Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FISIOLOGI TUMBUHAN

NAMA

: MUSLIMATIN

NIM

: 121810401035

1. Mengapa tanaman C3 melakukan fotorespirasi, padahal fotorespirasi merupakan


proses pemborosan energi?
Disebut tanaman C3 karena molekul yang pertama kali terbentuk setelah fiksasi
karbon adalah molekul berkarbon 3, 3-fosfogliserat. Padi, gandum, dan kedelai merupakan
contoh

tumbuhan

C3 yang

penting

dalam

pertanian.

Fotorespirasi adalah

sejenis respirasi pada tumbuhan yang dibangkitkan oleh penerimaan cahaya yang diterima
oleh daun. Diketahui pula bahwa kebutuhan energi dan ketersediaan oksigen dalam sel juga
mempengaruhi fotorespirasi. Walaupun menyerupai respirasi (pernafasan) biasa, yaitu
proses oksidasi yang melibatkan oksigen, mekanisme respirasi karena rangsangan cahaya ini
agak berbeda dan dianggap sebagai proses fisiologi tersendiri.
Proses yang disebut juga "asimilasi cahaya oksidatif" ini terjadi pada sel-sel
mesofil daun dan diketahui merupakan gejala umum pada tumbuhan C3, seperti
kedelai dan padi. Lebih jauh, proses ini hanya terjadi pada stroma dari kloroplas, dan
didukung oleh peroksisom dan mitokondria.
Kondisi lingkungan yang mendorong fotorespirasi ialah hari yang panas, kering, dan
terik-kondisi yang menyebabkan stomata tertutup. Kondisi ini menyebabkan CO 2 tidak bisa
masuk dan O2 tidak bisa keluar sehingga terjadi fotorespirasi. Dalam spesies tumbuhan
tertentu, ada cara lain fiksasi karbon yang meminimumkan fotorespirasi. Dua adaptasi
fotosintetik yang paling penting ialah fotosintesis C4 dan CAM.
Dalam fotosintesis C3 berbeda dengan C4,pada C3 karbon dioxida masuk ke siklus
calvin secara langsung. Struktur kloroplas pada tanaman C3 homogen. Tanaman C3
mempunyai suatu peran penting dalam metabolisme, tanaman C3 mempunyai kemampuan
fotorespirasi yang rendah karena mereka tidak memerlukan energi untuk fiksasi sebelumnya.
Tanaman C3 dapat kehilangan 20 % carbon dalam siklus calvin karena radiasi, tanaman ini
termasuk salah satu group phylogenik. Konsep dasar reaksi gelap fotosintesis siklus Calvin
(C3) adalah sebagai berikut: CO2 diikat oleh RUDP untuk selanjutnya dirubah menjadi
senyawa organik C6 yang tidak stabil yang pada akhirnya dirubah menjadi glukosa dengan

