Disusun oleh:
RIVQI FATHIANI
HERU KUSHANDOKO
GUFRON
WIDYAWATI
AHMAD TOHIR
M.AMIRUDDIN
Kelas
Kelompok
:MI-A
:V
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada
baginda Rasulullah SAW., Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
kepribadian dan pancasila dengan judul PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA
REFORMASI dan PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN KAMPUS. .
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari dosen, orang tua, teman-teman mahasiswa,
dan sahabat yang dengan ikhlas membantu sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi bisa teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca pada umumnya, khususnya kepada kami
dan para mahasiswa ATI Tunas Bangsa cabang Jawa Tengah wilayah Jepara.
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang, dan mengharapkan
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR
ISI........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
v
LATAR BELAKANG..................................................................................
RUMUSAN MASALAH................................................................................
TUJUAN PENULISAN..............................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
v
v
AKTUALISASI PANCASILA....................................................
BUDAYA AKADEMIK............................................................
KESIMPULAN ............................................................
SARAN.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
1.
bagaimana jika dalam reformasi dan dalam kehidupan dalam kampus tidak
menggunakan paradigma, khususnya tidak menggunakan pancasila sebagai
paradigma reformasi maupun kehidupan dalam kampus?
2.
Bagaimana cara mengaktualisasikan pancasila tersebut di perguruan tinggi
atau kampus dan pada reformasi?
C.
1.
Tujuan Penulisan
Mengetahui fungsi paradigma dalam reformasi dan dalam kampus.
2.
Memahami serta dapat mengaktualisasikan pancasila dalam kampus dan
pada reformasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
1.
Pengertian reformasi
Makna Reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dari akar kata
reform, sedangkan secara harafiah reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan
yang memformat ulang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang,
untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal
yang di cita-citakan rakyat. Reformasi juga di artikan pembaharuan dari paradigma,
pola lama ke paradigma, pola baru untuk memenuju ke kondisi yang lebih baik
sesuai dengan harapan.
2. Peranan Pancasila sebagai paradigma reformasi
Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja bangsa
dan negara dimasa lampau, mengoreksi segala kekurangannya,sambil merintis
pembaharuan untuk menjawab tantangan masa depan. Pelaksanaan kehidupan
berbangsa dan bernegara masa lalu memerlukan identifikasi, mana yang masih
perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki.
Pancasila yang merupakan lima aksioma yang disarikan dari kehidupan
masyarakat Indonesia jelas akan mantap jika diwadahi dalam sistem politik yang
demokratis, yang dengan sendirinya menghormati kemajemukan masyarakat
Indonesia. Pemilihan umum, salah satu sarana demokrasi yang penting, baru
dipandang bebas apabila dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil.
Peranan Pancasila dalam era reformasi harus nampak sebagai paradigma
ketatanegaraan, artinya Pancasila menjadi kerangka pikir atau pola pikir bangsa
Indonesia, khususnya sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai landasan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Ini berarti bahwa setiap gerak langkah bangsa dan
negara Indonesia haru selalu dilandasi oleh sila-sila yang terdapat dalam Pancasila.
Sebagai negara hukum setiap perbuatan, baik dari warga masyarakat, maupun dari
pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum yang jelas. Jadi
hukum yang dibentuk tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
3.
4.
Untuk melakukan reformasi, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi, yaitu:
a.
b.
5.
Dalam era reformasi akhir-akhir ini, seruan dan tuntutan rakyat terhadap
pembaharuan hukum sudah merupakan suatu keharusan karena proses reformasi
yang melakukan penataan kembali tidak mungkin dilakukan tanpa melakukan
perubahan-perubahan terhadap peraturan perundang-undangan. Agenda yang lebih
konkrit yang diperjuangkan oleh para reformis yang paling mendesak adalah
reformasi bidang hukum.
Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa setelah peristiwa 21 Mei 1998
saat runtuhnya kekuasaan Orde Baru, salah satu sub system yang mengalami
kerusakan parah selama Orde Baru adalah bidang hukum. Produk hukum baik
materi maupun penegakkannya dirasakan semakin menjauh dari nilai-nilai
kemanusiaan, kerakyatan, serta keadilan. Sub-sistem hukum nampaknya tidak
mampu menjadi pelindung bagi kepentingan masyarakat dan yang berlaku hanya
bersifat imperative bagi penyelenggara pemerintahan.
6.
Landasan sumber nilai system politik Indonesia dalam pembukaan UUD45 alenia
IV, jika dikaitkan dengan alenia II, dasar politik ini menunjukkan bentuk dan
bangunan kehidupan masyarakat Indonesia. Namun dalam kenyataannya nilai
demokrasi ini pada masa Orla dan Orba tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Reformasi politik pada dasarnya berkenaan dengan masalah kekuasaan yang
memang diperlukan oleh negara maupun untuk menunaikan dua tugas pokok yaitu
memberikan kesejahteraan dan menjamin keamanan bagi seluruh warganya.
