Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Percobaan 7
Muhamad Gidry Abdurrazak
Rekayasa Hayati
11213016
Protein dan Karbohidrat: Sifat dan Reaksi Kimia
Nama Asisten Praktikum:
Iin Anggraeni Sitohang
Rahmi Rachmawati
Laboratorium K
Kimia Organik
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
2014
1. Tujuan
Melakukan uji kualitatif terhadap sampel protein dan karbohidrat untuk
mengidentifikasi gugus-gugus spesifik dalam protein dan karbohidrat
2. Teori Dasar
Protein merupakan polimer alam yang terbentuk dari unit-unit asam
amino yang saling berikatan melalui ikatan peptida. Unsur-unsur penyusun
protein terdiri atas karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), hidrogen (H), dan
dalam beberapa protein ada sulfur dan fosfor. Protein merupakan
biomakromolekul selain karbohidrat, lipid, dan asam nukleat. Protein sangat
berperan pada struktur dan fungsi molekuler semua sel makhluk hidup.
Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus amina (-NH 2) dan
karboksil (-COOH). Ada sembilan jenis asam amino yang tidak dapat
disintesis oleh tubuh manusia (asam amino esensial). Asam amino esensial
terdiri atas isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan,
histidin, dan valin. Sisanya adalah asam amino nonesensial terdiri atas alanin,
sistein, arginin, asam aspartat, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin,
tirosin, dan asparagin.
Ada beberapa uji kimia untuk protein dan asam amino. Yang pertama
adalah uji millon. Uji Millon digunakan untuk mendeteksi adanya gugus
hidroksi fenolik pada suatu protein. Pereaksi Millon terdiri atas larutan
merkuri (Hg) dalam HNO3 atau asam nitrat. Apabila uji Millon positif, akan
terbentuk endapan garam merkuri berwarna putih yang bila dipanaskan akan
berwarna merah.
Kemudian ada uji ninhidrin. Ninhidrin (2,2-Dihidroksiindane-1,3dione) adalah zat kimia yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
amonia atau asam amino primer dan sekunder. Apabila uji ninhidrin positif,
senyawa ninhidrin yang bereaksi dengan gugus amina bebas ini akan
menghasilkan warna ungu.
Uji sulfur pada protein bertujuan untuk mendeteksi keberadaan
belerang (S) pada protein tersebut. Uji ini dapat dilakukan dengan
menambahkan basa kuat yang disusul dengan timbal asetat pada sampel
protein. Uji sulfur positif apabila terbentuk endapat timbal sulfida (PbS) yang
berwarna kehitaman.
Uji protein dengan asam nitrit bertujuan untuk mendeteksi adanya
gugus amina primer pada protein. Uji ini dilakukan dengan menambahkan
sampel dengan larutan NaNO2 dalam kondisi dingin. Uji positif apabila
terbentuk gelembung gas N2.
Uji biuret adalah uji protein untuk mengetahui keberadaan ikatan
peptida pada protein. Uji biuret menggunakan NaOH dan CuSO4 sebagai
reagen. Uji biuret akan positif apabila larutan jadi berwarna ungu akibat
senyawa kompleks yang dibentuk oleh Cu2+ pada reagen biuret.
Uji xanthoproteat bertujuan untuk mencari asam amino dengan inti
benzena dalam suatu sampel protein. Pereaksi dalam uji xanthoproteat ini
adalah HNO3 pekat. Prinsipnya cukup mirip dengan uji millon. Uji ini akan
positif bila dihasilkan warna kuning/jingga yang berasal dari turunan
nitrobenzena.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton dan
senyawa-senyawa yang menghasilkan polihidroksi ini bila dihidrolisis. Unsur
penyusun utama karbohidrat hampir sama dengan protein, hanya saja nitrogen
tidak termasuk unsur penyusun utama karbohidrat. Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Karbohidrat memiliki
fungsi sebagai bahan bakar, struktur pembangun., dan cadangan makanan bagi
makhluk hidup.
Karbohidrat sendiri terdiri atas 3 kelompok besar. Yang pertama adalah
monosakarida. Monosakarida merupakan senyawa gula sederhana yang larut
dalam air (Fieser, 1941). Monosakarida sendiri digolongkan berdasarkan
jumlah atom karbon di dalamnya (co.: triosa (3 karbon), tetrosa (4 karbon)).
Contoh dari senyawa monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
Kelompok oligosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 2-10 unit
monosakarida tiap molekulnya. Oligosakarida digolongkan lagi menjadi
beberapa jenis berdasarkan jumlah unit monosakarida penyusunnya (co.:
disakarida (2 monosakarida)). Contoh dari senyawa oligosakarida adalah
Protein
Hasil
Kasein
Bening
Tirosin
Merah kecoklatan
b) Uji Ninhidrin
Tabel 3.2 Hasil pengamatan uji Ninhidrin
No.
