Anda di halaman 1dari 16

LI.1.

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN GINJAL DAN SALURAN KEMIH


1. Mikroskopik
Ginjal berjumlah dua buah. Ukuran normal 12x6x2 cm. Berat 1 ginjal 130gr. Ginjal memegang peranan
penting mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asambasa darah, zat-zat sampah meninggalkan ginjal sebagai urin yang meninggalkan tubuh melewati uretra.
Ginjal berwarna coklat-kemerahan, di belakang peritoneum, terletak tinggi pada dinding posterior
abdomen, sebagian besar ditutupi oleh tulang iga. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan
ginjal kiri. Ini disebabkan karena adanya lobus kanan hati yang besar.
Pada pole atas terdapat kelenjar supra renalis kiri dan kanan. Ginjal dibungkus fascia renalis terdiri
lamina anterior dan lamina posterior. Ginjal dikelilingi oleh capsula fibrosa yang melekat erat cortex ginjal,
dan yang tidak langsung membungkus disebut capsula adiposa.
-

Proyeksi Ginjal Pada Dinding Belakang Abdomen


Batas atas
Ginjal kanan : setinggi V.TH 12
Ginjal kiri
: setinggi V.TH 11
Batas bawah
Ginjal kanan : setinggi V. lumbal 3
Ginjal kiri
: setinggi V. lumbal 2-3
Anatomi Bagian Dalam Ginjal
Bagian dalam ginjal terdiri dari : cortex (luar) dan medulla (dalam)
Bagian cortex yang masuk ke medulla disebut columna renalis (bertini)
Bagian miedulla yang berbentuk kerucut disebut pyramid renalis dan bagian apexnya disebut
papilla renalis
Tempat keluar/masuknya alat dari/ke ginjal disebut hillus renalis.
Yang masuk : a. renalis, plexus symphaticus dan n. vagus
Yang keluar : v. renalis, ureter dan Nn. Limphatici
Vaskularisasi Dalam Medulla dan Cortex
Dari Aorta Abdominalis arteri renalis sin & dex a.segmentalis(a.lobaris) a.interlobaris
a.arquata a.interlobularis a.afferen msk ke Glomerulus (Capsula Bowman), disini terjadi f
iltrasi darah.

Sebagian hasil ekskresi (urin) dikeluarkan melalui tubuli (papilla renalis) calyx minor calyx
major pelvis renalis ureter
Selanjutnya darah pada cortex dikembalikan melalui :
Dari Cortex a.efferen v.interlobularis v.arquata v.interlobaris (v.lobaris)
v.segmentalis v.renalis sin & dex vena cava inferior, masuk ke atrium dextra.

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Persyarafan Ginjal
Saraf yang mempersarafi ginjal berasal dari plexus simpatikus renalis dan tersebar sepanjang cabang
cabang av. Renalis. Serabut afferen yang berjalan melalui plexus renalis masuk medulla spinalis melalui n.
thoracalis X, XI dan XII.
Sintopi Ginjal
a. Kanan :
- Depan : flexura coli dextra, colon ascendens, duodenum pars descendens, Hepar lobus dextra dan
mesocolon transversum
- Belakang : m.psoas dextra, m.quadratus lumborum dextra, m.transversus abdominis dextra,
n.subcostalis (VT12) dextra, n. ileohypogastricus dextra, n.ileoinguinalis (VL1) dextra dan Costae 12
dextra
- Ginjal kanan terletak di tepi atas VT 12 sampai tepi atas VL 4
b. Kiri :
- Depan : fleura coli sinistra, colon descendens, pancreas (corpus dan cauda), pangkal mesocolon
transversum, lien, curvature major (gaster)
- Belakang : m.psoas sinistra, m.quadratus lumborum sinistra, m.transversus abdominis sinistra,
n.subcostalis (VT 12) sinistra, n. ileohypogastricus sinistra, n.ileoinguinalis (VL1) sinistra, costae 11 dan
12 sinistra
- Ginjal kiri terletak di pertengahan VT 11 saampai pertengahan VL 3, sehingga ginjal kiri lebih tinggi
setengah vertebrae daripada ginjal kanan
1. Pelvis Renalis
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong. Sebelum
berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing
masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid.
Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks
mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
2. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria) panjangnya 25 30 cm.
Terdiri dari 2 bagian : pars abdominalis dan pars pelvica. Batas keduanya diambil suatu bidang
disebut aditus pelvis.

