Anda di halaman 1dari 20

KARDIOVASKULER

A. PENGERTIAN
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang
berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem
sirkulasi darah yang terdiri dari jantung

komponen darah dan pembuluh darah. Pusat

peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang
berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah
mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Obat kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh
darah. Obat kardiovaskuler dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya ;
1.

Obat antihipertensi

2.

Obat gagal jantung

3.

Obat antiaritmia

4.

Obat antiangina

B. Obat Obat Yang Mempengaruhi Sistem Kardiovaskuler.


1) Obat Antihipertensi
Semua obat antihipertensi bekerja dengan menggangu mekanisme-mekanisme seperti
di bawah ini.

Barorefleks Postural : berperan untuk penyesuaian tekanan darah cepat, sewaktuwaktu, seperti perubahan dari posisi berbaring ke posisi tegak.

Respon Ginjal terhadap Tekanan Darah yang berkurang : Melalui kontrol


volume darah, ginjal terutama berfungsi dalam mengontrol tekanan darah jangka
panjang. Suatu pengurangan dalam tekanan perfusi ginjal menyebabkan redistribusi
aliran darah intrarenal dan peningkatan reabsorpsi garam dan air.

Suatu klasifikasi yang berguna dari obat-obat antihipertensi membaginya dalam


kategori menurut tempat pengaturan atau mekanisme dimana tempat bekerja. Kategori
tersebut meliputi:

Diuretika : menurunkan tekanan darah dengan menghabiskan natrium tubuh dan


mengurangi volume darah.
Efek Samping : Menyebabkan pengosongan magnesium, merusak toleransi glukosa,
meningkatkan lipid serum dan konsentrasi asam urat

Obat simpatoplegik : menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi resistensi


vaskular tepi, menghambat fungsi jantung dan meningkatkan penyimpanan darah
vena dalam pembuluh darah vena yang besar.
a.

Metildopa
Obat ini bermanfaat dalam pengobatan hipertensi ringan sampai sedang.
Metildopa menurunkan tekanan darah terutama dengan mengurangi tahanan
pembuluh darah tepi, dengan suatu frekuensi pengurangan denyut jantung dan
curah jantung yang bervariasi. Suatu keuntungan dengan metildopa adalah karena
metildopa menyebabkan penurunan resistensi vaskular ginjal.
Dosis : dosis terepeutik biasa adalah lebih kurang 1-2 gram per hari per oral.
Efek samping : Dengan pengobatan jangka panjang, penderita dapat mengalami
kelemahan mental dan kerusakan konsentrasi mental. Mimpi buruk, depresi
mental, vertigo, dan tanda-tanda ekstrapiramidal bisa terjadi tetapi jarang.

b. Klonidin
Penelitian hemodinamik menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah oleh
klonidin dihasilkan oleh pengurangan curah jantung yang disebabkan oleh
penurunan frekuensi jantung dan relaksasi vena-vena kapasitan, dengan suatu
penurunan resistensi vaskular perifer, khususnya ketika penderita dalam posisi
berdiri. Klonidin mengurangi tekanan darah dalam posisi terlentang dan jarang
sekali menyebabkan hipotensi postural.
Dosis : dosis terepeutik klonidin biasanya antara 0,2-1,2 mg/hari. Dosis
maksimal yang dianjurkan adalah 1,2 mg/hari. Efek samping : Mulut kering,
penghentian klonidin setelah penggunaan yang lama, terutama dengan dosis tinggi
(lebih besar dari 1 gram/hari) dapat menyebabkan krisis hipertensi yang sangat
2

berbahaya bagi penderita. Penderita memperlihatkan tanda-tanda gugup, sakit


kepala dan berkeringat. Kontra indikasi : Klonidin tidak boleh diberikan pada
penderita yang mempunyai risiko depresi mental.

