Anda di halaman 1dari 25

RINGKASAN

Diabetes miletus adalah keadaan Hiperglikemia Kronik disertai berbagai kelainan


metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan Mikroskop Elektron. Penderita diabetes melitus tipe 2 sering kali
merasa kesulitan mencari camilan rendah kalori yang tidak membahayakan kadar glukosa
darah. Kurma dianggap berbahaya jika dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus tipe 2,
karena rasanya yang manis. Namun demikian sebenarnya kurma mengandung lebih
banyak fruktosa dan dekstrosa dibanding glukosa. Kurma juga termasuk buah tinggi serat
dan memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Kerusakan vaskuler pada
diabetes mellitus juga dipicu oleh radikal bebas yang dapat dilawan dengna antioksidan.
Berdasarkan berbagai jenis tingkat kematangannya, buah kurma memiliki kandungan
antioksidan 13 glikosida-glikosida flavonoid antara lain luteolin, quercetin dan apigenin.
Juga mengandung procyanidin, fenolik-fenolik, p-coumaric, asam ferulic, asam-asam
sinapic acids dan derivate-derivat asam-asam cinnamic. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
tertarik untuk mengetahui pengaruh buah kurma terhadap kadar glukosa penderita
diabetes melitus tipe 2. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
buah kurma sebagai camilan rendah kalori, tinggi serat, dan tinggi antioksidan terhadap
kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat digunakan sebagai
salah satu alternatif sumber camilan rendah kalori, tinggi serat dan tinggi antioksidan
pada penderita diabetes melitus tipe 2. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yakni
mengetahui pengaruh kurma terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe
2.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan penyakit metabolik yang
prevalensinya meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia dengan jumlah penduduk yang
melebihi 200 juta jiwa sejak awal abad ini telah menjadi negara dengan jumlah penderita
DM nomer 4 terbanyak di dunia. DM tipe 2 merupakan penyakit progresif dengan
komplikasi akut maupun khronik. Dengan pengelolaan yang baik, angka morbiditas dan
mortalitas dapat diturunkan. Dalam pengelolaan tipe 2, diperlukan juga usaha mengoreksi
faktor-faktor resiko penyakit kardiovaskuler yang sering menyertai DM tipe 2, seperti
hipertensi, dislipidemia, resistensi insulin, dan lain-lain. Walaupun demikian,
pengendalian kadar glukosa darah tetap menjadi fokus utama (Arifin, 2011).
Komplikasi yang dialami oleh penderita diabetes melitus dapat bersifat akut
maupun kronik. Komplikasi akut dapat berupa koma ketoasidosis dan hiperosmoler nonketotik, yang disebabkan oleh kegoncangan metabolik yang berlangsung cepat yang
dirangsang oleh faktor presipitasi misalnya infeksi akut disertai kenaikan suhu tubuh
yang tinggi. Penebalan dinding dan penyempitan lumen sistem vaskuler merupakan dasar
patofisiologi dan komplikasi kronik, yang dapat mengenai berbagai jaringan dan organ
dalam tubuh antara lain otak, mata, jantung, ginjal, dan saraf. Kerusakan vaskuler
tersebut merupakan gejala yang khas sebagai komplikasi kronik diabetes melitus dan
dikenal sebagai angiopati diabetika. Komplikasi makrovaskuler (makroangiopati) muncul
sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan pemhuluh darah perifer,
adapun komplikasi mikrovaskuler (mikroangiopati) memberikan manifestasi retino pati.
nefropati, dan neuropati. Makro dan mikroangio pati merupakan faktor yang sangat
fundamental terhadap morbiditas dan mortalitas penderita diabetes melitus, dan
pengendalian kadar glukosa sebaik dan seawal mungkin, merupakan upaya yang sangat
penting untuk mencegah progresifitas komplikasi vaskuler tersebut (Darmono, 2000).
Diabetes Melitus apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan
timbulnya komplikasi dengan penyakit serius lainnya, seperti penyakit serebrovaskular,
penyakit jantung koroner, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem
syaraf (Waspadji, 2007).
Berbagai macam tumbuhan diketahui dapat mengendalikan kadar glukosa. Secara
tradisional, tumbuhan seperti buncis dan pare telah diketahui berpotensi untuk mencegah
kenaikan kadar glukosa penderita diabetes melitus tipe 2 disamping terapi farmakologik.
Tumbuhan kurma (Phoenix dactylifera) yang sejatinya bukan merupakan tanaman asli
Indonesia ternyata telah diteliti pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang
mengkonsumsi 3 butir kurma tidak menaikkan kadar glukosa. Selama ini buah-buahan
2

yang terasa manis cukup dikhawatirkan oleh penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga
mereka takut untuk mengkonsumsinya, padahal kandungan buah kurma cukup baik dari
segi gizi. Buah kurma kaya akan karbohidrat, serat tumbuhan, vitamin dan mineral
esensial. Buah kurma juga mengandung protein dan lemak dalam jumlah terbatas.
Beberapa penelitian membuktikan efek kurma sebagai antioksidan, antimutagenik,
antimikroba, antiinflamasi, gastroprotektif, hepatoprotektif, nefroprotektif, antikanker dan
memiliki efek imunostimulan (Baliga dkk, 2011).
Kurma merupakan buah yang sangat manis dan lebih banyak mengandung fruktosa
dan dekstrosa dibanding glukosa mempunyai nilai indeks glikemik yang sedang (55-70)
(Ahmed dkk, 1995; Miller dkk, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Munadi dan
Ardinata di Medan pada tahun 2008 yang memberikan 3 buah kurma pada penderita
diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan obat antidiabetik oral dan insulin; kemudian
membandingkannya dengan pemberian pisang ternyata kurma dan pisang tidak
meningkatkan kadar glukosa darah sebelum dan setelah perlakuan (Ardinata dan Munadi,
2010).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh buah kurma
terhadap kadar glukosa penderita diabetes melitus tipe 2.
1.2 Perumusan Masalah
1. Penderita diabetes melitus tipe 2 sering kali merasa kesulitan mencari camilan rendah
kalori yang tidak membahayakan kadar glukosa darah.
2. Kurma masih dianggap berbahaya jika dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus
tipe 2.
1.3 Tujuan Program
Tujuan Umum:
Mengetahui pengaruh buah kurma sebagai camilan rendah kalori, tinggi serat, dan tinggi
antioksidan terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif sumber camilan rendah kalori, tinggi serat dan
tinggi antioksidan pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Tujuan Khusus:
Mengetahui pengaruh kurma terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe
2.
1.4 Luaran yang Diharapkan

1. Diharapkan agar penderita diabetes melitus tipe 2 tidak menganggap bahwa


mengkonsumsi kurma dapat meningkatkan kadar gula darah.
2. Hasil penelitian diharapkan dapat dipublikasikan ke masyarakat luas dan
dipublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi.
1.5 Kegunaan Program
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh kurma pada
kadar glukosa penderita diabetes mellitus tipe 2 sehingga masyarakat mengetahui efek
kurma terhadap kesehatan.

BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Diabetes Tipe 2
Di tahun 1997 the Expert Committee on the Diagnosis and Classification of
Diabetes Melitus di Amerika Serikat merekomendasikan penggantian istilah diabetes
mellitus tidak bergantung-insulin (noninsulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)
dengan diabetes tipe 2, meskipun kedua istilah masih digunakan di semua literature
dunia. Seperti definisi dari the National Diabetes Data Group dan the World Health
Organization, diabetes tipe 2 adalah intoleransi karbohidrat yang ditandai dengan
resistensi insulin, defisiensi relative (bukanabsolut) insulin, kelebihan produksi glukosah
epardan hiperglikemia. Karena definisi insulin komplet jarang terjadi, ketoasi dosis jarang
terjadi pada bentuk diabetes ini.
Diabetes miletus adalah keadaan Hiperglikemia Kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan Mikroskop Elektron (Lubis dkk,1999).
Berbeda dengan diabetes melitus tipe 1 yakni diabetes melitus yang tergantung
insulin yang merupakan penyakit otoimun yang ditentukan secara genetik dengan gejalagejala yang pada akhirnya memicu pada proses bertahapnya perusakan imunologik sel-sel
yang memproduksi insulin. Pada pengobatan diabetes melitus tipe 1 ini tergantung pada
insulin dan rentan terhadap ketosis (Price dan Wilson, 1995).
2.2 Etiologi Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 merupakan Diabetes Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)
atau Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) yang disebabkan kegagalan
relatif sel beta dan resistensi nya insulin. Resisteni insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati.
Sel beta tidak mampu mengimangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artiya
defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurang nya sekresi insulin
pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang
sekresi insulin lain. Bererti sel beta pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa
(Lubis dkk, 1999).

