Anda di halaman 1dari 4

Nama

: R.A. Sarfina Linaty

NIM

: 02011281320019

Kelas

:A

Mata Kuliah : Antropologi Budaya

A. Antropologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

Apa itu Antropologi?


Antropologi adalah

salah

satu

cabang

ilmu

sosial

yang

mempelajari

tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi berasal dari kata Yunani
(baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti
"wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal"). Antropologi mempelajari manusia
sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah
yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

Apa itu Antropologi Budaya?


Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang berpusat pada penelitian variasi

kebudayaan di antara kelompok manusia. Antropologi budaya mengumpulkan data mengenai


proses ekonomi dan politik global atas budaya lokal. Para antropolog budaya menggunakan
berbagai metode, termasuk pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan

angket statistik. Penelitian mereka sering dikatakan pekerjaan lapangan karena sang
antropolog harus menetap untuk waktu yang cukup lama di lapangan penelitiannya.

B. Kebudayaan

Apa itu Budaya?


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah

kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak,
dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosiobudaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

C. Hubungan Hukum dengan Budaya

Jika berbicara mengenai budaya secara tidak langsung kita juga berbicara mengenai
masyarakat. Hukum dan masyarakat berhubungan secara timbal balik, karena hukum sebagai
sarana pengantar masyarakat, bekerja di dalam masyarakat dilaksanakan pula oleh
masyarakat. Hubungan tersebut bisa bersifat simbiosis muatualistis yaitu mendukung tumbuh
dan tegaknya hukum maupun sebaliknya bersifat parasitis, yaitu menghambat tumbuh
berkembang dan tegaknya hukum. Emile Durkem menjabarakan hubungan fungsional antara
hukum dan masyarakat dengan lebih dahulu mengelompokkan masyarakat menjadi dua yaitu
solidaritas organic dan masyarakat berbasis solodaris mekanik. Konsepsi modern tentang
hukum sebagai sarana pencapaian tujuan. Marc Galanter menegaskan hukum modern
memilki ciri anta lain : Bersifat terirorial, tidak bersifat personal. Universalitas, rasional
dengan menitikberatkan pada utilitas dari hukum untuk masyarakat sehingga berbicara
hukum seringkali dikaitkan dengan realitas sosial dimana hukum itu tumbuh dan

berkembang. Kenyataan tersebut memang tepat mengingat hukum harus sesuai dengan
masyarakat dan sebaliknya hukum perlu menyesuaikan diri dengan kondisi perkembangan
masyarakatnya.J ika hukum yang dipaketkan penguasa politik terlalu modern dan jauh
dengan masyarakat atau terlalu ketinggalan, maka hukum tersebut tidak dapat
dioperasionalkan , tidak efektif, useless dan timpang. Padahal kecenderungan sekarang
hukum difungsikan sebagai penyalur, pedoman pengaman program, kebijaksanaan
pemerintah yangberusaha meningkatan taraf hidup rakyat kearah yang lebih baik.
Selo soemardjan dan Soelaiman Soemardi mendefinisikan kebudayaan sebagai hasil karya,
rasa dan cipta manusia, karya dalam hidup manusia berwujud teknologi yang mempermudah
hidup manusia. Rasa merupakan dasar dari munculnya nilai-nilai kemasyarakatan dan cipta
merupakan kemampuan mental emosional manusia untuk hidup beradap. Dalam arti luas
kebudyaan merupakan serangkaian nilai-nilai yang hendak dicapai oleh sebuah komunitas
tertentu, sekaligus juga sebagai way of life karena budaya juga memberikan pedoman arah
hidup manusia. Budaya juga bisa disebut dengan serangkaian system perilaku, yaitu
serangkaian perilaku yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh para pendukungnya. Dalam
hal ini komunitas tertentu memilki gambaran abstrak perilaku yang layak dan tidak layak
dilakuakan. Gambaran abstrak perilaku tersebut kemudian diformulaasikan secara konkrit
dalam berbagai tatanan hidup manusia melahirkan norma dimana hukum berada didalamnya
disamping norma kesopanan, kesusilaan dan keagamaan. Jika demikain artinya hukum
merupakan refeleksi tata perilaku komintas tertentu yang bersifat territorial, khas dan khusus,
dalam arti hukum masyarakat satu berbeda dengan yang lainnya sehingga hukum kurang
relevan menganut asas universalitas. Oleh karena itu pembuatan hukum, penerapan hukum
harus pandai-pandai membaca, menganalisa realitas sosial mengingat hukum bukan saja
sebagai formalisasi dan konkrtitasi perilaku masyarakat dalam bentuk deretan pasal-pasal
melainkan juga jiwa masyarakat (Volkgeist) itu, serta hukum itu dibuat bukan untuk penguasa
tetapi untuk rakyat. Oleh karena itu harus banyak-banayak mengkaca, membaca dan
menganalisa relaitas sosial diman hukum itu akan diterapkan. Hukum bukan sekedar alat
yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu, tetapi merupakan perangkat tradisi, obyek
pertukaran nilai yang tidak netral dari pengaruh sosial dan budaya. Hukum merupakan
konkretisasi nilai-nilai sosial yang terbentuk dari kebudayaan. Jadi jangan sepelekan budaya,
hormati budaya, hormati hokum sebagai salahsatu wujud kepedulian kita pada keteraturan
hidup yang sesuai norma dan hukum.

Relevensi mempelajari budaya bagi mahasiswa fakultas hukum


Dengan mempelajari budaya, kita akan tahu bahwa setiap budaya memiliki hukum

yang berlaku pada masing-masing setiap kebudayaan yang ada. Setiap budaya yang ada
memiliki peraturan dan hukumnya masing-masing, untuk itu sebagai mahasiswa fakultas
hukum sebaiknya kita mengetahui dan mempelajari hukum di setiap budaya.

Anda mungkin juga menyukai