BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan penyakit metabolik yang
prevalensinya meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia dengan jumlah penduduk yang
melebihi 200 juta jiwa sejak awal abad ini telah menjadi negara dengan jumlah penderita
DM nomer 4 terbanyak di dunia. DM tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan
komplikasi akut maupun khronik. Dengan pengelolaan yang baik, angka morbiditas dan
mortalitas dapat diturunkan. Dalam pengelolaan tipe 2, diperlukan juga usaha mengoreksi
faktor-faktor resiko penyakit kardiovaskuler yang sering menyertai DM tipe 2, seperti
hipertensi, dislipidemia, resistensi insulin, dan lain-lain. Walaupun demikian,
pengendalian kadar glukosa darah tetap menjadi fokus utama (Arifin, 2011).
Komplikasi yang dialami oleh penderita diabetes melitus dapat bersifat akut
maupun kronik. Komplikasi akut dapat berupa koma ketoasidosis dan hiperosmoler nonketotik, yang disebabkan oleh kegoncangan metabolik yang berlangsung cepat yang
dirangsang oleh faktor presipitasi misalnya infeksi akut disertai kenaikan suhu tubuh
yang tinggi. Penebalan dinding dan penyempitan lumen sistem vaskuler merupakan dasar
patofisiologi dan komplikasi kronik, yang dapat mengenai berbagai jaringan dan organ
dalam tubuh antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan saraf. Kerusakan vaskuler
tersebut merupakan gejala yang khas sebagai komplikasi kronik diabetes melitus dan
dikenal sebagai angiopati diabetika. Komplikasi makrovaskuler (makroangiopati) muncul
sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan pemhuluh darah perifer,
adapun komplikasi mikrovaskuler (mikroangiopati) memberikan manifestasi retino pati.
nefropati, dan neuropati. Makro dan mikroangio pati merupakan faktor yang sangat
fundamental terhadap morbiditas dan mortalitas penderita diabetes melitus, dan
pengendalian kadar glukosa sebaik dan seawal mungkin, merupakan upaya yang sangat
penting untuk mencegah progresifitas komplikasi vaskuler tersebut (Darmono, 2000).
Diabetes Melitus apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan
timbulnya komplikasi dengan penyakit serius lainnya, seperti penyakit serebrovaskular,
penyakit jantung koroner, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem
syaraf (Waspadji, 2007).
Berbagai macam tumbuhan diketahui dapat mengendalikan kadar glukosa. Secara
tradisional, tumbuhan seperti buncis dan pare telah diketahui berpotensi untuk mencegah
kenaikan kadar glukosa penderita diabetes melitus tipe 2 disamping terapi farmakologik.
Tumbuhan kurma (Phoenix dactylifera) yang sejatinya bukan merupakan tanaman asli
Indonesia ternyata telah diteliti pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang
mengkonsumsi 3 butir kurma tidak menaikkan kadar glukosa. Selama ini buah-buahan
2
yang terasa manis cukup dikhawatirkan oleh penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga
mereka takut untuk mengkonsumsinya, padahal kandungan buah kurma cukup baik dari
segi gizi. Buah kurma kaya akan karbohidrat, serat tumbuhan, vitamin dan mineral
esensial. Buah kurma juga mengandung protein dan lemak dalam jumlah terbatas.
Beberapa penelitian membuktikan efek kurma sebagai antioksidan, antimutagenik,
antimikroba, antiinflamasi, gastroprotektif, hepatoprotektif, nefroprotektif, antikanker dan
memiliki efek imunostimulan (Baliga dkk, 2011).
Kurma merupakan buah yang sangat manis dan lebih banyak mengandung fruktosa
dan dekstrosa dibanding glukosa mempunyai nilai indeks glikemik yang sedang (55-70)
(Ahmed dkk, 1995; Miller dkk, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Munadi dan
Ardinata di Medan pada tahun 2008 yang memberikan 3 buah kurma pada penderita
diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan obat antidiabetik oral dan insulin; kemudian
membandingkannya dengan pemberian pisang ternyata kurma dan pisang tidak
meningkatkan kadar glukosa darah sebelum dan setelah perlakuan (Ardinata dan Munadi,
2010).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh buah kurma
terhadap kadar glukosa penderita diabetes melitus tipe 2.
1.2 Perumusan Masalah
1. Penderita diabetes melitus tipe 2 sering kali merasa kesulitan mencari camilan rendah
kalori yang tidak membahayakan kadar glukosa darah.
