Anda di halaman 1dari 11

OBAT OTONOMIK

diposting oleh teguhbaguspribadi-fkh12 pada 17 November 2012


di Materi Kuliah Semester 3 - 0 komentar

Apa Itu Obat Otonomik

Obat otonomik adalah obat yang mempunyai efek memperbesar/ menghambat


aktivitas SSO (simpatik dan parasimpatik)

Macam
SSO dibagi dua divisi:

SSO

dan

Reseptor

Sistem parasimpatik: cranio sacral division (ujung saraf mengeluarkan


asetilkolin kolinergik)

Sistem simpatik: thoracal lumbar division (ujung saraf mengeluarkan


norepineprin (dulu diduga adrenalin adrenergik)

Reseptor adrenergik: alfa (1,2); beta (1,2,3)

Reseptor kolinergik: muskarinik, nikotinik

Penggolongan
1.

2.

3.
4.

Parasimpatomimetik atau kolinergik mempunyai efek seperti asetilkolin


(parasimpatik)
Parasimpatolitik atau penghambat/antagonis kolinergik menghambat efek
asetilkolin
Simpatomimetik atau adrenergik efek seperti norepineprin (simpatik)
Simpatolitik atau penghambat/antagonis adrenergik menghambat efek
norepineprin (mencegah respon pd reseptor)

Kolinergik

Kolinergik: merangsang sistem parasimpatis

Ada 2 macam reseptor kolinergik:

Reseptor muskarinik: merangsang otot polos dan memperlambat denyut


jantung

Reseptor nikotinik/ neuromuskular mempengaruhi otot rangka

Penggolongan Kolinergik

Cholinester (asetil kolin, metakolin, karbakol, betanekol)

Cholinesterase inhibitor (eserin, prostigmin, dilsopropil fluorofosfat)

Alkaloid yang berkasiat seperti asetikolin (muskarin, pilokarpin, arekolin)

Obat kolinergik lain ( metoklopramid, sisaprid)

Farmakodinamik Kolinergik

Meningkatkan TD

Meningkatkan denyut nadi

Meningkatkan kontraksi saluran kemih

Meningkatkan peristaltik

Konstriksi bronkiolus (kontra indikasi asma bronkiolus)

Konstriksi pupil mata (miosis)

Antikolinesterase: meningkatkan tonus otot

Efek Samping

Asma bronkial dan ulcus peptikum (kontraindikasi)

Iskemia jantung, fibrilasi atrium

Toksin; antidotum atropin dan epineprin

Indikasi

Ester kolin: tidak digunakan pengobatan (efek luas dan singkat),


meteorismus, (kembung), retensio urine, glaukoma, paralitic ileus, intoksikasi
atropin/ alkaloid beladona, faeokromositoma

Antikolinesterase: atonia otot polos (pasca bedah, toksik), miotika (setelah


pemberian atropin pd funduskopi), diagnosis dan pengobatan miastemia gravis
(defisiensi kolinergik sinap), penyakit Alzheimer (defisiensi kolinergik
sentral)

Intoksikasi

Efek muskarinik: mata hiperemis, miosis kuat, bronkostriksi, laringospasme,


rinitis alergika, salivasi, muntah, diare, keringat berlebih

Efek nikotinik: otot rangka lumpuh

Efek kelainan sentral: ataksia, hilangnya refleks, bingung, sukar bicara,


konvulsi, koma, nafas Cheyne Stokes, lumpuh nafas

Alkaloid
Tumbuhannya:

Muskarin (jamur Amanita muscaria),

Pilokarpin (Pilocarpus jaborandi dan P.microphyllus)

Arekolin (Areca catechu = pinang)

Efek umumnya muskarinik

Intoksikasi: bingung, koma, konvulsi

Tumbuhan

Indikasi: midriasis (pilokarpin)

