Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajathidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu,sumber daya air harus
dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup
yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan dengan
cara yang bijaksana, denganmemperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan
generasi mendatang.Aspek pengamatan dan pelestarian sumber daya air harus
terus ditanamkan pada segenap pengguna air. Saat ini, masalah utama yang
dihadapi olehsumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu
memenuhikebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan
domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain
berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menurunkankulitas air.
Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk
hidup yang bergantung pada sumber daya air. Olehkarena itu, diperlukan
pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama (Effendi, 2003).
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan terlepas darikebutuhan akan air,
jadi di dalam hal ini manusia dan aktivitasnyadipengaruhi oleh keberadaan
sumberdaya air, baik kuantitas maupunkualitasnya. Sebaliknya, manusia dengan
segala aktivitasnya dapat juga berpengaruh terhadap sumberdaya air. Sumberdaya
air dapat terkenadampak dari pembangunan itu sendiri. Perubahan kondisi
lingkungan yangdiakibatkan oleh pembangunan dapat berdampak pada
sumberdaya air baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peristiwa banjir yang
seringterjadi tidak terlepas dari dampak perubahan penggunaan lahan

1.2.

Batasan Masalah

Makalah ini membahas tentang pencemaran air tanah yangadisebabkan oleh


proses penambangan batubara. Dimana limbah batubaradalam bentuk air asam
tambang.

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

BAB III ISI


2.1 Pengertian
2.1.1 pengertian air tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan
yangmengalami pengisian/penambahan secara terus menerus olehalam. Kondisi
suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zone air tanah menjadi dua zone
besar:
1. Zone air berudara (zone of aeration)
Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air yangmasih dapat kontak
dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga lapisantanah, yaitu lapisan air tanah
permukaan, lapisan intermediate yang berisiair gravitasi dan lapisan kapiler yang
berisi air kapiler.
2. Zone air jenuh (zone of saturation)
Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang mengandung air tanahyang relatif tak
terhubung dengan udara luar dan lapisan tanahnya atauaquifer bebas.Model aliran
airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapanairtanah atau sering juga
disebut sebagai daerah imbuhan airtanah(recharge zone). Daerah ini adalah
wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air
permukaan mengalami proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui
lubang pori tanah/batuanatau celah/rekahan pada tanah/batuan.Dalam
perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatulapisan akifer yang
diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifatkedap air (impermeabel) hal ini
mengakibatkan perubahan tekanan antaraairtanah yang berada di bawah lapisan
penutup dan airtanah yang beradadiatasnya. Perubahan tekanan inilah yang
didefinisikan sebagai airtanahtertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas
(unconfined aquifer). Dalamkehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah
bebas sering kita lihatdalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan
airtanah tertekandalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan
penutupnya.
Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)
Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

2.1.2. pengertian air asam tambang


Air asam tambang (AAT) atau acid mine drainage (AMD) /acid rockdrainage
(ARD) didefinisikan sebagai air asam tambang yang telahtercemar / terpengaruh
oleh proses oksidasi mineral-mineral sulfida yangterdapat pada batuan sebagai
akibat kegiatan eksplorasi atau kegiataneksploitasi bahan tambang sehingga
menghasilkan air dengan kondisiasam (Ph kurang dari 7). Sebagian besar
permasalahan AAT berhubungandengan penambangan batubara dan bijih primer,
karena pada keduasumber alam ini terkadang banyak mineral sulfida yang
terkandung didalamnya terutama mineral pirit (FeS2). baik pada badan bijih
maupun batuan sampingnya.
2.2. Kandungan Air Asam Tambang
Air asam terbentuk sebagai hasil dari proses oksidasi mineraldisertai adanya air,
dengan demikian 3 (tiga komponen utama yangmenyebabkan terjadinya air asam
tambang), yaitu :
a. Mineral sulfideMineral sulfida berupa ikatan antara sulfur dan logam
dijumpaitersebar di alam dalam kadar dan dimensi kecil sampai besar.
Cebakansulfida dalam jumlah besar dapat menjadi bahan galian ekonomis
yanglayak ditambang. Dispersi logam berat beracun berbahaya dapat
terjadisecara alami, berasal dari tubuh bijih sulfida yang tersingkap atau
beradadekat permukaan. Unsur logam dari bijih sulfida terbawa bersama
aliranair tanah da air permukaan menyebar ke lingkungan
sekitarnyamembentuk rona awal dengan sebaran kandungan logam yang
tinggi.Proses penambangan dengan membongkar dan memindahkan bahan
galian mengandung sulfida menyebabkan terbukanya sulfidaterhadap
udara bebas. Pada kondisi terpapar pada udara bebas mineralsulfida akan
teroksidasi dan terlarutkan membentuk air asam tambang. Air asam
tambang berpotensi melarutkan logam yang terlewati sehinggamembentuk
aliran mengandung bahan beracun berbahaya yang akanmenurunkan
kualitas lingkungan. Pembentukan air asam cenderung lebih intensif
terjadi pada daerah penambangan. Hal ini dapat dicegah