2. Kurma masih dianggap berbahaya jika dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus
tipe 2.
1.3 Tujuan Program
Tujuan Umum:
Mengetahui pengaruh buah kurma sebagai camilan rendah kalori, tinggi serat, dan tinggi
antioksidan terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif sumber camilan rendah kalori, tinggi serat dan
tinggi antioksidan pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Tujuan Khusus:
Mengetahui pengaruh kurma terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe
2.
1.4 Luaran yang Diharapkan
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Diabetes Tipe 2
Di tahun 1997 the Expert Committee on the Diagnosis and Classification of
Diabetes Melitus di Amerika Serikat merekomendasikan penggantian istilah diabetes
mellitus tidak bergantung-insulin (noninsulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)
dengan diabetes tipe 2, meskipun kedua istilah masih digunakan di semua literature
dunia. Seperti definisi dari the National Diabetes Data Group dan the World Health
Organization, diabetes tipe 2 adalah intoleransi karbohidrat yang ditandai dengan
resistensi insulin, defisiensi relative (bukanabsolut) insulin, kelebihan produksi glukosah
epardan hiperglikemia. Karena definisi insulin komplet jarang terjadi, ketoasi dosis jarang
terjadi pada bentuk diabetes ini.
Diabetes miletus adalah keadaan Hiperglikemia Kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan Mikroskop Elektron (Lubis dkk,1999).
Berbeda dengan diabetes melitus tipe 1 yakni diabetes melitus yang tergantung
insulin yang merupakan penyakit otoimun yang ditentukan secara genetik dengan gejalagejala yang pada akhirnya memicu pada proses bertahapnya perusakan imunologik sel-sel
yang memproduksi insulin. Pada pengobatan diabetes melitus tipe 1 ini tergantung pada
insulin dan rentan terhadap ketosis (Price dan Wilson, 1995).
2.2 Etiologi Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 merupakan Diabetes Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)
atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang disebabkan kegagalan
relatif sel beta dan resistensi nya insulin. Resisteni insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati.
Sel beta tidak mampu mengimangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artiya
defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurang nya sekresi insulin
pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang
sekresi insulin lain. Bererti sel beta pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa
(Lubis dkk, 1999).
berat badan keberat badan ideal. Untuk itu, penderita diberi diet rendah kalori atau rendah
energi. Menurut Feingold (1960), efek pada kadar glukosa darah ini terjadi sebelum
penurunan berat badan terjadi secara nyata. Pada beberapa penderita, pengurangan
jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa.
Pada penderita harus diberikan penyuluhan tentang hubungan antara intake
makanan dan kontrol dari diabetes. Kadang-kadang pada penderita diperlukan perawatan
di rumah sakit sebentar untuk mendapatkan diet yang ketat. Khusus untuk keadaan
darurat atau diet terapi yang diberikan dalam jangka waktu yang singkat, seperti keadaan
paska operasi, syarat pemenuhan kebutuhan gizi dapat diabaiakan sementara. Pada
keadaan demikian, yang penting diperhatikan dalam bentuk makanan, jenis bahan
makanan dan volume makanan(Pranadji,2001).
Jadwal Makan Penderita DM
(Sumber: Waspadji, 2007. Pedoman Diet DM. Jakarta: FKUI)
Jenis makanan
Makanpagi
Selingan
Makansiang
Selingan
Makan sore/makanmalam
Selingan
Waktu
07.00
10.00
13.00
16.00
19.00
21.00
Total Kalori
20%
10%
30%
10%
20%
10%
2.5 Kurma
Kurma adalah buah yang tumbuh dari pohon palem keluarga Arecaceaedari genus
phoenix. Nama ilmiah kurma adalah dactilifera phoenix. Kurma diyakini berasal dari
tanah di sekitar tepisungai Nil dan Efrat. Sekarang pohon kurma dibudidayakan secara
luas di wilayah beriklim hangat di semua benua, termasuk di Afrika, Australia
danAmerika (California).
Kurma segar memiliki daging yang berserat lembut dan rasanya sangat manis,
seperti campuran sirup, gula dan madu. Daging buah kurma berisi gula sederhana seperti
frukstosa dan dekstrosa yang mudah dicerna dan cepat mengisi ulang energi tubuh.
Karena karakteristik tersebut, kurma sangat cocok untuk mengawali berbuka puasa.
(Salma, 2010)
Rincian kandungan gizi kurma (per 100 g)
(Sumber: USDA National Nutrient Database)
Unsur
Energi
Nilai Gizi
277 Kkal
Karbohidrat
Protein
Total Lemak
Kolestrol
Seratmakanan
AsamFolat
Niacin
Asampantotenat
Piridoksin
Riboflavin
Thiamin
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin K
Sodium
Potasium
Kalsium
Tembaga
Besi
Magnesium
Mangan
Fosfor
Seng
Beta Karoten
Lutein-zeaxantin
74,97 g
1,81 g
0,15 g
0 mg
6,7 g
15 mcg
1,610 mg
0,805 mg
0,249 mg
0,060 mg
0,050 mg
149 IU
0 mg
2,7 mcg
1 mg
696 mg
64 mg
0,362 mg
0,90 mg
54 mg
0,296 mg
62 mg
0,44 mg
89 mcg
23 mcg
58%
3%
<1%
0%
18%
4%
10%
16%
19%
4,5%
4%
5%
0%
2%
0%
16%
6,5%
40%
11%
13%
13%
9%
4%
-
Kurma mengandung serat tidak larut yang dapat menurunkan kadar glukosa dan
kolesterol darah (Devalaraja, 2011).
BAB III
Metode Penelitian
Izin Etik: Peneliti akan untuk memohon izin etik ke
Sample: 10 pasien penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RS PMI Bogor
Metode: Pasien akan diberikan perjalanan mengenai penelitian ini, dan jika setuju akan
diminta mengisi informed consent
Tahap 1. Dilakukan pengambilan darah puasa dan gula darah 2 jam
setelah makan. Kemudian subyek mendapat konseling gizi tentang
penetapan kebutuhan kalorinya selama sehari sesuai dengan berat
badan,
tinggi badan dan aktivitas fisiknya. Setelah itu subyek
diberikan buah kurma untuk camilan selama 2 minggu (3 x 3 buah
kurma setiap hari) bagi penderita DM tipe 2. Sesuai dengan jadwal
pada tabel 1, subyek diminta mencatat makanan yang dikonsumsinya
setiap hari.
Tabel 1. Jadwal Makan Subyek
Jenis Makan
Waktu
Makan pagi
07.00
Camilan setelah makan pagi
09.30
Makan siang
12.30
Camilan setelah makan siang 14.30
Makan malam
18.00
Camilan
setelah
makan 20.30
malam
Tahap 2. Setelah subyek penelitian mengkonsumsi kurma sebagai
camilan selama 2 minggu, kemudian dilakukan pengukuran gula darah
puasa dan gula darah 2 jam setelah makan. Subyek juga diberikan
konseling mengenai pengaturan pola makannya sehari-hari selama 2
minggu berikutnya. Subyek diminta mencatat makanan yang
dikonsumsinya setiap hari dan dilakukan pengambilan gula darah
puasa dan gula darah 2 jam setelah makan.
Tahap 3. Langkah terakhir adalah membandingkan kadar gula darah
penderita DM tipe 2, sebelum, setelah 2 minggu dan setelah 4 minggu
mengkonsumsi kurma.
10
BAB IV
4.1. Biaya dan Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan
No
1
2
3
4
Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang (25%)
Bahan habis pakai (35%)
Perjalanan (11%)
Lain-lainnya: administrasi, publikasi, seminar, laporan,
(Maks 15%)
Jumlah
Biaya (Rp)
3.125.000
4.375.000
1.350.000
1.875.000
10.650.000
11
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
Konseling gizi
Pengukuran data
umum pasien
Konsumsi kurma
Pencatatan
makanan
Analisis data
peserta
12
16
dst
Daftar Pustaka
Ardinata,A. dan Munadi. (2005). Perubahan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 yang Terkontrol Setelah Mengkonsumsi Kurma .MajalahKedokteran
Nusantara228.Vol 41 No 1: 29-35.
Arifin, LA. (2011). Panduan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2 Terkini. Available:
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/73411/. Last accessed 25th September 2014.
Baliga, MS., Baliga, BRV., Kandathil, SM., Bhat, HP., and Vayalil, PK. (2011). Review of
The Chemistry and Pharmacology of The Date Fruits (Phoenix dactylifera L.). Food
Research International2011.vol 4 issue 77:1812-1822.
Darmono.(2000). PatofisiologiKomplikasiVaskuler Diabetes Melitus. Vol:35 No:2. Media
Medika.net. Jurnal KedokteranMedia Medika Indosiana FK Undip. Diunduh dari
http://www.mediamedika.net/archives/111. 23September2014.