Cl
H
N

H
N

N
Cl

clonidine

Vasodilator langsung: Mengurangi tekanan dengan cara merelaksasi otot polos


vaskular.
a. Hidralazin
Keuntungan-keuntungan terapi kombinasi, dan hidralazin bisa digunakan
secara lebih efektif, terutama pada hipertensi berat.
Dosis : dosis biasanya berkisar dari 40-200 mg/hari.Pemberian dosis 2 atau 3
kali sehari menghasilkan kontrol tekanan yang baik.
Efek samping: Sakit kepala, mual, anoreksia, berkeringat, kemerahan pada
wajah, neuropatiperifer dan demam obat tetapi ini jarang terjadi
b. Minoksidil
Suatu vasodilator per oral yang sangat efektif. Seperti hidralazin,minoksidil
melebarkan arteriol tapi tidak mempengaruhi vena.
Dosis : Minoksidil hanya tersedia untuk hipertensi dalam bentuk sediaan oral.
Umumnya, penderita di mulai dengan dosis 5 atau 10 mg/hari dibagi dalam 2
dosis, dan kemudian dosis harian perlahan-lahan ditingkatkan sampai 40 mg/hari.
Dosis yang lebih tinggi sampai 80 mg/hari diberikan pada hipertensi berat.
Efek samping : Sakit kepala, berkeringat, hipertrikosis yang khususnya
mengganggu bagian wanita
c. Natrium Nitroprusid
3

Vasodilator kuat yang diberikan secara parenteral yang digunakan di dalam


pengobatan hipertensi gawat dan kegagalan jantung yang berat.
Dosis : Dosis dimulai dengan 0,5 g/kg/menit dan bisa ditingkatkan sampai
10 g/kg/menit bila diperlukan untuk mengontrol tekanan darah,dan diberikan
melalui infus intravena.
Efek Samping : Terjadinya akumulasi sianida, metabolik asidosis, aritmia,
hipotensi hebat, kematian
d. Diazoksid
Suatu dilator arteri yang efektif dan memiliki kerja yang relatif lama,
diberikan secara parenteral yang digunakan untuk mengobati hipertensi gawat.
Dosis : ketika diazoksid pertama kali dipasarkan dosis 300 mg dianjurkan
untuk suatu pemberian secara cepat dengan suntikan. Namun tampaknya,
hipotensi yang berlebihan dapat dihindarkan dengan dosis yang lebih kecil (75100 mg). Efek samping: Stroke, Infark miokard.

Obat-obat yang menghambat produksi dan kerja Angiotensin: Mengurangi


tahanan perifer vaskular dan volume darah.
Inhibitor ACE (Angiotensin Converting Enzyme). Contoh obat : Kaptopril,
Enalapril, Lisinopril, Kuinapril, Fosinopril, Ramioril, Benazepril.
Dosis :Kaptopril: Mula-mula diberikan dengan dosis 25 mg, 2 atau 3 kali sehari,
1-2 jam sebelum makan. Enalapril: Dosisnya 10-20 mg 1 atau 2 kali tiap hari.
Lisinopril: Dosis 10-80 mg sekali sehari efektif pada kebanyakan penderita.
Efek samping: Gagal ginjal akut, Hiperkalemia, Angiodema, Batuk kering

2) Obat Gagal jantung


Di bawah ini merupakan hal hal yang dapat menyebab gagal jantung :
a.

Penyakit jantung coroner : penyempitan arteri

b.

Myocardial Infarction (MC) : suplai makanan terganggu

c.

Hipertensi

d.

Katup terganggu

e.

Gangguan pada otot jantung


4

f.

Infeksi pada katup atau otot jantung

Obat-Obat Inotropik Positif Yang Digunakan Pada Gagal Jantung


Obat obat yang menghambat fosfodiesterase, famili enzim yang mengaktifkan
cAMP dan cGMP, telah lama digunakan untuk pengobatan gagal jantung. Walaupun
mempunyai efek inotropik positif, kebanyakan keuntungan ini berasal dari
vasodilatase.
a. Bipiridin
Amrinon dan milrinon merupakan senyawa bipiridin baru yang dapat
diberikan per oral/parenteral, tetapi hanya terdapat dalam bentuk parenteral. Obat
ini waktu paruhnya 2-3 jam, dengan 10-40% diekskresikan ke dalam urin.
Apabila diberikan pada pasien dengan gagal jantung akut, bipiridin
meningkatkan curah jantung dan mengurangi tekanan kapiler paru dan tahanan
perifer.
Efek amrinon menyebabkan mual dan muntah relatif tinggi, trombositopenia
dan perubahan enzim hati telah dilaporkan terjadi pada pasien dengan jumlah jauh
lebih sedikit.