menggunakan 18ATP dan 12 NADPH.Siklus ini terjadi dalam kloroplas pada bagian stroma.
Untuk menghasilkan satu molekul glukosa diperlukan 6 siklus C3.
Tumbuhan tipe C3 memproduksi sedikit makanan apabila stomatanya tertutup pada
hari yang panas dan kering. Tingkat CO2 yang menurun dalam daun akan mengurangi bahan
ke siklus Calvin. Yang membuat tambah parah, rubisko ini dapat menerima O2 sebagai
pengganti CO2 . Karena konsentrasi O2 melebihi konsentrasi CO2 dalam ruang udara daun,
rubisko menambahkan O2 pada siklus Calvin dan bukannya CO2 . Produknya terurai, dan
satu potong, senyawa berkarbon 2 dikirim keluar dari kloroplas. Mitokondria dan peroksisom
kemudian memecah molekul berkarbon 2 menjadi CO2 . Proses ini yang disebut
Fotorespirasi. Akan tetapi tidak seperti respirasi sel, fotorespirasi tidak menghasilkan ATP.
Dan tidak seperti fotosintesis, fotorespirasi tidak menghasilkan makanan, tapi menurunkan
keluaran fotosintesis dengan menyedot bahan organic dari siklus Calvin.
Secara biokimia, proses fotorespirasi merupakan cabang dari jalur glikolat. Enzim
utama yang terlibat adalah enzim yang sama dalam proses reaksi gelap fotosintesis, Rubisco
(ribulosa-bifosfat karboksilase-oksigenase). Rubisco memiliki dua sisi aktif: sisi karboksilase
yang aktif pada fotosintesis dan sisi oksigenase yang aktif pada fotorespirasi. Kedua proses
yang terjadi pada stroma ini juga memerlukan substrat yang sama, ribulosa bifosfat (RuBP),
dan juga dipengaruhi secara positif oleh konsentrasi ion Magnesium dan derajat keasaman
(pH) sel. Dengan demikian fotorespirasi menjadi pesaing bagi fotosintesis, suatu kondisi
yang tidak disukai kalangan pertanian, karena mengurangi akumulasi energi. Jika kadar CO2
dalam sel rendah (misalnya karena meningkatnya penyinaran dan suhu sehingga laju
produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup), RuBP akan dipecah oleh Rubisco
menjadi P-glikolat dan P-gliserat (dengan melibatkan satu molekul air menjadi glikolat dan
P-OH). P-gliserat (P dibaca "fosfo") akan didefosforilasi oleh ADP sehingga membentuk ATP.
P-glikolat memasuki proses agak rumit menuju peroksisoma, lalu mitokondria, lalu kembali
ke peroksisoma untuk diubah menjadi serin, lalu gliserat. Gliserat masuk kembali ke
kloroplas untuk diproses secara normal oleh siklus Calvin menjadi gliseraldehid-3-fosfat
(G3P).
Fiksasi CO2 tanaman C3 dihambat oleh proses fotorespirasi. Proses ini bergantung
dari kemampuan enzim rubisco yang juga berfungsi sebagai oksigenase. Fotorespirasi hingga
kini bersaing dengan asimilasi karbon dioksida dan membuat fotosintesis kurang efisien.
Sebanyak 30 50% dari karbon yang digunakan oleh fotosintesis hilang oleh fotorespirasi
pada tumbuhan normal C. Proses distimulasi oleh cahaya dan temperature yang meningkat

dan dengan demikian secara khusus tidak menguntungkan untuk tanaman yang tumbuh di
tempat beriklim panas.
Peran fotorespirasi diperdebatkan namun semua kalangan sepakat bahwa fotorespirasi
merupakan penyia-nyiaan energi. Dari sisi evolusi, proses ini dianggap sebagai sisa-sisa ciri
masa lampau (relik). Atmosfer pada masa lampau mengandung oksigen pada kadar yang
rendah, sehingga fotorespirasi tidak terjadi seintensif seperti masa kini. Fotorespirasi
dianggap bermanfaat karena menyediakan CO2 dan NH3 bebas untuk diasimilasi ulang,
sehingga dianggap sebagai mekanisme daur ulang (efisiensi). Pendapat lain menyatakan
bahwa fotorespirasi tidak memiliki fungsi fisiologis apa pun, baik sebagai penyedia asam
amino tertentu (serin dan glisin) maupun sebagai pelindung klorofil dari perombakan karena
fotooksidasi.
Karena tidak efisien, sejumlah tumbuhan mengembangkan mekanisme untuk
mencegah fotorespirasi. Untuk menekan fotorespirasi, tumbuhan C4 mengembangkan strategi
ruang dengan memisahkan jaringan yang melakukan reaksi terang (sel mesofil) dan reaksi
gelap (sel selubung pembuluh, atau bundle sheath). Sel-sel mesofil tumbuhan C4 tidak
memiliki Rubisco. Strategi yang diambil tumbuhan CAM bersifat waktu (temporal), yaitu
memisahkan waktu untuk reaksi terang (pada saat penyinaran penuh) dan reaksi gelap (di
malam hari).
2. Mengapa tanaman C4 dikatakan efisiensi fotosintesisnya tinggi?
Tanaman C4 dinamakan demikian karena tumbuhan itu mendahului siklus calvin
dengan fiksasi karbon cara lain yang membentuk senyawa berkarbon-empat sebagai produk
pertamanya. Beberapa ribu spesies dalam sedikitnya 19 famili menggunakan jalur C4. Di
antara tanaman C4 yang penting untuk pertanian adalah tebu dan jagung, anggota family
rumput.
Dalam tanaman C4, terdapat dua jenis sel fotosintetik yang jelas berbeda, yaitu :
1.

