Anda di halaman 1dari 24

Subagjo

Lab. Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis


Departemen Teknik Kimia ITB
2002

Komponen Katalis

Jenis-jenis Katalis

kamponen aktif
penyangga
aditif

Kondisi Reaksi
temperatur
tekanan, p
kecepatan linier

Katalis logam tanpa penyangga


Katalis hasil peleburan
Katalis logam Oksida tanpa penyangga
Katalis berpenyangga

Tahap Lambat
difusi internal
reaksi kimia (adsorpsidesorpsi
dan reaksi di permukaan)

Deaktivasi
mekanik
termal/hidrotermal
peracunan

Target dalam Pembuatan Katalis:


aktif, (selektif), stabil: mekanik, termal/hidrotermal dan kimia

Umumnya logam mulia


Jarang digunakan di Industri

Luas permukaan (Sa) kecil


Mudah teracuni

Digunakan untuk reaksi dg laju sangat cepat


Bentuk: kasa = anyaman kawat logam mulia (paduan),
dkawat ~ 10-3in
Contoh:
SO2 SO3 katalis kasa Pt (mudah teracuni, tidak digunakan
lagi diganti dg V2O5 berpenyangga)
CH3OH HCHO .. Katalis kasa Ag (mudah teracuni, kemurnian
reaktan harus tinggi, saat ini diganti dg butiran Ag)

NH3 + O2 NO2 + H2Okatalis kaasa Pt, diperlukan waktu


kontak rendah menghindari reaksi samping (agar selektivitas
tinggi)

Katalis: kasa 10% Rh-90% Pt


Sa kawat ~ 5. 10-4 m2/g
diameter kawat ~ 0,075 mm
kasa 80 mesh
30 40 lapis
tebal keseluruhan ~ 5 mm
konversi ~ 95% tercapai hanya pada lapis ke
3
lapis lainnya:
antisipasi deaktivasi
P agar aliran seragam

pada 1 atm, T: 800 850 derC


Kebutuhan katalis: 1kg/3000kg HNO3

Bisa logam atau oksida logam


Jarang digunakan di industri
Sa kecil
Pembentukan sukar
Aktivasi tidak mudah
Campuran sangat baik (homogen), kecuali jika terpisah
saat kristalisasi
Densitas tinggi
Permukaan dalam terbentuk pada saat aktivasi, akibat
penyingkiran satu/lebih komponen katalis
LO + H2 logam berpori + air

Katalis sintesis amoniak: besi


berpromotor

1.

2.

Fe3O4 (magnetite) dg kemurnian tertentu


ditambah promotor: Ca, K dan Al2O3
dilebur pada ~ 1600oC (kemurnian bahan
sangat penting, shg tidak diperlukan tahap
pemurnian
Leburan didinginkan, memadat, digiling
menjadi butiran dg ukuran tertentu (1,5
3 mm, 6 10 mm dan 12 21 mm)
Butiran diaktivasi dg reduksi
menggunakan H2, menjadi berpori
(kehilangan oksigen)

Nikel Raney (kat. hidrogenasi)


Paduan Ni-Al dilebur
Al diambil dari paduan dg NaOH, Ni dg Sa ~ 100 m2/g

Katalis Logam oksida tanpa Penyangga


umumnya dibuat dg cara

presipitasi/kopresipitasi

Katalis berpenyangga dibuat dg cara:


presipitasi/kopresipitasi
impregnasi

Untuk pembuatan:
katalis berfasa aktif tunggal atau penyangga
contoh: Cr2O3, Al2O3 (presipitasi)
katalis berfasa aktif campuran/berpenyangga
contoh: Fe2O3-Cr2O3, CuO-ZnO/Al2O3
(kopresipitasi)

Pemilihan anion (garam)

kelarutan
zat pengotor
keberadaan
harga
kemudahan menyingkirkan anion

SO4-2
: murah tetapi sukar disingkirkan, S dapat menjadi racun
Cl- : meningkatkan keasaman
NO3: kelarutan tinggi, tetapi menghasilkan gas beracun pada
saat
dikalsinasi
Oksalat: sangat baik, tetapi sukar diperoleh dan mahal

Pembentukan struktur
berpori
Tahap:
supersaturasi, sehingga terjadi
nukleasi berlanjut dengan
pertumbuhan partikel

Kurva Kelarutan
dipengaruhi:

temperatur
pH

Supersaturasi (lewat jenuh)

penguapan pelarut (A C)
penurunan T (A B)
peningkatan pH (kurva D)

Peningkatan pH banyak dilakukan (mudah):


Penambahan basa: hidroksida, karbonat dan bikarbonat dari K, Na, NH 4
kelarutan hidroksida dan karbonat umumnya sangat rendah
hidroksida dan karbonat mudah dikonversi menjadi oksida dg pemanasan
tidak menghasilkan gas yg berbahaya (hanya air)