Obat-Obat Tanpa Efek Inotropik Yang Digunakan Pada Gagal Jantung


a. Diuretika
5

Cara kerja terhadap gagal jantung dengan jalan mengurangi retensi garam dan
air. Pengurangan tahanan vena mempunyai dua efek yang berguna mengurangi
tanda dan gejala, (edema) juga ukuran jantung yang berperan penting dalam
memperbaiki fungsi secara efisien.
Contoh obat : Fursomide (paling umum dan paling efektif, kerjanya kuat),
Bumetanide (belum mudah ditemukan di pasaran), Thiazides (digunakan pada
gagal jantung yang ringan, dapat menyebabkan vasodilatasi)
Fungsi obat diuretika :
o

Untuk mengurangi odem

Dapat menurunkan cairan extra selular

Dapat menurunkan daerah yang menuju ke jantung


Efek samping :

Thiazides dapat menyebabkan hypokalemia

Membantu menghambat agar tidak terjadi hypokalemia

Inhibitor ACE (Angiotensin Converting Enzyme)


Contoh obat : Captropril, Lisonopril, Enalapril, Kuinapril,Ramipril. Fungsi obat
ACE :
o Bisa mengurangi resistensi pada arteri (afterload yang mempengaruhi arteri,
preload yang mempengaruhi vena)
o

Menghambat sekresi aldosteron

Dapat menyembuhkan kesakitan


Efek samping :

o Batuk yang paling sering


o Hyperkalemia
o Angiodema
o Pada ibu hamil menyebabkan fetal toxicity

Vasodilator
6

Bermanfaat untuk gagal jantung sebab obat ini mempengaruhi pengurangan


preload atau mengurangi afterload.

-blocker

Cardiac Glicosides (glikosida jantung)


Untuk meningkatkan kontraksi otot jantung. Contoh obat : Digoxin :
Menghambat Na/K ATPase pump.
Efek samping :
o Gangguan penglihatan
o AV block and Bradycardia (jantung menglami kepayahan)
o Amiodarone and Verapamil bila dikombinasi dengan digoxin akan mengalami
keracunan karena ekskresi digoxin akan terhambat
o Inotropik positif
o Kronotopik negatif
o Mengurangi aktivasi saraf simpatis
o Penanganan keracunan pada digoxin dengan diberikan dosis Potasium (infus
potasium).

3) Obat Antiaritmia
Yang dimaksud dengan aritmia adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal
dari impuls, atau gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan dalam urutan normal
aktivasi atrium dan ventrikel.

Kelas IA : Kuinidin, Prokainamid, dan Disopiramid


a. Kuinidin
Kunidin adalah di antara obat paling umum yang digunakan secara oral
sebagai antiaritmia di Amerika Serikat.
Dosis : dosis oral yang biasa adalah 200-300 mg yang diberikan 3 atau 4 kali
sehari. Kuinidin dapat diberikan intervena jika diawasi dengan hati-hati. Dosis
7

intravena jangan melebihi 10 mg/kg dalam bentuk kuinidin glukonat dan jangan
diberikan dengan kecepatan lebih dari 0,5 mg/kg/menit.
Efek samping :
o mempunyai efek muskarinik yang menghambat efek vagus
o menyebabkan denyut ventrikel meningkat secara hebat
o blokade AV derajat tinggi
o pada pasien dengan penyakit sindrom sinus kuinidin dapat menekan aktivitas
pacu nodus sinoatrial
o diare
o mual dan muntah
o tuli
o penglihatan kabur
o sakit kepala
o tinnitus

b. Prokainamid
Prokainamid adalah obat pilihan kedua pada kebanyakan unit perawatan
jantung untuk pengobatan aritmia ventrikuler yang terus-menerus berkaitan
dengan infark miokardium akut.
Dosis : Prokainamid hidroklorida (Pronestyl) tersedia dalam bentuk tablet dan
kapsul (250-500 mg) dan sebagai tablet lepas lambat (250-1000 mg). Suntikan
prokainakid hidroklorida berisi 100-500 mg/mL dan digunakan untuk suntikan
intramuskular dan intravena.
8

Efek samping
o

Memperlambat frekuensi denyut atrium pada fibrilasi atrium

Gejala mirip lupus eritematosa

Pleuritis

Perikarditis

Penyakit perenkim paru dapat juga terjadi

Mual

Diare

Ruam kulit

Demam

c. Disopiramid
Dosis : tersedia dalam bentuk tablet 100 atau 150 mg basa. Dosis total harian
adalah 400-800 mg yang pemberiannya terbagi atas 4 dosis.
Efek samping :
o

Mulut kering

Konstipasi

Penglihatan kabur

Hambatan miksi

Retensi urin

Kelas IB : Lidokain, Fenitoin, Tokainid dan Meksiletin


a. Lidokain
Lidokain adalah obat antiaritmia yang paling lazim dipakai dengan pemberian
secara inravena.
Dosis : untuk memperoleh kadar efektif dengan cepat, diberikan dosis 0,7-1,4
mg/kg Bbsecara intravena. Dosis berikutnya mungkin diperlukan 5 menit
kemudian, tetapi jumlahnya tak lebih dari 200-300 mg dalam waktu 1 jam. Infus
dalam rentang dosis 1-4 mg/menit menghasilkan kadar terapi dalam plasma
setinggi 1-5 g/mL dalam waktu 7-10 jam.