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Tiga tempat penyempitan pada ureter:


a. Uretero-pelvic junction, yaitu perubahan dari pelvis renalis menjadi ureter
b. Tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis, yaitu pada waktu
masuk pintu atas panggul (menyilang a.iliaca communis)
c. Muara ureter kedalam vesika urinaria
3. Vesica Urinaria
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang
simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot
yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
- Apex vesicae : dihubungkan ke cranial oleh urachus sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico
umbilicale mediale.
- Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
- Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rectum oleh
spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
- Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah luar), tunika
muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
4. Uretera
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya 20
cm.
Uretra pada laki-laki terdiri dari :
- Uretra Prostaria
- Uretra Membranaceae
- Uretra Kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,
panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan
spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra
pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi.

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

2. Makroskopik
Korteks : Glomerulus (banyak), tubulus contortus proksimal dan tubulus contortus distal
Medula : Duktus Coligens, Ductus Papillaris (bellini) dan Ansa Henle

Unit fungsional ginjal:


1. Nefron
Corpus malphigi:
- Capsula bowman:
o Pars parietalis: epitel selapis gepeng. Berlanjut menjadi dinding tubulusproximal
o Pars visceralis terdiri dari podocyte, melapisi endotel
o Urinary space diantara kedua lapisan
Kapsul Bowman, pelebaran nefron yang dibatasi epitel, diinvaginasi oleh jumbai kapiler glomerulus
sampai mendapatkan bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Terdapat rongga berupa celah yang
sempit, rongga kapsula, diantara lapisan luar atau parietal (epitel kapsula) dan lapisan dalam atau
viseral(epitel glomerulus) yang melekat erat pada jumbai kapiler. Korpuskel ginjalmempunyai polus
vaskular, tempat arteriol aferen dan eferen masuk dan keluar glomerulus dan tempat lapisan kapsula
membalik untuk melapisi pembuluh darahsebagai lapisan viseral. Korpuskel ginjal juga mempunyai polus
urinarius pada sisi sebelahnya, tempat rongga kapsula berhubungan dengan lumen tubulus kontortus
proximal dan tempat epitel parietal (gepel) melanjutkan diri pada epitel kuboid atausilindris rendah tubulus
kontortus proximal.
Lapisan parietal kapsul Bowman tersusun dari epitel selapis gepeng denganinti agak menonjol ke
rongga kapsula. Pada polus urinari, sel-sel gepeng ini bertambah tinggi melebihi 4-5 sel untuk berhubungan
dengan epitel silindris rendahyang melapisi dinding tubulus kontortus proximal.
Lapisan viseral epitel melekaterat pada kapiler glomerulus dengan inti sel-sel epitel ini pada sisi
kapsula lamina basal, akan tetapi tidak membentuk lembaran yang utuh dan sel-selnya telahmengalam
perubahan.Sel ini disebut podosit dan pada dasarnya berbentuk bintang, dengan badanselnya yang hampir
tidak pernah melekat pada lamina basal kapiler glomerulus, akantetapi terpisah sejauh 1-2 m.
- Glomerulus
o Gulungan kapiler, berasal dari percabangan arteriol afferen
o dibungkus oleh capsula Bowman
o keluar sebagai vas efferent
Glomerulus adalah massa kapiler yang berbelit-belit terdapat sepanjang perjalanan arteriol, dengan
sebuah arteriol aferen memasuki glomerulus dan sebuah arteriol eferen meninggalkan glomerulus.
Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Diameter arteriol aferen lebih besar dibanding diameter arteriol eferen dan akibatnya glomerulus menjadi
sebuah sistem yang bertekanan relatif tinggi, membantu pembentukan cairan jaringan dalam jalinan kapiler.
Epitel parietal, yaitu podosit, mengelilingi sekelompok kecil kapiler dan di antara ansa kapiler dekat
arteriol aferen dan eferen terdapat tangkaidengan daerah bersisian dengan lamina basal kapiler yang tidak
dilapisi endotel. Dalam daerah seperti itu terletak sel mesengial. Sel ini berbentuk bintang mirip perisit
yang dijumpai di tempat lain dengan cabang-cabangsitoplasma yang kadang-kadang meluas di antara
endotel dan lamina basal. Sel mesangial ini dapat berkerut jika dirangsang oleh angiotensin, dengan akibat
berkurangnya aliran darah dalam kapiler glomerulus.