2.3 Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2


Genetika: Toleransi karbohidrat dikontrol oleh berjuta pengaruh genetika. Oleh
karena itu, diabetes tipe 2 merupakan kelainan poligenik dengan factor metabolic
berganda yang berinteraksi dengan pengaruh eksogen untuk menghasilkan fenotip
tersebut. Konkor dan sigenetika untuk diabetes tipe 2 pada kembari dentik mendekati
90%.
Resistensi Insulin
Mekanisme mayor resistensi insulin padaotot skeletal meliputi gangguan aktivitas
sintase glikogen, disfungsi regulator metabolis, reseptor down-regulation, dan
abnormalitas transporter glukosa. Mengakibatkan penurunan ambilan glukosa selular
yang dimediasioleh insulin.Hepar juga menjadi resisten terhadap insulin, yang biasanya
berespons terhadap hiperglikemia dengan menurunkan produksi glukosa. Pada diabetes
tipe 2 produksi glukosa hepar terus berlangsung meskipun terjadi hiperglikemia,
mengakibatkan peningkatan keluaran glukosa hepar basal secara tidak tepat. Obesitas,
terutama obesitas abdomen, berhubungan langsung dengan peningkatan derajatresistensi
insulin.
Disfungsi sel beta
Disfungsi sel beta mengakibatkan ketidakmampuan sel pulau (selislat) pancreas
menghasilkan insulin yang memadai untuk mengompensasi resistensi insulin dan untuk
menyediakan insulin yang cukup setelah sekresi insulin dipergunakan. Diteorikan bahwa
hiperglikemia dapat membuat sel beta semakin tidak responsive terhadap glukosa karena
toksisitas glukosa.
Sekresi insulin normalnya terjadi dalam duafase. Fase pertama terjadi dalam
beberapa menit setelah suplai glukosa dan kemudian melepaskan cadangan insulin yang
disimpan dalam sel beta; fase kedua merupakan pelepasan insulin yang baru disintesis
dalam beberapa jam setelah makan. Pada diabetes tipe 2 fase pertama pelepasan insulin
sangat terganggu. Fungsi sel beta (termasuk sel awal sekresi insulin) dan resistensi insulin
membaik dengan penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik.
2.4 Terapi Farmakologis dan Non-Farmakologis untuk DM Tipe 2
Pada penderita DM tipe 2 pengaturan makanan merupakan hal yang sangat
penting. Bila hasil pengaturan makanan tidak sesuai dengan yang diharapakan,
diperlukan obat-obat hipoglikemia OAD (oral anti-diabetic) atau insulin untuk penderita
ini. Seperti telah diketahui, mayoritas penderita diabetes melitus tipe 2 mengalami
obesitas. Dengan demikian tujuan utama dari pengaturan makanan adalah menurunkan
6

berat badan keberat badan ideal. Untuk itu, penderita diberi diet rendah kalori atau rendah
energi. Menurut Feingold (1960), efek pada kadar glukosa darah ini terjadi sebelum
penurunan berat badan terjadi secara nyata. Pada beberapa penderita, pengurangan
jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar glukosa.
Pada penderita harus diberikan penyuluhan tentang hubungan antara intake
makanan dan kontrol dari diabetes. Kadang-kadang pada penderita diperlukan perawatan
di rumah sakit sebentar untuk mendapatkan diet yang ketat. Khusus untuk keadaan
darurat atau diet terapi yang diberikan dalam jangka waktu yang singkat, seperti keadaan
paska operasi, syarat pemenuhan kebutuhan gizi dapat diabaiakan sementara. Pada
keadaan demikian, yang penting diperhatikan dalam bentuk makanan, jenis bahan
makanan dan volume makanan(Pranadji,2001).
Jadwal Makan Penderita DM
(Sumber: Waspadji, 2007. Pedoman Diet DM. Jakarta: FKUI)

Jenis makanan
Makanpagi
Selingan
Makansiang
Selingan
Makan sore/makanmalam
Selingan

