Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Tinjauan Umum
Tinjauan pustaka merupakan peninjauan kembali pustaka-pustaka yang

terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan
pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali tentang masalah-masalah yang
berkaitan. Pada bab ini penyusunan tinjauan pustaka dimaksudkan sebagai
peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait dalam penelitian pengaruh
perilaku pengemudi dan pola perubahan rute (route choice) perjalanan khususnya
dalam hal ini identifikasi pengaruh perilaku pengemudi terhadap nilai waktu (time
value).
2.2

Kebutuhan Transportasi (Transport Demand)


Transport

demand

lebih

dimaksudkan

sebagai

potensi

timbulnya

pergerakan/bangkitan yang meliputi pergerakan rang atau barang, sedangkan


pergerakan sendiri akan terkait dengan berbagai faktor, misalnya sistem tata
ruang, jumlah penduduk, pendapatan perkapita. Lebih lanjut sistem pergerkan
yang terjadi merupakan perpindahan dari suatu tempat yang disebut asal (origin)
ketempat lain yaitu tujuan (destination), demand akan berpengaruh dan
terpengaruh pada sistem tata ruang dan penggunaan lahan. Ambarawa sebagai
penghubung Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah dengan Ibu Kota Provinsi Yogyakarta
diselenggarakan oleh sisten jaringan primer, yang akhirnya akan berpengaruh dan
terpengaruh pada sistem lalu lintasmya yang terbentuk.
2.3

Penyediaan Transportasi (Transport Supply)


Transport supply akan meliputi prasarana dan sarana trnsportasi yang

berwujud prasarana jalan beserta kelengkapannya dan moda transportasi serta


kelengkapan tata aturan berupa undang-undang dan peraturan hukum bagi pelaku
yang terkait dengan kegiatan transportasi.

Jalan sebagai prasarana utama disediakan dan dikelola oleh pemerintah


atau badan / lembaga khusus yang diberi kewenangan untuk menyediakan dan
mengelolanya (misalnya jalan tol). Seringkali pertumbuhan kota dan peningkatan
arus lalu lintas sebagian ruas jalan mengalami penurunan tingkat pelayanan, untuk
menilai kinerja suatu ruas dinyatakan dalam tingkat pelayanan jalan.
Tingkat pelayanan jalan (Level Of Service)

merupakan kriteria yang

meunjukkan kinerja suatu ruas jalan yang dikaitkan dengan volume lalu lintas
(arus lalu lintas) dan kapasitas jalan serta kecepatan, dimana arus lalu lintas adalah
jumlah kendaraan yang lewat pada sutu ruas jalan dan dalam suatu satuan waktu
tertentu, untuk menyatakan besaran arus dan kapasitas biasanya digunakan
pendekatan smp/jam.
Jika arus lalu lintas makin besar, maka akan terjadi penurunan kecepatan
dan bila terus meningkat maka terjadi kelambatan dan melampaui kapasitas jalan
yang akhirnya akan menimbulkan kemacetan.
Moda transportasi yang digunakan dalam pergerakan orang atau barang,
secara langsung tidak akan berpengaruh pada kinerja jalan yang bersangkutan,
demikian juga peraturan yang ditetapkan dapat mempengaruhi jenis dan sifat lalu
lintas suatu ruas jalan.
2.4

Lalu Lintas (Traffic)


Sebagai rangkaian selanjutnya dari adanya demand dan tersedianya supply

akan menimbulkan pergerakan dari moda transportasi yang membawa orang dan
atau barang, sistem pergerakan ini disebut juga lalu lintas atau traffic flow. Dalam
sistem pergerakan, traffic yang terjadi secara langsung dan interaktif akan
terpengaruh besarnya demand serta tersedianya supply, dalam sistem pergerakan
keduanya akan saling pengaruh mempengaruhi yang diharapkan dapat
membentuk keseimbangan yang harmonis.
2.4.1

Pemilihan Rute

2.4.1.1 Umum

Pemilihan rute yang merupakan bagian dari proses pergerakan lalu lintas
sebagai kelanjutan dari trip distribusi meliputi moda-moda tertentu sesuai tahapan
pemilihan moda, pergerakan moda-moda ini bagi prasarana jalan akan merupakan
pembebanan pada rute terpilih yang meliputi seluruh ruas pada jaringan yang
tersedia.
Penggunaan angket dalam menentukan pemilihan rute agar didapatkan
gambaran pola perubahan rute akibat perilaku pengemudi yang seakurat mungkin.
Hasil angket dapat mempresentasikan pola pemilihan rute dan dapat digunakan
untuk memprediksi nilai waktu tiap rute.
2.4.1.2 Alasan dalam Pemilihan Rute
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa perbedaan pengemudi
dalam menentukan atau memilih rute yang berbeda diantara dua titik asal tujuan
berdasarkan dua anggapan yang masing-masing mempunyai alasan :
1. Persepsi yang berbeda pada masing-masing individu terhadap rute
terbaik/tercepat, tiap individu berbeda dalam menggambarkan/memandang
fungsi biaya/ongkos umum, hal ini akan memberikan jalan/rute yang akan
berlainan.
2. Rute utama yang terpendek mempunyai/memberikan konotasi kemacetan dan
memberikan biaya umum permulaan/awal yang sebanding di bawah rute yang
menarik.
2.4.1.3 Hipotesa Pemilihan Rute
Menurut Hari Santjojo (2003), dalam garis besarnya pandangan yang
muncul dapat memberikan hipotesa-hipotesa untuk pemiliha rute sebagai berikut:
1. All or Nothing Assignment : dengan anggapan bahwa pengguna jasa
transportasi secara rasional akan memilih rute terpendek yang akan
meminimumkan jarak, waktu dan biaya, semua lalu lintas antar dua zona akan
menggunakan rute yang sama dengan anggapan bahwa pemakai jalan
mengetahui dengan pasti bahwa rute tersebut adalah rute terbaiknya metode
pembebanan all or nothing, beranggapan tidak ada efek kemacetan semua

pengemudi mempunyai persepsi yang sama terhadap semua rute pilihan dan
bobot dari rute-rute adalah sama, tidak ada efek kemacetan berarti masingmasing rute adalah tertentu dan asumsi bahwa semua pengemudi mempunyai
pandangan tentang biaya yang sama pula memberikan pengertian bahwa setiap
pengemudi dari zona i ke zona j akan memilih rute yang sama. Diagram berikut
(BLACK,1981) dapat digunakan untuk mengilustrasikan metode pembebanan
tipe ini (angka tiap ruas menyatakan waktu tempuh rute tersebut dalam menit).
Dari gambar 2.1, rute terpendek / tercepat didapatkan dengan menghitung.
2. Multipath Assignment, mengasumsikan bahwa pemakai jalan tidak mengetahui
informasi yang tepat mengenai waktu tercepat, pengguna jasa transportasi akan
memilih rute yang menurut perkiraannya adalah yang terbaik, pembebanan
multipathpengendara diasumsikan selalu memilih rute terccepat namun tidak
mengetahui dengan pasti rute tercepat tersebut, representasi dari waktu untuk
setiap rute tercepat dihasilkan melalui seleksi secara random dari suatu
distribusi yang mempunyai nilai waktu tempuh rata-rata sebenarnya dari rute
yang bersangkutan. Hanya satu rute yang akan digunakan antara setiap xona i
dan j akan menghasilkan tingkat randomness dari pembebanan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai