PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Statistika parametrik adalah suatu ukuran tentang parameter, artinya
ukuran seluruh populasi dalam penelitian yang harus diperkirakan dari apa
yang terdapat di dalam sampel (karakteristik populasi) (Pramono, 2011).
Pada kenyataannya statistika parametrik mudah untuk dikerjakan namun
kurang dapat dipahami mengenai syarat-syarat atau asumsi-asumsi yang
harus dipenuhi untuk melakukan pengujian statistik.
Selain itu banyak mahasiswa yang belum mengerti cara membuat
hipotesa awal dan tandingan untuk menarik kesimpulan dari suatu
permasalahan. Pada praktikum modul 2 mengenai statistik parametrik ini
mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengujian-pengujian statistik
parametrik, seperti kenormalan, one sample t-test, independent sample ttest, ANOVA, dll, sehingga dapat menyimpulkan suatu data menggunakan
hipotesa
yang
dibuat
berdasarkan
parameter
perhitungan
statistik
parametrik.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat memahami uji hipotesis (hipotesis nol, hipotesis
tandingan), daerah penerimaan, dan daerah kritis.
2. Praktikan dapat menggunakan Kolmogorov Smirnov, Shapiro-Wilk
ataupun uji ketergantungan dua faktor.
3. Praktikan
dapat
memahami
asumsi
yang
harus
dipenuhi
rata-rata
pada
pada
dapat
menggunakan
pengujian
statistk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Statistik Parametrik
Statistik parametrik adalah ilmu statistik yang digunakan untuk data-data
yang memiliki sebaran normal. Jika data tidak menyebar normal maka
metode statistik nonparametrik dapat digunakan. Apa yang dapat dilakukan
jika data tidak menyebar normal, namun statistik parametrik ingin tetap
digunakan. Untuk kasus ini data sebaiknya ditransformasikan terlebih
dahulu. Transformasi data perlu dilakukan agar data mengikuti sebaran
normal. Transformasi dapat dilakukan dengan mengubah data ke dalam
bentuk logaritma natural, menggunakan operasi matematik (membagi,
menambah, atau mengali dengan bilangan tertentu), dan mengubah skala
data dari nominal menjadi interval (Hadi, 2002).
Contoh metode statistik parametrik diantaranya adalah uji-z (1 atau 2
sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson, perancang percobaan (2way ANOVA), dan lain-lain.
Parametrik berarti parameter. Parameter adalah indikator dari suatu
distribusi hasil pengukuran. Indikator dari distribusi pengukuran berdasarkan
statistik parametrik digunakan untuk parameter dari distribusi normal. definisi
distribusi normal dan cara mengetahui distribusi dari data merupakan hal
yang penting sekali untuk diketahui karena berdasarkan normal atau
tidaknya distribusi ini baru dapat ditentukan apakah uji statistik parametrik
atau nonparametrik yang digunakan.
Distribusi normal dikenal juga dengan istilah Gaussian Distribution.
Distribusi normal mengandung dua parameter, yaitu rata-rata (mea n =m)
dan ragam (varians =
(continuous
probability
distribution).
Impilkasinya,
skala
2.2
Test of Normality
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan
berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam
pengujian
normalitas
suatu
data
tidak
begitu
rumit.
Berdasarkan
b.
normalitasnya
c.
Klik OK.
Lakukan analisa output untuk :
Test of Normality
2.4
langkah-langkah
pengujian
independent
sample
t-test
data
Klik OK
c. Lakukan analisa output untuk :
2.5
Group Statistics
One Way-Anova
ANOVA merupakan lanjutan dari uji-t independen dimana kita memiliki
perbandingan
grafis
memungkinkan
kita
melihat
distribusi
b.
Variance Test
Klik Continue, OK
c.
Tabel Descriptives
Tabel ANOVA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Praktikum
Prodi A
11.
Prodi K
2.
Prodi B
12.
Prodi L
3.
Prodi C
13.
Prodi M
4.
Prodi D
14.
Prodi N
5.
Prodi E
15.
Prodi O
6.
Prodi F
16.
Prodi P
7.
Prodi G
17.
Prodi Q
8.