Waktu
07.00
10.00
13.00
16.00
19.00
21.00

Total Kalori
20%
10%
30%
10%
20%
10%

2.5 Kurma
Kurma adalah buah yang tumbuh dari pohon palem keluarga Arecaceaedari genus
phoenix. Nama ilmiah kurma adalah dactilifera phoenix. Kurma diyakini berasal dari
tanah di sekitar tepisungai Nil dan Efrat. Sekarang pohon kurma dibudidayakan secara
luas di wilayah beriklim hangat di semua benua, termasuk di Afrika, Australia
danAmerika (California).
Kurma segar memiliki daging yang berserat lembut dan rasanya sangat manis,
seperti campuran sirup, gula dan madu. Daging buah kurma berisi gula sederhana seperti
frukstosa dan dekstrosa yang mudah dicerna dan cepat mengisi ulang energi tubuh.
Karena karakteristik tersebut, kurma sangat cocok untuk mengawali berbuka puasa.
(Salma, 2010)
Rincian kandungan gizi kurma (per 100 g)
(Sumber: USDA National Nutrient Database)

Unsur
Energi

Nilai Gizi
277 Kkal

Persen Kecukupan Gizi


14 %
7

Karbohidrat
Protein
Total Lemak
Kolestrol
Seratmakanan
AsamFolat
Niacin
Asampantotenat
Piridoksin
Riboflavin
Thiamin
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin K
Sodium
Potasium
Kalsium
Tembaga
Besi
Magnesium
Mangan
Fosfor
Seng
Beta Karoten
Lutein-zeaxantin

74,97 g
1,81 g
0,15 g
0 mg
6,7 g
15 mcg
1,610 mg
0,805 mg
0,249 mg
0,060 mg
0,050 mg
149 IU
0 mg
2,7 mcg
1 mg
696 mg
64 mg
0,362 mg
0,90 mg
54 mg
0,296 mg
62 mg
0,44 mg
89 mcg
23 mcg

58%
3%
<1%
0%
18%
4%
10%
16%
19%
4,5%
4%
5%
0%
2%
0%
16%
6,5%
40%
11%
13%
13%
9%
4%
-

Kurma memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Kerusakan vaskuler


pada diabetes mellitus juga dipicu oleh radikal bebas yang dapat dilawan dengna
antioksidan. Berdasarkan berbagai jenis tingkat kematangannya, buah kurma memiliki
kandungan antioksidan 13 glikosida-glikosida flavonoid antara lain luteolin, quercetin
dan apigenin. Juga mengandung procyanidin, fenolik-fenolik, p-coumaric, asam ferulic,
asam-asamsinapic acids dan derivate-derivat asam-asam cinnamic (Al-Mamary dkk,
2010).
Penelitian mengenai buah kurma pada penderita diabetes melitus telah dilakukan
oleh Munadi dan Ardinata tahun 2009 di Medan. Mereka membandingkan kadar glukosa
penderita diabetes melitus tipe 2 setelah mengkonsumsi 3 butir kurma (15 g)
dibandingkan dengan mengkonsumsi 1 buah pisang barangan (50 g). Hasil penelitian
membuktikan bahwa buah kurma dan pisang tidak meningkatkan kadar glukosa penderita
diabetes (Ardinata dan Munadi, 2009). Penelitian lain juga membuktikan bahwa kurma
dapat mencegah obesitas, diabetes melitus dan sindrom metabolik (Devalaraja, 2011).

Kurma mengandung serat tidak larut yang dapat menurunkan kadar glukosa dan
kolesterol darah (Devalaraja, 2011).

