Anda di halaman 1dari 4

Nama

Jeremia Kevin Paliama

Nim

1321105047

Mata Kuliah :

Perbandingan Sistem Politik

AGREGASI KEPENTINGAN DAN PARTAI POLITIK


Agregasi kepentingan merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarkan
oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif kebijaksanaan
pemerintah. Agregasi menentukan kepentingan yang didengar,

menentukan individu atau

kelompok yang diperbolehkan untuk berpartisipasi di dalam suatu tatanan politik. Suatu program
pemerintah akan menjadi seimbang dengan implementasi kebijakan yang dikeluarkan dengan
melakukan pengagregasian kebutuhan.
Agregasi kepentingan dapat di pengaruhi oleh berbagai macam factor, salah satunya
adalah dengan hadirnya partai politik. Dalam negara otoriter, partai penguasa mencoba untuk
mengawasi dukungan publik terhadap kebijakan-kebijakannya secara tersembunyi dan
terkendali, dan proses yang terjadi bersifat dari atas ke bawah. Sedangkan di negara demokrasi
multi partai mencoba untuk membangun koalisi dalam memperjuangkan suatu program
pemerintah, sedangkan di negara-negara demokrasi dengan dua partai seperti contohnya Amerika
Serikat, partai-partai bersaing untuk menggalang dukungan terhadap kebijakan yang mereka
buat.
Terdapat berbagai cara untuk dapat memadukan antara pembuat kebijakan dengan
kepentingan politik. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan hubungan personal. Hampir
setiap orang memiliki jaringan patron-client, dimana adanya hubungan timbal balik antara para
pejabat atau kelompok kepentingan yang memberikan patronase kepada pendukungnya, dan para
pendukung yang memberikan loyalitas untuk terus mendukung pejabat atau kelompok
kepentingan teersebut. Ketika suatu agregasi kepentingan dilakukan melalui patron-client
network maka akan sangat sulit memobilisasi sumber-sumber politik untuk memberikan respon
terhadap krisis. Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan politik tergantung daripada perjanjianperjanjian yang dibuat oleh petinggi-petinggi di dalam suatu negara.

Partai politik merupakan suatu organisasi yang menempatkan kader-kadernya di


bawah label mereka. Dalam agregasi kepentingan, partai memiliki peranan penting sebagai
struktur utama. Dalam sistem partai kompetitif, terdapat jenis-jenis partai berdasarkan cara
terbentuknya, yaitu partai yang terbentuk secara internal dan eksternal. Partai yang terbentuk
secara internal merupakan partai yang didirikan oleh para politisi yang telah lama berkecimpung
di dalam dunia politik. Partai yang terbentuk secara eksternal adalah partai yang didirikan oleh
kelompok-kelompok tertentu untuk memperjuangkan kepentingan mereka masing-masing.
Sedangkan untuk agregasi kepentingan, dalam pada sistem partai kompetitif biasanya dilakukan
melalui beberapa tahapan. Yang pertama melalui partai politik, partai memilih kandidat serta
mengadopsi rancangan-rancangan kebijakan. Kemudian melalui proses pemilihan umum dimana
partai akan membangun koalisi dengan partai lain yang dianggap memiliki kecocokan ideology
dengan mereka. Proses pemilihan umum menjadi hal yang penting di dalam agregasi
kepentingan terlihat dari banyaknya partai politik yang berlomba mencari dukungan publik.
Melalui pemilihan umum, publik dapat menentukan kelompok atau partai mana yang mampu
mengagregasikan kepentingan mereka.
Sistem partai yang kompetitif tebagi menurut jumlah partai serta pola kerjasama dan
persaingan yang terjadi diantara partai-partai tersebut. Terdapat system dwi partai dimana
pemerintahan hanya didominasi oleh dua partai seperti yang digunakan di Amerika Serikat.
Selain itu, terdapat sistem koalisi mayoritas dimana partai membentuk suatu koalisi sebelum
diadakannya pemilu sehingga pemilih akan melihat partai mana saja yang akan bekerja di dalam
pemerintahan, system ini dianut oleh jerman dan perancis. Kemudian, terdapat sistem multi
partai yang menggunakan aturan-aturan mengenai pemilu dan partai yang kemudian dianggap
mampu menjamin bahwa tidak ada satu partai yang memenangi mayoritas kursi legislatif serta
tidak ada koalisi yang terbentuk sebelum adanya pemilu seperti sistem koalisi mayoritas.
Aturan oleh pemilihan yang dilakukan adalah struktur terpenting yang mempengaruhi
partai politik. Aturan-aturan yang menentukan bagaimana pilihan pemilih yang diterjemahkan ke
dalam hasil pemilu, bagaimana suara dikonversi menjadi kursi. Pada Negara yang menggunakan
multi partai, jika suatu pemilihan umum tidak menghasilkan partai pemenang yang
mendominasi, maka partai akan membentuk koalisi agar kemudian mampu membentuk suatu
pemerintahan baru. Jika suatu partai memenangi pemilihian umum serta menguasai kursi badan

