Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kloning terutama yang bersangkutan dengan

kloning manusia memerlukan perhatian yang cukup serius. Dari segi teknis dan manfaatnya,
kloning dibedakan atas tiga jenis, kloning embrio, kloning biomedik (terapetik), dan cloning
reproduksi.
Kloning Terapeutik atau disebut juga Kloning Embrio, merupakan produksi embrio manusia
untuk digunakan di dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan stem cell
yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan manusia dan untuk terapi penyakit.
Penelitian stem cell dilakukan untuk mengetahui bagaimana manusia bisa mencegah penuaan,
bagaimana kita bisa meremajakan kembali sel-sel yang sudah uzur sehingga dapat lebih lama
mendukung kehidupan dan bagaimana kita bisa mengatasi penyakit-penyakit degeneratif yang
juga berkaitan dengan penurunan fungsi tubuh. Namun permasalahannya Isu pengklonan embrio
untuk memperoleh stem cell ini berhubungan apakah embrio harus diperlakukan sebagai
manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi sebagai manusia atau sebagai jaringan hidup
seperti jaringan tubuh lainnya. Karena pada faktanya dalam proses pemanenan stem cell embrio
terjadi kerusakan pada embrio yang menyebabkan embrio tersebut akan mati. Padahal
Pengambilan sel dari blastosis 8 sel merupakan suatu sel totipoten yang berpotensi menjadi
manusia. Perdebatan tentang status moral embrio berkisar tentang Sel tubuh manusia semuanya
hidup tetapi apakah dapat dianggap sebagai kehidupan. Oleh karena itu di sini perlu kejelasan
antara apa yang dimaksud dengan hidup dan kehidupan. Berikut ini saya akan mencoba
memberikan beberapa perspektif mengenai kapan kehidupan manusia dimulai :
Pandangan Metabolik :
Both the sperm and egg cells should individually be considered to be units of life in the same
respect as any other single or multicellular organism. Thus, neither the union of two gametes nor
any developmental point thereafter should be designated as the beginning of new life
Pandangan genetika :
The genetic view takes the position that the creation of a genetically unique individual is the
moment at which life begins. This event is often described as taking place at fertilization, thus
fertilization marks the beginning of human life
Pandangan Embryological :
The embryological view states that human life originates not at fertilization but rather at
gastrulation. Human embryos are capable of splitting into identical twins as late as 12 days after
fertilization resulting in the development of separate individuals with unique personalities and
different souls, according to the religious view. Therefore, properties governing individuality are
not set until after gastrulation
Pandangan Neurogical :
Contemporary American (and Japanese) society defines death as the loss of the pattern
produced by a cerebral electroencephalogram (EEG). If life and death are based upon the same

standard of measurement, then the beginning of human life should be recognized as the time
when a fetus acquires a recognizable EEG pattern. This acquisition occurs approximately 24- 27
weeks after the conception of the fetus and is the basis for the neurological view of the beginning
of human life
Oleh karena itu tinggal berdasarkan pandangan apa kita melihat masalah ini. Apabila kita
menggunakan pendapat bahwa kehidupan dimulai saat konsepsi, atau pada fase blastosis, maka
penggunaan embrio untuk stem cell (sel tunas) sama saja dengan merusak kehidupan seorang
manusia. Namun apabila kita melihat dari segi pandang bahwa kehidupan baru dimulai setelah
tahap gastrulasi, atau pendapat lain yaitu adanya gelombang otak, maka embrio yang berusia
kurang dari 14 hari boleh digunakan untuk sel tunas.
Kloning reproduksi adalah suatu metode membuat klon manusia ataupun klon hewan (organisme
hidup). Tujuan dilakukannya cloning reproduksi adalah untuk mendapatkan anak klon dari orang
yang diklon, memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik. SCNT merupakan
metode dimana para peneliti mentransfer materi genetik dari nukleus (inti sel) donor sel dewasa
ke dalam telur yang sudah diambil baik nukleus maupun materi genetiknya. Telur hasil
rekonstruksi yang mengandung DNA dari sel donor tersebut, harus dirangsang dengan zat kimia
atau aliran listrik untuk merangsang terjadinya pembelahan sel. Namun permasalahan etika yang
ditimbulkan diantaranya yaitu :
1. embrio yang dihasilkan dari SCNT atau somatic cell nuclear transfer banyak
mengalami kelainan kongenital (kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul
sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur).
2. Autonomy : seorang anak yang diciptakan melalui proses SCNT tidak dapat memberi
ijinnya (informed consent) mengenai eksperimen yang akan dikerjakan. Hak otonomi ini
juga akan muncul apabila DNA seseorang digunakan untuk membuat satu atau lebih kopi
individu tanpa ijin dari orang yang bersangkutan
3. Conflict of interest : Masalah etika akan terjadi apabila para peneliti memiliki
kepentingan keuangan di dalam penelitian ini
4. Gangguan psikologis atau psikis individu klon : Individu hasil klon akan rentan
mengalami gangguan psikologis akibat dari statusnya sebagai genetik kopi dari orang
lain. Individu klon tersebut dapat didominasi oleh orang yang menciptakannya
5. Kloning merupakan metode reproduksi aseksual yang bertentangan dengan cara
reproduksi manusia. Individu hasil klon hanya memiliki genetik dari 1 orang tua, satu
generasi keturunan. Hal ini merupakan Upaya untuk menghasilkan pembiakan
manusia melalui kloning di luar konteks perkawinan atau pasangan orangtua adalah
amoral.
6. Kloning membatasi variasi genetik (individu berbeda-beda satu sama lain).
7. Pemilik gen kloning akan mengharapkan sifat dan sikap tertentu dari hasil kloning
tersebut dimana seakan kloning tersebut dibuat dengan tujuan melayani keinginan dari
pihak lain sehingga kebebasan dari individu klon tersebut dapat terhambat.

8. Kloning berisiko mengubah manusia menjadi objek manufaktur. Hal ini berlawanan
dengan harga diri dan hak asasi manusia
Kloning manusia ini dapat dijerat tindak pidana terhadap tubuh yang biasa disebut juga sebagai
penganiayaan. Dalam KUHP itu sendiri telah menjelaskan dan mengatur tentang macam-macam
dari penganiayaan beserta akibat hukum apabila melakukan pelanggaran tersebut, pasal yang
menjelaskan tentang masalah penganiayaan ini sebagian besar adalah pasal 351 sampai dengan
pasal 355, dan masih banyak pula pasal-pasal lain yang berhubungan dengan pasal tersebut yang
menjelaskan tetang penganiayaan. Termasuk Pasal 346-349 KUHP tentang
Pengguguran/Pembunuhan Kandungan.
Pendapat dari fakta yang ada :
1. a. Kloning reproduksi, Metodenya, dapat dilakukan melalui proses seksual dengan
fertilisasi in vitro dan aseksual dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen.
Kloning seksual, secara teknis langkah awal yang dilakukan adalah fertilisasi in vitro.
Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai empat sampai delapan sel segera
dilakukan splitting (pemotongan dengan teknik mikromanipulasi) menjadi dua atau
empat bagian. Bagian-bagian embrio ini dapat ditumbuhkan kembali dalam inkubator
hingga berkembang menjadi embrio normal yang memiliki genetik sama. Setelah
mencapai fase blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim ibu sampai
umur sembilan bulan. Berbeda dengan Kloning seksual, pada cloning aseksual fertilisasi
tidak dilakukan menggunakan sperma, melainkan hanya sebuah sel telur terfertilisasi
semu yang dikeluarkan pronukleusnya dan sel somatis. Karenanya, bila pada cloning
seksual genetik anak berasal dari kedua orang tuanya, maka pada cloning aseksual
genetik anak sama dengan genetik penyumbang sel somatis. Upaya untuk
menghasilkan pembiakan manusia melalui kloning di luar konteks perkawinan
atau pasangan orangtua adalah amoral.
1. b. Sebagai contoh, Pada tahun 1991, Anissa Ayala, 19 tahun, yang menderita leukemia,
menerima transplantasi sumsum tulang dari saudarinya yang berusia 13 bulan, Marissa,
yang dengan sengaja dikandung untuk menjadi donor sumsum tulang. Sementara masih
dalam rahim, para dokter menganalisa jaringan tubuh Marissa guna menentukan apakah
ia akan dapat menjadi seorang donor yang cocok bagi kakaknya. Pertanyaan moral yang
mendasari tindakan ini meliputi, Bagaimanakah jika jaringan tubuh Marissa tidak cocok
dengan jaringan tubuh saudarinya? Apakah ia akan diaborsi, dan apakah kedua orang
tuanya lalu akan berusaha untuk mengandung seorang donor lain yang sesuai? Dr
Robert Levine dari Yale University School of Medicine menyampaikan pendapatnya,
Menurut saya, apabila motif utama dari mengandung seorang anak adalah demi
mendapatkan suatu jaringan atau organ tubuh, maka kita sudah sangat dekat
dengan pandangan melihat makhluk baru ini sebagai suatu sarana bagi
kepentingan yang lain. Dengan kloning, moralitas menjadi semakin kabur, sebab
kita dapat menghasilkan manusia lain seperti diri kita sendiri, mengambil organ
tubuhnya (bahkan sementara ia masih dalam rahim atau dengan kelahiran parsial),
dan kemudian membinasakan sisanya, ini benar-benar adalah tindakan amoral.

1. c. Ketika Dolly muncul dalam berita-berita utama, Wall Street Journal mencetak suatu
artikel berjudul, Siapakah yang Akan Meraup Laba dalam Terobosan Kloning?
Jawabnya adalah perusahaan yang memiliki tekniknya. Dari sudut pandang moneter
murni, pasar organ tubuh akan menjadi kenyataan.
1. d. Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia

kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve mengatakan bahwa jika dalam proses
kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan.
Pernyataan ini seakan-akan janin tersebut hanya sekedar material biologis yang dapat
dibuang.
16/09/2010 - Posted by Maulida Mulya Rahmawati | biologi

Anda mungkin juga menyukai