Anda di halaman 1dari 61

Pelaksanaan Program

dan Pengelolaan
Masalah Gizi Masyarakat
di Puskesmas
Yui Muya
(0910312053)

Preseptor:
Prof. Dr. Nur Indrawati L. PhD

Latar Belakang

Masalah gizi di Indonesia didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein


(KEP), Anemia Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang
Vitamin A (KVA) dan obesitas terutama di kota-kota besar

Prevalensi gizi buruk yang berada diatas rerata nasional (5,4%) ditemukan
pada 21 provinsi dan 216 kabupaten/kota

Puskesmas memiliki program pokok (basic six) yang diantaranya adalah


Program Perbaikan Gizi, bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan
status gizi masyarakat secara efektif dan efisien

Tujuan Umum

Mengetahui pelaksanaan program dan pengelolaan masalah gizi masyarakat di


puskesmas secara umum

Tujuan Khusus

Mengetahui tentang program perbaikan gizi di Puskesmas Andalas

Mengetahui pengelolaan masalah gizi di Puskesmas Andalas

Tinjauan Pustaka

Ilmu Gizi

Gizi Klinik
(clinical nutrition)

Gizi Kesehatan Masyarakat


(community nutrition)

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Pelayanan
Gizi

Program N/D
BGM

Vit A untuk Balita


Tablet Fe untuk Ibu Hamil
Pemberian MP-ASI
Perawatan Balita Gizi Buruk
ASI Eksklusif
Desa/Kelurahan Beryodium
Baik

Program N/D

Balita yang naik berat badannya saat ditimbang di posyandu maupun diluar
posyandu di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Langkah kegiatan:

Pengadaan dan pemeliharaan sarana terdiri dari alat timbang, pengadaan daftar
tilik, formulir rujukan, R1 Gizi;

Perencanaan logistik, pelaksanaan kegiatan dan pengambilan laporan;

Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di posyandu dan di luar posyandu;

Bimbingan teknis.

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Pelayanan
Gizi

Program N/D

BGM

Vit A untuk Balita


Tablet Fe untuk Ibu Hamil
Pemberian MP-ASI
Perawatan Balita Gizi Buruk
ASI Eksklusif
Desa/Kelurahan Beryodium
Baik

Program BGM

Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah
garis merah pada KMS

Pemberian asupan pada bayi BGM

eluarga miskin berupa MP-ASI

Langkah Kegiatan

Pengadaan dan pemeliharaan alat ukur berat badan dan KMS, pengadaan daftar tilik dan
formulir rujukan;

Perencanaan penyiapan logistik;

Pelacakan BGM melalui pemantauan pertumbuhan di posyandu dan di luar posyandu;


yang dilakukan adalah:

Pendataan sasaran

Penyusunan spesifikasi dan pedoman pengelolaan MP-ASI untuk bayi usia 6-11 bulan dan anak
usia 12-23 bulan.

Pelatihan tenaga pelaksanaan program MP-ASI

Sosialisasi program MP-ASI

Distribusi MP-ASI

Pencatatan/pelaporan

Monitoring dan evaluasi

Bimbingan teknis.

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Pelayanan
Gizi

Program N/D
BGM

Vit A untuk Balita

Tablet Fe untuk Ibu Hamil


Pemberian MP-ASI
Perawatan Balita Gizi Buruk
ASI Eksklusif
Desa/Kelurahan Beryodium Baik

Vit A untuk Balita

Balita Mendapat Kapsul Vitamin A 2 kali per tahun

Bayi yang berumur mulai umur 6-11 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi

Langkah kegiatan

Pendataan sasaran balita

Perencanan kebutuhan kapsul vitamin A

Pengadaan dan pendistribusian kapsul vitamin A

Sweeping pemberian kapsul vitamin A

Penggandaan buku pedoman dan juknis

Monitoring dan evaluasi

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Program N/D
BGM
Vit A untuk Balita

Pelayanan
Gizi

Tablet Fe untuk Ibu


Hamil

Pemberian MP-ASI
Perawatan Balita Gizi Buruk
ASI Eksklusif
Desa/Kelurahan Beryodium
Baik

Tablet Fe Untuk Ibu Hamil

Ibu Hamil Mendapat 90 Tab

Ibu yang mengandung mulai trimester I s/d trismester III. Tablet Fe yang
diberikan merupakan tablet tambah darah sebanyak 90 tablet untuk
menanggulangi anemia gizi besi pada ibu hamil.

