BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ionofor
Ionfor adalah sebuah molekul lemak-larut biasanya disintesis oleh
mikroorganisme untuk mengangkut ion di lapisan ganda lemak membran sel. Ada
dua klasifikasi ionofor, yaitu :
1. Senyawa kimia (mobile ion carrier) yang mengikat ion tertentu,
melindungi muatan dari lingkungan sekitarnya, dan dengan demikian
memfasilitasinya melintasi bagian dalam hidrophobik dari membran
lemak.
2. Pembentuk channel (saluran) yang memperkenalkan kedalam pori-pori
yaitu
pengubahan
Persamaan
reaksi
diazacyclooctadecane
sintesis
menjadi
pengubahan
1,4,10,13-tetraoxa-7,16-
7,16-dibenzoyl-1,4,10,13-tetraoxa-7,16-
O
N
N
O
O
H
O
O
N
O
10
11
2,303
log
; b=
log
Potensial (E)
E^
E
Konsentrasi (log a)
12
Dimana :
2,303
log(
Ai dan aj masing-masing adalah keaktifan ion utama dan ion penganggu, zi dan zj
adalah muatan ion utama dan ion penganggu, Kij adalah koefisien selektif. Jika kij
< 1 maka elektroda sangat selektif terhadap ion utama (Bakker, dkk., 1997)
13
bentuk
senyawa
yang
sangat
metilmerkuri (CH3Hg)
beracun
dan
membahayakan
dalam tanah, air, dan udara pada saat ini kebanyakan berasal dari keaktifan
antropogenik yang dapat melalui beberapa proses :
1. Penambangan dan peleburan bijih, terutama pada peleburan tambang
Cu dan Zn.
2. Pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara.
3. Proses-proses produksi dalam suatu
industri,
terutama pada
proses
14
juga
toksik bagi
tampaknya
Hg
tidak
15
adalah
istilah
yang
digunakan
untuk
menjelaskan
pengukuran potensial atau voltage dari suatu sel elektrokimia yang terdiri dari
elektroda dan larutan. Larutan tersebut berisi komponen utama yang mempunyai
kemampuan mengion. Dasar metode potensiometri adalah membuat sel elektrik
dari analit suatu larutan sehingga perbedaan potensial sel tersebut berkaitan
dengan konsentrasi larutan. Kelebihan metode potensiometri biasanya lebih
sederhana, voltmeter dan elektrodanya jauh lebih murah daripada instrumeninstrumen analitik yang paling modern. Potensiometri pada dasarnya bersifat
nondestruktif terhadap sampel, dalam pengertiannya bahwa penyisipan elektroda
tidak mengubah komposisi larutan uji (kecuali untuk sedikit kebocoran elektrolit
dari elektroda acuan) (Khopkar, 1990).
Potensiometri dibagi menjadi potensiometri langsung dan tidak langsung
atau titrasi potensiometri (Christian 1994). Metode langsung berdasarkan pada
perbandingan antara potensial yang terjadi saat elektroda indikator dicelupkan
pada larutan uji potensial dengan ketika elektroda dicelupkan pada larutan standar
analit. Dalam metode titrasi potensiometri, potensial diukur setelah penambahan
tiap tetes berurutan dari titran, dan pembacaan potensial yang diperoleh dijadikan
grafik bersama volume titran untuk memperoleh kurva titrasi.
16
= Ecathode Eanode
= Eind Ereff
Dimana :
Esel
Eind
Ereff
potensial sel elektrokimia. Peralatan yang dibutuhkan untuk metode ini sederhana
dan tidak mahal, mencakup
17
Syaratnya adalah:
1. Mematuhi persamaan Nerst bersifat reversible
2. Memiliki potensial elektroda yang konstan oleh waktu
3. Segera kembali keharga potensial semula apabila dialiri arus yang kecil
4. Hanya memiliki efek hysterisis yang kecil jika diberi suatu siklus suhu
5. Merupakan elektroda yang bersifat nonpolarisasi secara ideal
Beberapa contoh elektroda pembanding adalah sebagai berikut :
a. Elektroda Kalomel (Calomel Electrode)
Setengah sel elektrode kalomel dapat ditunjukan sebagai,
Potensial sel ini akan bergantung pada konsentrasi klorida x (pada kalomel
yang tidak jenuh), dan harga konsentrasi ini harus dituliskan untuk
menjelaskan elektroda. Elektroda kalomel jenuh (saturated calomel
electrode, SCE) biasanya banyak digunakan oleh para pakar kimia analitik
karena banyak tersedia di pasaran dan konsentrasi klorida tidak
mempengaruhi harga potensial elektroda. Harga potensial SCE adalah
0,244 V pada 250C dibandingkan terhadap elektroda hidrogen standar.