BAB III
Metode Penelitian
Izin Etik: Peneliti akan untuk memohon izin etik ke
Sample: 10 pasien penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di RS PMI Bogor
Metode: Pasien akan diberikan perjalanan mengenai penelitian ini, dan jika setuju akan
diminta mengisi informed consent
Tahap 1. Dilakukan pengambilan darah puasa dan gula darah 2 jam
setelah makan. Kemudian subyek mendapat konseling gizi tentang
penetapan kebutuhan kalorinya selama sehari sesuai dengan berat
badan,
tinggi badan dan aktivitas fisiknya. Setelah itu subyek
diberikan buah kurma untuk camilan selama 2 minggu (3 x 3 buah
kurma setiap hari) bagi penderita DM tipe 2. Sesuai dengan jadwal
pada tabel 1, subyek diminta mencatat makanan yang dikonsumsinya
setiap hari.
Tabel 1. Jadwal Makan Subyek
Jenis Makan
Waktu
Makan pagi
07.00
Camilan setelah makan pagi
09.30
Makan siang
12.30
Camilan setelah makan siang 14.30
Makan malam
18.00
Camilan
setelah
makan 20.30
malam
Tahap 2. Setelah subyek penelitian mengkonsumsi kurma sebagai
camilan selama 2 minggu, kemudian dilakukan pengukuran gula darah
puasa dan gula darah 2 jam setelah makan. Subyek juga diberikan
konseling mengenai pengaturan pola makannya sehari-hari selama 2
minggu berikutnya. Subyek diminta mencatat makanan yang
dikonsumsinya setiap hari dan dilakukan pengambilan gula darah
puasa dan gula darah 2 jam setelah makan.
Tahap 3. Langkah terakhir adalah membandingkan kadar gula darah
penderita DM tipe 2, sebelum, setelah 2 minggu dan setelah 4 minggu
mengkonsumsi kurma.

10

BAB IV
4.1. Biaya dan Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan
No
1
2
3
4

Jenis Pengeluaran
Peralatan penunjang (25%)
Bahan habis pakai (35%)
Perjalanan (11%)
Lain-lainnya: administrasi, publikasi, seminar, laporan,
(Maks 15%)
Jumlah

Biaya (Rp)
3.125.000
4.375.000
1.350.000
1.875.000
10.650.000

11

4.2 Jadwal Kegiatan


Lampiran 3.1 Tahapan Penelitian
Hari keTahapan
Pengambilan gula
darah puasa
Pengambilan gula
darah 2 jam
setelah makan

1
0

1
1

1
2

1
3

1
4

1
5

Konseling gizi

Pengukuran data
umum pasien

Konsumsi kurma

Pencatatan
makanan

Analisis data
peserta

12

16
dst

Daftar Pustaka
Ardinata,A. dan Munadi. (2005). Perubahan Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 yang Terkontrol Setelah Mengkonsumsi Kurma .MajalahKedokteran
Nusantara228.Vol 41 No 1: 29-35.
Arifin, LA. (2011). Panduan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2 Terkini. Available:
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/73411/. Last accessed 25th September 2014.
Baliga, MS., Baliga, BRV., Kandathil, SM., Bhat, HP., and Vayalil, PK. (2011). Review of
The Chemistry and Pharmacology of The Date Fruits (Phoenix dactylifera L.). Food
Research International2011.vol 4 issue 77:1812-1822.
Darmono.(2000). PatofisiologiKomplikasiVaskuler Diabetes Melitus. Vol:35 No:2. Media
Medika.net. Jurnal KedokteranMedia Medika Indosiana FK Undip. Diunduh dari
http://www.mediamedika.net/archives/111. 23September2014.
Haznam, MW. (1991). Endokrinologi. Angkasa Offset. Bandung. 36-109.
Lubis, HR. dkk. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Jilid I. Media Aesculapicus,
FKUI. Jakarta. 580-587.
Perkeni. (1998). Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. 1-22.
Price, SA. dan Wilson, LM. (1995). Pankreas Metanolisme Glukosa dan Diabetes
Melitus dalam Patofisiologi. Edisi 4. Penerbit EGC. 1111-1114.
Pranadji, D., Martianto, D. & Subandrio, V. (2001). Perencanaan Menu untuk Penderita
Diabetes Melitus. Swadaya, Jakarta.
Siburian, P. (2004). Pemberian Makanan Pengganti Pada Penderita Diabetes Melitus.
http://www.waspada.co.id. Last seen: 24 September 2014.
Tjokroprawiro, A. (2000). Tinjauan Pustaka: Diabetik Neuropati; dari Basik ke
Surabaya Diabetes Update-VIII (SDU-VIII).

Klinik .

13

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 3.2 Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing


I.