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

denganmenghindari terpaparnya bahan mengandung sulfida pada udara


bebas.Penanganan air asam tambang dapat dilakukan dengan menetralisir
menggunakan bahan penetral atau mengolahnya agar memenuhi batas
baku mutu.
b. Oksigenc. Air Peningkatan keasaman air penyaluran ini akan
meningkatkan pulakelarutan logam-logam yamg selanjutnya mencemari
badan perairan. Hal-hal diatas mendorong semakin pentingnya masalah air
tambang saat ini.Reaksi umum pembentukan Air Asam Tambang sebagai
berikut :4 FeS2 + 15 O2 + 14 H2O 4 Fe (OH3) + 8 H2SO4
Pyrite+Oxygen+water yellowboy+ sulfuricacid Reaksi tersebut dapat
dirinci menjadi empat tahap reaksi :
Reaksi pertama adalah reaksi pelapukan dari pyrite disertai prosesoksidasi. Sulfur
dioksidasi menjadi sulfat dan besi fero dilepaskan.Dari reaksi ini dihasilkan dua
mol keasaman dari setiap mol pirit yangteroksidasi.
2 FeS2+ 7 O2+ 2 H2O 2 Fe2++ 4 SO42-+ 4 H+ Pyrite + Oxygen + Water
Ferrous Iron +Sulfate + Acidity
Reaksi kedua terjadi konversi dari besi ferro menjadi besi ferri yangengkonsumsi
satu mol keasaman. Laju reaksi lambat pada pH < 5 dankondisi abiotik.
Bakterithiobac illusakan mempercepat prosesoksidasi.
4 Fe2++ O2+ 4 H+4 Fe3++ 2 H2O Ferrous Iron +Oxygen + Acidity FerricIron +
Water
Reaksi ketiga adalah hidrolisa dari besi. Hidrolisa adalah reaksi yangmemisahkan
molekul air. Tiga mol keasaman dihasilkan dari reaksi ini.Pembentukan presipitat
ferri hidroksida tergantung pH, yaitu lebih banyak pada pH di atas
3,5.4 Fe3++ 12 H2O 4 Fe(OH)3+ 12 H+ FerricIron+Water
FerricHydroxide(yellowboy) + Acidity
Reaksi keempat adalah oksidasi lanjutan dari pirit oleh besi ferri. Iniadalah reaksi
propagasi yang berlangsung sangat cepat dan akan berhenti jika pirit atau besi
ferri habis. Agen pengoksidasi dalam reaksiini adalah besi ferri.FeS