b. Elektroda perak / perak klorida
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel adalah terdiri
dari suatu elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang
dijenuhkan dengan AgCI. Setengah sel elektroda perak dapat ditulis :
18
19
2.5. Spektroskopi IR
Metode spektrofotometrik mengukur jumlah radiasi elektromagnetik yang
diserap oleh larutan contoh. Jumlah serapan ini berkaitan dengan konsentrasi
analit dalam larutan. Terdapat tiga proses dasar penyerapan radiasi oleh molekul
yang semuanya melibatkan kenaikan molekul ke tingkat energi yang lebih tinggi,
yaitu rotasi, vibrasi, dan transisi elektronik (Christian 1986). Radiasi IR tidak
memiliki cukup energi untuk menyebabkan transisi elektronik. Bila radiasi IR
dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekul akan menyerap energi sehingga
terjadi vibrasi (Hendayana et al. 1994). Panjang gelombang serapan oleh suatu
ikatan bergantung pada jenis getaran ikatan antaratom. Oleh karena itu, tipe ikatan
yang berlainan akan menyerap radiasi IR pada panjang gelombang yang berbeda
(Fessenden & Fessenden 1986). Vibrasi yang terjadi meliputi vibrasi ulur dan
tekuk dan dikenal beberapa istilah, yaitu rocking, twisting, scissoring, dan waging
(Hollas 2004).
Daerah radiasi spektroskopi IR berkisar pada bilangan gelombang 1280010 cm-1. Daerah 1400-4000 cm-1 merupakan daerah yang khusus untuk
identifikasi gugus-gugus fungsional sedangkan daerah 1400-700 cm-1 merupakan
daerah sidik jari (fingerprint region). Pada daerah sidik jari, sedikit saja perbedaan
struktur dan susunan molekul akan menyebabkan perubahan distribusi puncak
serapan.
Spektrum IR diperoleh dengan mengukur intensitas radiasi cahaya
sebelum (I0) dan sesudah (I) melewati contoh. Spektrum IR ditampilkan dengan
mengalurkan transmitan (T=I/I0) sebagai fungsi dari bilangan gelombang. Nilai
transmitans dapat diganti dengan nilai serapan, yaitu sinar yang diserap oleh
contoh. Serapan pada panjang gelombang tertentu dapat menghasilkan nilai
konsentrasi contoh berdasarkan hukum Beer.
Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi
tekhnik serapan (absorption), tekhnik emisi (emission), tekhnik fluoresensi
(fluorescence). Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam
spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam fenomena
transmisi, pementulan, pembiasan, dan penyerapan.
20
hubungan
antara
struktur
molekul
dengan
inframerah,
dengan
21
Jenis Senyawa
C-H
alkana
C-H
C-H
C-H
C=C
C=C
O-H
O-H
O-H
N-H
C-N
Alkena
Aromatik
Alkuna
Alkena
Aromatik (Cincin)
Alkohol, Eter, Asam Karboksilat,
Ester
Aldehida,
Keton,
Asam
Karboksilat, Ester
Alkohol, Fenol(Monomer)
Alkohol, Fenol (Ikatan H)
Asam Karboksilat
Amina
Amina
-NO2
Nitro
C-O
C=O
Daerah Serapan
(cm-1)
2850-2960,
13501470
3020-3080, 675-870
3000-3100, 675-870
3300
1640-1680
1500-1600
1080-1300
1690-1760
3610-3640
2000-3600 (lebar)
3000-3600 (lebar)
3310-3500
1180-1360
1515-1560,
13451385
Sumber (cm-1)
Serapan C-O
1300-1000
1690-1640
3310-3500
1640-1550
-CH2- Alifatik
2850-2960, 1350-1470
C=C Aromatik
1600-1475
22
kromatografi
gas
dan
spektrometri
massa
untuk
23
M + hv
M*
Tahap 2 :
M*
M + heat
Umur molekul yang tereksitasi M* ini sangat pendek (10-8 10-9 detik)
dan molekul kembali ke tingkat dasar lagi M. Proses ini disebut reaksi fotokimia.
Pengabsorbsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya
menghasilkan eksitasi elektron bonding; akibatnya panjang gelombang absorbsi
maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada di dalam molekul
tersebut. Oleh karena itu, spektroskopi serapan molekul berharga untuk
mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu molekul. Akan
tetapi, yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan ultraviolet dan
sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa yang mengandung gugus-gugus
pengabsorbsi.
24
hc
= frekuensi, dalam Hz
25
= Absorbansi
Io
It
= Absorptivitas
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Visible ini adalah dimana sinar dari
sumber radiasi diteruskan menuju monokromator kemudian cahaya dari
monokromator diarahkan terpisah melalui blanko dan sampel dengan sebuah
cermin berotasi. Kedua cahaya lalu bergantian berubah arah karena pemantulan
dari cermin yang berotasi secara kontinyu. Detektor menerima cahaya dari blanko
dan sampel secara bergantian secara berulang-ulang. Sinyal listrik dari detektor
diproses, diubah ke digital dan dibandingkan antara sampel dengan blanko.
Berikut skema sederhana Spektoskopi UV-Visible pada gambar 2.9.
26
27
dalam spektral yang penting, tanggap linier untuk tenaga radiasi, waktu tanggap
yang cepat, dapat dipengaruhi oleh amplifikasi dan tingkat stabilitas yang tinggi.
5. Amplifier
Rangkaian yang memperkuat pembacaan dari detektor. Dimana energi
cahaya yang dihasilkan diubah menjadi energi listrik yang bisa dibaca dengan
baik oleh rekorder.
6. Rekorder
Alat yang membaca energi yang diperkuat oleh amplifier berupa angka.
Angka tersebut dapa berupa transmitan atau absorbansi (Khopkar, 1990; Day dan
A. L. Underwood, 1981)
2.7.4. Warna Komplementer
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan yang
berwarna maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara
selektif dan radiasi sinar lainnya akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari
larutan berwarna terjadi pada daerah warna yang berlawanan dengan warna yang
diamati, misalnya larutan berwarna merah akan menyerap radiasi maksimum pada
daerah warna hijau. Dengan kata lain warna yang diserap adalah warna
komplementer dari warna yang diamati ( Suharta, 2005).
Tahap analisa dengan mengunakan spektrofotometri terdiri dari 3 tahap
yaitu sebagai berikut:
1. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang sinar yang digunakan harus dipilih karena komponen
yang akan dianalisa menyerap sinar tersebut semaksimal mungkin. Dengan
demikian penyerapan sinar tidak dipengaruhi oleh komponen penggangu yang ada
dalam analitit. Jika analit mempunyai warna tertentu maka unsur komplomentrnya
merupakan bagian pangjang gelombang maksimum yang sesuai untuk analisa
tersebut. Panjang gelombang dapat ditentukan dengan membuat kurva hubungan
antara serapan dan panjang gelombang yang menghasilkan serapan tertinggi
merupakan panjang gelombang maksimum.
28
410
Lembayung (Violet)
Kuning kehijauan
430
Biru Violet
Kuning
480
Biru
Jingga
500
Hijau Kebiruan
Merah
530
Hijau
Merah Purple
560
Kuning kehijauan
Lembayung (Violet)
580
Kuning
Biru Violet
610
Jingga
Biru
680
Merah
Hijau Kebiruan
720
Merah Purple
Hijau
29
tahap-tahapan
perlakuan.
Larutan
yang
diperoleh
dengan
memberikan perlakuan kondisi yang sesuai denagn larutan satandar diukur dengan
cara spektrofotometri pada panjang gelombang maksimun.
Dan hasilnya disesuaikan dengan kurva pembangding, sedangkan kadar
sampel dihitung brdasarkan persamaan regresinya linier yaitu:
Y = a + bx
A = a + bc
Dimana :
= absorbansi
= slope
= titik perpotongan
= konsentrasi