Anda di halaman 1dari 11

Penisyaratan sel adalah bagian sebuah sistem komunikasi yang sangat kompleks pada tingkat

selular yang mengatur aktivitas dan koordinasi antar sel. Sebagai contoh, budding
pada khamir Saccharomyces cerevisiae. Sel-sel khamir berkomunikasi dengan sel lainnya untuk
perkawinan dengan mensekresikan beberapa macam peptida pendek.Molekul peptida tersebut
merupakan isyarat ekstraseluler fungsional pada jarak dekat maupun jauh, dengan pencerap
yang spesifik.
Pada umumnya proses isyarat selular terdiri dari tiga tahap yaitu:

Transduksi; menimbulkan perubahan konformasi pada pencerap yang menyebabkan


interaksi antara pencerap dengan molekul intraselular. Transduksi juga dapat menyebabkan
perubahan konformasi/struktural pada protein selular lainnya, misalnya aktivasi enzim.

Pencerap; mirip dengan mekanisme reaksi kimiawi antara enzim dengan substrat yang
membentuk kompleks enzim-substrat, seperti analogi kunci dan gembok. Molekul liganyang
biasanya bersifat hidrofilik hanya dikenali oleh satu pencerap protein yang terikat
dengan membran sel.

Respon; berupa aktivitas selular, sebagai katalisis enzim atau penyusunan


kembali sitoskeleton atau aktivitas gen yang bersifat spesifik.

KOMUNIKASI PADA HEWAN MELALUI


SUARA (Vertebrata-Mamalia)
DECEMBER 27, 2014 ~ ABI

~~DEFINISI KOMUNIKASI HEWAN DAN JENISNYA~~


Makhluk hidup adalah makhluk yang menampilkan aktivitas
biologis pada tubuhnya, dan melakukan suatu interaksi dengan
makhluk hidup lainnya, maupun lingkungannya.
Makhluk hidup ada banyak jenisnya , terdapat hewan, tumbuhan,
mikroorganisme, dan jamur. Dari beberapa jenis makhluk hidup
ini, hewanlah yang memiliki kemampuan bergerak paling tinggi,
selain itu hewanlah yang memiliki interaksi aktif yang dapat
diamati dengan mata telanjang.

Makhluk hidup, terutama hewan umum melakukan interaksi,


interaksi yang terjadi ini kebanyakan adalah bentuk dari
komunikasi. Setiap hewan memiliki cara berkomunikasi
yang distinctive (dapat dibedakan) satu dengan yang lainnya.
Dalam komunikasi, terjadi pengiriman ataupun pertukaran
informasi, informasi ini disebut sebagai signal (sinyal) , selain itu
terdapat dua aspek penopang untuk terjadinya komunikasi itu
sendiri, yaitu signal sender dansignal receiver (pengirim dan
penerima sinyal). Sinyal yang dikirim dapat dimuat dalam
berbagai bentuk, baik visual, audio, kimiawi, dan lainnya.
Berikut ini beberapa mekanisme komunikasi hewan berdasarkan
jenis sinyalnya:
1.

Visual

2.

Audio (suara)

3.

Membau/penciuman

4.

Electro (listrik)

5.

Sentuhan

6.

Seismik

Komunikasi visual pada hewan, merupakan jenis komunikasi


yang memanfaatkan fungsi penglihatan. Pengirim sinyal dalam
jenis komunikasi ini melakukan suatu aktivitas untuk mengirimkan
sinyal, baik berupagesture(gerakan isyarat), ekspresi wajah,
hingga perubahan warna tubuh.
Komunikasi suara pada hewan, merupakan jenis komunikasi
yang memanfaatkan fungsi pendengaran. Sinyal dikirim dalam
bentuk suara, suara yang dikirim memiliki frekuensi yang
bervariasi tergantung jenis makhluk hidup yang berkomunikasi.
Komunikasi penciuman pada hewan, merupakan jenis
komunikasi yang memanfaatkan sinyal kimia, organisme
merespon bentuk sinyal-sinyal kimia yang menggambarkan suatu
informasi.
Komunikasi listrik merupakan jenis komunikasi hewan yang
memanfaatkan gelombang listrik lemah yang dihasilkan organ

