2 Bab Ii
2 Bab Ii
SRI WAHYUNI
11111686
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................4
C. Ruang Lingkup..........................................................................................4
D. Metode Penulisan ....................................................................................4
E. Sistematika Penulisan................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi ........................................................................................................6
B. Etiologi........................................................................................................6
C. Faktor Predisposisi .....................................................................................7
D. Rentang Respon Marah ...............................................................................8
E. Faktor Presipitasi
.................................................................................... 8
F. Manifestasi Klinis.......................................................................................8
G. Asuhan Keperawatan.................................................................................... 9
H. Pedoman Manajemen Krisis saat terjadi Prikalu Kekerasan........................18
Bab III TINJAUAN KASUS...................................................................................22
Bab IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 43
B. Saran ..............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit
jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan
pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku kekerasan
seperti memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak alat rumah tangga dan marahmarah merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga.
Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama
perawatan klien seyogyanya sekeluarga mendapat pendidikan kesehatan tentang cara
merawat klien (manajemen perilaku kekerasan).
Asuhan keperawatan yang diberikan di rumah sakit jiwa terhadap perilaku
kekerasan perlu ditingkatkan serta dengan perawatan intensif di rumah sakit umum.
Asuhan keperawatan perilaku kekerasan (MPK) yaitu asuhan keperawatan yang
bertujuan melatih klien mengontrol perilaku kekerasannya dan pendidikan kesehatan
tentang
MPK
pada
keluarga.
Seluruh
asuhan
keperawatan
ini
dapat
2.400.000 orang anak yang mengalami gangguan jiwa (Maramis, 2004 dalam
Carolina, 2008). Data WHO tahun 2006 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk
Indonesia atau kira-kira 12-16 persen mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data
Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5
juta orang (WHO, 2006).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku bertujuan untuk melukai
seseorang secara fisik maupun psikosologis (Budianna Kelliat, 2004). Prilaku
kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1995). Prilaku kekerasan adalah
suatu keadaan dimana individu mengalami prilaku yang dapat melukai secara
fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain (Towsend, 1998). Suatu
keadaan dimana klien mengalami prilaku yang dapat membahayakan klien
sendiri, lingkungan termasuk orang lain dan barang-barang (Maramis, 1998).
Prilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua menjadi prilaku kekerasan secara
verbal dan fisik (Ketner et al, 1995).
Jadi, sesuai dengan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prilaku
kekerasan adalah suatu bentuk prilaku yang dapat melukai seseorang baik
secara fisik maupun psikologis dan dapat membahayakan diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan yang dapat dilakukan secara verbal maupun secara fisik.
Respon adaptif
Asertif
Prioritas
Respon maladaptif
Pasif
Agresif
Prilaku Kekerasan
Keterangan :
1. Asertif
Individu dapat mengungkapkan prilaku kekerasanan marah tanpa
menyalahkan orang lain dan memberikan ketenangan
2. Frustasi
Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat
menemukan alternatif
3. Pasif
Individu tidak dapat mengungkaprilaku kekerasanan perasaannya
4. Agresif
Perilaku yang tidak menyertai marah, terdapat dorongan untuk menunut
tapi masih terkontrol.
5. Prilaku kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya kontrol
3. Faktor Penyebab
1.
Psikologis
Kegagalan dapat menimbulkan frustasi yang kemudian menimbulkan
agresif atau amuk atau masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu
perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau menyaksikan penganiayaan.
2.
Prilaku
kekerasan
dirumah
atau
diluar
rumah
sehingga
Sosial budaya
Kontrol masyarakat yang rendah dan cenderung menerima prilaku
kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah dalam masyarakat
merupakan faktor predisposisi terjadinya prilaku kekerasan.
4.
Bioreurologis
Pengaruh system neurologis mempunyai implikasi dalam mempasilitasi
dan menghamba impuls agresif. System limbic sangat terlibat dalam
menstimulasi timbunya prilaku bermusuhan dan respo agresif (Townsen,
1996)
5.
Klien
a) Kelemahan fisik : penyakit fisik
b) Keputusasaan
c) Ketidakberdayaan
d) Percaya diri yang kurang
6.
Lingkungan
a) Situasi lingkungan yang rebut dan padat
b) Kritikan yang mengarah pada penghinaan
c) Kehilangan orang yang dicintai/pekerjaan
7.