Efek samping
o

Menyebabkan hipotensi

Parestesia

Tremor

Kejang

Mual karena pengaruh sentral

Kepala terasa ringan

Kelainan pendengaran

Berbicara seperti menelan

Konvulsi (terjadi pada orang tua atau pada pasien yang peka dan berhubungan
dengan dosis).

Lidokain hanya digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikel, terutama di


ruang perawatan intensif.

10

b. Fenitoin
Fenitoin adalah obat antikonvulasi dengan sifat antiaritmia. Dosis :
Rancangan waktu untuk suntikan intravena intermiten adalah 100 mg fenitoin
yang diberikan tiap 5 menit sampai aritmia terkendali. Kecepatan suntikan tak
boleh melebihi 50 mg per menit. Biasanya diperlukan dosis sebesar 700 mg, dan
jarang melebihi 1000 mg. Pengobatan dengan fenitoin dimulai dengan dosis
tinggi. Hari pertama 15 mg/kg BB, hari kedua 7,5 mg/kg BB dan selanjutnya
diberi 4-6 mg/kg BB (umumnya antara 300-400 mg/hari).
Efek samping :
o

Mengantuk

Nistagmus

Vertigo

Ataksia

Mual
Fenitoin hanya digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikel dan atrium

yang disebabkan oleh digitalis.


c. Tokainid dan Meksiletin
Tokainid dan Meksiletin adalah turunan lidokain yang tahan terhadap
metabolisme hati pada lintasan pertama. Dosis : Tokainid hidroklorida (Tonocard)
tersedia sebagai tablet 400 mg dan 600 mg. Dosis oral biasanya adalah 400-600
mg tiap 8 jam, tak boleh melebihi 2.400 mg/hari dan harus diturunkan kurang dari
1.200 mg pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Meksiletin hidroklorida
(Mexitex) tersedia dalam kapsul 150, 200 dan 250 mg. Dosis oral biasa adalah
200-300 mg (maksimal 400 mg) yang diberikan tiap 8 jam dengan makanan atau
antasid.
Efek samping Tokainid dan Meksiletin :
o

Pusing

Tremor

Mual
11

Muntah

Anoreksia

Tokainid menyebabkan depresi sumsum tulang


Tokainid dan Meksiletin digunakan untuk pengobatan aritmia ventrikel.

Kelas IC : Flekainid, Enkainid, Propafenon dan Morisizin


a. Flekainid
Adalah penghambat saluran natrium yang kuat terutama digunakan untuk
pengobatan aritmia ventrikuler. Dosis : tersedia dalam bentuk tablet 50, 100 dan
150 mg. Dosis awal adalah 2 kali 100 mg/hari. Dosis dapat dinaikkan tiap 4 hari
dengan menambahkan 100 mg/hari (maksimum 400-600 mg/hari) yang diberikan
2 atau 3 kali sehari.
Efek samping :
o

Disfungsi sinus

Gagal jantung

Ekserbasi aritmia

b. Enkainid
Dosis : tersedia dalam bentuk kapsul 25,35, dan 50 mg. Dosis awal adalah 25
mg, diberikan 3 kali sehari, dosis ini dapat dinaikkan tiap 3-5 hari sampai
mencapai 4 kali 50 mg/hari.
Efek samping :
o

Disfungsi sinus

Gagal jantung

c. Propafenon
Dosis : dosis biasa harian adalah 450-900 mg dalam tiga dosis.
Efek samping :
o

Rasa logam

Konstipasi

12

d. Morisizin
Morisizin adalah obat antiaritmia derivat fenotiazin yang digunakan untuk
pengobatan aritmia ventrikuler. Dosis : dosis biasa morisizin adalah 200-300 mg
melalui oral 3 kali sehari.
Efek samping :

Kepala pusing

Mual

Mengeksaserbasi aritmia

Kelas II -Blocker : Propranolol, Asebutolol dan Esmolol


a. Propranolol
Terutama diberikan per oral untuk pengobatan aritmia jangka lama. Dosis :
dosis berkisar 30-320 mg/hari untuk pengobatan aritmia yang sensitif tergadap
obat ini. Untuk menekan beberapa jenis aritmia ventrikel mungkin diperlukan
dosis sebesar 1000 mg/hari diberikan sebanyak 3-4 kali sehari.
Efek samping :
o