Obat Kolinergik Lain

Metoklopramid: digunakan untuk memperlancar jalanya kontras radiologik,


mencegah dan mengurangi muntah

Kontraindikasi: obstruksi, perdarahan, perforasi sal cerna, epilepsi, gangguan


ektrapiramidal

Sisaprid: untuk refluk gastroesofagial, gangguan mobilitas gaster, dispepsia

Efek samping: kolik, diare

Obat Anti Kolinergik

Obat parasimpatolitik adalah obat yang menghambat efek kolinergik yang


muscarik, tidak efek nikotinik karena itu juga disebut antimuskarinik/
antagonis kolinergik/ antispasmodik

Macam obat antimuskarinik:

Alkaloid beladona (atropin)

Obat sintetik mirip atropin: homatropin, skopolamin, metantelin,


oksifenonium, karamifen, triheksifenidil, ipratropium, pirenzepin

Efek Anti Kolinergik

Meningkatkan denyut nadi

Mengurangi sekresi mukus

Menurunkan peristaltik

Meningkatkan retensi urine

Dilatasi pupil mata (midriasis)

Atropin

Atropin memblok asetilkolin endogen maupun eksogen

SSP merangsang n.vagus frekuensi jantung berkurang

Mata midriasis

Saluran nafas mengurangi sekret hidung, mulut, farink dan bronkus

Kardiovaskuler frekuensi berkurang

Saluran cerna antispasmodik (menghambat peristaltik lambung dan usus)

Otot polos dilatasi saluran kemih

Eksokrin saliva, bronkus, keringat kering

Atropin mudah diserap, hati2 untuk tetes mata masuk hidung absorbsi
sistemik keracunan

Efek samping: mulut kering, gangguan miksi, meteorismus, dimensia, retensio


urin, muka merah

Gejala keracunan: pusing, mulut kering, tidak dapat menelan, sukar bicara,
haus, kabur, midriasis, fotopobia, kulit kering dan panas, demam, jantung
tachicardi, TD naik, meteorismus, bising usus hilang, oligouria/anuria,
inkoordinasi, eksitasi, bingung, delirium, halusinasi

Diagnosis keracunan: gejala sentral, midriasis, kulit merah kering, tachikardi

Antidotum keracunan: fisostigmin 2 4 mg sc dapat menghilangkan efek


SSP dan anhidrosis

Dosis atropin: 0,25 1 mg

Indikasi: parkinsonisme, menimbulkan midriasis (funduskopi), antispasmodik,


mengurangi sekresi lendir sal nafas (rinitis), medikasi preanestetik
(mengurangi lendir sal nafas)

Adrenergik

Obat simpatomimetik disebut adrenergik/ agonis adrenergik memulai


respon pada tempat reseptor adrenergik

Reseptor adrenergik: alfa, beta1 dan beta2

Norepineprin dilepaskan oleh ujung saraf simpatis merangsang reseptor


untuk menimbulkan respon

Efek
Alfa1:

Adrenergik

Meningkatkatkan kontraksi jantung

Vasokontriksi: meningkatkan tekanan darah

Midriasis: dilatasi pupil mata

Kelenjar saliva: pengurangan sekresi

Alfa2:

Menghambat pelepasan norepineprin

Dilatasi pembuluh darah (hipotensi)

Beta1:

Meningkatkan denyut jantung

Menguatkan kontraksi

Beta2:

Dilatasi bronkiolus

Relaksasi peristaltik GI dan uterus

Contoh Obat Adrenergik

Epineprin

Norepineprin

Isoproterenol

Dopamin

Dobutamin

Amfetamin

Metamfenamin

Efedrin

Metoksamin

Fenilefrin

Mefentermin

Metaraminol

Fenilpropanolamin

Hidroksiamfetamin

Etilnorepineprin

Efineprin

Absorpsi: peroral tidak efektif , dirusak oleh enzim di usus dan hati, sub
kutan lambat karena vasokonstriksi, im cepat

