Anda di halaman 1dari 3

10 Kategori Aristoteles

1. Substansi, setiap hal pasti berada didalam dirinya sendiri, bukan yang lain. Misalnya,
manusia tetaplah berada dalam dirinya sendiri, tidak berada dalam binatang. Begitu
pula binatang, tumbuhan, air, dan sebagainya. Substansi (konfirmasi, infrensi, dan
logika). Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian, yaitu substansi yang
berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan
(4) logika inferensi.
2. Kualitas merupakan salah satu bentuk aksiden-aksiden, yaitu suatu hal yang tidak
berdiri sendiri, yang menunjukkan nilai dan potensi dari sesuau substansi yang di
tempatinya, sehingga apabila dihubungkan dengan sesuatu yang lain yang berdiri
sendiri (substansi) maka nilai atau potensi dari sesuatu itu akan menjadi ciri khusus
dari substansi tersebut.Misal: Manusia adalah mahluk yang cerdas. Sifat cerdas akan
menjadi ciri khusus dari manusia tersebut.
3. Kuantitas (Quantity)
Kuantitas memberikan sifat khusus pada substansi berupa kapasitas dan jumlah dari
sesuatu tersebut. Misal: manusia itu tingginya 180 cm.
4. Relasi (Relation)
Relasi merupakan aksiden yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa ada substansi yang di
lekatinya. Relasi memberikan ciri kusus berupa hubungan atau relasivitas. Misal:
Aristoteles lebih muda dari Plato.
5. Tempat / Ruang (Place).
Tempat adalah salah satu bentuk aksiden yang akan memberikan ciri khusus kepada
substansinya berupa lokasi atau wilayah. Misal: Plato tinggal di Athena.
6. Waktu (time). Waktu, setiap hal dalam eksistensinya pasti terikat dalam waktu
tertentu. Misal, Sokrates dalam melakukan seluruh kegiatan kehidupan keluarga,
mengatur jadwal yang teratur.
Misal: Seseorang yang hidup pada abad ke 5 SM
7. Kedudukan (Potition/Posture).
Merupakan bentuk aksiden yang memberikan sifat khusus pada substansinya berupa
keadaan atau posisi dari sesuatu tersebut. Misal: manusia itu sedang duduk.
8. Keadaan (State). Keadaan, eksistensi setiap hal pasti terikat dalam keadaan tertentu.
Misalnya, air itu begitu tenang (tidak terbebas dari situasi alam) atau Sokrates dalam
melakukan seluruh kegiatannya, tidak bias terbebas dari keadaan dirinya dan situasi
lingkungan alam; dan sebagainya.
Misal: anak itu berpakaian.
9. Aktivitas (Activity)
Misal: manusia itu telah memotong sepotong kain.
10. Pasifitas (Pasivity/ Affection)
Misal: Manusia itu dibunuh dengan racun.
Nilai-nilai Substansial dikelompokkan:
benar-salah (epistemologi), Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi,
cipta) manusia. Berlandaskan realita. Contoh Jika seorang siswa dapat menjawab
suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia keliru dalam menjawab, kita
katakan salah.
baik-buruk (etika), berkaitan dengan nilai moral. Nilai moral adalah suatu bagian dari
nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk dari manusia. Contoh
seseorang yang mencuri merupakan nilai substantial yang etika buruk.
Indah-jelek (estetika), nilai keindahan. Nilai keindahanatau nilai estetis yang
bersumber pada unsur perasaan (emotion) manusia. Contoh nilai estetika adalah

apabila kita melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentaspertunjukan, atau


merasakan makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan.
Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya
sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita tidak bisa
memaksakan bahwa lukisan itu indah.
Manfaat-sia-sia (Pragmatisme), berkaitan dengan nilai guna. Contoh penebangan
pohon yang diambil rotan dan kayunya dapat digunakan untuk kursi dan meja sebagai
nilai manfaat ekonomi. Kunyit digunakan sebagai obat antiradang, demam dll.

apakah tujuan yang bermanfaat dapat mengabaikan cara mencapainya? atau apapun
tujuannya harus memenuhi cara yang baik dan benar?
Tidak, apapun tujuannya harus memenuhi cara yang baik dan benar, karena dalam mencapai
tujuan, cara yang digunakan untuk mrncapainya harus memperhatikan nilai-nilai moral/ baikburuk. memang tujuan dapat dicapai oleh cara yang buruk, akan tetapi hal ini tidak sesuai
dengan tujuan filsafat itu sendiri yang menekankan salah satunya pada nilai moral yang
menjelaskan bahwa dalam mencapai tujuan kita harus menggunakan cara yang baik.
contohnya Seorang siswa yang ingin memperoleh nilai yang tinggi dalam ujian memakai cara
mencontek dan akhirnya mendapat hasil nilai yang tinggi. memang siswa tersebut dapat
mencapai tujuannya, namun jika ditinjau dari nilai filsafatnya, hal itu adalah nilai moral yang
buruk.
Mengapa perkembangan ilmu itu menjadi makin beragam jumlahnya, apa peran filsafat ilmu
pengetahuan dalam hal ini? jelaskan dengan contoh:
Karena ilmu,dengan berjalannya waktu serta berkembangnya zaman maka ilmu tidak
akan berhenti dalam artian akan selalu berkembang. Ilmu akan mengalami perubahan
dalam wilayah ontologi maupun epistemologi, serta aksiologi.
Jika ilmuan bisa mengamalkan wilayah aksiologi, maka ilmu akan memiliki nilai
yang tinggi sehingga akan bermanfaat bagi masyarakat.
Contoh: Adanya ilmu perkembangan teknologi seiring berjalnnya waktu.
Peran ilmu filsafat sebagai 3 tiang utama penyangga ilmu pengetahuan tsb:
Ontologi
Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Dalam kaitan
dengan ilmu, landasan ontologi mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu?
Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek
tadi dengan daya tangkap manusia?
Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber,
metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan dengan ilmu,
landasan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan
ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang
harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut
kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau teknik atau sarana apa yang
membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?.
Aksilogi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai
landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu
dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah
moral? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?

Apakah jenis sumber ilmu pengetahuan itu mempengaruhi baik dan kebenaran ilmu itu,
bagaimana sikap kita jika kita memperoleh kesimpulan yang berbeda dari sumber yang
berlawanan? Jelaskan dengan contoh:
Iya, dikarenakan kebenaran dalam ilmu pengetahuan itu tidak tunggal. Sehingga bisa terjadi,
benar menurut teori Y belum tentu benar menurut teori X, begitu juga sebaliknya. Bisa juga
terjadi benar menurut keduanya atau salah menurut keduanya.
Contoh: Misal dalam teori pembentukan bumi terdapat perbedaan teori yang dapat
mempengaruhi baik dan kebenaran dari pembentukan bumi itu sendiri, teori kabut (nebula)
yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal
dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat
gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Dalam teori ledakan dahsyat
dirumuskan oleh Alexander Friedmann peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam
semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam
semesta

Anda mungkin juga menyukai