pertemuan di sebuah restoran. Berkat laporan Mahfud MD itulah SBY
kemudian tak ragu untuk menonaktifkan Nazaruddin yang saat itu masih
dibela oleh kolega-koleganya di DPR dan Demokrat. Sampai akhir masa
jabatannya, Mahfud MD tetap bersih. Kini, Akil Mochtar dulu pernah
menjadi anggota DPR dari Golkar baru menjabat beberapa bulan saja
sudah tertangkap tangan KPK.
Kini, pasca penangkapan

Akil

Mochtar,

seolah

makin

membenarkan bahwa orang bersih dan jujur di republik ini sudah makin
langka. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane,
menyatakan tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukkan hukum di Tanah Air sudah
terbeli. "Kasus ini menunjukkan hukum sudah terbeli dan tidak ada lagi
panutan di negeri ini," katanya kepada Antara di Jakarta, Kamis dinihari.
Dikatakan, MK sebagai lembaga tinggi negara yang diharapkan menjadi
garda terdepan pengawal tertinggi konstitusi pun tidak bisa diharapkan

lagi. Ia menambahkan negeri ini seperti sudah tidak punya harapan untuk
menegakan hukum dan konstitusinya. (Ruslan, 2013)
Jika Ketua MK saja bisa dengan mudah masa jabatan baru
seumur jagung menerima suap, maka kemana lagikah rakyat akan
mencari keadilan? Kelak, hasil Pilkada akan makin mudah digugat, ada
atau tidak kecurangan. Pemenangnya bukan lagi yang benar-benar berhak,
namun yang punya uang banyak, punya koneksi di DPR dan didukung
pengusaha. Semoga saja ini tak terjadi. IPW berharap kasus ini menjadi
tonggak bagi para penyidik polisi dan KPK untuk melakukan operasi
tangkap tangan lagi di lembaga-lembaga tinggi negara agar ada efek jera
bagi para pejabat yang hendak bermain-main dengan korupsi. (Oemar,
2013)
BAB III
LANDASAN TEORI
I.

PANCASILA
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama
ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: paca berarti lima
dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia,

dan

tercantum

(Pembukaan) Undang-undang

pada

paragraf

Dasar

1945.

ke-4

Preambule

Meskipun

terjadi

perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung


dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun
1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
(Wikipedia, 2013)
Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai butir-butir
pengamalan Pancasila:
Sila Pertama :
o Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
o Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan

agama

dan

kepercayaannya

masing-masing

menurut

dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.


o Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
o Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
o Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
o Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
o Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
Sila Kedua :

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.


o Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,
o
o
o
o
o
o
o
o

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.


Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.

Sila Ketiga :
o Mampu

menempatkan

persatuan,

kesatuan,

serta

kepentingan

dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas


kepentingan pribadi dan golongan.
o Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
o Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
o Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
o Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
o Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
o Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Sila Keempat :

o Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia


mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
o Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
o Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
o Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
o Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
o Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
o Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
o Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
o Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
o Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
Sila Kelima :
o Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

o Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.


o Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
o Menghormati hak orang lain.
o Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
o Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
o Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
o Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
o Suka bekerja keras.
o Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
o Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial. (Wikipedia, 2013)

II.

KORUPSI
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere

yang

bermakna

busuk,

rusak,

menggoyahkan,

memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi


maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan
itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan

kepercayaan

publik

yang

dikuasakan

kepada

mereka

untuk

mendapatkan keuntungan sepihak.


Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk
pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti
harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.
Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa
berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi
sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika,
pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam
hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya,
sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan.
(Wikipedia & Satyani, 2013)
III.

MAHKAMAH KONSTITUSI
1. Kedudukan
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan

kekuasaan

kehakiman

yang

merdeka

untuk

menyelenggarakan pengadilan guna menegakkan hukum dan keadilan.


2. Kewenangan
Mahkamah Konstitusi RI mempunyai 4 (empat) kewenangan dan 1
(satu) kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar

1945. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama


dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
a. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
b.

Memutus

Sengketa

kewenangan

lembaga

negara

yang

kewenangannya diberikan oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun


1945.
c. Memutus pembubaran partai politik, dan
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
3. Kewajiban
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR
bahwa

Presiden

dan/atau

Wakil

Presiden

diduga:

1. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa


a) penghianatan terhadap negara;
b) korupsi;
c) penyuapan;
d) tindak pidana lainnya;
2. atau perbuatan tercela, dan/atau
3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

BAB IV

PEMBAHASAN
Korupsi adalah Penyimpangan Terhadap Pancasila
Pancasila sering disebut way of life atau pandangan hidup,
khususnya pandangan hidup bagi bangsa Indonesia. Dalam hal ini,
Pancasila menjadi pedoman hidup yang diamalkan sehari-hari dan sebagai
petunjuk arah seluruh kegiatan di segala bidang. Akan tetapi yang terjadi
saat ini adalah banyak diberitakannya kasus korupsi di Indonesia yang
menjerat satu persatu petinggi kita. Korupsi dikatakan menyimpang dari
nilai Pancasila karena perbuatan tersebut tidak mencerminkan jiwa
Pancasila, bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. (Satyani,
2013). Penyimpangan yang pertama adalah terhadap sila pertama dalam
pancasila yaitu:
I. Ketuhanan Yang Maha Esa
Korupsi adalah perbuatan yang mengambil hak orang lain lalu
menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Perbuatan korupsi
dilakukan karena kurangnya pendidikan agama pada seseorang
yang telah melakukan perbuatan tersebut karena telah jelas dalam
agama diajarkan atau diperintahkan untuk tidak mengambil hak
milik orang lain dan tidak diperbolehkan untuk bertindak serakah
dan sebaliknya Allah memerintahkan umat manusia untuk
bersedekah memberikan sebagian harta kita untuk orang-ornag
yang

membutuhkan

termasuk

kedalam

golongan

yang

membutuhKan sedekah dari kita yaitu fakir, miskin, mualaf, budak

yang di merdekakan, pengurus zakat, orang yang berhutang,


sabililah, musafir. Maka korupsi dikategorikan perbuatan yang
melanggar norma agama, dan bukan hanya itu saja, korupsi juga
sangat merugikan orang lain, sedangkan yang melakukan korupsi
mendapatan keuntungan untuk mensejahterakan dirinya sendiri
tanpa memperdulikan orang-orang yang ada disekitarnya.
II. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Korupsi dikategorikan sebagai penyimpangan terhadap Pancasila
dalam sila kedua yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan
beradab karena tindakan korupsi adalah tindakan yang tidak adil
dan juga tidak beradab, mereka tidak memberikan hak kepada
orang lain, tidak berlaku adil dalam menyampaikan amanahnya,
serta tidak beradab dengan mengambil yang bukan haknya adalah
sikap serakah serta tidak perduli kepada sesamanya. Terlebih lagi
dalam kasus ini, MK merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan

kekuasaan

kehakiman

yang

merdeka

untuk

menyelenggarakan pengadilan guna menegakkan hukum dan


keadilan
III. Persatuan Indonesia
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki beragam suku,
budaya, serta adat yang berbeda-beda sehingga bangsa Indonesia
harus memiliki rasa persatuan yang tinggi untuk menyatukan
ikatan persaudaraan antar sesamanya. Nilai Pancasila yang

mengajarkan adanya persatuan bangsa jika tidak diamalkan dengan


baik maka terjadilah tindakan yang merugikan antarbangsa
Indonesia, yaitu dengan tidak tersalurnya bantuan-bantuan dari
pemerintah sehingga mengakibatkan pembangunan tidak merata,
menghambat berjalannya pembangunan negara karena dana
tersebut digunakan sendiri oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab, itu disebabkan rasa persatuan tidak tercipta antara
masyarakat dan pemimpinnya.
IV. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Dalam sila ke empat memiliki arti yaitu:
Mengutamakan