listrik pada hewan tersebut, kemudian gelombang listrik ini


diterima oleh elektroreseptor milik receiver, pembacaan informasi
didasari bentuk gelombang dan frekuensi
Komunikasi sentuhan merupakan bentuk komunikasi hewan
yang didasari pada pertemuan fisik, dimana tubuh dari sender
dan receiver saling bersentuhan, seperti dalam pertarungan atau
hubungan seksual.
Komunikasi seismik merupakan bentuk komunikasi hewan yang
memanfaatkan getaran pada medium, frekuensi getaran medium
kemudian diterima oleh receiver dan diterjemahkan menjadi
informasi.
~~KOMUNIKASI HEWAN MELALUI SUARA~~
Hewan yang umumnya sering kita lihat masuk kedalam 2
golongan, yaitu vertebrata dan invertebrata. Vertebrata adalah
hewan dengan tulang belakang (vertebra) sedangkan
invertebrata adalah hewan tanpa vertebra. Metode komunikasi
paling umum dari hewan-hewan ini adalah melaluisuara.
Suara jika dilihat dari sudut pandang fisika merupakan bentuk
vibrasi yang menyebar kesegala arah yang bisa dianggap sebagai
gelombang mekanik dari tekanan dan perpindahan, melalui
medium seperti udara atau air. (Western Electric Company,1969)
Komunikasi menggunakan suara dapat berupa komunikasi satu
arah(tidak bertimbal balik) maupun dua arah (bertimbal balikan).
Mekanisme utama untuk terjadinya komunikasi jenis ini adalah
dengan adanya signal sender(pengirim sinyal) dan signal
receiver(penerima sinyal), yang keduanya memiliki alat pengirim
sinyal suara dan alat penerima sinyal suara.
Komunikasi via suara pada hewan besar seperti hewan dari
kelompok Vertebrata kebanyakan dapat dirasakan oleh kita
selama suara yang dihasilkan masih berada dalam frekuensi yang
dapat kita dengar (audiosonik) dan dihasilkan melalui suatu organ
vokal. Sedangkan komunikasi via suara pada hewan kecil seperti

serangga dilakukan dengan menggunakan suara yang dihasilkan


dengan menggesekkan bagian tubuhnya (stridulasi).
~~ORGAN YANG MEMUNGKINKAN TRANSFER INFORMASI MELALUI
SUARA PADA KELOMPOK VERTEBRATA~~
Alam menghasilkan suara, makhluk hidup menghasilkan suara
baik secara natural maupun artificial(buatan), dalam proses
komunikasi suatu spesies, suara yang dihasilkan oleh alam dan
makhluk hidup lain ini disebutnoise(derau). Dalam signal
processing, noise atau derau adalah definisi secara umum
tentang suatu modifikasi yang berpengaruh ke pada sinyal ketika
proses penerimaan, penyimpanan, transmisi, pemrosesan atau
pengkonversian (Tuzulukov,2010). Dari definisi tersebut, noise
merupakan suatu hal yang mengganggu signal processing yang
notabene adalah bagian dari suatu komunikasi. Noise pada saat
komunikasi dapat berupa suara dalam frekuensi acak yang
menyebabkan sinyal(suara) tidak dapat diterima dengan jelas,
derau ini biasanya berupa suara dari hasil komunikasi makhluk
hidup lain.Namun demikian, noise dapat dianggap sebagai
masalah dasar dalam komunikasi hewan, yang menjadi masalah
utama adalah bagaimana hewan itu membedakan mana sinyal
dari spesies yang sama dengan dirinya dan sinyal milik spesies
lain. Didasari hal tersebut, makhluk hidup (terutama golongan
vertebrata) memiliki suatu mekanisme penerima sinyal suara
yaitu organ pendengaran.
Organ pendengaran pada vertebrata sendiri memiliki pembedaan
satu sama lainnya. Pembedaan fisiologi diantara indera orientasi
dan gerak (orientation and motion sense) dan indera akustik
(accoustic sense) biasa dibedakan berdasar frekuensi stimulus,
stimuli pada frekuensi dibawah 10Hz sebagai frekuensi yang
menggambarkan orientasi dan gerak, dan stimuli dengan
frekuensi diatas 10Hz sebagai stimulus akustik. Karena hal
tersebut, aksonsaraf ke delapan (saraf kranial) bersama dengan