Hipotensi atau gagal ventrikel kiri

Infark miokard akut (penghentian -blocker pada pasien angina pektoris)

N
H
OH

propanolol
b. Asebutolol
Diberikan per oral untuk pengobatan aritmia jantung. Dosis : dosis awal
adalah dua kali 200 mg dinaikkan secara perlahan sampai mencapai 600-1.200 mg
yang terbagi dalam dua dosis. Efek samping :
13

Hipotensi atau gagal ventrikel kiri

Infark miokard akut (penghentian -blocker pada pasien angina pektoris)

c. Esmolol
Diberikan secara intravena untuk pengobatan jangka pendek atau sebagai
pengobatan kagawatan pada takikardia supraventrikel.

Kelas III : Bretilium, Amiodaron, dan Sotalol


a. Bretilium
Mempengaruhi pelepasan katekolamin saraf tetapi juga mempunyai sifat
sebagai antiaritmia secara langsung. Dosis : tersedia dalam larutan 50 mg/mL,
obat ini diencerkan menjadi 10 mg/mL. Dosisnya adalah 5-10 mg/kg BB yang
diberikan per infus selama 10-30 menit.
Efek samping :
o

Hipotensi

Mual dan muntah

b. Amiodaron
Dosis : tersedia sebagai tablet 200 mg, karena memerlukan waktu beberapa
bulan untuk mencapai efek penuh, diperlukan dosis muat 600-800 mg/hari
(selama 4 minggu), sebelum dosis pemeliharaan dimulai dengan 400-800 mg/hari.
Efek samping :
o

Gangguan fungsi hati

Gejala hipotiroid
14

Mengalami hipertiroid

Kulit berwarna birun pada pemakaian jangka panjang

c. Sotalol
Sotalol adalah penghambat beta nonselektif yang juga memperpanjang masa
kerja potensial dam merupakan obat antiaritmia yang efektif. Dosis : untuk
pengobatan aritmia ventrikel dosisnya adalah 2 kali 80-320 mg. Dosis awal adalah
2 kali 80 mg/hari dan bila perlu dosis ditambah tiap 3-4 hari. Efek samping :

Gagal jantung

Proaritmia

Bradikardia

Kelas IV (Antagonis Kalsium) : Verapamil dan Diltiazem


Verapamil dan Diltiazem tidak digunakan pada pengobatan atrimia ventrikel,
kecuali jika penyebabnya adalah spasme arteri koronaria.
Dosis : Verapamil dengan dosis 5-10 mg diberikan secara intravena selama 2-3
menit. Untuk mencegah kembalinya PSVT atau untuk mengontrol irama ventrikel
pada fibrilasi atrium, diberikan dosis oral 240-380 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis.
Walaupun indikasinya belum disetujui, diltiazem telah digunakan untuk pencegahan
PSVT dalam dosis 60-90 mg yang diberikan tiap 6 jam. Efek samping :
o

Meningkatkan frekuensi denyut jantung

Penurunan masa refrakter

Hipotensi berat

Bradikardia sinus

Gagal jantung

Bloker AV

15

verapamil

O
O

diltiazem

Kelas V (Lain-lain) : Digitalis, Adenosin, Magnesium


a. Digitalis
Digitalis

memperlihatkan

khasiat

vagotonik,

yang

menyebabkan

penghambatan aliran kalsium di nodus AV dan aktivasi aliran kalium yang


diperantai asetilkolin di atrium.
b. Adenosin
Merupakan nukleosid yang berada di seluruh tubuh secara alamiah. Adenosin
merupakan obat pilihan untuk penanggulangan segera terhadap takikardia
paroksismal supraventrikel karena kemampuannya tinggi (90-95%) dan kerjanya
berlangsung sangat pendek. Adenosin menyebabkan muka merah pada kira-kira
20% pasien dan pernapasan singkat atau dada seperti terbakar. Efek yang jarang
adalah sakit kepala, hipotensi, mual, dan kesemutan.
c. Magnesium
16

Efek magnesium terhadap jantung dapt langsung dan tak lamgsung melalui
efeknya terhadap homeostatus kalium dan kalsium. Magnesium memperpanjang
siklus sinus, memperlambat konduksi AV, dan memperlambat konduksi intraatrial
dan intravena
4) Obat Antiangina