Protein
Hasil
Kasein
Ungu pekat
Glisin
c) Uji Sulfur
Tabel 3.3 Hasil pengamatan uji sulfur
No.
Protein
Hasil
Sebelum
dipanaskan
Setelah
dipanaskan
Bening
Kasein
Keruh putih
Sistein
Sesaat
keruh Bening kehitaman
putih, kemudian
bening lagi
Hasil
No.
1
Glisin
Ada gelembung
Kasein
e) Uji Biuret
Tabel 3.5 Hasil pengamatan uji Biuret
No.
Protein
Urea
didinginkan,
Hasil
(dipanaskan, Larutan berwarna gelap
dilarutkan,
Kasein
f) Uji Xanthoproteat
Tabel 3.6 Hasil pengamatan uji Xanthoproteat
No.
Protein
Hasil
Kasein
Kuning
Karbohidrat
Hasil
Sukrosa
Terbentuk 2 fasa:
-lar. bening di bawah
-lar. keruh di atas
Diantaranya ada cincin ungu
Maltosa
Terbentuk 2 fasa:
-lar. bening di bawah
-lar. keruh di atas
Diantaranya ada cincin ungu tipis
Fruktosa
Terbentuk 2 fasa:
-lar. bening di bawah
-lar. keruh di atas
Diantaranya ada cincin ungu tipis
Laktosa
Terbentuk 2 fasa:
-lar. bening di bawah
-lar. keruh di atas
Diantaranya ada cincin ungu tipis
Glukosa
Terbentuk 2 fasa:
-lar. bening di bawah
-lar. keruh di atas
Diantaranya ada cincin ungu tipis
b) Uji Benedict
Tabel 3.8 Hasil pengamatan uji Benedict
No.
Sampel
Hasil
Sukrosa
Biru muda
Maltosa
Fruktosa
Laktosa
Glukosa
Aquadest
Biru muda
c) Uji Barfoed
Tabel 3.9 Hasil pengamatan uji Barfoed
No.
Sampel
Hasil
Sukrosa
Maltosa
Fruktosa
Laktosa
Glukosa
Sampel
Hasil (mg/dl)
Sukrosa
2000
Maltosa
500-1000
Kanji
0-100
Laktosa
100-250
4. Pembahasan
4.1 Uji Kimia pada Protein dan Asam Amino
a) Uji Millon
Pada uji Millon terhadap tirosin, terbentuk endapan merah kecoklatan.
Hal ini dikarenakan gugus fenol pada tirosin bereaksi dengan merkuri
b) Uji Ninhidrin
Pada uji ninhidrin,
baik
kasein
maupun
glisin
sama-sama
c) Uji Sulfur
Pada uji sulfur terhadap kasein, di akhir proses kasein tetap berwarna
bening. Hal ini terjadi karena memang kasein tidak mengandung sulfur
pada strukturnya. Sehingga timbal yang ada pada timbal asetat tidak
membentuk timbal sulfida. Adapun struktur dari kasein adalah sebagai
berikut:
(NaOH
10%),
sedangkan
basa
ini
bertujuan
untuk
urea.
Sehingga
ketika
Cu2+
dalam pereaksi
biuret
e) Uji Biuret
Urea yang dikondensasi dapat membentuk ikatan peptida
Kasein positif mengandung ikatan peptida
f) Uji Xanthoproteat
Kasein positif mengandung inti benzena
5.2 Uji Kimia untuk Karbohidrat
a) Uji Mollisch
Maltosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, dan glukosa positif senyawa
karbohidrat
b) Uji Benedict
Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi
Glukosa, maltosa, fruktosa, dan laktosa adalah gula pereduksi
c) Uji Barfoed
Glukosa positif monosakarida
Laktosa dan fruktosa positif disakarida
Maltosa positif disakarida yang terdiri dari monosakarida yang
homogen
Sukrosa tidak bisa dibuktikan monosakarida/disakaridanya dengan uji
Barfoed
b) Uji Ninhidrin
Hasil pengamatan uji Ninhidrin (kiri-kanan: kasein, glisin)
c) Uji Sulfur
Hasil pengamatan uji sulfur (kiri-kanan: kasein, sistein)
e) Uji Biuret
Hasil pengamatan uji Biuret (kiri-kanan: kasein, urea tidak dipanaskan, urea
dipanaskan)
f) Uji Xanthoproteat
Hasil pengamatan uji Xanthoproteat pada kasein
b) Uji Benedict
Hasil pengamatan uji Benedict (kiri-kanan: sukrosa, fruktosa, glukosa,
maltosa, laktosa, aquades)
c) Uji Barfoed
Hasil pengamatan uji Barfoed (kiri-kanan: laktosa, glukosa, fruktosa sukrosa,
maltosa)