Reformasi politik terkait dengan reformasi dalam bidang-bidang kehidupan lainnya,
seperti bidang hukum, ekonomi, sosial budaya serta hakamnas. Misalnya, dalam
bidang hukum, segala kegiatan politik harus sesuai dengan kaidah hukum, oleh
karena itu hukum harus dibangun secara sistematik dan terencana sehingga tidak
ada kekosongan hukum dalam bidang apapun. Jangan sampai ada UU tetapi tidak
ada PP pelaksanaanya yang sering kita alami selama ini.
7.
B.
1.
Aktualisasi pancasila
Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul-betul ada, terjadi, atau
sesungguhnya, hakikatnya. Dimana pancasila memang sudah jelas berdiri di Negara
Indonesia sebagai dasar Negara dan ideologi Negara. Aktualisasi Pancasila adalah
bagaimana nilai-nilai Pancasila benar-benar dapat tercermin dalam sikap dan
perilaku seluruh warga negara mulai dari aparatur dan pimpinan nasional sampai
kepada rakyat biasa.
2.
Budaya akademik
Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi dewasa ini suatu agenda
yang sangat mendesak untuk mewujudkan adalah reformasi dalam bidang hukum
dan peraturan perundang- undangan. Negara indonesia adalah negara yang
berdasarkan hukum, oleh karena itu dalam rangka melakukan penataan Negara
untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis maka harus menegakkan
supremasi hukum. Agenda reformasi yang pokok untuk segera direalisasikan adalah
untuk melakukan reformasi dalam bidang hukum. Konsekuensinya dalam
mewujudkan suatu tatanan hukum yang demokratis, maka harus dilakukan
pengembangan hukum positif.
Sesuai dengan tatib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan hukum harus
sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib hukum Indonesia maka
dalam pengembangan hukum positif Indonesia, maka falsafah negara merupakan
sumber materi dan sumber nilai bagi pengembangan hukum. Hal ini berdasarkan
Tap No. XX/MPRS/1966, dan juga Tap No. III/MPR/2000. namun perlu disadari, bahwa
yang dimaksud dengan sumber hukum dasar nasional, adalah sumber materi dan
nilai bagi penyusunan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dalam
penyusunan hukum positif di Indonesia nilai pancasila sebagai sumber materi,
konsekuensinya hukum di Indonesia harus bersumber pada nilai-nilai hukum Tuhan
(sila I), nilai yamh terkandung pada harkat, martabat dan kemanusiaan seperti
jaminan hak dasar (hak asasi) manusia (sila II), nilai nasionalisme Indonesia (sila III),
nilai demokrasi yang bertumpu pada rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara
(sila IV), dan nilai keadilan dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan (sila
V).
Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam penyusunan dan pengembangan hukum
aspirasi dan realitas kehidupan masyarakat serta rakyat adalah merupakan sumber
materi dalam penyusunan dan pengembangan hukum.
6.
Dalam penegakan hak asasi manusia, mahasiswa harus bersikap obyektif, dan
benar-benar berdasarkan kepentingan moral demi harkat dan martabat manusia,
bukan karena kepentingan politik terutama kepentingan kekuasaan politik dan
konspirasi kekuatan internasional yang ingin menghancurkan negara Indonesia.
Perlu kita sadari bahwa dalam penegakan hak asasi tersebut, pelanggaran hak asasi
dapat dilakukan oleh seseorang, kelompok orang termasuk aparat negara,
penguasa negara baik disengaja ataupun tidak disengaja (UU. No. 39 Tahun 1999).
Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi seringkali kurang adi.
Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur, banyak kekuatan yang mendesak untuk
mengusut dan mernyeret bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional. Namun,
ratusan ribu rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas, Sampit, Poso dan
lainnya tidak ada kelompok yang mau memperjuangkannya. Padahal hak asasi
mereka sudah diinjak-injak, jelaslah kejadian serta menderitanya mereka sama.
Akan tetapi tetap tidak ada yang mau menolong.
Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya reformasi, mari kita
tujukan pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua cita-cita dan
tujuan dasar dari reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga
bahwasanya kita merupakan mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi hak
asasi manusi masihlah belum maksimal kinerjanya untuk hal yang disebutkan
diatas. Maka, dari detik ini. Kita sebagai generasi bangsa haruslah benar-benar
menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap prilaku kita. Dimanapun, dan pada
siapapun.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan kami yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan serta
penyusunan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
kami dan para mahasiswa ATI Tunas Bangsa cabang Jawa Tengah wilayah
Jepara pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
KESIMPULAN
a.
kesimpulan
harus dikehendakinya. Mereka pun harus bersumber pada hati nurani serta sikap
moral yang luhur yang bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan.
B.
Saran
1.
Kepada pembaca diharapkan makalah ini dapat menabah wawasan mengenai
peranan Pancasila sebagai Paradigma.
2.
Kepada rakyat Indonesia diharapkan bisa menerapkan nilai-nilai pancasila
dalam melakukan gerakan Reformasi di bidang hukum, politik, dan Ekonomi serta
Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigmareformasi/
http://mirud1992.blogspot.com/2012/12/makalah-pancasila-sebagai-paradigma.html