Prodi H
18.
Prodi R
9.
Prodi I
19.
Prodi S
10.
Prodi J
20.
Prodi T
PRODI
KELOMPO
PRODI
K
1
A,B,C
21
A,C,E
B,C,D
22
C,E,G
C,D,E
23
E,G,I
D,E,F
24
G,I,K
E,F,G
25
I,K,M
F,G,H
26
K,M,O
G,H,I
27
M,O,Q
H,I,J
28
O,Q,S
I,J,K
29
Q,S,A
10
J,K,L
30
S,A,C
11
K,L,M
31
B,D,F
12
L,M,N
32
D,F,H
13
M,N,O
33
F,H,J
14
N,O,P
34
H,J,L
15
O,P,Q
35
J,L,N
16
P,Q,R
36
L,N,P
17
Q,R,S
37
N,P,R
18
R,S,T
38
P,R,T
19
S,T,U
39
R,T,B
20
T,U,A
40
T,B,D
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Mentah
(mahasiswa)
Universitas
ABC
kemudian
kami
uji
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,522 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data tinggi badan prodi 1 (P) mengikuti fungsi distribusi
normal. Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot
yang berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tinggi badan prodi 1 (P) berdistribusi normal.
4.2.1.2 Prodi 2
Dari data penelitian yang kami peroleh dari tinggi badan
responden
(mahasiswa)
Universitas
ABC
kemudian
kami
uji
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,224 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data tinggi badan prodi 2 (R) mengikuti fungsi distribusi
normal. Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot
yang berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tinggi badan prodi 2 (R) berdistribusi normal.
4.2.1.3 Prodi 3
Dari data penelitian yang kami peroleh dari tinggi badan
responden
(mahasiswa)
Universitas
ABC
kemudian
kami
Hipotesis :
H0
uji
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
Jika sig < , maka Tolak
Jika sig , maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,224 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data tinggi badan prodi 3 (T) mengikuti fungsi distribusi
normal. Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot
yang berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tinggi badan prodi 3 (T) berdistribusi normal.
4.2.2
Analisis Uji Normalitas Data Pada Berat Badan
4.2.2.1Prodi 1
Dari data penelitian yang kami peroleh dari berat badan
responden
(mahasiswa)
Universitas
ABC
kemudian
kami
uji
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
Jika sig < , maka Tolak
Jika sig , maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,099 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data berat badan prodi 1 (P) mengikuti fungsi distribusi
normal. Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot
yang berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berat badan prodi 1 (P) berdistribusi normal.
4.2.2.2Prodi 2
Dari data penelitian yang kami peroleh dari berat badan
responden
(mahasiswa)
Universitas
ABC
kemudian
kami
uji
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
Jika sig < , maka Tolak
Jika sig , maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,099 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data berat badan prodi 2 (R) mengikuti fungsi distribusi
normal. Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot
yang berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berat badan prodi 2 (R) berdistribusi normal.
4.2.2.3Prodi 3
Dari data penelitian yang kami peroleh dari berat badan
responden
(mahasiswa)
Universitas
ABC
kemudian
kami
uji
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
Jika sig < , maka Tolak
Jika sig , maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,099 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data berat badan prodi 3 (T) mengikuti fungsi distribusi
normal. Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot
yang berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berat badan prodi 3 (T) berdistribusi normal.
4.2.3
Analisis Uji Normalitas Data Pada IPK
4.2.3.1Prodi 1
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
Jika sig < , maka Tolak
Jika sig , maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,200 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,089 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data IPK prodi 1 (P) mengikuti fungsi distribusi normal.
Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot yang
berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data IPK prodi 1 (P) berdistribusi normal.
4.2.3.2Prodi 2
Dari data penelitian yang kami peroleh dari IPK responden
(mahasiswa) Universitas ABC kemudian kami uji kenormalan datanya
pada tabel Test of Normality Prodi 2 atau R.
Tabel 2.4.10 Test Of Normality IPK prodi 2 atau R
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
Jika sig < , maka Tolak
Jika sig , maka Terima
Kesimpulan :
H0
H0
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,167 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,095 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data IPK prodi 2 (R) mengikuti fungsi distribusi normal.
Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot yang
berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data IPK prodi 2 (R) berdistribusi normal.
4.2.3.3Prodi 3
Dari data penelitian yang kami peroleh dari IPK responden
(mahasiswa) Universitas ABC kemudian kami uji kenormalan datanya
pada tabel Test of Normality Prodi 3 atau T.
Tabel 2.4.11 Test Of Normality IPK prodi 3 atau T
Hipotesis :
H0
H1
= Data
Penarikan Keputusan :
H0
H0
Kesimpulan :
Berdasarkan data pada tabel Test of Normality diatas, nilai sig uji
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,094 (> 0,05) dan nilai sig uji ShapiroWilk 0,074 (> 0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima. Hal tersebut
berarti bahwa data IPK prodi 3 (T) mengikuti fungsi distribusi normal.
Begitu juga dari pencaran data pada grafik normal QQ-Plot yang
berada pada sekitar garis miring melintang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data IPK prodi 3 (T) berdistribusi normal.
4.3 One Sample T-Test
One Sample T-Test digunakan untuk membandingkan apakah terdapat
perbedaan atau persamaan rata-rata suatu kelompok sampel data dengan
suatu nilai rata-rata.
4.3.1 One Sample T-Test Pada Tinggi Badan
4.3.1.1 Prodi 1
Tabel 2.4.12 One Sample Statisic tinggi badan prodi 1 atau P
Hipotesis :
H0
159
cm
H1
cm
atau
H0
0=159 cm
H1
0 159 cm
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
atau
H0
H0
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif tinggi badan prodi
P atau 1. Dari 90 responden, rata-rata tinggi badan prodi P atau 1
adalah 159,69 cm dengan standar deviasi 6,866 cm. Oleh karena nilai
p-Value pada tabel One Sample Test menunjukkan nilai 0,344
(>0,05), maka kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Hal
tersebut berarti rata-rata tinggi badan prodi P sebesar 159,69 cm
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi
yang ditetapkan yaitu 159 cm.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (> t hitung = 0,952), maka
kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Jadi sudah benar bahwa
rata-rata tinggi badan prodi P sebesar 159,69 cm tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan
yaitu 159 cm.
4.3.1.2 Prodi 2
Tabel 2.4.14 One Sample Statisic tinggi badan prodi 2 atau R
Hipotesis :
H0
159
H1
cm
= Rata-rata tinggi badan prodi R berbeda signifikansi 159
cm
atau
H0
0=159 cm
H1
0 159 cm
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif tinggi badan prodi
R atau 2. Dari 90 responden, rata-rata tinggi badan prodi R atau 2
adalah 161,21 cm dengan standar deviasi 10,974 cm. Oleh karena
nilai p-Value pada tabel One Sample Test menunjukkan nilai 0,059
(>0,05), maka kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Hal
tersebut berarti rata-rata tinggi badan prodi R sebesar 161,21 cm
tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi
yang ditetapkan yaitu 159 cm.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (> t hitung = 1,911), maka
kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Jadi sudah benar bahwa
rata-rata tinggi badan prodi R sebesar 161,21 cm tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan
yaitu 159 cm.
4.3.1.3 Prodi 3
Tabel 2.4.16 One Sample Statisic tinggi badan prodi 3 atau T
Hipotesis :
H0
159
H1
cm
= Rata-rata tinggi badan prodi T berbeda signifikansi 159
cm
atau
H0
0=159 cm
H1
0 159 cm
Penarikan Keputusan :
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif tinggi badan prodi
T atau 3. Dari 90 responden, rata-rata tinggi badan prodi T atau 3
adalah 155,69 cm dengan standar deviasi 6,866 cm. Oleh karena nilai
p-Value pada tabel One Sample Test menunjukkan nilai 0,000
(<0,05), maka kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Hal tersebut
berarti rata-rata tinggi badan prodi T sebesar 155,69 cm menunjukkan
terdapat perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang
ditetapkan yaitu 159 cm.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (> t hitung = -4,575), maka
kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Jadi sudah benar bahwa
rata-rata tinggi badan prodi T sebesar 155,69 cm tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan
yaitu 159 cm.