kepentingan

negara

dan

masyarakat,

tidak

memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan budaya


musyawarah dalam mengambil keputusan bersama, bermusyawarah
sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan
semangat kekeluargaan.
kekeluargaan

antar

kepentingan

umum

Pancasila juga menerapkan konsep rasa

rakyat

Indonesia

daripada

dengan

kepentingan

mengutamakan
pribadi,

karena

kepentingan umum adalah kepentingan untuk kebaikan seluruh


Warga Negara Indonesia, dengan tidak merugikan pihak lain. Jika
semua sistem yang telah diterapkan belum tercapai dengan sempurna
dan masih ada pihak-pihak yang memimpin secara tidak profesional
maka timbul banyak kendala yang akan muncul, seperti aspirasi

masyarakat kurang tersalurkan sehingga antar wakil rakyat dengan


rakyat itu sendiri terjadi perseteruan, dan karena komunikasi yang
tidak berjalan dengan baik pihak yang tidak bertanggung jawab akan
memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan sendiri.
V. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Yang dimaksud dalam sila kelima yaitu :
Bersikap adil terhadap sesama, menghormati hak-hak orang lain,
menolong sesama, menghargai orang lain, melakukan pekerjaan
yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama. Konsep
Pancasila dirancang untuk menciptakan solidaritas masyarakat
Indonesia, namun jika kita hanya mementingkan diri kita sendiri
dan tidak mau memperhatikan orang lain, tidak mau membantu
sesama

yang

membutuhkan,

tidak

bersikap

adil

dalam

menyelesaikan masalah, akhirnya tercipta sikap serakah yang


membuat manusia itu sendiri terlena dengan kesenangan dunia, itu
yang menyebabkan mengapa korupsi masih ada sampai saat ini,
orang yang melakukan korupsi sudah tidak memiliki hati nurani
dan rasa solidaritas antar bangsa Indonesia semua tertutup akan
nafsu dunia yang hanya sementara.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. Sejarah Pancasila. (http://www.likethisya.com/sejarah-pancasila.html,


diakses 8 Desember 2013)
Anonim, 11 Mei 2011. Sejarah

Pancasila

Sebagai

Dasar

Negara.

(http://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/11/sejarah-pancasilasebagai-dasar-negara/, diakses 8 Desember 2013)


Artikel Non-Personal. 8 Desember 2013. Korupsi. Wikipedia Bahasa Indonesia
(http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi, diakses 8 Desember 2013)
Artikel
Non-Personal,
12
November
2013.
Pancasila.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila, diakses 8 Desember 2013)
Jesen, Subiang. 7 November 2013. Korupsi adalah Virus Masyarakat
(http://politik.kompasiana.com/2013/11/07/korupsiadalahvirus
masyarakat-608570.html, diakses 8 Desember 2013)
Kedudukan,
Kewenangan,
dan
Kewajiban

MK.

2013.

http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?
page=web.ProfilMK&id=3, diakses 11 Desember 2013.
Oemar, Ira. 3 Oktober 2013. Ketua MK Ditangkap Tangan KPK Bersama
Anggota DPR dan Bupati.
(http://hukum.kompasiana.com/2013/10/03/ketua-mk-ditangkap-tangankpk-bersama-anggota-dpr-dan-bupati-597927.html, diakses 10 Desember
2013)
Satyani, Yeni, 24 September 2013. Korupsi Sebagai Penyimpangan Pancasila
dan Pemberantasan Korupsi. http://satyateru.blogspot.com/2013/09/karyatulis-korupsi-sebagai.html, diakses 8 Desember 2013)
Ruslan, Heri. 3 Oktober 2013. Ketua MK Ditangkap KPK, IPW: Hukum Sudah
Terbeli.http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/10/03/mu2eu
b-ketua-mk-ditangkap-kpk-ipw-hukum-sudah-terbeli, diakses 8 Desember
2013.

Anda mungkin juga menyukai