Jenis Angina Pektoris


Secara klinis ada 3 jenis Angine Pektoris :
a. Angina stabil kronik adalah angina yang tidak mengalami perubahan dalam
frekuensi, kuat dan lamnya serangan dalam beberapa bulan observasi. Walaupun
penyebab

dasarnya

adalah

ateroskleorosis

koroner, nyeri

angina

tidak

berhubungan dengan luas atau beratnya ateoskleorosis. Jenis angina ini yang
paling umum ditemukan dan terjadi setelah kerja fisik, emosi atau makan.
b. Angina tidak stabil ditandai oleh serangan angina berulang dengan frekuensi dan
lama serangan angina yang progresif, serangan infark jantung akut dan kematian
mendadak. Serangan angina terjadi baik sewaktu istirahat ataupun kerja fisik.
c. Angina varian dikemukakan pertama kali oleh M. Prinzmetal (1959) sebagai
suatu serangan angina yang terjadi saat istrahat yang diikuti oleh elevasi segmen
ST pada EKG karena vasospasme koroner.

Ada 3 Kelompok Obat Antiangina :


a. Nitrat Organik
1. Nitroglycerin
Nitroglycerin atau Glyceryl Trinitrate adalah sebuah vasodilator yang
mudah

menguap,

yang

merangsang guanylate

mengurangi

cyclase

dan

angina

pectoris

merendahkan

dengan

kalsium

cara

sitosolik.

Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pectoris dan hipertensi,


untuk menghasilkan hipotensi yang terkontrol selama pembedahan dan untuk
mengobati gagal jantung
Kandungan Nitrat dalam Nitroglyceryn menyebabkan pelebaran pada
dinding pembuluh darah, merangsang guanylate cyclase dan merendahkan
17

kalsium sitosolik. Nitroglycerin menghilangkan angina dengan mengurangi


permintaan otot jantung untuk oksigen. Nitroglycerin juga menghilangkan
spasme dari arteri-arteri koroner dan dapat mendistribusikan lagi aliran darah
arteri koroner ke area-area yang paling memerlukan.
Dosis:

Pemberian dosis: 5-10 mcg/menit IV melalui infus setelah dilusi.

Ditambah 5 mcg/menit IV setiap 3-5 menit sampai beberapa respon


terlihat.

Jika tidak ada respon dengan 20 mcg/menit: Boleh tingkatkan dosis


sebesar 10 mcg/menit dan sesudahnya jika diperlukan, tambahan sebesar
20 mcg/menit bisa diberikan.

Dosis umum: 10-200 mcg/menit

2. Isosorbit Dinitrat
Efek utamanya menyebabkan relaksasi otot polos vaskular sehingga
menghasilkan efek vasodilatasi pada arteri dan vena perifer, dengan efek yang
lebih dominan pada sistem vena. Dalam dosis terapi akan menurunkan tekanan
sistolik, diastolik dan tekanan darah arteri rata rata, terutama pada posisi
tegak.
b. Beta Blocker
Asebutolol,Atenolol,Metroprolol,Bisoprolol.
c. Antagonis Kalsium
1. Dihidropiridin
Nifedipin
Merupakan antagonis kalsium yang bekerja utama dengan menghambat
masuknya ion kalsium ke dalam sel. Nifedipin adalah antagonis kalsium
yang paling kuat dalam menimbulkan vasodilatasi arteriol perifer sehingga
menyebabkan penurunan tekanan darah dan resistensi perifer. Nifedipin
digunakan sebagai obat pilihan pertama untuk pengobatan jangka panjang
pada angina stabil kronik.
Nifedipin menjadi obat pilihan bila:
18

Penderita juga mendapatpengobatan dengan penyekat adrenoseptor


beta.
Penderita

dengan

gangguan

fungsi

jantung,

nodus

SA.

Penderita angina dengan hipertensi yang gawat.


Nikardipin
Felodipin
Amplodipin
2. Difenilalkilamin
Verafamil
Galopamil
Tiapamil
3. Benzotiazepin
Diltiazem
4. Pirerazin
Sinarizin
Flunarizin
5. Lainnya, Prenilamin dan Perheksilin

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen farmakologi dan terapeutik fakultas kedokteran universitas indonesia edisi 5.


2007. Farmakologi dan terapi. Jakarta : universitas indonesia
2. Katzung, Betram G. 1997 . Farmakologi Dasar dan Klinik . Jakarta : EGC
3. Kee, Joyce L, Hayes, Evelyn R. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta : EGC

20

Anda mungkin juga menyukai