Uts Pengolahan Limbah Kimia - Review Jurnal
Uts Pengolahan Limbah Kimia - Review Jurnal
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Laboratorium, baik industri maupun perguruan tinggi merupakan tempat di mana
dilakukan suatu kegiatan pengujian untuk memperoleh data hasil uji yang akurat
dan valid yang membutuhkan bahan-bahan kimia utama dan pendukung baik
bahan kimia bersifat asam, basa, organik dan anorganik. Bahan-bahan kimia
tersebut di atas pada umumnya dibuang sehingga menghasilkan limbah yang
kemudian dikenal dengan limbah laboratorium.
Aktifitas pengujian di laboratorium cukup padat sehingga sudah tentu volume air
limbah yang dihasilkan cukup banyak. Karakteristik air limbah laboratorium dapat
dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sebagian besar
unsur-unsur yang berbahaya yang terdapat dalam air limbah laboratorium adalah
logam berat seperti Besi (Fe) dan pengaruh derajat keasaman (pH).
Metode koagulasi merupakan salah satu cara yang dapat
diterapkan dalam upaya mengurangi bahaya dari pencemaran
logam berat. Metode koagulasi merupakan proses absorpsi oleh
koagulan
terhadap
partikel
koloid
yang
menyebabkan
Jurnal 1
Sebelum perlakuan
setelah perlakuan
dan
Fe3+
menyebabkan
limbah
berwarna
merah
kecokelatan.
Secara visual warna setelah perlakuan sangat berbeda dengan
kondisi limbah awal, yaitu lebih jernih. Hasil analisis warna juga
menunjukkan nilai di bawah warna limbah awal. Warna awal limbah
lebih gelap, yaitu coklat kemerahan dengan nilai sebesar 472 Pt-Co.
Setelah diberi perlakuan dengan koagulan PAC, warna limbah tersebut
menjadi kuning cerah. Warna coklat dapat berasal dari besi klorida
sehingga perubahan bisa menandakan bahwa ion Fe 3+ di dalam larutan
semakin berkurang. Warna kuning dapat berasal dari PAC atau
kromium (VI) yang tidak mengendap.
Jurnal 2
Jurnal 1
Konsentrasi
PAC (mg/l)
500
600
700
800
7.0
5.43
5.29
5.25
5.16
10.0
8.57
8.90
8.74
8.63
membentuk agregat.
air
limbah,
yaitu pH
6,09,0.
Pengaturan
pH
Jurnal 2
Secara keseluruhan derajat keasaman akan berubah secara
drastis. Bila pada analisa awal nilai pH<2 maka setelah proses
koagulasi menjadi 6. Hal ini menunjukkan bahwa
PAC dapat
C. Penutup
Meskipun cara koagulasi ini telah berhasil dilakukan untuk mengurangi kadar
logam berat berupa Besi pada limbah, sebaiknya keberadaan logam berat itu
disesuaikan dengan baku mutu pengolahan limbah sebelum dibuang ke
lingkungan. Apalagi, pada pengujian dengan melihat perubahan warna dan
ternyata selain Besi, masih terdapat logam berat yang lain.
pH setelah koagulasi yang memenuhi standar baku mutu berkisar antara 6,0
9,0 sedangkan 6,0 < air limbah tersebut belum bisa dibuang ke lingkungan
karena masih bersifat asam dan membahayakan. Tetapi, pada pengujian
terhadap pH koagulasi (jurnal 2), belum memenuhi standar baku mutu untuk
nilai pH air limbah yang bisa dibuang ke lingkungan setelah dikoagulasi.
Untuk itu, penelitian perlu dilakukan lagi agar nilai pH meningkat dan limbah
bisa dibuang ke lingkungan.
MAGDALENA ANGGUT
721 11 001
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2015