Langkah Kegiatan

Pendataan Sasaran Ibu Hamil (Baseline data);

Perencanaan kebutuhan tablet Fe (zat besi);

Pengadaan dan pendistrubusian tablet Fe;

Penggandaan Buku Pedoman dan Juknis;

Monitoring dan Evaluasi.

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Pelayanan
Gizi

Program N/D
BGM

Vit A untuk Balita


Tablet Fe untuk Ibu Hamil

Pemberian MP-ASI
Perawatan Balita Gizi Buruk
ASI Eksklusif
Desa/Kelurahan Beryodium
Baik

Pemberian MP-ASI

Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi Bawah Garis Merah dari
Keluarga Miskin.

MP-ASI pada bayi usia 6-11 bulan BGM dari keluarga miskin dengan pemberian
MP-ASI dengan porsi 100 gram per hari selama 90 hari.

Langkah Kegiatan

Pendataan sasaran;

Penyusunan Spesifikasi dan Pedoman Pengelolaan MP-ASI untuk bayi usia 6-11
bln dan anak usia 12-23 bln;

Pelatihan tenaga pelaksanaan program MP-ASI;

Sosialisasi program MP-ASI;

Distribusi MP-ASI;

Pencatatan/Pelaporan;

Monitoring dan Evaluasi

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Pelayanan
Gizi

Program N/D
BGM
Vit A untuk Balita
Tablet Fe untuk Ibu Hamil
Pemberian MP-ASI

Perawatan Balita Gizi


Buruk
ASI Eksklusif
Desa/Kelurahan Beryodium
Baik

Perawatan Balita Gizi Buruk

Pemeriksaan klinis meliputi kesadaran, dehidrasi, hipoglikemi, dan


hipotermi;

Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB;

Pemberian larutan elektrolit dan multi-micronutrient serta memberikan


makanan dalam bentuk, jenis, dan jumlah yang sesuai kebutuhan,
mengikuti fase Stabilisasi, Transisi, dan Rehabilitasi;

Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta;

Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai


mencapai Z-score -1;

Konseling gizi kepada orang tua / pengasuh tentang cara memberi makan
anak.

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Program N/D
BGM

Vit A untuk Balita


Tablet Fe untuk Ibu Hamil
Pemberian MP-ASI
Perawatan Balita Gizi Buruk

Pelayanan
Gizi
ASI Eksklusif

Desa/Kelurahan Beryodium Baik

ASI Eksklusif

Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa
diberikan makanan dan minuman

Kegiatan pengumpulan data :

Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan di satu wilayah kerja/
administrasi.

Menghitung jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan yang hanya diberi ASI saja dari
catatan puskesmas.

Menghitung dengan rumus.

Kegiatan meningkatkan penyelenggaraan program:

Pelatihan PP-ASI bagi tokoh agama, pengajar di institusi pendidikan


keperawatan,
kebidanan, gizi dan tenaga kesehatan.

Penyusunan materi KIE ASI Eksklusif.

Pengadaan materi KIE ASI Eksklusif.

Pendataan sasaran ASI Eksklusif

Penyuluhan ASI Eksklusif.

Sosialisasi KIE ASI Eksklusif

Pembinaan teknis (kunjungan lapangan)

Pelaporan dan evaluasi

Program Pengelolaan Masalah Gizi

Pemantauan
Pertumbuhan
Balita

Pelayanan
Gizi

Program N/D
BGM

Vit A untuk Balita


Tablet Fe untuk Ibu Hamil
Pemberian MP-ASI
Perawatan Balita Gizi Buruk
ASI Eksklusif

Desa/Kelurahan Beryodium
Baik

Desa/Kelurahan Beryodium Baik

Desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan


tidak lebih dari satu sampel garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari
30 ppm pada kurun waktu tertentu

Langkah Kegiatan
Kegiatan mendapatkan data :

Menghitung jumlah seluruh desa di satu wilayah kerja/administrasi.

Menghitung desa yang beryodium.

Menetapkan status desa (beryodium baik atau tidak).

Menghitung jumlah desa yang beryodium baik.

Menghitung dengan rumus.