Interaksi dengan orang lain
Interaksi sosial yang provokatif dan konfik (Sundeen, 1996)
4. Proses Terjadinya
Banyak hal yang dapat menimbulkan stress, marah, cemas, dan HDR
pada individu. Agresif dapat menimbulkan kecemasan sehingga dapat
Medis
1) Psikofarmakologi
Penggunaan obat-obatan untuk gangguan jiwa berkembang dari
penemuan neurobilogi. Obat-obatan tersebut mempengaruhi system
saraf pusat (SSP) secara langsung dan selanjutnya mempengaruhi
prilaku, persepsi, pemikiran dan emosi. Menurut Stuart dan Laraia
(2005), beberapa kategori obat yang digunakan untuk mengatasi prilaku
kekerasan adalah sebagai berikut :
a) Antianxiety dan Sedative Hipnotics
Obat-obatan ini dapat mengendalikan
Benzodiazepines
digunakan
dalam
seperti
Lorazepam
kedaruratan
dan
psikiatrik
agitasi
yang
akut,
Clonazepam,
sering
untuk
menenagkan
mempunyai
efek
seperti
pusing,
ataksia,
kebingungan,
agranulositsis
dan
hepatoksis
seghingga
Dengan
menjadi
anggota
kelompok
klien
dapat,
masalah
dan
juga
membantunya
mempelajari
dan klien. Tujuan dari terapi individu yaitu, memahami diri dan
prilaku mereka sendiri, membuat hubungan interpersonal, atau
berusaha lepas dari sakit hati atau ketidakbahagiaan (Videbeck, 2001).
1. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamn, No MR, tanggal masuk, tangal pengkajian
2. Alasan masuk
Biasanya klien masuk dengan alasan sering mengamuk tanpa sebab,
memukul, membanting, mengancam, menyerang orang lain, melukai diri
sendiri, mengganggu lingkungan, bersifat kasar dan pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu kambuh karena tidak mau minum obat secara
teratur(Budiana Keliat,2004)
3. Faktor predisposisi
a. Gangguan jiwa dimasa lalu
Biasanya klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu dan
pernah
dirawat
atau
baru
pertama
kali
mengalami
gangguan
jiwa(Sunden,1996)
b. Pengobatan sebelumnya
Biasanya klien berobat untuk pertama kalinya kedukun sebagai alternatif
serta memasung dan bila tidak berhasil baru di bawa ke rumah sakit jiwa
c. Trauma
Biasnya klien pernah mengalami atau menyaksikan penganiayaan fisik,
seksual, penolakan, dari lingkungan
d. Herediter
Biasanya ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, kalau ada
hubungan dengan keluarga, gejala, pengobatan dan perawatan.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Biasanya klien pernah mengalami pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan misalnya, perasaan ditolak, dihina, dianiaya, penolakan
dari llingkungan
4. Fisik
Pengkajian fisik
a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital seperti tekanan darah akan
bertambah naik, nadi cepat, suhu, pernapasan terlihat cepat
b. Ukur tinggi badan dan berat badan
c. Yang kita temukan pada klien dengan prilaku kekerasan pada saat
pemeriksaan fisik (mata melotot, pandangan tajam, tangan mengepal,
5.
2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Biasanya ada anggota tubuh klien yang tidak disukai klien yang
mempengaruhi keadaan klien saat berhubungan dengan orang lain
sehingga klien merasa terhina, diejek dengan kondisinya tersebut.
b. Identitas
Biasanya pada klien dengan prilaku kekerasan tidak puas dengan
pekerjaannya, tidak puas dengan statusnya, baik disekolah, tempat kerja
dan dalam lingkungan tempat ia tinggal
c. Harga diri
Biasanya klien dengan prilaku kekerasan hubungan dengan orang lain
akan terlihat baik, harmonis atau terdapat penolakan atau klien merasa
tidak berharga, dihina, diejek dalam lingkungan keluarga maupun diluar
lingkungan keluarga.
d. Peran diri
Biasanya klien memiliki masalah dengan peran atau tugas yang
diembannya dalam keluarga, kelompok atau masyarakat dan biasanya
klien tidak mampu melaksanakan tugas dan peran tersebut dan merasa
tidak berguna.
e. Ideal diri
Biasanya klien memilki harapan yang tinggi terhadap tubuh, posisi dan
perannya baik dalam keluarga, sekolah, tempat kerja dan masyarakat.