Haznam, MW. (1991). Endokrinologi. Angkasa Offset. Bandung. 36-109.
Lubis, HR. dkk. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid I. Media Aesculapicus,
FKUI. Jakarta. 580-587.
Perkeni. (1998). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. 1-22.
Price, SA. dan Wilson, LM. (1995). Pankreas Metanolisme Glukosa dan Diabetes
Melitus dalam Patofisiologi. Edisi 4. Penerbit EGC. 1111-1114.
Pranadji, D., Martianto, D. & Subandrio, V. (2001). Perencanaan Menu untuk Penderita
Diabetes Melitus. Swadaya, Jakarta.
Siburian, P. (2004). Pemberian Makanan Pengganti Pada Penderita Diabetes Melitus.
http://www.waspada.co.id. Last seen: 24 September 2014.
Tjokroprawiro, A. (2000). Tinjauan Pustaka: Diabetik Neuropati; dari Basik ke
Surabaya Diabetes Update-VIII (SDU-VIII).
Klinik .
13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SMP
MTs Darul
Muttaqien
Bogor
-
SMA
MA Darul
Muttaqien
Bogor
IPA
2001-2007
2007-2010
2010-2013
SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa
ANGGOTA 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NPM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Email
7. Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
: Fuzarisma
: Perempuan
: Kedokteran Umum
: 1102014131
: 7 Desember 1995
: fuzarsm@gmail.com
: 085780335111
SMAN 6
Tangerang
SMP
SMP
Almsthuriyah
Sukabumi
-
2001-2007
2007-2010
2010-2013
SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus
SDN Sukaasih 1
Tangerang
SMA
IPA
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.
(Fuzarisma)
ANGGOTA 2
15
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NPM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Email
7. Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus
: Firdaus Pratama
: Laki-lai
: Kedokteran Umum
: 1102014101
: Bogor, 14 September 1995
: firdaushxh@gmail.com
: 081282772522
SD
SDS Al-Ghazaly
Bogor
SMP
SMPs Insan
Kamil Bogor
SMA
SMAS Insan
Kamil Bogor
IPA
2001-2007
2007-2010
2010-2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.
(Firdaus Pratama)
ANGGOTA 3
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
16
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis Kelamin
Program Studi
NPM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
Nomor Telepon/HP
: Laki-laki
: Hukum
: 1302014055
: Purwakarta, 27 Mei 1996
: bripda.lukman@yahoo.co.id
: 087726338975
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus
SD
SDN 1
Ligarmanah
Purwakarta
-
SMP
SMPN 1
Cempaka
Purwakarta
-
SMA
SMAN 1
Cibatu
Purwakarta
IPA
2001-2007
2007-2010
2010-2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.
ANGGOTA 4
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
17
3.
4.
5.
6.
7.
Program Studi
NPM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
Nomor Telepon/HP
: Teknik Informasi
: 1402014113
: Jakarta, 18 September 1996
: sandyadityapermana@gmail.com
: 08977272337
B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk Lulus
SDN Warakas 06
Jakarta
SMP
SMP
Barunawati 2
Jakarta Utara
SMA
SMKN 55
Jakarta
Teknik
Instalasi
2002-2008
2008-2011
2011-2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.
Jakarta, 25 September 2014
Nama Lengkap
Jabatan Fungsional
18
3
4
5
6
7
Jabatan Struktural
NIP/NIK/Identitas lainnya
NIDN
Tempat dan Tanggal
Lahir
Alamat Rumah
8
9
Nomor Telepon
Alamat Kantor
1
0
1
1
1
2
1
3
Nomor Telepon
Alamat e-mail
rika.yuliwulandari@yarsi.ac.id
B Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
Tinggi
S-1
Universitas
Airlangga
Bidang Ilmu
Kedokteran
Tahun Masuk-Lulus
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Thesis/Dise
rtasi
1992-1999
1992-1999
Efek
Pemberian
ASI Eksklusif
pada Berat
Badan Bayi
Hingga Umur
2 Tahun
S-2
The University
of Tokyo
S-3
The
University of
Tokyo
Medicine,
Medicine,
International
International
Health
Health
2006-2008
2008-2011
2006-2008
2008-2011
Polymorphisms
Host Genetic
NStudy of
Acetyltransferas Tuberculosis
e 2 (NAT2) and
in Javanese
Human
Indonesia
Leukocyte
Antigen (HLA)
genes in
Javanese
Indonesia
19
Nama
Pembimbing/Prom
otor
Prof. Katsushi
Tokunaga, PhD
Prof. Katsushi
Tokunaga,
PhD
Tahu
n
200
8
200
8
200
9
201
0
201
0
Judul Penelitian
Peran Gen EDAR terhadap
Morfologi Rambut
Peran Gen FGFR 2 terhadap
Ketebalan Rambut
Studi Fungsional gen NAT 2
Peran CD209 Pada Timbulnya
Tuberkulosis
Peran Gen TLR Pada
Timbulnya Tuberkulosis
Pendanaan
Jumlah
Sumber
(Rp)
Universitas
4500000
Tokyo
00
Universitas
2750000
Tokyo
00
Universitas
2500000
Tokyo
00
Universitas
2000000
Tokyo
00
Universitas
1750000
Tokyo
00
Tahu
n
Pendanaan
Jumlah
Sumber
(Rp)
Tidak
Pemda Blitar
tahu
Universitas
250000
YARSI
00
20
Volume/
Nomor/
Nama Jurnal
Tahun
15/17(6):8 Hum Mol
35Genet
43/2008
53/3:2019/2008
Hum Genet
89-1:716/2009
Tuberculosis
(edinb).
73/1:4653/2009
Tissue
Antigens
54/8:4615/2009
J Hum
Genet.
85/3:164167/2010
Kekkaku
71/7:697701/2010
Hum
Immunol
72/9:7415/2011
Hum
Immunol
79/3:1907/2012
56(6):3637/2012
Tissue
Antigens
J Hum
Genet.
10
21
Waktu
dan
Tempat
2007,
Tokyo
Polymorphisms of NAT2
gene in Western Jvanese
Indonesia
Polymorphisms of
Human Leukocyte
Antigen (HLA) gene and
their association with
tuberculosis in Western
Indonesia
Host Genetic Study of
Tuberculosis in Indonesia
Fine Mapping of
Tuberculosis loci on
Chromosome 20p
2010,
London
Genetics Studies of
Tuberculosis in Indonesia
2011,
Bogor
2008,
Tokyo
2009,
Hokkaido
Judul Buku
Tidak ada
Tahun
Jumlah Halaman
Penerbit
22
Judul/Tema HKI
Tidak ada
N
o
1
1
2
3
Jenis
Nomor P/ID
Judul/Tema/Jenis RekayasaSosial
Lainnya yang telah Diterapkan
Tidak ada
N
o
Tahun
Tahun
Tempat
Penerapan
Respon
Masyara
kat
Isi Penghargaan
Beasiswa Asian Development
Bank di Tokyo
Presentasi terbaik pada ujian
akhir S2
Makalah terbaik III pada
kontes makalah ilmiah
Tahun
ADB
20062008
Universitas Tokyo
2008
Universitas Tokyo
2008
Universitas Tokyo
Beasiswa DIKTI
DIKTI
20082009
20092011
23
Kurma
5 kg (@ Rp.150.000,-)
Rp.750.000,-
2 Buah (@ Rp.350.000,-)
Rp.700.000,-
2 Buah (@ Rp.350.000,-)
Rp.700.000,-
10 Buah (@ Rp.300.000,-)
Rp.3000.000,-
Transportasi 3 Peneliti
2 Kunjungan (@ Rp.200.000,-)
Rp.1.200.000,-
10 Orang (@Rp.100.000,-)
Rp.1.000.000,-
Kertas
1 rim
Rp. 35.000,-
Tinta Printer
1 set
Rp. 250.000,-
Brosur
Rp. 60.000,-
Administrasi
Fotokopi
4
Rp. 50.000,-
Publikasi
Pengolahan Data
Rp.755.000,-
Penelusuran Kepustakaan
Rp.1.000.000,-
Rp.150.000,-
Jumlah
Rp. 10.650.000,-
24
No
1
2
3
4
5
Nama / NPM
Program
Studi
Bidang
Ilmu
Kedokteran Kedokteran
Umum
Kedokteran Kedokteran
Umum
Kedokteran Kedokteran
Umum
Hukum
Hukum
Teknik
Teknik
Informatik Informasi
a
Lampiran 3.4 Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
Alokasi
Waktu
(Jam/Minggu)
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu
Uraian
Tugas
Observasi
dan Meneliti
Observasi
dan Meneliti
Observasi
dan Meneliti
Penyuluhan
Pengolahan
Data
25