Selain itu, sel mesangial dianggap bersifat fagositik dan akan bermitosis untuk proliferasi pada
beberapa penyakit ginjal. Berdekatan dengan glomerulus, sel-sel otot polos dalam tunika media arteriol
aferen bersifat epiteloid. Intinya bulat dan sitoplasmanya mengandung granula, walaupun granula itu tak
tampak dengan pulasan rutin hematoksilin dan eosin. Sel-sel ini adalah sel Juksta-glomerular (JG). Dalam
arteriol aferen, lamina elastika interna tidak ada, sehingga sel JG berdekatan denganendotel, jadi
berdekatan dengan darah dalam lumen. Sel-sel itu juga berhubungan erat dengan makula densa, suatu
bagian khusus tubuluskontortus distal yang terdapat di antara arteriol aferen dan eferen. Makuladensa tidak
mempunyai lamina basal.
Berhubungan dengan sel yang bergranul, terdapat beberapa sel warna pucat yang disebut sel Lacis atau
Sel mesangial ekstraglomerular. Fungsinya tidak diketahui, akan tetapi mungkin menghasilkan eritropoietin
(EPO), hormon yang merangsang eritropoiesis didalam sumsum tulang.Sel JG menghasilkan enzim yang
disebut renin. Dalam darah, renin mempengaruhi angiotensinogen (suatu protein plasma) untuk
menghasilkan angiotensin I. Bentuk ini tidak aktif, akan tetapi diubah menjadi angiotensin II oleh sekresi
suatu enzim konversi yang terdapat dalam paru (angiotensin converting enzyme /ACE). Angiotensin II
berperan terhadap korteks adrenal dan menyebabkan pelepasan aldosteron yang pada gilirannya
mempengaruhi tubulus renal (terutama tubulus distal) untuk menambah reabsorpsi natrium dan klorida;
jadi air yang menambah volume plasma. Angiotensin II juga merupakan suatu vasokonstriktor yang kuat
Sel-sel di glomerulus yang berperan dalam Glomelurar filtration barrier
a. Endothel
- Type fenestrata
- Sitoplasma melebar, tipis dan mempunyai fenestrab)
b. Membrana Basalis
Fusi antara membrana basalis podocyte dan endothel
- Lamina rara interna
- Lamina densa
- Lamina rara externac)
b. Podocyte
Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Sel epiteloid besar, tonjolan sitoplasma (foot processes) bercabang


Cabang sekunder (pedicle) menempel pada membrana basalis
Bersama sel endothel menyaring darah

c. Sel Mesangial intra glomerularis


- Berasal dari sel jaringan mesenchyme
- Pada matrix mesangial di antara kapiler glomerulus
- Fagositosis benda asing, immune complex yang terjebak pada sel endothel /glomerular filtration
barrier
- Cabang sitoplasma sel mesangial dapat mencapai lumen kapiler, melalui sela selendothel
Sel-sel yang berperan dalam sekresi renin
a. Macula densa
Bagian dari tubulus distal di cortex berjalan diantara vas afferen dan vas efferen dan
menempel ke renal corpuscle menjadi lebih tinggi dan tersusun lebih rapat, disebut
macula densa

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

b. Sel juxta glomerularis

Merupakan perubahan sel otot polos tunica media dinding arteriole afferen
Sel otot polos berubah menjadi sel sekretorik besar bergranula yangmengandung renin

c. Sel Polkisen (sel mesangial extra glomerularis)


- Sel polkisen (bantal),lacis cells
- Mengisi ruang antara vas afferen, makula densa dan vas efferen
- Berasal dari mesenchyme, mempunyai kemampuan fagositosis
- Berhubungan dengan sel mesangial intraglomerular
- Tertanam didalam matrix mesangial
- Tubulus
Tubulus Contortus Proximalis
- epitel selapis kubis
- batas2 sel sukar dilihat
- Inti bulat, letak berjauhan
- Sitoplasma asidofil (merah)
- Mempunyai brush border
- Fungsi : reabsorbsi glukosa, ion Na, Cl dan H2O
Tubulus kontortus proximal, mulai dari polus urinarius korpuskel ginjal, panjangya hampir 14 mm dengan
diameter luar 50-60 m. Tubulus ini berakhir sebagai saluran yang lurus dan berjalan menuju berkas
medular yang paling dekat tempat tubulus melanjutkan diri dengan ansa Henle.Pada pangkalnya terdapat
bagian sempit yang disebut leher (neck ), tempatterjadinya peralihan yang mendadak dari epitel gepeng
(parietal) kapsul Bowman ke epitel selapis silindris rendah tubulus proximal. Sel-sel tubulus proximal
bersifat eosinofilik dengan batas sikat (brush border) dan garis-garis basal (basal striations )dan lumen
biasanya nyata lebar. Batas sel tak jelas karena sistem interdigitasi yangrumit dan membran plasma lateral
sel-sel yang bersisian.
Tubulus Contortus Distal
Di daerah makula densa, nefron melanjutkan diri sebagai tubulus kontortusdistal
yang menempuh perjalanan yang pendek berkelok-kelok di korteks dan berakhir
dekat sebuah berkas medula dengan melanjutkan diri ke dalam duktus koligens.
Tubulus kontortus distal lebih pendek dari tubulus kontortus proximal sehingga
pada sediaan tampak dalam jumlah yang lebih kecil, diameter lebih kecil dan selselnya kuboid lebih kecil dan tidak mempunyai brush border. Biasanya 6-8inti tampak dalam potongan
Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