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

2+ 14 Fe3++ 8 H2O 15 Fe2++ 2 SO42-+ 16 H+ Pyrite + FerricIron + Water


Ferrous Iron + Sulfate + Acidity (Anonim, 2004).
2.2. Dampak Air Asam Tambang
Akibat dari kegiatan pemboran, pengolahan batuan penutup dankegiatan
penambangan yang lainnya serta pengolahan batubara yang dapatmenyebabkan
senyawa pyrit yang ada dalam mineral terbentuk denganoksigen dan bereaksi
dengan air tanah atau air hujan. Air asam tambang inidicirikan dengan rendahnya
pH dan tingginya senyawa logam tertentuseperti besi, alumunium, mangan. Pyrite
(FeS2) merupakan senyawa yangumum dijumpai di lokasi pertambangan. Selain
Pyrite masih ada berbagai jenis sulfida logam yang mempunyai potensi
membentuk air asamtambang seperti : marcasite, pyrrhotite, chalcocite, covellite
dll.Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/kapur akan
melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.Selanjutnya senyawa Ca dan
Mg yang larut terbawa air akan memberi efek terjadinya AIR SADAH, yang tidak
bisa digunakan untuk mencuci karenasabun tidak bisa berbuih. Bila dipaksakan
akan memboroskan sabun,karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca
dan Mgmengendap. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa
menyebabkankorosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari
bersifatracun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.Beberapa dampak dari
air asam tambang, yaitu :
1. Timbulnya H2SO4 yang dapat menimbulkan peningkatan derajatkeasaman
pada air buangan tambang, disamping itu juga dapat terjadi peningkatan
Fe dan total metal
2. Peningkatan konsentrasi TSS (Total Suspended Solid) akibat tingginyaair
limpasan yang membawa tanah tererosi akibat pembukaan lahantambang
yang dapat menganggu penetrasi matahari dalam sungai yangmembawa
dampak lanjutan berupa gangguan proses fotosintetis biota perairan.
Proses fotosintetis oleh komunitas pytoplakton juga akanterganggu, akibat
penetrasi cahaya terhambat oleh partikel tersuspensi.
3. Akibat partikel yang mengendap akan menutupi lapisan dasar
perairansehingga menggangu proses respirasi biota dasar

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

4.

Penurunan kualitas air permukaan sekaligus penurunan kualitassanitasi


lingkungan dimana tahap selanjutnya derajat kesehatan penduduk yang

memanfaatkan sumber daya air sungai akan terganggu.


5. Kebutuhan sehari-hari akan menurun dan akan berpotensi terjadi penyakit
perut dan, juga akan menimbulkan persepsi yang buruk darimasyarakat
terhadap proyek tersebut.
2.3.2 dampak terhadap air tanah
Batubara mengandung berbagai mineral dan unsur anorganik yang berbentuk ion
terlarut dalam air rembesan dan keberadaannya melimpah pada endapan batu bara
muda. Pencemaran tambang batubara terhadaptanah bersifat tidak langsung.
Perombakan mineral dan bahan anorganik serta racun akan menimbulkan
pencemaran air. Dampak penambangan batubara lainnya berupa terjadinya
pemadatan tanah oleh alat alat pertambangan dan erosi akibat pembukaan lahan.
Talaohoetal. (1996) menyatakan bahwa daerah deposit batubara pada umumnya
terdapat di bawah tanah merah yaitu diantaranya tanah podsolik dengan vegetasi
hutan belukar, alang-alang dan tanaman bekas perladangan. Pada vegetasi hutan
atau belukar, tanah mempunyaikesuburan yang memadai. Kesuburan alami akan
menurun cepat apabilavegetasi tersebut dibuka bersamaan dengan hilangnya
bahan organik danrusaknya daya sangga tanah. Tanpa pengelolaan yang baik
maka sebagian besar tanah bekas tambang batubara akan menjadi kritis. Lamanya
waktukondisi tanah membaik setelah penambangan, berhubungan erat dengan
perubahan sifat-sifat fisik dan kimia tanah pasca tambang. Tanah di daerah
penambangan batubara Unit Produksi Ombilin Sawahlunto, menjadi rusak berat
akibat eksploitasi batubara.Cebakan mineral sulfida berupa ikatan unsur belerang
denganlogam, di alam dapat menjadi sumber daya logam, yang dalam jumlah
besar dapat berpotensi ekonomi untuk diusahakan. Selain menyusun tubuh bijih
logam, mineral sulfida dijumpai sebagai bagian dari penyusunendapan
batubara.Mineral sulfida dapat terbentuk sebagai hasil aktifitas
hidrotermalmaupun sebagai hasil proses sedimentasi. Mineral sulfida sering
dijumpai berupa pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Dari karakteristiknya
mineralsulfida dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri metalurgi

