Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM
KELAS
: NIDA AMALIA
: A310140158
: 2D
Kurikulum Diferensiasi
Kurikulum Diferensiasi=====1. Pengertian Kurikulum. Ada banyak kalangan yang
beranggapan bahwa kurikulum berhubungan dengan materi ajar, sehingga kurikulum selalu
dikaitkan dengan buku-buku pelajaran. Jika kita runut dari awal, sebenarnya istilah
kurikulum berawal dari istilah olah-raga pada zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir
dan curere yang kemudian dimaknai sebagai jarak tempuh yang dilakukan oleh seorang
pelari. ====== Sementara Sukmadinata (2006 : 5) membedakan antara kurikulum sebagai
rencana (curriculum plan) dengan kurikulum yang fungsional (functioning curriculum).
===== Sebagai suatu rencana pendidikan atau pengajaran.===== Menurut Beauchamp,
pelaksanaan rencana tersebut sudah termasuk dalam pengajaran. Sementara menurut Zais,
kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen tertulisnya saja, melainkan harus dinilai dalam
proses pelaksanaan fungsinya dalam kelas. ===== Sedangkan S. Nasution (2008: 5)
menjelaskan kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar
mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
staf pengajarnya. Kurikulum adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan
sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. =====
Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan
pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang
sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus
ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. =========George A. Beauchamp (1986)
mengemukakan bahwa: A Curriculun is a written document which may contain many
ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in
given school. ==========Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap
sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti
dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum to be
composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi
oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : the curriculum has
changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences
which are offered to learners under the auspices or direction of school. ===== Untuk
mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa
konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:1. Kurikulum sebagai suatu ide;
yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan
1
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
tertentu
(diakses
dari
menarik
perhatian
mereka.======
e)Fungsi
Pemilihan
(The
Selective
Function).Perbedaan (diferensiasi) dan pemilihan (seleksi) adalah dua hal yang saling
berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk
memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya. Kedua hal tersebut merupakan
kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem demokratis. Untuk mengembangkan
berbagai kemampuan tersebut, maka kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat
fleksibel.===== f)Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function).Pendidikan adalah
membantu dan mengarahkan siswa untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga
dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan jika siswa
menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya melalui proses eksplorasi.
Selanjutnya siswa sendiri yang memperbaiki kelemahan tersebut dan mengembangkan
sendiri kekuatan yang ada. Fungsi ini merupakan fungsi diagnostik kurikulum dan akan
membimbing
siswa
untuk
dapat
berkembang
secara
optimal.
belajar siswa, kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat dan inilah yang
dinamakan prinsip relevansi.Relevansi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu relevansi internal
dan relevansi eksternal. Wina (2008 : 39) Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum
harus me-miliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan
yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi
atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi
internal ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.====== Relevansi eksternal memiliki
makna bahwa antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum
seyogiyanya sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Menurut Wina (2008 : 39)
dalam pengembanganya relevansi eksternal terbagi menjadi tiga: Pertama, relevan dengan
lingkungan hidup peserta didik. Artinya isi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi
lingkungan sekitar siswa. Misalkan untuk siswa yang tinggal di perkotaan perlu dikenalkan
kehidupan lingkungan perkotaan seperti bagaimana cara menyebrang yang baik pada zebra
cross, pelayanan jasa : pembayaran Air, Listrik, Telepon baik secara manual maupunonline
dan sebagainya. Kedua, relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan
yang akan datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk
kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Ketiga, relevan dengan tuntutan dunia
pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia
kerja. Misalkan pembelajaran Internet yang diajarkan pada siswa, memiliki tujuan bahwa
suatu saat nanti apa yang telah diajarkan dapat memberikan manfaat di masyarakat, terutama
dalam mengahadpi kemajuan teknologi informasi.===== (b)Prinsip Fleksibilitas. Prinsip ini
lebih menekankan tentang perlunya sifat fleksibel atau kelenturan, prinsip ini dirasa perlu
karena bisa jadi apa yang kita harapkan dalam kurikulum ideal tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya di masyarakat artinya kurikulum harus dapat dilaksanakan sesuai dengan
kondisi yang ada. ====== Menurut Wina (41:2008) Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:
Pertama, fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi
guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada. Kedua,
fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program
pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.====== (c)Prinsip Kontinuitas. Kontinuitas
yang dimaksud disini adalah berkesinambungan, artinya perkembangan proses belajar itu
tidak terputus-putus tapii berkesinambungan-terus menerus. Oleh karenanya pengalaman
yang meski ada dalam isi kurikulum harus memperhatikan kesinambungan antara materi
pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Untuk itu pengembangan
kurikulum meski dilakukan secara bersama-sama antara pengembang kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan sekolah dasar, jenjang SLTP jenjang SLTA, dan pengembang kurikulum
4
berhubungan
dengan
kegiatan
guru
dalam
melaksanakan
tugas
GuATskIKgCg&usg=AFQjCNEJm7sSjE64H0IKsSNF7kgpT74NrQ&bvm=bv.88528373,d.c
2E
https://noerdiandana.wordpress.com/2013/10/19/perkembangan-kurikulum-dari-masa-kemasa/
http://hidayatulfitriya.blogspot.com/2014/02/sejarah-kurikulum-di-indonesia-1945-2013.html
http://news.okezone.com/read/2014/08/28/373/1031255/tanda-tanda-kegagalan-kurikulum2013
http://regional.kompas.com/read/2015/01/26/18464961/Mendikbud.Tak.Melarang.Sekolah.Te
rapkan.Kurikulum.2013.
http://www.tempo.co/read/news/2014/12/06/079626691/Anies-Batalkan-Kurikulum-2013Guru-Tepat-Sekali