melintang. Umumnya sel kurang mengambil warna bila dibandingkan dengan sel-sel tubulus kontortus
proximal. Di dalam sitoplasma bagian basal terdapat interdigitasi tonjolan-tonjolan sel lateral yang rumit
mirip dengan yangtampak pada tubulus proximal. Hal ini memberikan gambaran bergaris pada bagian basal
sel dan merupakan mekanisme pompa natrium yang aktif dari cairan tubular. Setiap tubulus kontortus distal
dihubungkan oleh saluran penghubung pendek keduktus koligens yang kecil
Ansa Henle Segmen Tipis
- Mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya lebih tebal, shg sitoplasma lebih jelas terlihat
- Dalam lumennya tidak terdapat sel-sel darah
Segmen tipis. Peralihan dari pars descendens yang tebal (tubulus proximal pars rekta) ke segmen tipis
biasanya mendadak, berselang beberapa sel dengan perubahan epitel kuboid dan torak rendah ke gepeng.
Diameter luar segmen tipishanya 12-15 m, dengan diameter lumen relatif besar, sedangkan tinggi epitel
hanya1-2 m.
Ansa Henle Segmen Tebal Pars Desendens
- Mirip tub.kont.proximal, tetapi diameternya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis
- selalu terpotong dlm berbagai potongan
Ansa Henle Segmen Tebal Pars Asenden
- Mirip tub.kont.distal, tetapi diameternya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis
- selalu terpotong dlm berbagai potongan
- epitel selapis kubis
- batas sel lebih jelas
- Inti bulat, letak agak berdekatan
- Sitoplasma basofil (biru)
- Tidak mempunyai brush border
- Absorbsi ion Na dalam pengaruh aldosteron.
- Sekresi ion K
Segmen tebal. Peralihan segmen tipis ke segmen tebal tiba-tiba,dengan sel-sel yang bertambah tinggi dari
gepeng sampai kuboid. Pada nefron panjang, perubahan terjadi di pars ascendens. Pada nefron pendek,
perubahan biasanya terdapat pada pars descendens sehingga segmen tebal membentuk ansa. Melihat
strukturnya, segmen tebal mirip tubulus kontortus distal pars kontorta, akan tetapi tinggi epitel lebih
pendek dan inti cenderung menonjol kelumen. Pars rekta tubulus distal berjalan dari medula ke korteks,
menuju korpuskel renal asal dan menempati tempat bersisian dengan arteriol aferendan eferen sebagai
makula densa, dengan demikian membentuk bagian akhir ansa Henle.