hubungan periferalnya sering diklasifikasikan sebagai sistem saraf


yang terspesialisasi pada penginderaan posisi dan gerak atau
juga sebagai penginderaan akustik, bergantung kepada
keresponsifan relatif pada frekuensi dibawah atau diatas 10Hz.
(Gans, 1992)
Bukti morfologis dalam spesialisasi penginderaan akustik
memasukkan stuktur periferal yang terlihat sangat sesuai untuk
mengarahkan energi akustik ke organ telinga dalam tertentu
(Lombard 1980 dalam Gans,1992), dan proyeksi saraf dari organ
telinga dalam tertentu tersebut ke pusat penginderaan akustik di
dalam otak (Boord dan Rasmussen 1963;Hamilton 1963 dalam
Gans,1992).
Ada paling tidak 8 organ telinga dalam pada kelompok Vertebrata
yang di anggap sebagai sensor akustik yang fungsional, yaitu :
makula; sakulus;utrikulus; lagena; papila neglecta dan papila
amfibia serta papila basilar amfibia dan organo corti mamalia
(dianggap homolog).
Pada beberapa macam spesies, empat dari organ-organ ini yaitu
makula, sakulus, utrikulus dan lagena juga diidentifikasi sebagai
indera orientasi dan gerak. Pada beberapa kasus, organ-organ ini
memiliki daerah spesialisasi terpisah sebagai sensor akustik dan
sebagai sensor orientasi dan gerak (Lowenstein dan Roberts
1951 dalam Gans,1992), pada beberapa kasus lainnya, organorgan ini memiliki fungsi spesialisasi baik sebagai sensor akustik
saja atau sebagai sensor orientasi dan gerak saja. (Furukawa dan
Ishii 1967;Fay dan Popper 1980; Koyama dkk. 1982 dalam
Gans,1992)
Dari semua itu, gambaran yang muncul bahwa telinga dalam
bersifat plastis pada gaya tertentu. Yang tidak jelas mengenai hal
ini adalah, sudah berapa banyak spesialisasi akustik yang muncul
diantara organ-organ ini.

Berikut adalah rangkuman singkat mengenai aspek-aspek yang


berpengaruh dalam komunikasi hewan berbasis suara dari
buku The Evolutionary Biology of Hearing oleh Carl Gans (1992) .
1. Signals and Noise
Untuk membahas tentang transducer(transduser) (suatu
peralatan atau mekanisme yang mengkonversi suatu sinyal dari
satu bentuk energi ke dalam bentuk energi lainnya), akan lebih
mudah untuk mendefinisikan tiga kategori dari energi, (1) Energi
yang membawa informasi spesifik disebutsignal (sinyal),
(2)Energi yang dapat disatukan dengan energi sinyal, namun
tidak membawa informasi yang relevan atau tidak membawa
informasi disebut noise, (3) Energi yang tidak tergolong signal
atau noise
Energi akustik yang mencapai membran timpani dari hewan
dapat berasal darimana saja, baik dari gerakan termal molekul
udara, atau angin yang bergerak disela-sela pepohonan dan
lainnya.
2. Passive and Active
Pada proses transfer sinyal terdapat elemen aktif dan pasif,
elemen pasif adalah elemen yang mentransfer, menyimpan, atau
menghilangkan energi sinyal namun tidak mengubah energi nonsinyal menjadi energi sinyal. Elemen aktif adalah proses yang
mengkonversi energi non-sinyal menjadi energi sinyal.
3. Linearity and Natural Frequencies
Kebanyakan proses fisik yang menjadi pokok bahasan bagi
biophysicist masuk kedlaam kategori proses nonequilibrium yang
dimana gradien potensial disambungkan dengan gerakan atau
aliran terarah(Yourgrau, van der Merwe, dan Raw,1966).
Perbedaan potensial diantara dua tempat atau keadaan
didefinisikan sebagai perubahan energi bebas per jumlah benda
yang berpindah atau mengalir. Hukum kedua termodinamik
mengimplikasikan bahwa ketika perubahan energi bebas adalah
nol, maka gerakan atau aliran terarah juga nol. Karena itu, untuk

range dinamis kecil, kita dapat mengharapkan bahwa hubungan


antara potensial dan aliran atau gerak adalah linear.
Frekuensi natural adalah isi dari sistem itu sendiri, dan secara
absolut tidak terpengaruh oleh stimulus. Karena itu, apabila
energi sinyal didalam sistem dapat mengalir melalui setiap
elemen atau proses baik secara langsung maupun tidak langsung,
seseorang dapat mengamati secara tepat bahwa frekuensi alami
yang sama tanpa memerdulikan ditempat mana stimulus
diberikan.
4.Transduction
Secara umum, transduksi adalah proses transfer energi dari suatu
sistem ke sistem lainnya (Guralnik,1970). Untuk sistem yang
memproses informasi, definisi ini perlu sedikit modifikasi:
Transduksi adalah proses transfer informasi dari energi dalam
wujud fisis (contohnya energi akustik) menjadi energi ke wujud
lainnya (energi listrik). Ketika semua energi sinyal di hasil
perubahan merupakan perubahan dari wujud pertama,
maka transducerbersifat pasif. Ketika sebagian energi sinyal
hasil perubahan berasal dari energi nonsinyal, maka transducer
bersifat aktif. Saluran strain-sensitivetergolong transducer aktif:
informasi yang dibawa dalam bentuk energi mekanik (energi
akustik) di transfer menjadi energi listrik, tetapi energi sinyal
listrik ini sebagian besar merupakan perubahan dari energi nonsinyal(simpanan energi bebas yang menggerakkan ion melalui
saluran). (Gans,1992)
Aspek-aspek diatas merupakan aspek yang berperan dalam
komunikasi hewan melalui suara. Suara atau sinyal akan diterima
oleh sensor akustik yang merupakan reseptor sinyal.
~~KOMUNIKASI HEWAN VIA SUARA PADA VERTEBRATA KELOMPOK
MAMALIA~~