Sel selundang berkas pembuluh

Sel selundang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat di sekitar
berkas pembuluh.
2.

Sel mesofil

Sel mesofil adalah sel di antara selundang berkas pembuluh dan permukaan daun.
Siklus calvin terbatas pada kloroplas selundang berkas pembuluh. Akan tetapi, siklus ini
didahului oleh masuknya CO2 ke dalam senyawa organic dalam mesofil. Langkah pertama

ialah penambahan CO2 pada fosfoenolpiruvat (PEP) untuk membentuk produk berkarbonempat yaitu oksaloasetat. PEP merupakan enzym pengikat CO2 pada tanaman C4 dan tidak
dapat mengikat O2, sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2. CO2 yang sudah
terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel "bundle sheath" (sekelompok sel-sel di sekitar
xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya
konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk
bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil dan sangat rendah, PEP
mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di
bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. Laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit
dengan meningkatnya CO2.
Tumbuhan dengan jalur C4 umumnya mempunyai laju fotosintesis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tumbuhan C3, terutama dalam intensitas cahaya tinggi. Pada tumbuhan
C4 terjadi peningkatan efisiensi fotosintesis, factor utama penyebabnya adalah tidak adanya
fotorespirasi (respirasi dalam cahaya) yang dapat diukur. Fotorespirasi itu mengakibatkan
hilangnya CO2 dalam jaringan fotosintetik dan merupakan sumber utama pengeluaran CO2
oleh tumbuhan C3 dalam cahaya.
Tebu (Saccharum officinarum), jagung (Zea mays), sorgum, rumput Bermuda, rumput
Prairie dan tumbuhan tertentu lain tidak mengikat karbon dioksida secara langsung. Pada
tumbuhan ini senyawa pertama yang terbentuk setelah jangka waktu pelaksanaan fotosintesis
yang sangat pendek, bukanlah senyawa 3C asam fosfogliserat (PGA), melainkan senyawa 4C
asam oksaloasetat (OAA). Metode alternatif fiksasi karbon dioksida untuk fotosintesis ini
disebut jalur Hatch-Slack. Tumbuhan yang menggunakan jalur ini disebut tumbuhan C4 atau
tumbuhan 4 karbon. Tumbuhan dikotil yang termasuk kelompok tumbuhan C4 antara lain
beberapa jenis gulma, bayam, pigweed.
3. Mengapa tumbuhan CAM aktivitas asimilasi karbonnya lebih tinggi pada kondisi
kekurangan air daripada kondisi kecukupan air?
Tumbuhan CAM mempunyai karakter mampu hidup pada suhu tinggi (35 sampai
dengan 50 derajat) biasanya lingkungan gurun. Contoh tumbuhannya adalah kaktus dan nanas
memiliki adaptasi fotosintesis yang berbeda dibandingkan tanaman lain yang berdaun tipis.
Stomata yang menutup pada siang hari membuat tumbuhan mampu menekan
penguapan sehingga menghemat air, tetapi mencegah masuknya CO2. Saat stomata terbuka
pada malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil akan diikat oleh PEP (Phospo Eno

Piruvat) dengan bantuan enzim PEP karboksilase CO2 difiksasi oleh PEP sehingga terbentuk
Asam Oksaloasetat.
Sehingga dengan adanya mekanisme penutupan dan pembukaan stomata yang lebih
teratur akibat kondisi lingkungan yang kering, menyebabkan proses asimilasi karbon dapat
terjadi lebih efektif daripada pada kondisi kecukupan air. Karena pada kondisi kecukupan air,
stomata akan terus membuka sehingga banyak karbon yang dikeluarkan daripada
diasimilasikan.

Anda mungkin juga menyukai