Kegiatan meningkatkan pelaksanaan program :

Pendataan sasaran desa (Baseline data);

Perencanaan kebutuhan anggaran kegiatan promosi / KIE;

Pengadaan tes kit yodium

Pelatihan dan Kegiatan promosi KIE garam beryodium;

Pengadaan media KIE garam beryodium

PEMBAHASAN
PENIMBANGAN

Kegiatan penimbangan dilakukan 1 bulan 1 kali setiap posyandu pada 10


kelurahan, yang bertujuan untuk mengetahui dan memantau pekembangan
berat badan dengan menggunakan timbangan dacin bagi balita, timbangan
injak (bathscale) untuk ibu hamil dan ibu nifas.

Pencapaian D/S menurut wilayah tahun


2013

Pencapaian D/S menurut wilayah tahun


2013

Sasaran balita di wilayah puskesmas andalas adalah 1478 balita dengan


targetan kunjungan balita ke posyandu yang harus dicapai adalah sebanyak 65
%. Dari grafik dan tabel terlihat setiap kelurahan belum mencapai target.
Kelurahan dengan pencapaian terendah dimiliki oleh kel. Andalas dengan
54,7%

Beberapa penyebab yang mungkin menjadi penjelasan rendahnya angka


partisipasi masyarakat di puskesmas Andalas adalah:

Puskesmas Andalas berada di daerah perkotaan, dimana para penduduknya sangat


disibukkan oleh pekerjaan, sehingga jarang mempunyai waktu untuk membawa
anaknya ke puskesmas maupun posyandu.

Kesadaran yang dirasa masih kurang pada penduduk wilayah puskesmas Andalas

Posyandu yang dinilai kurang menarik bagi penduduk sekitar posyandu

Kader yang dinilai kurang aktif, mungkin disebabkan masalah honor kader
sebagai petugas lapangan yang langsung berinteraksi dengan masyarakat tidak
sebanding dengan beban tugas yang harus diembannya, sehingga banyak
kader yang mulai tidak aktif lagi dalam menjalankan posyandu di daerahnya.

Banyak fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan Puskesmas yang


berada di wilayah kerja Puskesmas Andalas

Pencapaian N/D menurut wilayah tahun


2013

Pencapaian N/D menurut wilayah tahun


2013

Seperti di sampaikan pada tinjauan pustaka di atas, Balita yang naik berat
badannya (N) adalah balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut naik berat
badannya dan mengikuti garis pertumbuhan pada kartu menuju sehata (KMS).
Targetnya 80%.

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2013, program N/D belum
mencapai target yang ditetapkan oleh DKK terutama pada kelurahan Sawahan
dan Kubu Dalam Parak Karakah . Petugas Program Gizi harus lebih giat lagi
meningkatkan pelaksanaan program posyandu dan mereaktivasi serta
memotivasi kembali semua kader posyandu di wilayah kerjanya.

Pencapaian BGM menurut wilayah tahun 2013

Pencapaian N/D menurut wilayah tahun


2013

Meskipun angka balita bawah garis merah yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Andalas sudah tercapai target, namun pihak puskesmas sendiri
sebenarnya menargetkan bahwa tidak ada lagi balita yang berada di bawah
garis merah pertumbuhannya, dengan katan lain BGM/D haruslah 0 (nol).

Penyuluhan Gizi

Dalam gedung

Penyuluhan dalam gedung (POZI) dilakukan setiap hari kerja. Penyuluhan ini
bersifat sederhana terhadap pasien yang dirujuk dari balai pengobatan dan KIA
yang memerlukan diet sederhana.

Luar gedung

Penyuluhan diluar gedung dilakukan diposyandu dan sekolah- sekolah bekerja


sama dengan promkes dan UKS

Pencapaian Vit. A pada ibu nifas


menurut wilayah tahun 2013

Pencapaian Vit. A pada ibu nifas


menurut wilayah tahun 2013

Distribusi Vitamin A

Bayi dan balita

Distribusi vitamin A pada pada bayi dan anak balita dilakukan 2 kali dalam
setahun yaitu bulan Februari dan Agustus dan pemberian kapsul vitamin A di
sekolah PAUD dan TK.