4.3.2 One Sample T-Test Pada Berat Badan
4.3.2.1 Prodi 1
Tabel 2.4.18 One Sample Statisic berat badan prodi 1 atau P
Hipotesis :
H0
53 kg
H1
atau
H0
0=53 kg
H1
0 53 kg
Penarikan Keputusan :
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif berat badan prodi
P atau 1. Dari 90 responden, rata-rata berat badan prodi P atau 1
adalah 63 kg dengan standar deviasi 4,994 kg. Oleh karena nilai pValue pada tabel One Sample Test menunjukkan nilai 0,000 (<0,05),
maka kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Hal tersebut berarti
rata-rata berat badan prodi P sebesar 63 kg menunjukkan terdapat
perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan
yaitu 53 kg.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (< t hitung = 18,225), maka
kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Berarti bahwa rata-rata
berat badan prodi P sebesar 63 kg menunjukkan perbedaan yang
nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 53 kg.
4.3.2.2 Prodi 2
Tabel 2.4.20 One Sample Statisic berat badan prodi 2 atau R
Hipotesis :
H0
53 kg
H1
atau
H0
0=53 kg
H1
0 53 kg
Penarikan Keputusan :
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif berat badan prodi
R atau 2. Dari 90 responden, rata-rata berat badan prodi R atau 2
adalah 51,09 kg dengan standar deviasi 4,223 kg. Oleh karena nilai
p-Value pada tabel One Sample Test menunjukkan nilai 0,000
(<0,05), maka kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Hal tersebut
berarti rata-rata berat badan prodi R sebesar 51,09 kg menunjukkan
terdapat perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang
ditetapkan yaitu 53 kg.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (> t hitung = -4,293), maka
kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Jadi sudah benar bahwa
rata-rata berat badan prodi R sebesar 51,09 kg tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan
yaitu 53 kg.
4.3.2.3 Prodi 3
Tabel 2.4.22 One Sample Statisic berat badan prodi 3 atau T
Hipotesis :
H0
53 kg
H1
atau
H0
0=53 kg
H1
0 53 kg
Penarikan Keputusan :
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif berat badan prodi
T atau 3. Dari 90 responden, rata-rata berat badan prodi T atau 3
adalah 53,09 kg dengan standar deviasi 4,223 kg. Oleh karena nilai
p-Value pada tabel One Sample Test menunjukkan nilai 0,842
(>0,05), maka kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Hal
tersebut berarti rata-rata berat badan prodi T sebesar 53,09 kg
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan tingkat
signifikansi yang ditetapkan yaitu 53 kg.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (> t hitung = 0,2), maka
kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Jadi sudah benar bahwa
rata-rata berat badan prodi T sebesar 53,09 kg tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan
yaitu 53 kg.
4.3.3 One Sample T-Test Pada IPK
4.3.1.1Prodi 1
Tabel 2.4.24 One Sample Statisic IPK prodi 1 atau P
Hipotesis :
H0
2,82
H1
atau
H0
0=2,82
H1
0 2,82
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif IPK prodi P atau
1. Dari 90 responden, rata-rata IPK prodi P atau 1 adalah 2,8882
dengan standar deviasi 0,45676. Oleh karena nilai p-Value pada tabel
One
Sample
Test
menunjukkan
nilai
0,160
(>0,05),
maka
kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Hal tersebut berarti ratarata IPK prodi P sebesar 2,8882 menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan
yaitu 2,82.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (> t hitung = 1,417), maka
kesimpulannya adalah terima hipotesis nol. Jadi sudah benar bahwa
rata-rata IPK prodi P sebesar 2,8882 tidak menunjukkan perbedaan
yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 2,82.
4.3.1.2Prodi 2
Tabel 2.4.25 One Sample Statisic IPK prodi 2 atau R
Hipotesis :
H0
2,82
H1
atau
H0
0=2,82
H1
0 2,82
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif IPK prodi R atau
2. Dari 90 responden, rata-rata IPK prodi R atau 2 adalah 3,0489
dengan standar deviasi 0,32104. Oleh karena nilai p-Value pada tabel
One
Sample
Test
menunjukkan
nilai
0,000
(<0,05),
maka
kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Hal tersebut berarti ratarata IPK prodi R sebesar 3,0489 menunjukkan terdapat perbedaan
yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 2,82.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (< t hitung = 6,764), maka
kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Berarti bahwa rata-rata IPK
prodi R sebesar 3,0489 menunjukkan perbedaan yang nyata dengan
tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 2,82.