Intoksikasi: takut, kawatir, gelisah, tegang, nyeri kepala berdenyut, tremor,


lemah, pusing, pucat, sukar nafas, palpitasi

Efek samping: takut, kawatir, gelisah, tegang, nyeri kepala berdenyut,


tremor, rasa lemah, pusing, pucat, sukar nafas, palpitasi, hipertensi,
perdarahan otak, hemiplegia, aritmia dan fibrilasi ventrikel

Kontraindikasi: penderita yang dapat alfa bloker non selektif kerjanya


tidak terimbangi pada reseptor alfa pembuluh darah hipertensi hebat dan
perdarahan otak

Penggunaan klinis: asma, alergi

Sediaan:

Suntikan: lar 1:1000 epi HCl (untuk syok sk 0,2 0,5 ml)

Inhalasi: epi 1%, 2% asma

Tetes mata: epi 0,1 2%

Obat Simpatolitik

Obat simpatolitik adalah obat yang menghambat efek obat simpatomimetik


atau penghambat /antagonis adrenergik

Efek Simpatolitik

Menurunkan tekanan darah (vasodilatasi)

Menurunkan denyut nadi

Konstriksi bronkiolus

Kontraksi uterus

Reseptor adrenergik: alfa1, beta1 dan beta2

Penggolongan
Antagonis adrenoseptor alfa (alfa bloker)

Alfa bloker non selektif

Alfa1 bloker selektif

Alfa2 bloker selektif

Antagonis
adrenoseptor
Penghambat saraf adrenergik

Guanetidin dan guanedrel

Reserpin

Metirosin

Simpatoplegik

beta

(beta

bloker)

Alfa Blocker

Alfa bloker menduduki adrenoseptor alfa sehingga menghalangi untuk


berinteraksi dengan obat adrenergik atau rangsangan adrenergik

Efek vasodilatasi TD turun, dan terjadi reflek stimulasi jantung

Efek samping: hipotensi postural

Penggunaan klinis: feokromositoma (tumor anak ginjal sekresi NE dan epi


ke sirkulasi), BPH menghambat dihidrotestosteron yang merangsang
pertumbuhan prostat

Beta Blocker

Menghambat secara kompetitif obat adrenergik NE dan Epi (eksogen dan


endogen) pada adrenosptor beta

Asebutolol, metoprolol, atenolol dan bisoprolol beta bloker kardioselektif


(afinitas lebih tinggi pada reseptor beta1 daripada beta2)

Efek: denjut dan kontraksi jantung , TD ,

Sediaan: propanolol, alprenolol, oksprenolol, metoprolol, bisoprolol, asebutolol,


pindolol, nadolol, atenolol

Efek samping: gagal jantung, bradiaritmia, bronkospasme, gangguan sirkulasi


perifer, gejala putus obat (infark, aritmia), hipoglikemia, gangguan tidur,
mimpi buruk, insomnia

Penggunaan klinis: angina pectoris, aritmia, hipertensi, infark miokard,


kardiomiopati obstruktif hipertropik, feokromositoma, tirotoksikosis,
migren, glaukoma, ansietas

Penghambat Saraf Adrenergik

Menghambat aktivitas saraf adrenergik berdasar gangguan sintesis, atau


penyimpanan dan pelepasan neurotransmiter di ujung saraf adrenergik

Sediaan; guanetidin, guanadrel, reserpin, metirosin

Obat Pelumpuh Otot

Obat ini digunakan untuk mengadakan relaksasi otot bergaris (reposisi


tulang), atau untuk menangkap binatang buas hidup2

Cara kerja: kompetitif antagonis dengan asetilkolin pada reseptor nikotinik di


motor end plate

Contoh: d-tubocurarine, gallamine, pancuronium, succinilkolin, decametonium,


metokurin, vekuronium, atrakurium, alkuronium, heksafluorenium

Referensi

Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC

Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI

Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta,


EGC

Sumber : http://teguhbaguspribadi-fkh12.web.unair.ac.id/artikel_detail-65416-Materi%20Kuliah
%20Semester%203-OBAT%20OTONOMIK.html#.VRIDsdKUfFA#ixzz3VM0qYnpf

Anda mungkin juga menyukai