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

2. Ductus koligentes
- Saluran pengumpul, menampung beberapa tubulus distal, bermuara sebagai ductus papillaris
Bellini di papilla renis
- Mirip tub.kont.distal
- Batas sel epitel jelas
- Sel lebih tinggi dan lebih pucat
Duktus koligen atau duktus eksretorius bukan merupakan bagian dari
nefron. Setiap tubulus kontortus distal berhubungan dengan duktus
koligens melalui sebuahcabang sampai duktus koligen yang pendek yang
terdapat dalam berkas medular;terdapat beberapa cabang seperti itu.
Duktus koligen berjalan dalam berkas medulamenuju medula. Di bagian
medula yang lebih ke tengah, beberapa duktus koligens bersatu untuk
membentuk duktus yang besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini
disebut duktus papilaris (Bellini) dengan diameter 100-200 m atau lebih.
Muara ke permukaan papila sangat besar, sangat banyak dan sangat rapat,
sehingga papilatampak seperti sebuah tapisan (area cribrosa). Sel-sel yang
yang melapisi saluran ekskretorius ini bervariasi ukurannya,mulai dari
kuboid rendah di bagian proximal sampai silindris tinggi di duktus
papilaris utama. Batas sel teratur dengan sedikit interdigitasi dan
umumnya seltampak pucat dengan beberapa organel. Duktus koligen
menyalurkan kemih darinefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh hormon
anti-diuretik (ADH).
LI.2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN FISIOLOGI DDAN BIOKIMIA DARI GINJAL
1. Filtrasi
Merupakan proses pertama dalam pembentukan urin. Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut di
keluarkan dari darah ke tubul us proksimal. Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula
Bowman harus melewati tiga lapisan yang membentuk membran glomerulus, yaitu dinding kapiler
glomerulus, membrana basal dan lapisan dalam kapsula bowman.
Sel darah dan beberapa protein besar atau protein bermuatan negatif seperti albumin secara efektif
tertahan oleh karena ukuran dan mu atan pada membran filtrasi glomerular. Sedangkan molekul yang
berukuran lebih kecil atau yang bermuatan postif, seperti air dan kristaloid akan tersaring. Tujuan utama
filtrasi glomerulus adalah terbentuknya filtrat primer di tubulus proksimal (Sherwood, 2011).
Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Tekanan yang berperan dalam proses laju filtrasi glomerulus adalah tekanan darah kapiler
glomerulus, tekanan onkotik koloid plasma, dan tekanan hidrostatik kapsula bowman. Tekanan kapiler
glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus. Tekanan
darah glomerulus yang meningkat ini mendorong cairan keluar dari glomerulus untuk masuk ke kapsula
bowman di sepanjang kapiler glomerulus dan merupakan gaya utama yang menghasilkan filtrasi
glomerulus (Sherwood, 2011).
GFR dapat dipengaruhi oleh jumlah tekanan hidrostatik dan osmotik koloid yang melintasi
membran glomerulus. Tekanan onkotik plasma melawan filtrasi, penurunan konsentrasi protein plasma,
sehingga menyebabkan peningkatan GFR. Sedangkan tekanan hidrostatik dapat meningkat secara tidak
terkontrol dan dapat mengurangi laju filtrasi. Untuk mempertahankan GFR tetap konstan, maka dapat di
kontrol oleh otoregulasi dan kontrol simpatis ekstrinsik (Sherwood, 2011).
Mekanisme otoregulasi ini berhubungan dengan tekanan darah arteri, karena tekanan tersebut
adalah gaya yang mendorong darah ke dalam kapiler glomerulus. Jika tekanan darah arteri meningkat,
makaakan diikuti oleh peningkatan GFR. Untuk menyesuaikan aliran darah glomerulus agar tetap
konstan,maka ginjal melakukannya dengan mengubah kaliber arteriol aferen, sehingga resistensi terhadap
aliran darah dapat di sesuaikan. Apabila GFR meningkat akibat peningkatan tekanan darah arteri, maka
GFR akan kembali menjadi normal oleh konstriksi arteriol aferen yang akan menurunkan aliran darah ke
dalam glomerulus (Sherwood, 2011).
Selain mekanisme otoregulasi, untuk menjaga GFR agar tetap konstan adalah dengan kontrol
simpatis ekstrinsik GFR. Diperantarai oleh masukan sistem saraf simpatis ke arteriol aferen untuk
mengatur tekanan darah arteri sehingga terjadi perubahan GFR akibat refleks baroreseptor terhadap
perubahan tekanan darah(Sherwood, 2011).
Dalam keadaan normal, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus di filtrasi dengan tekanan
filtrasi 10 mmHg dan menghasilkan 180 L filtrat glomerulus setiap hari untuk GFR rata-rata 125 ml/menit
pada pria dan 160 liter filtrat per hari dengan GFR 115 ml/menit untuk wanita (Sherwood, 2011).

