Lecture:
Adi Djoko Guritno, M.Sie, Ph.D
Disiapkan Oleh:
KELOMPOK 5
Mulyadi
Made Sedana Yoga
Retno Giyati Widya Utami
Agnesia Kharisma
Fawzan Yahya Patria
Adam Wicaksono
R. Purwedi Darminto
Cross dan Lynch (1992), Kaplan dan Norton (1992), Dixon et.al (1990), Bourne et al (2003)
PMS harus disusun berdasarkan strategi perusahaan dan mengukur kesesuaian pola
karyawan dengan tujuan utama perusahaan
Globerson (1985)
PMS harus bersifat akurat, relevan, tersedia di waktu yang tepat, dan mudah diakses
oleh orang yang tepat
PMS harus mengukur baik performansi secara finansial atau non finansial
PMS harus memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain selain investor seperti
karyawan, customer dan juga suplier
Untuk mendesain Performance Measurement System (PMS) ada 2 pertanyaan yang harus
dijawab yaitu Apa yang akan diukur ? dan Bagaimana cara pengukurannya ? Pada jurnal
ini akan dibahas mengenai Apa yang akan diukur ? dimana akan menghasilkan sistem kelas
dalam PMS.
Sistem kelas disini berfungsi agar perusahaan mengevaluasi dari sistem PMS yang telah
berjalan saat ini dan mengembangkannya ke kelas yang lebih canggih. Berikut pembagian
kelas dalam PMS :
PMS pada kelas berdasarkan pengukuran tradisional seperti ROI, ROE, Arus Kas, dan juga
produktivitas. PMS ini berorientasi pada keuntungan dan kebanyakan berorientasi jangka
pendek.
Single-dimensional
Fokus : internal
Mudah diakses
PMS pada kelas ini lebih kompleks dimana performansi diukur secara multidimensional
(tidak hanya finansial). Sangat berorientasi pada customer. Digunakan lebih kearah
improvement.
Multi-dimensional
PMS pada kelas ini dapat menjelaskan hubungan dari tiap organisasi dalam perusahaan.
Database dan sistem reporting saling terintegrasi. Informasi dari PMS ter-update secara
kontinuous dan secara langsung dipresentasikan kepada orang yang membutuhkan.
ARTIKEL PENDUKUNG
1. To Evaluate. Beberapa cara dapat digunakan untuk mengevaluasi antara lain dengan
membandingkan performansi aktual dengan peformansi sebelumnya, membandingkan
dengan perusahaan sejenis, dan membandingkan dengan rata-rata industri.
2. To Kontrol. Digunakan untuk fungsi kontrol bagi manajer untuk mengetahui karyawannya
melakukan hal yang benar. Saat ini banyak manajer yang tidak melakukan fungsi kontrol
secara langsung tetapi fungsi kontrol tetap diperlukan.
3. To Budget. Biaya adalah salah satu tools untuk melihat meningkatnya performansi.
Kadang penghematan biaya bukan cara yang baik untuk meningkatkan performansi. Kadang
dengan meningkatnya performansi biaya pun bertambah.
5. To Celebrate. Saat sebuah organisasi mencapai tujuan jangka pendeknya tidak ada
salahnya untuk merayakannya. Perayaan keberhasilan akan memotivasi seluruh elemen
perusahaan.
7. To Learn. Seorang pengambil keputusan perlu belajar, apakah keputusan yang diambil
benar ataukah tidak. Pengukuran performansi yang baik dapat memberikan informasi
strategis bagi pengambil keputusan.
8. To Improve. Sebenarnya ini adalah inti dari pengukuran performansi tidak lain adalah
untuk meningkatkan performansi itu sendiri.
STUDI KASUS
Pada tahun 1999, setiap tiga dari empat fast food yang dibeli di Amerika dibuat oleh satu
perusahaan yaitu Taco Bell. Dominasi market tidak akan sebesar ini apabila Taco Bell tidak
melakukan transformasi dalam operasionalnya. Pada saat itu semua bahan-bahan dibuat dari
mentah dan dimasak secara sendiri-sendiri. Saat bahan-bahan tersebut siap maka diolah dan
disajikan sesuai dengan keinginan customer. Waktu tunggu di customer cash register ratarata adalah 105 detik dan bertambah disaat peak hour.
Beberapa strategi dilakukan oleh John Martin sebagai CEO dari Taco Bell :
1983 - Merubah bentuk layout untuk dapur sehingga meningkatkan kecepatan makanan
tersedia dan meningkatkan persepsi customer, menambah menu, memperbesar unit,
menambahkan fasilitas drive thru, memperbaiki dekorasi dan membuat baju seragam untuk
para staff.
1989 - Project K-minus : semua makanan tidak lagi didatangkan dalam bentuk mentah
tetapi sudah olahan setengah jadi sehingga tidak terdapat lagi proses memasak dari mentah.
Tentu saja hal ini meningkatan kecepatan penyajian 30 detik lebih cepat dan juga
meningkatkan kapasitas pelayanan pada saat peak hour sebesar 50%.
KESIMPULAN
REFERENSI
1. Stefan Tangen, Insights from practice "Analysing the requirements of performance
measurement systems," Journal, Measuring Business Excellence, Emerald Group
Publishing Limited, 2005.
2. http://en.wikipedia.org/wiki/Performance_measurement
3. Short Case : Taco Bell