f. Harga diri
Biasanya hubungan klien dengan orang lain tidak baik, penilaian dan
penghargaan terhadap diri dan kehidupannya yang selalu mengarah pada
penghinaan dan penolakan.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Tempat mengadu, berbicara
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok
Kegiatan yang diikuti klien dalam masyarakat dan apakah klien berperan
aktif dalam kelompok tersebut
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain/tingkat keterlibatan klien
dalam hubungan masyarakat
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Biasanya klien mengatakan bahwa dia tidak mengalami gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah
Biasaya dalam selama sakit klien jarang melakukan ibadah.
5. Status mental
a. Penampilan
Biasanya penampilan klien kotor.
b. Pembicaraan
: Skizoporanoid
Terapi medis
: - Clor promanazine
- Haloperidol
- Klien pernah terapi ECT
NO.
1.
DX KEP.
Perilaku
TUJUAN
TUM:
kekerasan
- Pasien dapat
PERENCANAAN
KRITERIA EVALUASI
Setelah dilakukan ...x20
klien menunjukkan tanda-
hubungan peran
tanda
sesuai tanggung
a.
TUK:
1.
PPasien dapat
Membina
Beri
nama pasien.
Sebut nama
sambil Salaman
Jelaskan
maksud
hubungan Interaksi
Beri rasa nyaman dan
sikap Empatis
Lakukan kontrak singkat
melanjutkan
jawab.
INTERVENSI
Pasien
mau
membalas
salam.
b. Pasien mau jabatan
c.
salam
panggil
perawat
tapi sering
e.
f.
TUK:
2.
untuk kontrak
a. Pasien dapat
PPasien dapat
Mengungkapkan
Mengungkapkan
perasaannya.
mengidentifikasi
amuk
untuk
mengungkapkan
marah
atau jengkel.
TUK:
3.
a.
PPasien dapat
mengidentifikasi
tanda marah
b.
Pasien dapat
4. PPasien dapat
Anjurkan
pasien
mengungkapkan perasaan
mengungkapkan
perasaan
Pasien dapat
menyimpulkan tanda-tanda
TUK:
jengkel / kesal
a.
Pasien mengungkapkan
marah yang biasa dilakukan
saat
marah
/jengkel.
Observasi tanda perilaku
kekerasan pada pasien
Anjurkan
pasien
mengungkapkan
marah
mengungkapkan b.
perilaku marah
yang sering
dilakukan
dilakukan
c.
peran
mengidentifikasi
akibat perilaku
digunakan
perilaku
yang
biasa
dilakukan.
Bicarakan dengan pasien
apa dengan cara itu bisa
tidak
TUK:
sesuai
kekerasan
5. PPasien dapat
menyelesaikan masalah
Bicarakan
akibat
/
kerugian
cara
dilakukan
Bersama
yang
pasien
Kekerasan
digunkana pasien.
Tanyakan pasien apakah
mau tahu cara marah
TUK:
6. PPasien
mengidentifikasi
cara construksi
a.
Pasien dapat
melakukan
berespon
pasien
yang sehat
Tanyakan pada
dalam berespon
terhadap perilaku
ehat
Diskusikan cara marah
kekerasan
yang
sehat
dengan
pasien.
a)
Pukul bantal untuk
b)
c)
melampiaskan marah
Tarik nafas dalam
Mengatakan
pada
teman
saat
ingin
TUK:
7.
a.
PPasien dapat
Pasien dapat
marah
Anjurkan pasien sholat
atau berdoa
Pasien dapat
mendemonstrasikan
memilih
mendemonstrasika
cara mengontrol
n cara mengontrol
perilaku kekerasan
mengidentifikasi manfaat
marah
yang terpilih
Bantu
pasien
menstimulasi
cara
b) Mengatakan
secara langsung
tanpa menyakiti
c) Dengan
sholat/berdoa
tersebut.
Beri
reinforcement
RPK
(Resiko
TUK:
8.
a.
PPasien dapat
Menyebutkan
Perilaku
dukungan keluarga
merawat
Kekerasan)
mengontrol marah
perilaku kekerasan.
pasien
telah dipelajari.
Identifikasi kemampuan
cara
dengan
dilakukan
Jelaskan peran
serta
pasien.
Jelaskan
merawat pasien.
Bantu
keluarga
cara-cara
mendemonstrasikan cara
merawat pasien.
Bantu
keluarga
mengungkapkan
perasaannya
setelah
TUK:
9.
a.
PPasien dapat
melakukan demonstrasi.
Jelaskan jenis-jenis obat
yang diminum pasien dan
oeluarga.
Diskusikan
minum obat.
Jelaskan prinsip 5 benar
minum obat
Anjurkan pasien minum
TUK:
10. PPasien dapat
a.
Lingkungan
lingkungan
dengan perilaku
kekerasan.
cara
terhadap
menyikapi
pasien
dengan
perilaku
kekerasan
Bina hubungan
Harga Diri
TUM:
Rendah
Pasien dapat
percaya
(HDR)
mengontrol
mengungkapkan prinsip
perilaku kekerasan
komunikasi
pada saat
Sapa
berhubungan
ramah
TUK :
1. PPasien dapat
membina
a.
serta
kondisi pasien
Beri penjelasan bagaimana
menyikapi pasien
mengontrol marah
3.
manfaat
saling
dengan
tcrapeutik
pasien
dengan
laik
verbal
hubungan saling
percaya
c.
disukai pasien
Jelaskan
d.
tujuan pertemuan
Jujur
dan
menepati janji
e.
Tunjukkan
siknp
empati
dan
Beri perhatian
kepada
pasien
dan
perhatikan kebutuhan
Daftar kemampuan yang
TUK :
2.
mengidentifikasi
kemampuan dan b.
aspek positif yang
dimilik
tempat kerja
Daftar positif keluarga
dasar pasien
Diskusikan kemampuan
pasien
Daftar positif lingkungan
pasien
dari
TUK
a.
3.
Pasien menilai
b.
dengan
Pasien memiliki
positif pasien
Diskusikan
selama sakit
Diskusikan kemampuan
yang dapat dilanjutkan
pengguna di rumah sakit
TUK :
a.
4.
Pasien dapat
menetapkan dan
b.
merencanakan
Berikan pujian
Meminta
pasien
untuk:memilih
satu
dilatih
kcgiatan
Pasien menilai
jadwal harian
yang
mau
kegiatan sesuai
dengan
beri contoh
Beri
pujian
keberhasilan pasien.
Diskusi
kaji
jadwal
kemampuan yang
dimiliki
atas
kegiatan
harian
atas
kegiatan
yang
telah
dilatih
Catatan : Ulangi untuk
kemampuan lain sampai
TUK:
a.
Pasien melakukan
semua selesai
Beri kesempatan
pada
5. PPasien dapat
melakukan
kcgiatan
kegiatan sesuai
atau tergantung)
direncanakan
Beri
pujian
keberhasian pasien
Diskusikan kemungkinan
memberi
penaksiiran di rumah
Beri
pendidikan
TUK :
a.
6.
Keluarga
b.
memanfatkan
system pendukung
yang ada
Keluarga
jadwal
telah
atas
memahami
kegiatan
yang
tentang
harian
cara
merawat
pasien
rcndah
Bantu
keluarga
memberikan
dukungnn
di rumah
Jelaskan cara pelaksmann
jadwal kegiatan pasien di
rumah
Anjurkan memberi pujian
pada
pasien
setiap
berhasil
6. Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanankan berbagai strategi kegiatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam tindakan keperawatan
7.
Evaluasi
Evaluasi pada pasien
Pasien mampu
1. Menyebutkan
penyebab,
tanda
gejala
menggunakan
cara
cara
prilaku
kekerasan
cara
secara
verbal
5. Pasien
mampu
mengontrol
prilaku
spiritual
6. Pasien mampu
mengontrol prilaku
patuh minum obat
menggunakan
kekerasan
menggunakan
kekerasan
cara
secara
cara
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI;
Jakarta.
Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan
Keperawatan, 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.
Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta.
Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku
kedokteran EGC ; Jakarta.
Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.
Rasmun, 2001, Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan
Keluarga, Edisi 1, CV. Agung Seto; Jakarta.
Stuart, GW dan Sundeen, S.J, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 3, Penerbit :
Buku Kedokteran EGC ; Jakarta.
Townsend C. Mary , 1998, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC ; Jakarta.
WF Maramis, 1998, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, penerbit : Buku Kedokteran EGC
; Jakarta.