2. Reabsorbsi
Reabsorpsi tubulus merupakan proses menyerap zat-zat yang diperlukan tubuh dari lumen tubulus ke
kapiler peritubulus. Proses ini merupakan transport transepitel aktif dan pasif karena sel-sel tubulus yang
berdekatan dihubungkan oleh tight junction. Glukosa dan asam amino direabsorpsi seluruhnya di sepanjang
tubulus proksimal melalu i transport aktif. Kalium dan asam urat hampir seluruhnya direabsorpsi secara
aktif dan disekresi kedalam tubulus distal. Reabsorpsi natrium terjadi secara aktif disepanjang tubulus
kecuali pada ansa henle pars descendens. H2O, Cl-, dan urea direabsorpsi dalam tubulus proksimal melalui
transpor pasif (Sherwood, 2011).
Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulusmelalui dua cara yaitu:
a. Transport aktif
Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-, NO3-, glukosa
dan asam amino. Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion Na+, melalui sel tubulus kedalam pembuluh
kapiler peritubuler disebabkan perbedaan ptensial listrik didalamep-itel tubulus (-70mvolt) dan diluar sel (3m volt). Perbedaan electrochemical gradient inimembentu terjadinya proses difusi. Selain itu perbedaan
konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus membantu meningkatkan proses difusi tersebut.
Meningkatnya difusi natrium disebabkan permiabilitas sel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi.
Keadaanini dimungkinkan karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluas permukaan tubulus. Proses
ini memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

b. Transpor pasif
Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus,
permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan perbedaan muatan
listrik pada dinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif, misalnya ureum, sedangkan air keluar
dari lumen tubulus melalui proses osmosis. Perbedan potensial listrik didalam lumen tubulus dibandingkan
diluar lumen tubulus menyebabkan terjadinya proses dipusi ion Na+ dari lumen tubulus kedalam sel epitel
tubulus danselanjutnya menuju kedalam sel peritubulus. Bersamaan dengan perpindahan ion Na+
diikuti pula terbawanya ion Cl-, HCO3- kedalam kapiler peritubuler. Kecepatan reabsorsi iniditentukan
pula oleh perbedaan potensial listrik yang terdapat didalam dan diluar lumen tubulus. Sedangkan sekresi
tubulus melalui proses: sekresi aktif dan sekresi pasif. Sekresi aktif merupakan kebalikan dari transpor
aktif. Dalam proses ini terjadi sekresi dari kapiler peritubuler kelumen tubulus. Sedangkan sekresi pasif
melalui proses difusi. Ion NH3- yangdisintesa dalam sel tubulus selanjutnya masuk kedalam lumen tubulus
melalui proses difusi.Dengan masuknya ion NH3- kedalam lumen tubulus akan membantu mengatur
tingkat keasaman cairan tubulus. Kemampuan reabsorpsi dan sekresi zat-zat dalam berbagai segmentubulus
berbeda-beda.
Tubulus Proksimal
-Mempunyai: daya reabsorpsi tinggi; brushborder; membran basolateral yg luas; banyak mitokondria
-Reabsorpsi aktif Na+, 65% dari jumlah yg difiltrasi (juga K+)
-Reabsorpsi aktif sekunder : glukosa, asam amino, HCO3-, fosfat, sulfat
-Reabsorpsi pasif/parasel : urea(50% direabsorbsi), klorida(berdasarkan reabs Na+)dan H2O(65%
direabsorbsi)
Ansa Henle
-Ansa Henle desenden yg tipis: permeabel untuk air, sedikit untuk solut (urea,sodium [Na+]); hanya sampai
medula luar, pada nefron jukstamedula sampai medula dalam mendekati papilla. Cairan ujungnya :
hiperosmotik. Ujung ansa Henle tipis nefron jukstamedula 1200 mosm/L. Diserap 20% air
-Ansa Henle asenden yg tipis: tidak permeabel untuk air, permeabel untuk NaCl(keluar) dan urea (masuk)
-Ansa Henle asenden yg tebal: tidak permeabel untuk airkotranspor Na+, K+, 2CL- melalui transpor
aktif sekunder. Mempunyai Na+ - H+countertransport di membran lumen mengsekresi H+. Reabsorpsi
HCO3-.Ansa Henle tipis dan tebal diserap 25% solut : Na+, CL-, K+, Ca++, Mg++, HCO3- diluting
segment
Tubulus Distal
-Reabsorpsi Na+ & sekresi K+ dikontrol aldosteron menggiatkan dan menambahpompa Na+ -K+dan
menggiatkan saluran Na+ luminal.
-Sekresi aldosteron naik pada plasma Na+rendah, plasma K+tinggi, ACTH naik, Angiotensin II naik
-Mereabsorpsi Na+ kira-kira 2%
Duktus Coligens
-Reabsorbsi H2O bervariasi (menyerap 4.7% air) ,dikontrol oleh vasopresin (ADH)

