PSP 5 Kev
PSP 5 Kev
Nim
1321105047
Mata Kuliah :
kelompok yang diperbolehkan untuk berpartisipasi di dalam suatu tatanan politik. Suatu program
pemerintah akan menjadi seimbang dengan implementasi kebijakan yang dikeluarkan dengan
melakukan pengagregasian kebutuhan.
Agregasi kepentingan dapat di pengaruhi oleh berbagai macam factor, salah satunya
adalah dengan hadirnya partai politik. Dalam negara otoriter, partai penguasa mencoba untuk
mengawasi dukungan publik terhadap kebijakan-kebijakannya secara tersembunyi dan
terkendali, dan proses yang terjadi bersifat dari atas ke bawah. Sedangkan di negara demokrasi
multi partai mencoba untuk membangun koalisi dalam memperjuangkan suatu program
pemerintah, sedangkan di negara-negara demokrasi dengan dua partai seperti contohnya Amerika
Serikat, partai-partai bersaing untuk menggalang dukungan terhadap kebijakan yang mereka
buat.
Terdapat berbagai cara untuk dapat memadukan antara pembuat kebijakan dengan
kepentingan politik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan hubungan personal. Hampir
setiap orang memiliki jaringan patron-client, dimana adanya hubungan timbal balik antara para
pejabat atau kelompok kepentingan yang memberikan patronase kepada pendukungnya, dan para
pendukung yang memberikan loyalitas untuk terus mendukung pejabat atau kelompok
kepentingan teersebut. Ketika suatu agregasi kepentingan dilakukan melalui patron-client
network maka akan sangat sulit memobilisasi sumber-sumber politik untuk memberikan respon
terhadap krisis. Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan politik tergantung daripada perjanjianperjanjian yang dibuat oleh petinggi-petinggi di dalam suatu negara.
legislative serta eksekutif, maka dapat dipastikan segala kebijakannya akan dapat
diimplementasikan kepada publik.
Dalam negara demokrasi, partai politik dan pemilihan umum merupakan satu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan karena terlibatnya partai politik dalam pemilihan politik. Dalam
negara demokrasi, partai politik dan pemilihan umum merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan karena terlibatnya partai politik dalam pemilihan politik.
menentukan yang mengelola urusan pemerintahan dan membuat kebijakan publik. pemilihan
yang dilakukan secara bebas dalam memenbtukan pilihan ataupun memilih untuk tidak terlibat
dalam pemilihan.
Sedangkan pemilihan umum dalam negara-negara komunis digunakan pemerintah untuk
mendapatkan legitimasi politik. Partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dinegara komunis
lebih tinggi karena biasanya menekankan kepada publik untuk berpasrtisipasi dalam kegiatan
pemilihan umum.
Sistem partai otoriter juga dapat melakukan agregasi kepentingan. Pada system ini
agregasi kepentingan dilakukan melalui interaksi interaksi yang dilakukan oleh kelompok bisnis,
pemiliki lahan, serta kelompok institusional pada bidang militer maupun birokrasi. Meskipun
terdapat pemilihan umum, hal itu ditenggarai hanya merupakan pemilihan yang bersifat purapura. Sebab publik tidak benar-benar memiliki kesempatan untuk menentukan agregasi
kepentingannya melalui pilihan-pilihan yang diberikan oleh partai. Control yang paling
mencolom dilakukan pada exclusive governing parties adalah dimana segala sumber daya politik
diatur dan dikuasai oleh pemerintah. selain itu, tidak banyak ditemukan adanya aktivitas politik
yang berlawanan dengan ideology pemerintah. System ini mengontrol serta menekan seluruh
lapisan masyarakat untuk mendukung segala kebijakan yang berasal dari petinggi negara.
Militer juga memiliki potensi dalam melakukan agregasi kepentingan public. Pada saat
pemerintah kehilangan kepercayaan oleh public karena pemerintah dianggap tidak mampu
mengagregasikan kepentingan public, maka militer dapat memperlihatkan bahwa hanya mereka
yang dapat mempertahankan legitimasi pemerintahan dan bahkan mereka dapat membentuk
suatu sistem pemerintahan baru dengan militer yang berada di puncak pemerintahan. Militer
yang pada awalnya mendominasi agregasi kepentingan, sedikit demi sedikit mengurangi
dominasinya secara langsung melalui peraturan-peraturan yang dibuat dan mendominasi secara
tidak langsung dengan mendukung pemerintah, meski militer juga berperan langsung dalam
mengambil alih kekuasaan apabila pemerintahan gagal. Militer dibentuk untuk melaksanakan
komando dari pemerintahan pusat sehingga sangat kecil kemungkinan bagi mereka untuk
memobilisasi dukungan untuk mereka maupun menjalin komunikasi politik.
Agregasi kepentingan dianggap dapat mempengaruhi legitimasi suatu pemerintahan.
maka dari itu, sistem pemerintahan demokratis dianggap mampu mengakomodir kepentingan
publik. Sistem demokratis dianggap mampu memberikan ruang bagi publik untuk
menyampaikan kepentingannya. Selain itu, sistem demokratis mampu menuntun para pemerintah
untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan keinginan publik. Keberhasilan kebijakan publik
tergantung dari efektifitas dari agregasi kepentingan. Agregasi kepentingan yang efektif dapat
mengakomodir kepentingan-kepentingan masyarakat yang paling sesuai dengan kondisi
masyarakat untuk dikonversi menjadi kebijakan publik.