4.3.1.3 Prodi 3
Tabel 2.4.27 One Sample Statisic IPK prodi 3 atau T
Hipotesis :
H0
2,82
H1
atau
H0
0=2,82
H1
0 2,82
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif IPK prodi T atau 3.
Dari 90 responden, rata-rata IPK prodi T atau 3 adalah 3,1456
dengan standar deviasi 0,32366. Oleh karena nilai p-Value pada tabel
One
Sample
Test
menunjukkan
nilai
0,000
(<0,05),
maka
kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Hal tersebut berarti ratarata IPK prodi T sebesar 3,1456 menunjukkan terdapat perbedaan
yang nyata dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 2,82.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi t didapatkan nilai t tabel
sebesar 1,98698 dengan df 89 (< t hitung = 9,542), maka
kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Berarti bahwa rata-rata IPK
prodi T sebesar 3,1456 menunjukkan perbedaan yang nyata dengan
tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 2,82.
4.4 Independent Sample T-Test
Independent Sample T-Test digunakan untuk membandingkan rata-rata
dari dua kelompok sampel data independent.
4.4.1 Independent Sample T-Test Tinggi Badan
4.4.1.1 Prodi 1 dengan Prodi 2
Tabel 2.4.29 Group Statisic tinggi badan prodi 1 (P) dengan prodi 2 (R)
Tabel 2.4.30 Independent Sample T-Test tinggi badan prodi prodi 1 (P)
dengan prodi 2 (R)
Hipotesis :
H0
tinggi
badan prodi P dan R.
H1
atau
H0
P = R
H1
P R
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi tinggi badan dan tabel kedua
menerangkan penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua
tinggi badan antara prodi 1 (P) dengan prodi 2 (R). Oleh karena
nilai
p-value
kesimpulannya
statistik
adalah
uji
T sebesar
0,266
H0 ,
yaitu
terima
(>0,05),
tidak
maka
terdapat
Tabel 2.4.32 Independent Sample T-Test tinggi badan prodi 2 (R) dengan
prodi 3 (T)
Hipotesis :
H0
tinggi
H1
atau
H0
R =T
H1
R T
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi tinggi badan dan tabel kedua
menerangkan penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua
tinggi badan antara prodi 2 (R) dengan prodi 3 (T). Oleh karena
nilai
p-value
statistik
uji
T sebesar
0,000
(<0,05),
maka
Tabel 2.4.34 Independent Sample T-Test tinggi badan prodi 3 (T) dengan
prodi 1 (P)
Hipotesis :
H0
tinggi
H1
atau
H0
T =P
H1
T P
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi tinggi badan dan tabel kedua
menerangkan penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua
tinggi badan antara prodi 3 (T) dengan prodi 1 (P). Oleh karena nilai
p-value statistik uji T sebesar 0,000 (<0,05), maka kesimpulannya
adalah tolak
Tabel 2.4.36 Independent Sample T-Test berat badan prodi prodi 1 (P)
dengan prodi 2 (R)
Hipotesis :
H0
berat
H1
badan
prodi P dan R
atau
H0
P = R
H1
P R
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi berat badan dan tabel kedua
menerangkan penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua
berat badan antara prodi 1 (P) dengan prodi 2 (R). Oleh karena nilai
p-value statistik uji T sebesar 0,000 (<0,05), maka kesimpulannya
adalah tolak
Tabel 2.4.38 Independent Sample T-Test berat badan prodi prodi 2 (R)
dengan prodi 3 (T)
Hipotesis :
H0
berat
badan prodi R dan T.