Pada Vertebrata golongan mamalia, reseptor sinyal ini adalah


telinga sehingga fungsi pendengaran adalah alat wajib dalam
terjadinya komunikasi berbasis suara ini.
Telinga setiap mamalia memiliki batas frekuensi yang bervariasi,
selain itu juga terdapat modifikasi tergantung tempat hidup. Pada
manusia misalnya, telinga manusia mampu menerima sinyal
suara dengan frekuensi 20Hz- 20000Hz, namun pada lumbalumba 20Hz-150000Hz.
Pada dasarnya, telinga mamalia terbagi menjadi 3 bagian yaitu
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam dimana di setiap
segmen dari telinga tersebut terjadi mekanisme yang berbedabeda untuk menghantarkan sinyal akustik. Dari ketiga bagian
ini,tampilan dari telinga luar dan telinga tengah memiliki
perbedaan struktur antara satu mamalia dengan yang lainnya
yang merupakan modifikasi khusus tergantung golongan mamalia
tersebut, sedangkan untuk telinga dalam hampir semua mamalia
memiliki struktur yang mirip. Berikut adalah bagian-bagian telinga
mamalia (dalam konteks ini manusai) serta mekanisme yang
terjadi didalamnya menurut Richard L et al. (2005):
Telinga luar, adalah bagian paling luar dari telinga. Telinga luar
tersusun atas pinna/aurikula/daun telinga, saluran telinga, dan
lapisan luar membran timpani, biasa dikenal sebagai gendang
telinga (Richard L, 2005)
Telinga tengah, adalah ruang yang berisi udara yang berada
dibelakang membran timpani, didalamnya terdapat 3 tulang
pendengaran (osikula) : malleus , incus dan stapes. Telinga
tengah juga menyambungkan tenggorokkan bagian atas melalui
saluran Eustachius.(Richard L, 2005)
Tiga tulang pendengaran menghantarkan suara dari membran
timpani ke bilik telinga. Malleus tersambung ke membran timpani

lalu mengahntarkan getaran yang ditimbulkan oleh sinyal suara.


Malleus memiliki manubrium yaitu pegangan yang tersambung ke
bagian membran timpani yang mampu bergerak. Incus adalah
jembatan antara malleus dan stapes. Getaran dari malleus tadi
terhantar melalui incus menuju ke stapes, ketika piringan pijakan
dari stapes ini mendorong jendela vestibular, akan menyebabkan
gerakan dari cairan yang berada didalam koklea (bagian telinga
dalam). Fungsi osikula tadi selain menghantarkan getaran yang
dihasilkan gelombang suara, juga melakukan amplifikasi dari
getaran tersebut hingga 30 kali lipat.(Richard L, 2005)
Telinga dalam secara anatomi terbagi menjadi bagian labirin
bertulang dan bagian labirin bermembran, di telinga dalam
terdapat organ sensori orientasi dan gerak yang disebut
vestibula telinga (utrikulus dan sakulus), dan saluran setengah
lingkaran. Selain itu, telinga dalam juga menampung organ
sensori untuk pendengaran , yaitu koklea.(Richard L, 2005)
Bagian labirin bertulang adalah matriks tulang yang membuka
kedalam jendela vestibula dari luar, yang kemudian
bersambungan dengan incus, dan kemudian menghantarkan
getaran kedalam cairan yang disebut endolimfa yang merupakan
isi dari labirin bermembran. Endolimfa ini berada di andtra 2
vestibula, yaitu utrikulus dan sakulus dan bersambung ke koklea,
yaitu sebuah struktur berbentuk spiral. Koklea tersusun atas scala
timpani (saluran timpani), scala vestibuli (saluran vestibular) dan
scala media (saluran koklear) yang bertanggungjawab pada
kemampuan mendengar.(Richard L, 2005)
Mekanisme mendengar:
Mendengar berarti menerima informasi serta menerjemahkannya
di otak kita. Gelombang suara bergerak melalui telinga luar, lalu
dimodulasi oleh telinga tengah, dan di hantarkan ke sayraf
vestibula-koklear didalam telinga dalam. Syaraf ini