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Berikut ini merupakan zat-zat yang di reabsorpsi di ginjal :


a. Reabsorpsi Glukosa
Glukosa direabsorpsi secara transport aktif di tubulus proksimal. Proses reabsorpsi glukosa ini bergantung
pada pompa Na ATP-ase, karena molekul Na tersebut berfungsi untuk mengangkut glukosa menembus
membran kapiler tubulus dengan menggunakan energi (Sherwood, 2011).
b. Reabsorpsi Natrium

Natrium yang difiltasi seluruhnya di glomerulus, 98-99% akan direabsorpsi secara aktif di tubulus.
Sebagian natrium 67% direabsorpsi di tubulus proksimal, 25% di reabsorpsi di lengkung henle dan 8% di
tubulus distal dan tubulus pengumpul (Sherwood, 2011). Natrium yang direabsorpsi sebagian ada yang
kembali ke sirkulasi kapiler dan dapat
juga berperan penting untuk reabsorpsi glukosa, asam amino, air dan urea (Corwin, 2009)
c. Reabsorpsi Air
Air secara pasif direabsorpsi melalui osmosis di sepanjang tubulus. Dari H2O yang difiltrasi, 80% akan
direabsorpsi di tubulus proksimal dan ansa henle. Kemudian sisa H2O sebanyak 20% akan direabsorpsi di
tubulus distal dan duktus pengumpul dengan kontrol vasopressin (Sherwood, 2011).

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

d. Reabsorpsi Klorida

Ion klorida yang bermuatan negatif akan direabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien reabsorpsi
aktif dari natrium yang bermuatan positif. Jumlah Cl- yang direabsorpsi ditentukan oleh kecepatan
reabsorpsi Na (Sherwood, 2011).
e. Reabsorpsi Kalium
Kalium difiltrasi seluruhnya di glomerulus, kemudian akan direabsorpsi secara difusi pasif di tubulus
proksimal sebanyak 50%, 40% kalium akan direabsorpsi di ansa henle pars asendens tebal, dan sisanya
direabsorpsi di duktus pengumpul (Corwin, 2009).
f. Reabsorpsi Urea
Urea merupakan produk akhir dari metabolisme protein. Ureum akan difiltrasi seluruhnya di glomerulus,
kemudian akan direabsorpsi sebagian di kapiler peritubulus, dan urea tidak mengalami proses sekresi.
Sebagian ureum akan direabsorpsi di ujung tubulus proksimal karena tubulus kontortus proksimal tidak
permeable terhadap urea. Saat
mencapai duktus pengumpul urea akan mulai direabsorpsi kembali (Sherwood, 2011).
g. Reabsorpsi Fosfat dan Kalsium
Ginjal secara langsung berperan mengatur kadar kedua ion f osfat dan kalsium dalam plasma. Kalsium
difiltrasi seluruhnya di g lomerulus, 40% direabsorpsi di tubulus kontortis proksimal dan 50% di reabsorpsi
di ansa henle pars asendens. Dalam reabsorpsi kalsium di kendalikan oleh hormon paratiroid. Ion fosfat
yang difiltrasi, akan direabsorpsi sebnayak 80% di tubulus kontortus proksimal kemudian sisanya akan
dieksresikan ke dalam urin.
3. Sekresi
Sekresi adalah proses perpindahan zat dari kapiler peritubuluskembali ke lumen
tubulus. Proses sekresi yg terpenting adalah sekresi H+,K+ dan ion-ion organik.
Proses sekresi ini melibatkan transportasi transepitel. Di sepanjang tubulus, ion H+
akan disekesi ke dalam cairan tubulus sehingga dapat tercapai keseimbangan asam
basa. Asam urat dan K+ disekresi ke dalam tubulus distal. Sekitar 5% dari kalium
yang terfiltrasi akan dieksresikan dalam urine dan kontrol sekresi ion K+ tersebut
diatur oleh hormon antidiuretik (ADH).