H1
badan
prodi R dan T.
atau
H0
R =T
H1
R T
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi berat badan dan tabel kedua
menerangkan penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua
berat badan antara prodi 2 (R) dengan prodi 3 (T). Oleh karena nilai
p-value statistik uji T sebesar 0,002 (<0,05), maka kesimpulannya
adalah tolak
Tabel 2.4.39 Group Statisic berat badan prodi 3 (T) dengan prodi 1 (P)
Tabel 2.4.40 Independent Sample T-Test berat badan prodi 3 (T) dengan
prodi 1 (P)
Hipotesis :
H0
berat
H1
badan
prodi T dan P.
atau
H0
T =P
H1
T P
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi berat badan dan tabel kedua
menerangkan penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua
berat badan antara prodi 3 (T) dengan prodi 1 (P). Oleh karena nilai
p-value statistik uji T sebesar 0,000 (<0,05), maka kesimpulannya
adalah tolak
4.4.3.1
Tabel 2.4.42 Independent Sample T-Test IPK prodi prodi 1 (P) dengan prodi
2 (R)
Hipotesis :
H0
IPK
prodi P dan R
H1
prodi P
dan R
atau
H0
P = R
H1
P R
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi IPK dan tabel kedua menerangkan
penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua IPK antara
prodi 1 (P) dengan prodi 2 (R). Oleh karena nilai p-value statistik uji
T sebesar 0,007 (<0,05), maka kesimpulannya adalah tolak
H0 ,
Tabel 2.4.44 Independent Sample T-Test IPK prodi 2 (R) dengan prodi 3
(T)
Hipotesis :
H0
IPK
prodi R dan T
H1
prodi R
dan T
atau
H0
R =T
H1
R T
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi IPK dan tabel kedua menerangkan
penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua IPK antara
prodi 2 (R) dengan prodi 3 (T). Oleh karena nilai p-value statistik uji
T sebesar 0,046 (<0,05), maka kesimpulannya adalah tolak
H0 ,
Tabel 2.4.46 Independent Sample T-Test IPK prodi 3 (T) dengan prodi 1
(P)
Hipotesis :
H0
IPK
prodi T dan P.
H1
prodi T
dan P.
atau
H0
T =P
H1
T P
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika t hitung > t tabel, maka Tolak
Jika t hitung < t tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menggambarkan statistik deskriptif rata-rata dan
standar deviasi kedua prodi IPK dan tabel kedua menerangkan
penggunaan statistik uji T untuk uji perbandingan dua IPK antara
prodi 3 (T) dengan prodi 1 (P). Oleh karena nilai p-value statistik uji
H0 ,
4.5
One-Way ANOVA
One-way ANOVA digunakan untuk membandingkan apakah terdapat
perbedaan atau kesamaan rata-rata antara tiga atau lebih kelompok data
untuk suatu kategori tertentu. Asumsi yang digunakan adalah variabel data
berdistribusi normal dan homogenitas variansi antar kelompok data.
4.5.1 Uji One Way ANOVA Untuk Tinggi Badan Pada 3 Prodi
Tabel 2.4.47 Descriptive tinggi badan ketiga prodi
Hipotesis :
H0 :
P = R=T
H 1 : P R T
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika f hitung > f tabel, maka Tolak
Jika f hitung < f tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif tinggi badan ketiga
prodi. Rata-rata tinggi badan prodi P, R dan T berturut-turut sebesar
159,69 cm, 161,21 cm dan 155,69 cm. Dan dari tabel ANOVA, diketahui
bahwa p-value uji F sebesar 0,000 (<0,05), maka kesimpulannya adalah
tolak hipotesis nol. Hal ini berarti bahwa rata-rata tinggi badan ketiga
prodi adalah tidak identik.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi f didapatkan nilai f tabel
sebesar 3.029597 dengan = 0,05, v1 = 2, v2 = 267 (< f hitung =
10,23), maka kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Berarti sudah
benar bahwa rata-rata tinggi badan ketiga prodi tidak identik.