menghantarkan informasi ini ke lobus temporal ke otak dimana


informasi ini digolongkan sebagai suara.
Secara detail, pinna (daun telinga) pada telinga luar
memfokuskan suara yang kemudian bertabrakan dengan
membran timpani. Malleus yang bersentuhan dengan membran
menerima getaran tersebut. Getaran tersebut dihantarkan melalui
incus dan stapes ke jendela vestibular. Dua otot kecil, yaitu tensor
timpani dan stapedius memodulasi noise yang terikut. Tensor
timpani melemahkan noise, dan stapedius menurunkan
reseptivitas pada noise yang berfrekuensi tinggi. Getaran pada
jendela vestibular menyebabkan getran pada endolimfa didalam
koklea. ( Arthur C. Guyton,2005)
Saluran hampa pada telinga dalam terisi oleh cairan, dan
mengandung epitel sensoris yang memiliki rambut sel. Rambut
mikroskopis dari sel ini merupakan mekanoreseptor yang
melepaskan sinyal kimia berupa neurotransmitter ketika
terstimulasi. Gelombang suara yang berpindah melalui cairan
mengalir ke sel reseptor pada organo corti. Cairan akan mendorng
filamen yang menyebabkan sel reseptor terbuka dan melepaskan
endolimfa kaya natrium. Hal ini menyebabkan depolarisasi sel,
dan menghasilkan potensial aksi yang di hantrakan ganglion
spiral yang berfungsi mengirim informasi melalui bagian auditori
sayraf vestibula-koklear ke lobus temporal otak.( Arthur C.
Guyton,2005)
Sesampainya diotak, otak akan melakukan seleksi informasi
melalui mekanisme yang belum diketahui untuk memecah antara
informasi yang relevan hasil komunikasi dan informasi yang tidak
relevan. ( Arthur C. Guyton,2005)
Kesimpulan yang dapat diambil, komunikasi hewan vertebrata
golongan mamalia via suara dapat dilakukan selama spesies yang

berkomunikasi mampu menghasilkan sinyal suara yang relevan


dan ada receiver yang memiliki kemampuan untuk menerima dan
menerjemahkan informasi pada sinyal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Western Electric Company.1969. Fundamentals of Telephone
Communication Systems
Gans, Carl; Webster, Douglas B.;Popper, Arthur N.;Fay,Richard
R.1992. The Evolutionary Biology of Hearing. Springer : New York
Tuzlukov, Vyacheslav.2010.Signal Processing Noise, Electrical
Engineering anda Applied Signal Processing Series. CRC Press
Drake, Richard L.; Vogl, Wayne; Tibbitts, Adam W.M. Mitchell;
illustrations by Richard; Richardson, Paul .2005. Grays anatomy
for students. Philadelphia: Elsevier/Churchill Livingstone
Hall, Arthur C. Guyton, John E. 2005. Textbook of medical
physiology (11th ed. ed.). Philadelphia: W.B. Saunders
Name(required)
Email(required)

Anda mungkin juga menyukai

  • Materi Kesetimbangan
    Materi Kesetimbangan
    Dokumen7 halaman
    Materi Kesetimbangan
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Chord Noah
    Chord Noah
    Dokumen10 halaman
    Chord Noah
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Sinopsis Timun Mas
    Sinopsis Timun Mas
    Dokumen3 halaman
    Sinopsis Timun Mas
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Sinopsis Timun Mas
    Sinopsis Timun Mas
    Dokumen3 halaman
    Sinopsis Timun Mas
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • 40
    40
    Dokumen3 halaman
    40
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Suk Rosa
    Suk Rosa
    Dokumen3 halaman
    Suk Rosa
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Grafik Tugas 3
    Grafik Tugas 3
    Dokumen2 halaman
    Grafik Tugas 3
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Analisa Asam Cuka
    Analisa Asam Cuka
    Dokumen2 halaman
    Analisa Asam Cuka
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Teori 1
    Teori 1
    Dokumen9 halaman
    Teori 1
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat
  • Aside
    Aside
    Dokumen3 halaman
    Aside
    Aeyou LouPhez'cha
    Belum ada peringkat