Biodata Ketua dan Anggota Kelompok


A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
: Gemia Clarisa Fathi
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. Program Studi
: Kedokteran Umum
4. NPM
: 1102014114
5. Tempat dan Tanggal Lahir
: Bogor, 29 April 1996
6. Email
: gemiaclarisa@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP
: 085714394121
8.
B. Riwayat Pendidikan

SMP
MTs Darul
Muttaqien
Bogor
-

SMA
MA Darul
Muttaqien
Bogor
IPA

2001-2007

2007-2010

2010-2013

SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk Lulus

SDS Insan Kamil


Bogor

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa

Jakarta, 25 September 2014

(Gemia Clarisa Fathi)


14

ANGGOTA 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NPM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Email
7. Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan

: Fuzarisma
: Perempuan
: Kedokteran Umum
: 1102014131
: 7 Desember 1995
: fuzarsm@gmail.com
: 085780335111

SMAN 6
Tangerang

SMP
SMP
Almsthuriyah
Sukabumi
-

2001-2007

2007-2010

2010-2013

SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus

SDN Sukaasih 1
Tangerang

SMA

IPA

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.

Jakarta, 25 September 2014

(Fuzarisma)
ANGGOTA 2

15

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NPM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. Email
7. Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus

: Firdaus Pratama
: Laki-lai
: Kedokteran Umum
: 1102014101
: Bogor, 14 September 1995
: firdaushxh@gmail.com
: 081282772522

SD
SDS Al-Ghazaly
Bogor

SMP
SMPs Insan
Kamil Bogor

SMA
SMAS Insan
Kamil Bogor
IPA

2001-2007

2007-2010

2010-2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.

Jakarta, 25 September 2014

(Firdaus Pratama)

ANGGOTA 3
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap

: Lukman Mansyur Kusmawan

16

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jenis Kelamin
Program Studi
NPM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
Nomor Telepon/HP

: Laki-laki
: Hukum
: 1302014055
: Purwakarta, 27 Mei 1996
: bripda.lukman@yahoo.co.id
: 087726338975

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus

SD
SDN 1
Ligarmanah
Purwakarta
-

SMP
SMPN 1
Cempaka
Purwakarta
-

SMA
SMAN 1
Cibatu
Purwakarta
IPA

2001-2007

2007-2010

2010-2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.

Jakarta, 25 September 2014

(Lukman Mansyur Kusmawan)

ANGGOTA 4
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin

: Sandy Aditya Permana


: Laki-laki

17

3.
4.
5.
6.
7.

Program Studi
NPM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
Nomor Telepon/HP

: Teknik Informasi
: 1402014113
: Jakarta, 18 September 1996
: sandyadityapermana@gmail.com
: 08977272337

B. Riwayat Pendidikan
SD
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk Lulus

SDN Warakas 06
Jakarta

SMP
SMP
Barunawati 2
Jakarta Utara

SMA
SMKN 55
Jakarta

Teknik
Instalasi

2002-2008

2008-2011

2011-2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksamaan dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas Mahasiswa.
Jakarta, 25 September 2014

(Sandy Adidya Permana)


BIODATA PEMBIMBING PENELITI
A Identitas Diri
1
2

Nama Lengkap
Jabatan Fungsional

Dr. Hj. Rika Yuliwulandari, PhD


Asisten Ahli

18

3
4
5
6
7

Jabatan Struktural
NIP/NIK/Identitas lainnya
NIDN
Tempat dan Tanggal
Lahir
Alamat Rumah

Manager Genetic Research


531111100087
0304077403
Tulungagung, 4 Juli 174

8
9

Nomor Telepon
Alamat Kantor

1
0
1
1
1
2
1
3

Nomor Telepon

Komplek Aneka Elok G2 no 4


Penggilingan Jaktim
087782065501
Jl Letj Soeprapto Cempaka Putih
Jakarta
021-4244574

Alamat e-mail

rika.yuliwulandari@yarsi.ac.id

Lulusan yang Telah


Dihasilkan
Mata Kuliah yang
diampu

S-1= 3 orang; S-2=-orang;S-3=-orang


1. Farmakologi Dasar
2. Farmakologi Klinik
3. Farmasi Kedokteran

B Riwayat Pendidikan

Nama Perguruan
Tinggi

S-1
Universitas
Airlangga

Bidang Ilmu

Kedokteran

Tahun Masuk-Lulus
Tahun Masuk-Lulus
Judul
Skripsi/Thesis/Dise
rtasi

1992-1999
1992-1999
Efek
Pemberian
ASI Eksklusif
pada Berat
Badan Bayi
Hingga Umur
2 Tahun