Konsentrasi garam yang tinggi menghasilkan partikel yang kecil dan luas
permukaan yg besar
presipitasi dapat dipercepat dengan penambahan inti
Makin banyak inti presipitasi makin kecil partikel

Sistem koloid terdiri dari :

partikel berukuran 30 -10000 disebut partikel koloid


medium yang mendispersikan partikel disebut fasa kontinyu atau medium
dispersi
Partikel koloid dapat berupa padatan, cairan dan gas atau molekul
Partikel dapat berupa satu molekul atau kumpulan beberapa molekul (agregat
molekul)
medium dispersi dapat berupa padat, cair maupun gas

Sol adalah koloid bermedium cair atau gas

Aerosol, medium gas, partikel cair/padat contoh: asap rokok, kabut


Emulsi, medium cair, partikel cair
Suspensi koloid, medium cair, partikel padat
busa : gas terdispersi dalam padatan (batu apung) atau cairan (busa sabun

Gel adalah sistem koloid yang setengah kaku


Gel inorganik biasanya terdiri dari air yang terperangkap
dalam jaringan tiga dimensi kristal sangat lembut (kecil).
Kristal-kristal saling berikatan dengan gaya van der
Waals, ikatan hidrogen atau ikatan kovalen
air teradsorp pada kristal dan terlingkupi oleh kristal
Beberapa gel dapat dikeringkan menghasilkan padatan
yang sangat berpori disebut xerogel (xero (latin): kering)
Contoh: larutan sodium silikat diasamkan akan
membentuk gel asam silicic yg terdiri dari jaringan tiga
dimensi ikatan Si-O; jika gel ini dikeringkan akan
diperoleh xerogel SiO2 yg sangat berpori dan sering
disebut silika gel (sebenarnya silika xerogel)

Contoh gel yang


terbentuk dari
kondensasi suatu
hidroksida dan
memerangkap air
menghasilkan hidrogel
Bila dikeringkan akan
dihasilkan xerogel

C. Impregnasi (incipient wetness) merupakan metoda deposisi langsung


Contoh: NiMo/Al2O3 (proses hydrotreating)
Al2O3

Campuran larutan Mo3+ dan Ni2+


Volume larutan impregnasi volume
pori penyangga

19

C. Impregnasi (incipient wetness) merupakan metoda deposisi langsung


Contoh: NiMo/Al2O3 (proses hydrotreating)
Al2O3

Campuran larutan Mo3+ dan Ni2+


Volume larutan impregnasi volume
pori penyangga

20

IV. Pengeringan dan kalsinasi


A. Pengeringan

Tujuan:
1. menyingkirkan moisture
2. kristalisasi logam garam pada
permukaan penyangga
Pengaturan laju pengeringan harus
tepat:
-. laju yang cepat menimbulkan

Peningkatan laju
pengeringan

tekanan uap internal yang besar


-.

laju yang cepat memberikan


deposit logam pada mulut

pori/
permukaan luar katalis
Profil pori dan partikel setelah pengeringan

laju yang lambat


memberikan
-.

21

C. Impregnasi (incipient wetness) merupakan metoda deposisi langsung


Contoh: NiMo/Al2O3 (proses hydrotreating)
Al2O3

Campuran larutan Mo3+ dan Ni2+


Volume larutan impregnasi volume
pori penyangga

22

B. Kalsinasi
Tujuan:
mengkonversi logam garam menjadi fasa oksida atau logam
contoh:
-. Katalis Fe2O3/Al2O3
-. Katalis CuO-ZnO/Al2O3
Temperatur kalsinasi ditentukan oleh kondisi dimana dekomposisi
terjadi,tidak terbentuk fasa yang sukar untuk diaktifasi dan
menguapkan komponen aktif

T kal =
contoh:
o
300
C
-. Ni(OH)2 /Al2O3
-. T kalsinasi CoMo/Al2O3 > 500oC

NiO/ Al2O3
CoMoO4 (sukar diaktifasi)
23

IV. Aktifasi/reduksi
Tujuan: untuk membentuk fasa aktif, dapat berupa dalam
keadaan oksida, logam atau sulfida (katalis hydrotreating)
Tahap ini tidak diperlukan jika fasa oksida atau logam
merupakan fasa aktif
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini:
agent aktifasi (fasa oksida atau logam) : H2; CO; N2H4 (hidrazin)
agent aktifasi(sulfida) : H2S; CS2
temperatur aktifasi
kemurnian agent aktifasi
Ni2+ - O2- + 2H+ Nio + H2O
kehadiran uap air dalam H2 meskipun dalam jumlah sedikit,
mempengaruhi laju dan derajat aktivasi
Laju alir agent aktifasi
jika penyingkiran air sangat penting, laju alir H 2 menjadi sangat
signifikan

24

Anda mungkin juga menyukai