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah:


- Ion hidrogen
Sekresi H+ ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam
basa tubuh,tingkat sekresi H tergantung pada keasaman carian tubuh
- Ion kalium
Zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresi
ditubulus distal dan pengumpul. Reabsorpsi kalium di awal bersifat konstan dan
tidak diatur sedangkan sekresi di akhir tubulus bervariasi dan dibawah kontrol.
Dalamkeadaan normal, jumlah K+ yang dieksresikan dalam urin adalah 10% 15% namunhampir seluruh K+ yang difiltrasi akan direabsorpsi. Ion kalium ini
direabsorpsi dalam jumlah banyak dengan sedikit atau bahkan tidak ada yang
disekresi apabila tubuhkekurangan K+ begitupun sebaliknya.
Terdapat 2 hal yang dapat mengubah kecepatan sekresi K+ yaitu
- Hormon aldosteronpeningkatan konsentrasi K+merangsang korteks
adrenalsekresi aldosteronK+ berlebihan itu akan di eksresi. Begitupun
sebaliknya
- Status asam basa tubuhdalam keadaan normal, ginjal akan mensekresikan
K+ tetapi dalam keadaan status cairan tubuh terlalu asam, tubuh akan
mensekresi H+ sebagai kompensasi sehingga menyebabkan sekresi K+ akan
berkurang, begitupunsebaliknyaSetelah melalui ketiga proses diatas,
selanjutnya merupakan proses eksresi urin,sebelum urin dikeluarkan melalui
proses berkemih / mikturisi terlebih dulu urin disimpan sementara dalam
kandung kemih. Kontraksi pada otot polos dalam dinding uretra mendorong
urin bergerak dari ginjal menuju kandung kemih. Dinding kandung kemih
berlipat-lipat menjadirata ketika kandung kemih terisi untuk meningkatkan
kapasitas tampungan kandung kemih,karena urin secara terus menerus
dibentuk oleh ginjal, sehingga urin tidak perlu dikeluarkan setiap saat

4. Eksresi
Ekresi urin adalah pengeluaran bahan bahan dari tubuh ke dalam urin. Semua konstituen
plasma yang terfiltrasi aau disekresikan tetapi tidak di reabsorbsi akan tetap di tubulus dan mengalir
ke pelvis ginjal untuk dieksresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari tubuh.
5. Laju filtrasi glomerulus berserta faktor faktor nya
Laju filtrasi glomerulus ( LFG ) tidak hanya bergantung pada filtrasi netto tetapi juga pada
seberapa luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk penetrasi dan sebarapa permeable
membrane glomerulus .
Faktor yang tidak mempengaruhi LFG adalah tekanan osmotic koloid plasma dan tekanan
hidrostatik kapsula bowman karena tidak berada di regulasi dan pada saat keadaan normal tidak
banyak berubah.
6. Proses pembentukan urin dan faktor yang mempengaruhi nya
Hormon
a. ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis
Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan
ekstrasel.

b. Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin rennin.
c. Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang,
pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal.
Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
d. Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.
e. Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis
pada :
Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
Innervasi ginjal dihilangkan
Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan
mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan
aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi
angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah
2. Zat - zat diuretik
Banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini
maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.
Diuresis adalah peningkatan ekskresi urine (> 1ml/menit).
sebagai berikut:

Beberapa jenis diursis adalah

Diuresis air :
Terlalu banyak meminum air menyebabkan pengenceran plasma dan
menurunkan sekresi ADH. Akibatnya, urine hipoosmolal diekskresikan atau terdapat
ekskresi air bebas. Kejadian yang sama bila terjadi kegagalan sekresi ADH seperti pada
diabetes insisipidus. Air bebas adalah jumlah air yang dikeluarkan melalui urine untuk
mempertahankan osmolalitas plasma.

Diurisis Osmotik : Bila zat terlarut yang tidak dapat diserap, diekskresikan harus disertai
dengan jumlah air yang sesuai.

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Diuresis tekanan : Bila tekanan darah meningkat, otoregulasi mencegah peningkatan aliran
plasma ginjal dalam korteks sementara pada bagian medulla otoregulasi kurang efektif.
Aliran darah medulla meningkat dn menurunkan konsentrasi di medulla. Hal ini
menyebabkan penurunan gradian osmolaritas urine maksimum dan menyebabkan diuresis

3. Suhu internal atau eksternal


Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume
urin.
4. Konsentrasi Darah
Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di
ginjal mengingkat, volume urin menurun.
5. Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
7. Peran ginjal dalam keseimbangan tubuh
LI.3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN SINDROM NEFROTIK
1. Definisi
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Klasifikasi
5. Patofisiologi
6. Manifestasi
7. Diagnosis dan diagnosis banding
8. Tatalaksana
9. Komplikasi
10. Prognosis
LI.4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN URINALISIS DAN TEST FUNGSI GINJAL UNTUK
PENYAKIT GLOMERULUS
LI.5. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN FIKIH TENTANG URIN DAN DARAH

Annisa Karla Arini Sesunan 1102013035

Anda mungkin juga menyukai