S-2
The University
of Tokyo

S-3
The
University of
Tokyo
Medicine,
Medicine,
International
International
Health
Health
2006-2008
2008-2011
2006-2008
2008-2011
Polymorphisms
Host Genetic
NStudy of
Acetyltransferas Tuberculosis
e 2 (NAT2) and
in Javanese
Human
Indonesia
Leukocyte
Antigen (HLA)
genes in
Javanese
Indonesia
19

Nama
Pembimbing/Prom
otor

Prof. DR. Dr.


Arsiniati B.
Arbai

Prof. Katsushi
Tokunaga, PhD

Prof. Katsushi
Tokunaga,
PhD

C Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No
.
1
2
3
4
5

Tahu
n
200
8
200
8
200
9
201
0
201
0

Judul Penelitian
Peran Gen EDAR terhadap
Morfologi Rambut
Peran Gen FGFR 2 terhadap
Ketebalan Rambut
Studi Fungsional gen NAT 2
Peran CD209 Pada Timbulnya
Tuberkulosis
Peran Gen TLR Pada
Timbulnya Tuberkulosis

Pendanaan
Jumlah
Sumber
(Rp)
Universitas
4500000
Tokyo
00
Universitas
2750000
Tokyo
00
Universitas
2500000
Tokyo
00
Universitas
2000000
Tokyo
00
Universitas
1750000
Tokyo
00

D Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam


5 Tahun Terakhir
No
.

Tahu
n

Judul Pengabdian Masyarakat

Penyuluhan tentang tes


1 2008 tuberculin
2 2011 Penyuluhan di Panti Asuhan

Pendanaan
Jumlah
Sumber
(Rp)
Tidak
Pemda Blitar
tahu
Universitas
250000
YARSI
00

20

E Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal


Dalam 5 Tahun Terakhir
No

Judul Artikel Ilmiah

A scan for genetic determinants of human hair


morphology: EDAR is associated with Asian hair thickness
Polymorphisms of promoter and coding regions of the
arylamine N-acetyltransferase 2 (NAT2) gene in the
Indonesian population: proposal for a new nomenclature

Volume/
Nomor/
Nama Jurnal
Tahun
15/17(6):8 Hum Mol
35Genet
43/2008
53/3:2019/2008

Hum Genet

No evidence for association between the interferon


regulatory factor I (IRFI) gene and clinical tuberculosis

89-1:716/2009

Tuberculosis
(edinb).

Polymorphisms of HLA genes in Western Javanese


(Indonesia): close affinities to Southeast Asian populations

73/1:4653/2009

Tissue
Antigens

FGFR2 is associated with hair thickness in Asian


population

54/8:4615/2009

J Hum
Genet.

Polymorphisms of HLA Genes in Western Javanese


(Indonesia) and their association to tuberculosis

85/3:164167/2010

Kekkaku

Association of HLA-A, -B, and -DRBI with pulmonary


tuberculosis in Western Javanese Indonesia

71/7:697701/2010

Hum
Immunol

Association of CD209 polymorphisms with development


of tuberculosis in an Indonesian females

72/9:7415/2011

Hum
Immunol

Association of TLR polymorphisms with development of


tuberculosis in Indonesian females
Mahasirimongkol S, Yanai H, Mushiroda T,
Promphittayarat W, Wattanapokayakit S, Phromjai J,
Yuliwulandari R, Wichukchinda N, Yowang A, Yamada

79/3:1907/2012
56(6):3637/2012

Tissue
Antigens
J Hum
Genet.