legislative serta eksekutif, maka dapat dipastikan segala kebijakannya akan dapat
diimplementasikan kepada publik.
Dalam negara demokrasi, partai politik dan pemilihan umum merupakan satu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan karena terlibatnya partai politik dalam pemilihan politik. Dalam
negara demokrasi, partai politik dan pemilihan umum merupakan satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan karena terlibatnya partai politik dalam pemilihan politik.

Hasil pemilu akan

menentukan yang mengelola urusan pemerintahan dan membuat kebijakan publik. pemilihan
yang dilakukan secara bebas dalam memenbtukan pilihan ataupun memilih untuk tidak terlibat
dalam pemilihan.
Sedangkan pemilihan umum dalam negara-negara komunis digunakan pemerintah untuk
mendapatkan legitimasi politik. Partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dinegara komunis
lebih tinggi karena biasanya menekankan kepada publik untuk berpasrtisipasi dalam kegiatan
pemilihan umum.
Sistem partai otoriter juga dapat melakukan agregasi kepentingan. Pada system ini
agregasi kepentingan dilakukan melalui interaksi interaksi yang dilakukan oleh kelompok bisnis,
pemiliki lahan, serta kelompok institusional pada bidang militer maupun birokrasi. Meskipun
terdapat pemilihan umum, hal itu ditenggarai hanya merupakan pemilihan yang bersifat purapura. Sebab publik tidak benar-benar memiliki kesempatan untuk menentukan agregasi
kepentingannya melalui pilihan-pilihan yang diberikan oleh partai. Control yang paling
mencolom dilakukan pada exclusive governing parties adalah dimana segala sumber daya politik
diatur dan dikuasai oleh pemerintah. selain itu, tidak banyak ditemukan adanya aktivitas politik
yang berlawanan dengan ideology pemerintah. System ini mengontrol serta menekan seluruh
lapisan masyarakat untuk mendukung segala kebijakan yang berasal dari petinggi negara.
Militer juga memiliki potensi dalam melakukan agregasi kepentingan public. Pada saat
pemerintah kehilangan kepercayaan oleh public karena pemerintah dianggap tidak mampu
mengagregasikan kepentingan public, maka militer dapat memperlihatkan bahwa hanya mereka
yang dapat mempertahankan legitimasi pemerintahan dan bahkan mereka dapat membentuk
suatu sistem pemerintahan baru dengan militer yang berada di puncak pemerintahan. Militer
yang pada awalnya mendominasi agregasi kepentingan, sedikit demi sedikit mengurangi

dominasinya secara langsung melalui peraturan-peraturan yang dibuat dan mendominasi secara
tidak langsung dengan mendukung pemerintah, meski militer juga berperan langsung dalam
mengambil alih kekuasaan apabila pemerintahan gagal. Militer dibentuk untuk melaksanakan
komando dari pemerintahan pusat sehingga sangat kecil kemungkinan bagi mereka untuk
memobilisasi dukungan untuk mereka maupun menjalin komunikasi politik.
Agregasi kepentingan dianggap dapat mempengaruhi legitimasi suatu pemerintahan.
maka dari itu, sistem pemerintahan demokratis dianggap mampu mengakomodir kepentingan
publik. Sistem demokratis dianggap mampu memberikan ruang bagi publik untuk
menyampaikan kepentingannya. Selain itu, sistem demokratis mampu menuntun para pemerintah
untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan keinginan publik. Keberhasilan kebijakan publik
tergantung dari efektifitas dari agregasi kepentingan. Agregasi kepentingan yang efektif dapat
mengakomodir kepentingan-kepentingan masyarakat yang paling sesuai dengan kondisi
masyarakat untuk dikonversi menjadi kebijakan publik.

Anda mungkin juga menyukai