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

maupunkimia, namun di alam potensial juga sebagai penghasil air asam yangdapat
menurunkan kualitas lingkungan.Air asam dapat terbentuk secara alami, sebagai
akibat teroksidasidan terlarutkannya sulfida ke dalam sistem aliran air permukaan
dan air tanah menyebabkan turunnya pH air. Kegiatan penambangan,
denganmembongkar endapan sulfida, berpotensi memperbesar dan mempercepat
proses pembentukan air asam.Pembentukan air asam akibat kegiatan
penambangan atau seringdisebut dengan air asam tambang perlu dicegah. Air
asam tambang yang tidak dapat terhindarkan terbentuk di wilayah tambang, harus
dinetralkanagar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan sekitarnya.Mineral
sulfida dapat dijumpai pada tiga jenis utama batuan, yaitu pada batuan beku,
sedimen maupun malihan. Namun kandungan potensial biasanya terdapat pada
cebakan yang terbentuk dari hasil aktifitashidrotermal. Aktifitas hidrotermal
menghasilkan batuan teralterasi dantermineralisasi mengandung mineral sulfida
dalam beberapa jenis denganasosiasi tertentu, tergantung pada tipe mineralisasi
dan alterasinya.Kandungan mineral sulfida pada tubuh endapan hasil aktifitas
hidrotermaldapat beberapa persen saja atau berupa endapan sulfida masif,
yaituhampir seluruhnya terdiri dari mineral sulfida.Mineral sulfida pada endapan
sedimen terbentuk terutama padalingkungan pembentukan batubara. Sulfida yang
terbentuk tidak mempunyai potensi ekonomi, akan tetapi potensial sebagai
pembentuk air asam tambang. Pada endapan batubara selain sulfur yang berasal
darimineral sulfida, terdapat juga sulfur dari sulfat dan sulfur organik.Pada daerah
terdapatnya cebakan bijih sulfida dan batubara, tidak selalu potensial terhadap
pembentukan air asam. Hal ini sangat tergantung pada kondisi geologi dan tipe
mineralisasinya. Kondisi geologi dan tipemineralisasi/alterasi tertentu dapat
secara alami menetralkan asam yangterbentuk, yaitu apabila pada lingkungan
geologinya atau alterasi danmineralisasinya menghasilkan mineral-mineral
penetral.Mineralisasi tipe SkarndanCarlin terbentuk pada litologimengandung
karbonat. Kandungan karbonat berpotensi menetralisir asamyang terbentuk.
Demikian juga pada beberapa tipe mineralisasi, meskipunkemampuan
menetralkan dari masing-masing jenis mineral tersebut tidak sama.Permasalahan
mineral sulfida terjadi apabila terpapar pada udara bebas akan teroksidasi,
terlarutkan oleh air permukaan atau air tanahmembentuk air asam. Air asam akan