10

21

N, Kantipong P, Takahashi A, Kubo M, Sawanpanyalert P,


Kamatani N, Nakamura Y, Tokunaga K. Genome-wide
association
studies of tubercolusis
in Asian identify
distinct
F Pengalaman
Penyampaian
Makalah
Secara Oral
pada Pertemuan/Seminar Ilmiah Dalam 5 Tahun
Terakhir
N
o

Nama Pertemuan Ilmiah


atau Seminar

The 52th Annual Meeting


of Javanese Society of
Human Genetics (JSHG)
The 53th Annual Meeting
of Javanese Society of
Human Genetics (JSHG)

Judul Artikel Ilmiah

Waktu
dan
Tempat
2007,
Tokyo

The 84th Japanese Society


of Tuberculosis (JST)

Polymorphisms of NAT2
gene in Western Jvanese
Indonesia
Polymorphisms of
Human Leukocyte
Antigen (HLA) gene and
their association with
tuberculosis in Western
Indonesia
Host Genetic Study of
Tuberculosis in Indonesia

Wellcome Trust, Genomic


of Complex Disease,
Workshop

Fine Mapping of
Tuberculosis loci on
Chromosome 20p

2010,
London

The 1st USA-Indonesia


Kavli Frontier of Science

Genetics Studies of
Tuberculosis in Indonesia

2011,
Bogor

2008,
Tokyo

2009,
Hokkaido

G Pengalaman Penulisan Buku Dalam 5 Tahun Terakhir


N
o
1

Judul Buku
Tidak ada

Tahun

Jumlah Halaman

Penerbit

22

H Pengalaman Perolehan HKI Dalam 5-10 Tahun


Terakhir
N
o
1

Judul/Tema HKI
Tidak ada

N
o
1

1
2
3

Jenis

Nomor P/ID

Pengalaman Merumuskan Kebijakan


Publik/Rekayasa Sosial Lainnya 5 Tahun Terakhir

Judul/Tema/Jenis RekayasaSosial
Lainnya yang telah Diterapkan
Tidak ada

N
o

Tahun

Tahun

Tempat
Penerapan

Respon
Masyara
kat

Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 Tahun


Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
Institusi Pemberi
Penghargaan

Isi Penghargaan
Beasiswa Asian Development
Bank di Tokyo
Presentasi terbaik pada ujian
akhir S2
Makalah terbaik III pada
kontes makalah ilmiah

Tahun

ADB

20062008

Universitas Tokyo

2008

Universitas Tokyo

2008

Beasiswa Universitas Tokyo

Universitas Tokyo

Beasiswa DIKTI

DIKTI

20082009
20092011

23

Lampiran 3.3 Justifikasi Anggaran Kegiatan


1

Alat dan Bahan

Kurma

5 kg (@ Rp.150.000,-)

Rp.750.000,-

Pengambilan Glukosa Darah Puasa

20 Pengambilan (@ Rp.50.000,-) Rp.1.000.000,-

Timbangan Berat Badan

2 Buah (@ Rp.350.000,-)

Rp.700.000,-

Alat Pengukur Tinggi Badan

2 Buah (@ Rp.350.000,-)

Rp.700.000,-

10 Buah (@ Rp.300.000,-)

Rp.3000.000,-

Transportasi 3 Peneliti

2 Kunjungan (@ Rp.200.000,-)

Rp.1.200.000,-

Suvenir untuk Subjek Penelitian

10 Orang (@Rp.100.000,-)

Rp.1.000.000,-

Kertas

1 rim

Rp. 35.000,-

Tinta Printer

1 set

Rp. 250.000,-

Brosur

30 lembar (@ Rp. 2.000,-)

Rp. 60.000,-

Honor dan Transportasi

Administrasi

Fotokopi
4

Rp. 50.000,-

Publikasi

Pengolahan Data

Rp.755.000,-

Penelusuran Kepustakaan

Rp.1.000.000,-

Publikasi Kejurnal Ilmiah

Rp.150.000,-

Jumlah

Rp. 10.650.000,-

24

No

1
2
3
4
5

Nama / NPM

Gemia Clarisa Fathi


/1102014114
FirdausPratama
/1102014101
Fuzarisma
/1102014111
Lukman Mansyur Kusmawan
/1302014055
Sandy Aditya Permana
/1402014113

Program
Studi

Bidang
Ilmu

Kedokteran Kedokteran
Umum
Kedokteran Kedokteran
Umum
Kedokteran Kedokteran
Umum
Hukum
Hukum

Teknik
Teknik
Informatik Informasi
a
Lampiran 3.4 Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas

Alokasi
Waktu
(Jam/Minggu)
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu
21
Jam/Minggu

Uraian
Tugas
Observasi
dan Meneliti
Observasi
dan Meneliti
Observasi
dan Meneliti
Penyuluhan
Pengolahan
Data

25

Anda mungkin juga menyukai