Pada ibu nifas

Distribusi vitamin A pada ibu nifas dilakukan oleh Pembina wilayah dan kader
di masing- masing posyandu, di Puskesmas, Pustu, bidan praktek suasta yang ada
di wilayah kerja puskesmas
Pencapaian distribusi kapsul Vitami A pada Balita dan ibu nifas direkap oleh
petugas gizi dan dilaporkan ke dinak kesehatan kota yang diketahui oleh
pemimpin Puskesmas.

Pencapaian Vitamin A Pada Bayi Dan


Anak Balita Tahun 2013
NO

KELURAHAN

PENCAPAIAN BAYI

PENCAPAIAN
BALITA

Pencapai

Target

Pencapai

Target

an (%)

(%)

an (%)

(%)

Sawahan

100

83

86,5

83

Jati baru

88

83

83,7

83

Jati

112,3

83

86

83

Sawahan timur

68,9

83

85,6

83

Simpang haru

74,3

83

87,2

83

Kubu marapalam

96,1

83

74,3

83

Andalas

94,8

83

79,2

83

Kb. Dalam parker

85,7

83

90,5

83

GT. Prk. Gadang

95,9

83

89,4

83

Gt. Prk. Gadang

96,2

83

91

83

Puskesmas

91,2

85,3

timur
10

Berdasarkan tabel diatas terlihat pendistribusian kapsul Vitamin A pada bayi


di Semester 1 tahun 2013 sudah mencapai target( bayi 91,2%, balita 85,3 %).

Pencapaian Fe untuk ibu nifas

distribusi Fe1 dan Fe3 untuk ibu Hamil

Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Nifas

Berdasarkan tabel pencapaian distribusi tablet Fe pada ibu nifas di tahun


2013 sudah mencapai target, bahkan sudah melebihi target yaitu

Pencapaian FE1 paling rendah : 93,0%( target 93,0%), FE3 : 93,0 %( target
93,0%), ibu nifas 90,0 % (target 90,0%).

Hal ini juga didukung dengan kerjasama lintas program di puskesmas yaitu
antara program KIA tempat dimana ibu nifas sering memeriksakan
kesehatannya dengan program Gizi.

Pojok Gizi

Pojok gizi merupakan kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi perorangan


terhadap pasien yang dirujuk dari balai pengobatan, KIA dan Posyandu.

Pasien yang biasanya berkunjung ke POZI adalah pasien Diabetes Melitus (DM),
Hipertensi, balita bawah garis merah, tuberkulosis, dan lain- lain. Hal ini
menunjukan bahwa masalah gizi saat ini tidak hanya pada masalah gizi utama
(KEP, KVA, Anemia Gizi Besi dan GAKI) saja, melainkan juga masalah penyakit
degeneratif

Kunjungan POZI di puskesmas Andalas

KEP
HIPERTENSI
DIABETES
GIZI LEBIH
DLL
ANEMIA BUMIL

Kunjungan POZI Puskesmas Andalas


tahun 2013
No

Bulan

PENYAKIT
KEP

HIPERTE

DIABETE

ANEMIA

NSI

BUMIL

KEK

GIZI

DLL

JUMLAH

LEBIH

Januari

16

10

39

Februari

19

31

Maret

27

10

46

April

38

30

79

Mei

42

10

12

15

82

Juni

23

24

18

10

75

Juli

18

15

18

17

70

Agustus

12

15

15

78

September

16

38

68

10

Oktober

28

15

10

57

11

Nofember

23

15

20

65

12

Desember

12

14

66

Jumlah

264

151

109

40

12

130

756

Makanan Pendamping Air Susu Ibu


(MP-ASI)

Pemberian makanan tambahan (PMT) khusus untuk anak yang


menderita gizi buruk atau BGM (bawah garis merah) dan ibu hamil
KEK (Kurang Energi Kalori).

PMT ini berupa

susu lactogen klasik untuk bayi (0-6 bulan),

lactogen gold untuk anak umur (1-2 tahun),

dancow untuk anak umur (>3 tahun),

bubur susu SUN untuk umur (6- 12 bulan),

susu batu lactamil untuk ibu hamil KEK dan anemia gizi besi, dan MP.

ASI biscuit untuk anak umur (6- 24 bulan),

pediasure untuk 35 orang anak balita BGM

Sasaran MP-ASI Gakin 2013

: 259 orang

Sasaran yang mendapat MP-ASI

: 259 orang

Pemantauan Balita Gizi Buruk

Pemantauan terhadap kasus gizi buruk dilakukan dua minggu sekali,


sekurang- kurangnya satu kali dalam sebulan.