4.5.2 Uji One Way ANOVA Untuk Berat Badan Pada 3 Prodi
Tabel 2.4.49 Descriptive berat badan ketiga prodi
Hipotesis :
H0 :
P = R=T
H 1 : P R T
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika f hitung > f tabel, maka Tolak
Jika f hitung < f tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif berat badan ketiga
prodi. Rata-rata berat badan prodi P, R dan T berturut-turut sebesar 63
kg, 51,09 kg dan 53,09 kg. Dan dari tabel ANOVA, diketahui bahwa pvalue uji F sebesar 0,000 (<0,05), maka kesimpulannya adalah tolak
hipotesis nol. Hal ini berarti bahwa rata-rata berat badan ketiga prodi
adalah tidak identik.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi f didapatkan nilai f tabel
sebesar 3.029597 dengan = 0,05, v1 = 2, v2 = 267 (< f hitung =
181,226), maka kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Berarti sudah
benar bahwa rata-rata berat badan ketiga prodi tidak identik.
Hipotesis :
H0 :
P = R=T
H 1 : P R T
Penarikan Keputusan :
Jika sig < 0,05, maka Tolak
Jika sig 0,05, maka Terima
H0
H0
atau
Jika f hitung > f tabel, maka Tolak
Jika f hitung < f tabel, maka Terima
H0
H0
Kesimpulan :
Tabel pertama menunjukkan statistik deskriptif berat badan ketiga
prodi. Rata-rata berat badan prodi P, R dan T berturut-turut sebesar
2,8882, 3,0489 dan 3,1456. Dan dari tabel ANOVA, diketahui bahwa pvalue uji F sebesar 0,000 (<0,05), maka kesimpulannya adalah tolak
hipotesis nol. Hal ini berarti bahwa rata-rata IPK ketiga prodi adalah
tidak identik.
Selain itu berdasarkan tabel distribusi f didapatkan nilai f tabel
sebesar 3.029597 dengan = 0,05, v1 = 2, v2 = 267 (< f hitung =
10,955), maka kesimpulannya adalah tolak hipotesis nol. Berarti sudah
benar bahwa rata-rata IPK ketiga prodi tidak identik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Uji hipotesis merupakan suatu proses untuk melakukan penarikan
kesimpulan dari suatu hipotesis tentang parameter populasi berdasarkan
informasi (pengamatan) pada sampel.
Hipotesis nihil/nol (h) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara dua variabel atau lebih atau tidak adanya perbedaan
antara dua kelompok atau lebih.
Hipotesis alternatif (a) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya
hubungan antara dua variabel atau lebih atau adanya perbedaan antara
dua kelompok atau lebih.
Daerah penerimaan adalah daerah menerima hipotesis nol sedangkan
daerah kritis/penolakan adalah daerah dimana hipotesis nol ditolak.
2. Pada pengujian normalitas data, kami menggunakan Kolmogorov
Smirnov, Shapiro-Wilk ataupun uji ketergantungan dua faktor dengan
melihat nilai sinifikansi apakah memenuhi dalam pembanding ()
sehingga bisa ditarik kesimpulan apakah data berdistribusi normal atau
tidak.
Dan hasil dari pengolahan data statistik menunjukkan bahwa
keseluruhan data yaitu tinggi badan, berat badan dan IPK, semuanya
memiliki nilai sig (Kolmogorov Smirnov & Shapiro-Wilk) > 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa sebaran keseluruhan data mengikuti atau
berdistribusi normal.
3. Asumsi yang harus dipenuhi pada pengolahan data statistik parametrik
adalah :
a. Data harus berdistribusi normal
b. Memiliki varians sama (homogen)
c. Berskala interval dan rasio
4. Hasil yang diperoleh melalui pengolahan data statistik parametrik (analsis
uji One Sample T-test) adalah sebagai berikut :
Rata-rata berat badan pada semua prodi menunjukkan tidak ada
pengarahan
dalam
pengerjaan
asisten
laporan
sebaiknya
(waktu
briefing),
menseragamkan
DAFTAR PUSTAKA
Ariyoso,
2012.
Statistik
Life-Beta:
Uji
one
way
Anova.
[Online]
A.,
Available
2013.
at
Uji
Statistik
:
Uji
Normalitas.
[Online]
http://statistikian.blogspot.com/2013/01/uji-
U.
S.,
t.thn.
usupress.usu.ac.id.
[Online]
LAMPIRAN
1. Data Mentah