Anda di halaman 1dari 4

Terapi gagal ginjal kronik dan hipertensi

Captopril
Indikasi:
Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif,
sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk
gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan
digitalis, dalam hal ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap kaptopril atau penghambat ACE lainnya
Dosis:
Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari
kebutuhan penderita
Dewasa:
Hipertensi, dosis awal: 12,5 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu, penurunan
tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg
tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol
sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg
setiap hari.
Untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal dsiis perlu dikurangi disesuaikan dengan
klirens kreatinin penderita.
Efek Samping:
Kaptopril menimbulkan proteinuria lebih dari 1 g sehari pada 0,5% penderita dan pada
1,2% penderita dengan penyakit ginjal. Dapat tejadi sindroma nefrotik serta membran
glomerulopati pada penderita hipertensi. Karena proteinuria umumnya terjadi dalam
waktu 8 bulan pengobatan maka penderita sebaiknya melakukan pemeriksaan protein
urin sebelum dan setiap bulan selama 8 bulan pertama
pengobatan.
Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek samping ini terutama
terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3
bulan pengobatan, pengobatan agar dihentkan sebelum penderita terkena penyakit infeksi.
Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan,
setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada penderita
yang mengalami tanda-tanda infeksi akut (demam, faringitis) pemberian kaptopril harus
segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia.
Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis berikutnya,
tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing yang
ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet
rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih
berat. Maka pengobatan dengan kaptopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat,
terutama pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau
rendah. Hipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan
dosis kaptopril atau diuretiknya.
Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia. Efek
tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis diturunkan.

Teriadi perubahan rasa (taste alteration), yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan
menghilang meskipun obat diteruskan.
Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga
perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan
dengan hati-hati.
Interaksi Obat:
Alkohot.
Obat anti inflamasi terutama indometasin.
Suplemen potassium atau obat yang mengandung potassium.
Obat-obat berefek hipotensi.
Furosemid
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap furosemid, atau komponen lain dalam sediaan atau sulfonil urea,
anuria, pasien koma hepatik atau keadaan penurunan elektrolit parah sampai keadaannya
membaik.
EFEK SAMPING
Hipotensi ortostatik, tromboflebitis, aortitis kronik, hipotensi akut,serangan jantung
(akibat pemberian melalui I.V atau I.M), parethesias, vertigo, pusing, kepala terasa
ringan, sakit kepala, pandangan kabur, demam, tidak bisa beristirahat, ;hiperglikemia,
hiperurisemia, hipokalemia, hipokloremia, alkalosis metabolik, hipokalsemia,
hipomagnasemia, hiponatremia, dermatitis eksfoliatif, eritema multiform, purpura,
fotosensitifitas, urtikaria, rashm pruritusm vaskulitis kutan, ;spasmus saluran urin,
frekuensi uriner, anemia aplastik (jarang), trombositopenia, agranulositosis (jarang),
anemia hemolitik, anemia, leukopenia, anemia, gangguan pendengaran (sementara atau
permanen; pada pemberian I.M atau I.V). tinitus, ;tuli sementara (pada pemberian i.m
atau i.v cepat), vaskulitis, alergi nefritis intestinal, glikosuria, penurunan kecepatan
filtrasi dan aliran darah pada ginjal (karena overdiuresis), kenaikan BUN sementara.
INTERAKSI MAKANAN
Konsentrasi furosemid menurun dengan adanya makanan. Hindari dong quai, efedra,
yohimbe, ginseng (memperparah hipotensi), bawang putih (dapat meningkatkan efek
hipertensi), batasi penggunaan licorice.
INTERAKSI OBAT
Hipokalemia yang diinduksi oleh furosemid akan menyebabkan toksisitas pada digoksin
dan dapat meningkatkan risiko aritmia dengan obat-obat yang dapat meningkatkan
interval QT, termasuk antiaritmia tipe Ia dan III, cisaprid dan beberapa kuinolon ;
(sparfloksasin, gatifloksasin dan moksifloksasin). Risiko toksisitas litium dan salisilat

akan meningkat dengan adanya diuretik loop. Efek hipotensi dan/atau efek lanjut pada
ginjal dari inhibitor ACE dan anti inflamasi non steroid akan meningkat ;dengan adanya
hipovolemia yang diinduksi oleh furosemida, Efek obat bloker adrenergik perifer atau
bloker ganglion dapat ditingkatkan oleh furosemid. Furosemid dapat meningkatkan risiko
toksisitas dengan agen ototoksik lain ;(aminoglikosida, cis-platinum), terutama pada
pasien dengan disfungsi ginjal. Efek sinergis diuretik lebih cenderung terjadi pada
penggunaan bersama obat antihipertensi lain dan hipotensi dapat terjadi. Indometasin,
aspirin, fenobarbital, fenitoin dan ;antiinflamasi non steroid dapat menurunkan efek
natriuretik dan hipotensif dari furosemid. Colestipol, kolestiramin dan sukralfat akan
menurunkan efek furosemid, beri jarak pemberian 2 jam. Furosemid dapat
mengantagonis efek relaksan ;otot skeletal (tubokurarin). Toleransi glukosa dapat
diturunkan oleh furosemid, perlu penyesuaian dosis obat hipoglikemik. Metformin dapat
menurunkan konsentrasi furosemid.
BENTUK SEDIAAN
Tablet 40 mg, Injeksi i.v./i.m. 10mg/ml, Ampul 2 ml
PERINGATAN
Diuretik loop adalah diuretik kuat, monitor dengan ketat dan evaluasi dosis untuk
mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, berikan perhatian pada penggunaan
bersama obat nefrotoksik atau ototoksik, ;pasien yang tidak diketahui hipersensitifitasnya
terhadap sulfonamida atau diuretik lain (kemungkinan adanya sensitifitas silang; hindari
penggunaan pada pasien dengan riwayat reaksi berat).
INFORMASI PASIEN
1. Urin yang keluar akan lebih banyak dan sering,ini membantu pengeluaran air dalam
tubuh serta menurunkan tekanan darah;2. Makanlah obat ini pada waktu yang sama setiap
harinya ,jika mungkin janganlah dimakan sebelumtidur karena tidur akan terganggu
dengan seringnya urinasi.;3. Makanlah buah atau makanan untuk mengganti kehilangan
kalium yang banyak terbuang bersama urin;5. Jika timbul nyeri otot, mual, pusing,
radang pada pangkal tenggorokan, ruam kulit, nyeri pada persendian, segeralah ke
dokter.;6. Jauhkan dari jangkauan anak.
Hemobion
KOMPOSISI / KANDUNGAN
Tiap kapsul Hemobion mengandung vitamin dan mineral : Besi Fumarat 360 mg, Asam
Folat 1,5 mg, Vitamin B12 15 mcg, Kalsium Karbonat 200 mg, Kolekalsiferol
(Cholecalciferol) 400 I.U., dan Asam Askorbat / Vitamin C 75 mg.
INDIKASI / KEGUNAAN

Indikasi Hemobion adalah sebagai suplemen pada keadaan : anemia pada masa
kehamilan dan laktasi, suplemen pada masa kehamilan, dan anemia karena kehilangan
darah oleh berbagai sebab.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Dosis Hemobion adalah 1 kapsul sehari.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Suplemen Hemobion mungkin dapat menyebabkan tinja / buang air besar berwarna
hitam.

Anda mungkin juga menyukai