Pemantauan ini dilakukan ke lapangan oleh pelaksana gizi bersama


dengan Pembina wilayah.

Intervensi yang dilakukan terhadap balita gizi buruk dengan


memberikan PMT(pemeberian makanan tambahan) pemulihan
selama 90 hari berupa biscuit dan susu.

Survei Kadarzi

Kadarzi adalah kegiatan gerakan keluarga sadar gizi yang dilihat dari
5 item tertentu :

Keanekaragaman makanan dalam menu keluarga

Penimbangan berat badan balita dan bumil dan anggota keluarga secara
teratur

Penggunaan garam beryodium

Pemberian ASI eklusif

Sarapan pagi

Penimbangan massal

Penimbangan missal serentak diadakan 1 kali setahun di masingmasing Posyandu dengan sasaran adalah semua balita (0-5 tahun),
untuk menjaring balita BGM yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Sasaran

: 7943 orang

Jumlah BGM

: 306 orang

Dengan status gizi (diambil tahun 2013):

BB/U

Buruk

: 41 orang

Kurang

: 265 orang

Baik

: 5632 orang

TB/U

Sangat pendek

: 19 orang

Pendek

: 61 orang

Normal

: 5922 orang

BB/TB

Kurang sekali

: 10 orang

Kurus

: 72 orang

Normal

: 5869 orang

Dari hasil penimbangan massal tersebut ditemukan balita dengan


status gizi buruk (kurus Sekali) 41 orang, sangat pendek 19 orang,
kurang sekali 10 orang.

Upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi masalah gizi


buruk (balita dengan status gizi Kurus) antara lain dengan pemberian
MP-ASI, Susu Formula & Bubur susu.

Pemantauan Garam Beryodium

Pemantauan garam beryodium di tingkat masyarakat dilakukan


bersamaan denga survey kadarzi di 10 kelurahan.

Pemantauan atau pemeriksaan garam ini dilakukan oleh petugas gizi


ke lapangan bersama dengan

Pembina wilayah dengan jumlah sampel 30 kk. Kelurahan yang


bertujuan untuk mengetahui apakah garam yang dipakai di rumah
tangga mengandung yodium atau tidak.

Masalah yang ditemukan di lapangan masih ditemukan garam yang


masih kurang kandungan yodiumnya, tapi hal itu lebih disebabkan
karena penyimpanan garam yang kurang baik.

Pencatatan Dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan program gizi dilakukan setiap bulan

pencatatan ada yang bersifat

Rutin

: LB3 gizi

Tidak rutin
: pelaporan yang dilakukan di Puskesmas seperti
pelaporan harian, pelaporan vitamin A, penimbangan missal, pemantauan
status gizi, MP- ASI.

Kesimpulan

Pelaksanaan program perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan


Puskesmas Andalas sudah memenuhi standar pelayanan minimal
yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2004.

Berdasarkan data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa


masalah gizi yang ada di puskesmas Andalas meliputi :

Dalam pelasanaan di lapangan D/s, N/D masih ditemukan masalah

Masih ditemukan balita yang berat badan bawah garis merah

Belum maksimalnya pemantauan serta penanganan masalah gizi


buruk

Pendataan dan pencatatan laporan program yang belum optimal

Saran

Lakukan evaluasi pada setiap program yang telah dijalankan, baik itu
program yang sudah mencapai target ataupun yang belum.

Lakukan rapat koordinasi lintas program minimal 1x sebulan dan


lintas sektor minimal 1x 3 bulan, karena salah satu yang
menyebabkan timbulnya masalah gizi adalah kurangnya koordinasi
lintas program dan lintas sektoral, khususnya pejabat setempat
(lurah,ketua RT, ketua RW)

Menggiatkan kader agar lebih bersemangat untuk melaksanakan


posyandu tiap bulannya, bisa dengan memberi reward and
punishment.

Melengkapi sarana dan prasarana posyandu melalui DKK agar


masyarakat termotivasi untuk datang ke posyandu.

Memperdayakan bidan poskeskel, pembina wilayah, dan kader


masing-masing posyandu dalam memantau/menangani masalah
balita BGM dan pembenahan dalam sistem pencatatan dan pelaporan
agar diperolehnya data yang akurat

Anda mungkin juga menyukai