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

melarutkan logam yang terlewatisehingga menghasilkan bahan beracun berbahaya


yang berpotensimencemari lingkungan, terutama air permukaan dan air tanah.
Aliran air asam apabila memasuki badan air akan menyebabkanturunnya pH,
sehingga menjadi lingkungan yang tidak layak untuk dihunioleh ikan dan
sejenisnya. Sedangkan apabila mengenai tumbuhan akanmenyebabkan mati atau
tumbuh kerdil.Mineral sulfida pembentuk asam yaitu antara lain pirit (FeS
2). markasit (FeS2), pikolit (FexSx), kalkosit (CuS), kovelit (CuS),
kalkopirit(CuFeS2), molibdenit (MoS), mulenit (NiS), galena (PbS) dan
sfalerit(ZnS). Dari semua mineral tersebut, pirit merupakan sulfida palingdominan
dalam pembentukan asam. Proses pembentukan asam dapatdijelaskan dengan
persamaan kimia sebagai berikut :
1). FeS2+ 7/2O2+ H2O Fe2++ 2SO42-+ 2H+
2). Fe2++ 1/4O2+ H+Fe3++ 1/2H2O
3). Fe3++ 3H2O Fe(OH)3+ 3H+
4). FeS2+ 1/4Fe3++ H2O 15Fe++ 2SO42-+ 16H+
Pada reaksi
1), pirit teroksidasi membentuk asam (2+, sulfat dan besi ferrous (Fe2+). Reaksi
2), besi ferrous akan teroksidasi membentuk besi ferri (Fe3+) dan air pada
suasana asam. Reaksi
3) besi ferri (Fe3+)dihidroksida membentuk hidroksida besi dan asam. Pada reaksi
4), hasilreaksi 2) akan bereaksi dengan pirit yang ada, dimana besi ferri bertindak
sebagai katalis sehingga terbentuk besi ferrous, sulfat dan asam.Pembentukan
asam tersebut dapat dipercepat dengan kehadiran bakteriThiobacillus Feroxidans
yang dapat berperan pada tahapan reaksi ke 2)memicu pembentukan (Fe3+)
sehingga mempercepat pembentukan asamselanjutnya.

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Dari Hasil Penulisan Makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Air tanah adalah air yang tersimpan/terperangkap di dalam lapisan batuan
yangmengalami pengisian/penambahan secara terus menerusoleh alam.
2) Air asam tambang (AAT) atauacid mine drainage(AMD) /acid rock
drainage (ARD) didefinisikan sebagai air asam tambang yang
telahtercemar / terpengaruh oleh proses oksidasi mineral-mineral
sulfidayang terdapat pada batuan sebagai akibat kegiatan eksplorasi
ataukegiatan eksploitasi bahan tambang sehingga menghasilkan air dengan
kondisi asam (Ph kurang dari 7)
3) Akibat dari kegiatan pemboran, pengolahan batuan penutup dankegiatan
penambangan yang lainnya serta pengolahan batubara yangdapat
menyebabkan senyawa pyrit yang ada dalam mineral terbentuk dengan
oksigen dan bereaksi dengan air tanah atau air hujan.
4) Mineral sulfida dapat terbentuk sebagai hasil aktifitas hidrotermalmaupun
sebagai hasil proses sedimentasi. Mineral sulfida seringdijumpai berupa
pirit, kalkopirit, spalerit dan galena. Darikarakteristiknya mineral sulfida
dapat dimanfaatkan sebagai bahanindustri metalurgi maupun kimia,
namun di alam potensial jugasebagai penghasil air asam yang dapat
menurunkan kualitaslingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)
Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

Agung Priyanto. 2010. Baha yaAir Asam Tamban g


http://green.kompasiana.com/limbah/2010/07/20/bahaya-air-asam-tambang/
Alliyasa. 2009.Pencemaran Air
http://blog.unila.ac.id/aliyasa/2009/11/20/pencemaran-air/
Didik Tri Wibowo.2009. Bahaya Air Asam Tambang
http://blogofmine-dt.blogspot.com/2009/03/bahaya-air-asam-tambang-aat.html/
Enny Widyati. 2006. Air asam tamban gIndonesia
http://airasamtambang.wordpress.com/artikel-enny-widyati/
Mizwar, Andi. 2009. Dampak Pencemaran Air Asam Tamban gTerhadap
Lingkungan.
Banjarbaru : Teknik Lingkungan Univesitas LmbngMangkurat.Mizwar, Andi.
2009.
DampakPencemaran Air Asam Tambang Terhadap Lingkungan.
Banjarbaru : Teknik Lingkungan Univesitas Lmbng Mangkurat.Sabtanto Joko
Suprapto.2006.
Pemanfaatan Dan Perma salahan Cebakan Mineral SulfidaPadaKe giatan
Pertamban gan
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=491:pemanfaatan-dan-permasalahancebakan-mineral-sulfida&catid=32:makalah-buletin&Itemid=395/

Kimia air (Politeknik Negeri Lampung)


Epri hartono (Teknik Sumberdaya Lahan Dan Lingkungan)

Anda mungkin juga menyukai